Beranda / Fantasi / Sang Dewa Game - SVSS1 / Bab 118: Sampai di Kota Vix (part 2)

Share

Bab 118: Sampai di Kota Vix (part 2)

Penulis: Jajaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tidak heran memang jika Kerajaan Grimer juga memilih Kota Vix sebagai targetnya, sebab Kerajaan Grimer tidak memiliki lautan sedikitpun. Di sebelah selatan Kerajaan Grimer terdapat Kerajaan Dragos yang juga termasuk salah satu kerajaan besar di game MW RPG, kerajaan itu dihuni oleh para dragonoid dan naga murni.

Bisa dibilang Dragos memang tempat para naga berada, Kota Vix selain berbatasan dengan Kerajaan Grimer juga berbatasan dengan wilayah Kerajaan Dragos tersebut di sebelah baratnya. Di utara Kerajaan Grimer terdapat salah satu kerajaan besar lainnya. Yakni, Kerajaan Alf yang merupakan kerajaan bangsa Elf.

Satria beserta para petualang yang datang dari arah utara segera bergerak melewati desa-desa kecil di sekitar Kota Vix. Mereka berniat langsung melakukan serangan terhadap pasukan musuh yang masih menduduki Kota Vix. Pagi tadi Satria juga sudah memberikan arahan kepada Toru untuk memberi kabar pada Tinuviel yang merupakan orang kepercayaan mereka di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 119: Assassin Level 67, Loepard Lustly

    Mereka berlarian datang ke balai kota karena ingin melaporkannya kepada Loepard, tak lama kemudian datang lagi beberapa prajurit yang mengatakan kalau semua bendera Kerajaan Grimer sudah dibakar oleh musuh dari kejauhan.‘Brakh’Mendengar keributan diluar, mendadak saja pintu balai kota tiba-tiba terdengar dibuka dengan keras setengah dibanting. Seorang demi human mengerikan dengan kepala singa terlihat berdiri di ambang pintu sambil menatap para demi human yang sedang gaduh diluar gadung balai kota. Melihat hal itu semua prajurit mendadak terdiam, tidak ada lagi yang berani berbicara sedikitpun.“Ada apa ini!?” tanya demi human singa tersebut dengan kencang setengah membentak. Dia adalah salah satu komandan pasukan yang berada di bawah Loepard Lustly.“Lapor komandan. Ada pasukan musuh dalam jumlah besar yang bergerak menuju ke Kota Vix. Mereka saat ini sudah membakar semua bendera kerajaan kita,&rdqu

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 120: Pertarungan di Kota Vix Dimulai

    “Bersiaplah! Ingatlah lawan kita kali ini adalah orang-orang yang lebih kuat dibandingkan yang ada di Kota Pazz,” kata Satria dengan lantang.Satria, Noir dan para petualang terus waspada dengan pandangan tetap tertuju ke arah benteng Kota Vix. Dari kejauhan terlihat para prajurit yang menjaga benteng mulai berbaris di atas, dengan cepat mereka melesatkan anak panahnya menuju ke arah Satria dan para petualang. Namun setelah melepaskan anak panah tersebut, beberapa diantara mereka langsung ambruk ke tanah dan tewas seketika.Para petualang dengan job class archer dan ranger tidak tinggal diam. Mereka segera menahan puluhan anak panah yang datang itu dengan panah lagi. Panah-panah itu tampak berbenturan di udara hingga tidak ada satupun yang berhasil mengenai Satria dan para pasukan lainnya.“Kelihatannya sesuai dengan rencana, efeknya memang bekerja,” tukas Satria sambil melirik ke arah Noir.“Ya. Tapi

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 121: Siasat Cerdik Satria (part 1)

    “Biarkan aku yang menghadapinya! Kalian segera serang saja pasukan yang ada di depan!” teriak Loepard. Tubuhnya mendadak lenyap dari pandangan semua demi human di dekatnya.‘Trang’Suara dentingan demi dentingan senjata terdengar nyaring saat pisau milik Satria beradu dengan pisau yang dipegang oleh Loepard. Pergerakan mereka sama sekali tidak ada yang bisa melihatnya karena mereka memang assassin level tinggi. Mereka terus beradu serangan di sela-sela barisan pasukan Kerajaan Grimer. Tidak ada yang menyadari keberadaan mereka berdua sedikitpun, yang bisa mereka lihat hanyalah sisa dari percikan api yang dihasilkan dari benturan pisau yang mereka pakai.“Serang!” seru ketujuh komandan pasukan demi human sambil menghunuskan senjata mereka.“Hoo!” teriak para prajurit Kerajaan Grimer sembari berlari menuju ke arah para petualang berada, semua senjata yang mereka pegang segera dihunuskan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 122: Siasat Cerdik Satria (part 2)

    “Kelihatannya lawan juga benar-benar cerdik, dia sengaja menempatkan wanita itu di depan agar mudah dilihat kami dan langsung menjadikannya sasaran utama. Dengan begitu kemungkinan orang-orang dari pihak kami yang akan menjadi korban pasti semakin besar. Jujur saja orang yang mampu berpikir sampai sejauh itu sangatlah mengerikan,” batin demi human singa yang mulai mengalihkan perhatiannya kepada undead king wateria yang mulai mengamuk.Ketiga komandan pasukan lainnya segera memahami perintah rekannya dan mulai menyebar untuk memerintahkan pasukannya menjauhi Noir. Kini tidak ada lagi prajurit musuh yang berani mendekati Noir, tapi bukan Satria namanya jika tidak punya rencana cadangan. Dia sudah menyiapkan rencana lain andaikan rencana membuat musuh bunuh diri itu gagal. Kini Noir fokus untuk menyelamatkan para petualang yang berada dalam bahaya secara leluasa sebab tidak akan ada yang berani menyentuhnya.Setiap ada petualang yang berada dalam

