Satria secepat kilat menapaki dinding dan naik ke atasnya dengan lincah. Beberapa demi human dengan job class ranger mulai waspada karena mereka menyadari ada pergerakan yang tak wajar di sekitarnya. Tapi Satria tidak membuang waktu, dia menghentakan kedua kakinya sampai tubuhnya terlontar ke atas dengan tinggi hingga melewati atas benteng.
‘Clep’‘Bruk’Satria dengan akurat melemparkan jarum-jarum pelumpuh itu kepada para prajurit yang menjaga benteng, terutama yang memiliki job class ranger. Satu persatu prajurit tersebut langsung tumbang berjatuhan ke lantai benteng. Satria sendiri segera menapak di atas benteng dan kembali melompat ke bawah.‘Tap’Satria menapak di tanah, tapi sekejap mata tubuhnya kembali lenyap dan melesat cepat mencari tempat yang cocok untuk dia menancapkan item gate of teleportation. Di balik kerumunan warga yang berlalu lalang Satria terus mengendap-endap dSuasana mendadak hening sejenak saat Satria mulai beradu pandangan dengan salah satu The Three Knight. Melihat hal itu tampak perdana mentri Kerajaan Grimer mulai khawatir, dia buru-buru mengajak rombongan Raja Foxi untuk segera masuk ke dalam istana. Foxi dan yang lainnya segera masuk mengikuti perdana mentri demi human, sementara itu Satria berjalan paling akhir di belakang rombongan.“Sebaiknya di depan raja nanti tuan harus bisa menjaga omongan tuan,” tukas pengawal pribadi raja yang tetap berdiri di ambang pintu masuk istana.“Tentu saya akan menjaganya, tapi sebaiknya tuan juga bilang kepada raja. Tolong jaga sikapnya di depan Raja Foxi,” balas Satria tepat saat dia melewati pengawal tersebut.“Cih. Dia benar-benar membuatku kesal,” gerutu pengawal pribadi raja sembari menatap punggung Satria yang sudah masuk ke dalam istana.Raja Foxi dan rombongan terus berjalan menyusuri setiap sudut ist
Noir mengangguk lalu mulai membawa sebelas kursi keluar dari portal teleportasi. Semua demi human yang ada di sana tidak ada yang sanggup membalas perkataan Satria. Sebab apa yang mereka katakan pasti akan dibalikan dengan sindiran tajam. Noir segera mengganti sepuluh kursi yang disediakan Raja Grimer, sebenarnya di sana banyak kursi kosong jelek lainnya mungkin disiapkan jika rombongan Foxi lebih banyak. Tapi Noir hanya mengganti sepuluh saja.Sementara itu Satria sendiri membawa kursi tahta sementara dari Kota Lunar. Satria perlahan berjalan menuju ke samping kursi tahta tempat Raja Grimer tadi duduk. Tanpa ragu lagi Satria menghantamkan kakinya menghancurkan kursi jelek yang disiapkan untuk Foxi.‘Brakh’Kursi jelek itu langsung hancur berkeping-keping hanya dengan satu tendangan saja, puing-puingnya langsung berserakan ke bawah kursi Raja Grimer. Satria buru-buru meletakan kursi yang dia bawa di samping kursi tahta Raja Grimer.
‘Krak’Terdengar suara lantai yang retak dan pecah di beberapa titik saking kuatnya getaran yang terasa. Kaca-kaca yang ada di sana juga beberapa ada yang mulai retak, suara denting lampu yang terus bergerak seakan terbuntang banting juga terdengar jelas. Semua petinggi Kerajaan Grimer langsung pucat seketika.“Sebaiknya kalian jangan sok menyanggah kebenaran yang terjadi, itupun jika kalian masih ingin melanjutkan perjanjian damai ini. Tah, mungkin ceritanya akan berbeda jika kalian memang berniat untuk terus menjebak kami. Sekali lagi kalian melakukan hal yang sama maka akan kami anggap kalian menolak perjanjian damai ini!” tegas Satria yang masih tetap duduk. Seiring dengan perkataan Satria tersebut getaran tanah dan riuh angin langsung berhenti sebab Satria tidak menyelesaikan skillnya.“Cih,” gerutu Raja Grimer yang tampak sangat kesal.“Itu juga karena perbuatanmu sendiri, jika bukan
“Tapi itu jika pasukan terkuat musuh kalah. Bagaimana jika malah kau yang kalah?” tukas Noir yang benar-benar khawatir dengan rencana Satria.“Mereka akan tetap kalah sebab aku sudah menjelaskan rencana cadangannya kepada Alexa. Nanti dia juga pasti akan meminta bantuanmu jika waktunya tiba,” jawab Satria tanpa ragu.Noir hanya menghela nafas dalam. Dia benar-benar bingung dengan sikap Satria, sekilas dari kata-katanya dia seakan bukanlah orang yang mau mengorbankan nyawanya demi orang lain. Tapi tindakannya jauh berbeda dengan kata-katanya, seakan-akan setiap perkataannya hanya dia buat untuk menyanggah maksud baiknya.Tak lama kemudian semua berkas yang sudah ditanda tangani dibawa lagi oleh Toru. beberapa berkas surat perjanjian diserahkan kepada Raja Grimer sebagai bukti mereka sudah menandatanganinya, Satria juga meminta surat perjanjian itu dipajang di tempat informasi setiap kota di Kerajaan Grimer. Beberapa berka