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 123: Benturan Skill Assasin Level 60

    “Electra loctunis!” teriak Loepard sembari mencengkram erat dua pisau di tangannya.Suara riuh angin mulai terdengar bergemuruh bertiup dari tempat Loepard berdiri, kerikil di sekitar tubuhnya tampak berhamburan ke udara karena terhempas tiupan angin. Tubuh Loepard mulai diselimuti oleh petir yang menyambar-nyambar, begitu juga dengan kedua pisaunya yang sudah memancarkan cahaya gradasi berwarna biru terang. Tanah di sekitar tempat Loepard berdiri mulai bergetar seiring dengan persiapan skill assassin level 60 yang akan digunakannya hampir selesai.“Aira Xandria!” kata Satria yang juga segera menyiapkan skill assassin level 60 yang berbeda.Tanah di sekitar Satria juga terasa mulai bergetar, gemuruh angin yang menderu juga bertiup dari arah Satria berdiri. Kerikil serta debu-debu dan dedaunan kering mulai beterbangan terhempas oleh angin yang riuh. Cahaya gradasi berwarna hijau mulai terlihat dari kedua pisau hitam yang

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 124: Dua Komandan Grimer Terakhir (part 1)

    Suara riuh angin mulai mengiringi pisau yang Satria lemparkan ke arah yang kosong. Sementara itu Loepard yang mencoba kabur berusaha bergerak ke sana kemari untuk mengecoh penglihatan Satria.‘Bres’‘Brak’“Aaarrrrrgghhh!” jerit Loepard yang langsung ambruk ke tanah dan menggelepar meregang nyawa.Pisau yang dilemparkan oleh Satria dengan tepat menusuk jantung Loepard dari arah belakang. Armor yang melindungi tubuh Loepard hancur seketika seakan tidak mampu meredam penetrasi pisau yang Satria lemparkan. Tubuh Loepard kemudian bersimbah darah dan berhenti menggelepar setelah tewas tak berdaya. Lemparan pisau yang Satria lakukan seakan terlihat sembarangan, tapi dia sudah memperhitungkan pergerakan Loepard dengan matang dan tahu kalau dia pada akhirnya akan berada tepat di arah pisaunya dilempar.“Menyedihkan sekali. Padahal tadinya aku berharap banyak, tapi dia bagaikan orang bo

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 125: Dua Komandan Grimer Terakhir (part 2)

    “Hentikan saja! Kita tidak boleh menambah lagi korban jiwa di pasukan kita! Saat ini tidak ada kesempatan bagi kita untuk menang!” teriak demi human singa dengan lantang. Apa yang dikatakan olehnya memang masuk akal, kini pasukan mereka sudah banyak yang tewas. Terlebih keberadaan Satria dan Noir membuat mereka tidak mungkin bisa memenangkan pertarungan.“Dasar pengecut! Kita hanya akan kalah jika kita sudah menyerah! Perintahkan pasukan untuk cepat berdiri lagi! Jangan biarkan mereka menjadi mahluk cengeng seperti manusia yang kita hadapi!” bentak demi human kelinci yang tidak terima mendengar usulan rekannya.“Ho.. jadi diantara mereka ada juga yang masih bisa berpikir jernih ya,” batin Satria.“Berhentilah mengorbankan pasukan seenaknya! Lihatlah prajurit kita yang terluka! Lihatlah jumlah pasukan mereka yang masih banyak! Jika kita menyerah tidak akan ada kerugian yang kita terima lagi!” banta

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 126: Elf Kepercayaan Kerajaan Lunar (part 1)

    “Terima kasih atas bantuannya, nona Tinuviel,” balas Satria.“Kami yang seharusnya berterima kasih tuan. Tanpa anda Kota Vix ini pasti tidak akan terselamatkan,” ucap Tinuviel seraya tersenyum.“Ini juga berkat para petualang dari empat kota lainnya yang mau menemaniku. Tanpa mereka aku tidak mungkin bisa meraih kemenangan ini,” tutur Satria.Setelah berbincang sebentar Satria kemudian meminta para petualang untuk menangkap prajurit Grimer yang tersisa dan memasukannya ke dalam penjara yang ada di Kota Vix. Sementara itu Tinuviel dan rekan-rekannya diminta untuk mengumpulkan warga Kota Vix agar segera berkumpul di balai kota untuk menerima penjelasan keadaan yang sebenarnya terjadi.Tanpa membuang waktu lagi para petualang segera melaksanakan perintah Satria, mereka menyebar ke beberapa tempat di Kota Vix ditemani oleh para petualang yang tinggal di sana. Tinuviel sendiri bergegas bersama rekanny

Bab terbaru

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Penutup Season 1

    Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 243: Dihadang Guild Golden Wing

    Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 242: Skill Ultimate Satria (part 3)

    “Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 241: Skill Ultimate Satria (part 2)

    Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 240: Skill Ultimate Satria (part 1)

    Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 239: Melawan Glace de Rouge (part 2)

    “Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 238: Melawan Glace de Rouge (part 1)

    Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 237: Assassin Level 70 vs Assassin Level 100

    Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 236: Glace de Rouge

    “Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai

DMCA.com Protection Status