“Saya setuju. Dia memang harus diberikan pelajaran bagaimanapun caranya,” timpal satu pengawal pribadi lainnya.“Tentu saja aku akan melakukannya! Tidak akan aku biarkan orang yang telah berani duduk di kursiku hidup berkeliaran begitu saja! Aku akan mengirimkan kematian kepadanya! Tentunya sambil menjalankan rencana kita mengurangi kekuatan musuh,” jawab Raja Grimer sambil menyeringai dan mengepalkan tinjunya.“Jika kekuatan musuh sudah berkurang maka kita akan menyerang lagi kelima kota itu dan menyiksa para penduduknya dengan lebih kejam! Karena itu cepat panggil Seven Deadly Beast untuk menghadap di ruangan pribadiku!” sambung Raja Grimer memberikan perintah kepada salah satu pengawal pribadinya.“Baik paduka!” jawab seorang pengawal yang langsung pergi berpisah dari Raja Grimer dan satu temannya.“Paduka memang hebat. Aku yakin musuh akan ketakutan menyaksikan kekuatan kita
Satria memacu kudanya terus menuju ke arah timur, namun dia tetap waspada dengan keadaan di sekitarnya dan menggunakan job class ranger. Beberapa botol MP potion dan healing potion terlihat sudah terselip rapi di ikat pinggangnya. Busur panah hitam yang merupakan dreamer’s weapon andalannya sudah terpasang rapi di punggungnya.Tangan kanannya terlihat sudah bergetar walaupun sedang memegang tali kekang kuda. Tampaknya dia sudah tidak sabar lagi dengan pertarungan yang akan datang. Perlahan telinganya yang tajam mendengar suara riuh samar-samar di belakangnya. Semakin lama suara riuh di belakangnya terdengar semakin jelas, suaranya seperti beberapa ekor burung raksasa yang bergerak begitu cepat.“Datang juga ya,” batin Satria sambil menoleh ke belakang.“Wyvern?” ujar Satria saat melihat tujuh ekor naga yang disebut jenis wyvern. Padahal tadinya dia pikir mereka menggunakan sejenis burung raksasa.Terli
“Mungkin dia memiliki sebuah trik yang cukup menarik,” ucap demi human badak.“Kalau begitu biarkan aku yang mencobanya terlebih dahulu,” tukas demi human kalajengking sambil memainkan tombaknya.“Sebaiknya kau selesaikan dengan cepat,” kata demi human macan.“Gampang,” jawab demi human kalajengking seraya berdiri dari wyvern yang ditungganginya lalu tanpa ragu dia melompat dari atas punggung wyvern, padahal jarak tempatnya berada dengan tanah sangatlah jauh.“Cih, kelihatannya mereka berani juga meremehkan diriku,” gerutu Satria seraya memegang busur panahnya di tangan kanan.“Lancer,” ucap Satria mengganti job classnya agar sesuai dengan lawan yang turun.“Senjatanya berubah bentuk menjadi tombak,” kata demi human singa.“Aku belum pernah mendengar ada senjata seperti itu di dunia ini,” tutur demi
Demi human kalajengking itu segera melompat ke udara dan menusukan tombaknya mengincar tubuh Satria yang masih tetap berdiri tanpa rasa takut. Suara dentingan senjata terdengar begitu keras saat Satria dengan sigap menahan tusukan tombak musuhnya dengan tombak yang dia pegang. Percikan api terlihat berhamburan saking kerasnya efek benturan dua tombak mereka.Debu-debu di atas permukaan yang ada tepat di bawah benturan terjadi tampak langsung berhamburan, terhempas gelombang udara yang timbul dari efek benturan. Satria dengan cepat segera menarik tombaknya dan mengayunkannya secara memutar dari bawah mengincar leher musuhnya, tapi lancer yang dia lawan juga cukup gesit karena bisa mengelak dengan memiringkan tubuhnya ke samping.Demi human lancer membalas dengan menusukan tombaknya secara beruntun mengincar tubuh Satria. Tapi tanpa kesusahan Satria bisa meliuk-liukan tubuhnya menghindari tusukan tombak lawan. Demi human tersebut tampak terkejut sebab dia tid
Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya
Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld
“Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben
Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh
Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su
“Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan
Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend
Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert
“Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai