Share

Bab 89

Penulis: Queen Tere
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-30 08:16:56

Malam semakin larut. Jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam. Davin mengirim pesan kepada Veti yang kebetulan sedang aktif.

Davin: Pakai lingerie sekarang, aku akan ke kamarmu beberapa menit lagi.

Davin menatap wajah Felliska yang tampak tenang saat tidur di selingi dengkuran halus. Ia beberapa kali menyentuh kulit Felliska untuk memastikan bahwa istrinya sudah terlelap atau belum. Davin menyunggingkan senyumnya saat melihat Felliska yang tak bereaksi.

Davin berjalan menuju laci lalu mengambil sepuluh lembar uang berwarna merah yang ia lipat dan masukkan ke dalam saku. Davin pun keluar dari kamar dengan gerakan sepelan mungkin agar tak menimbulkan suara. Setelah itu, ia berjalan mengendap-endap menuju kamar Veti.

Davin langsung membuka pintu kamar Veti dan mendapati Veti sedang berkaca di depan cermin dengan gaun tidur pendeknya yang lumayan terbuka. Davin pun menutup pintu kamar dan menguncinya.

"Aku 'kan sudah memintamu memakai lingerie," ucap Davin kesal.

"Seharusnya aku yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Desainer   Bab 90

    Karina dan Elard duduk di bebatuan pinggir pantai. Pakaian mereka seakan menari-nari atas dorongan angin. Rambut panjang nan lebat milik Karina juga tampak melambai-lambai.Elard mengarahkan kamera yang terkalung di lehernya ke arah Karina. Karina tertawa riang ketiga melihat para kawanan lumba-lumba melompat di air. Tepat saat itu juga, Elard langsung membidik kameranya.Elard terus membidik Karina hingga Karina tersadar dan menatap ke arahnya. Karina memejamkan matanya dan berpose menopang dagu yang langsung difoto oleh Elard. "Cantik," puji Elard.Karina mengibaskan rambutnya dengan sombong. "Iyalah."Elard hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Karina."Senang?" tanya Elard."Banget, kamu memang ahli untuk mengecewakanku lalu beberapa saat kemudian membhagiakanku," ceplos Karina."Hah? Bisa diulangi?"Karina menggeleng, ia salah tingkah karena keceplosan. "Gak apa-apa, gak usah dibahas.""Lihat, Elard, sunrisenya muncul!" seru Karina."Mana? Oh, iya." Elard langsung mengarahk

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Sang Desainer   Bab 91

    Setelah memastikan Felliska tertidur setelah ia pijat, Veti pun mematikan televisi dan keluar dari kamar utama yang ditempati Felliska dan Davin. Tiba-tiba ponselnya berdering, tertera nama "ibu" di layar ponsel Veti. Veti pun berjalan ke kamarnya dan mengangkatnya."Iya, halo, Ibu?""Halo, Vet. Kamu punya uang? Ibu harus membayar arisan tapi uangnya udah habis.""Lho, bukannya seminggu yang lalu aku udah kirim dua juta? Kenapa ibu boros banget?""Dua juta mana cukup, Vet. Ibu juga harus biayain sekolah adikmu, belanja makanan dan pakaian, bayar listrik, dan lain-lain. Kamu pikir semua itu murah?"Veti menarik nafas panjang. "Tapi Veti belum ada uang jadi gak bisa kirim," ujar Veti pelan."Ya kamu mintalah sama majikanmu itu. Kamu 'kan sudah jadi wanita simpanannya. Keperawananmu itu mahal, harusnya kamu meminta sesuatu yang berharga kepada majikanmu itu. Jangan bilang kamu mencintainya? Ingat rencana awal kita, kamu hanya akan membuatmu jatuh dalam pesonamu lalu kamu kuras hartanya!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Sang Desainer   Bab 92

    Karina melihat pria sinting itu yang sedang dipapah beberapa orang turun dari kapal lalu dimasukkan ke dalam mobil. "Dia sudah mendapatkan karmanya, semoga setelah ini ia dapat menggunakan tangannya dengan baik dan benar," ujar Elard."Kenapa sumpahmu menjadi nyata? Kalau begitu aku ingin disumpahi kaya olehmu," lontar Karina.Elard tertawa. "Kamu ada-ada aja." Elard mengacak-acak rambut Karina.Karina yang diperlakukan seperti itu merasa seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya. Ia memeluk lengan Elard lalu bersama-sama turun dari kapal."Ayo kita pulang, Elard! Aku lelah," keluh Karina."Kita istirahat sebentar di restoran, ya? Sekalian isi perut karena aku tahu kamu pasti lapar," sahut Elard lembut.Karina mengangguk lalu mereka bergandengan menuju sebuah restoran di dekat pantai. Tiba-tiba, Elard mengeluarkan sebuah outer dari tas selempangnya. "Aku sengaja membawa ini untukmu," ucap Elard sambil menyerahkan outer tersebut kepada Karina.Karina menerimanya sambil terkek

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Sang Desainer   Bab 93

    Pagi-pagi buta Elard sudah duduk manis di ruang makan rumah Karina. Ia menikmati pisang goreng buatan Kasih sambil mengobrol ringan. Ia bahkan sudah datang sebelum Karina bangun.Kasih melirik jam dinding. "Udah jam setengah enam tapi Karina belum kunjung bangun. Elard, coba kamu bangunkan Karina di kamarnya!""Siap, Bu." Elard langsung melaksanakan perintah Kasih tanpa pikir panjang. Ini adalah pertama kalinya ia akan memasuki kamar Karina.Saat sampai di depan pintu kamar yang bertuliskan "Faradina", Elard pun membuka pintu tersebut yang tidak dikunci. Kesan pertama yang Elard dapat saat melihat kamar Karina adalah kamar itu sungguh aesthetic tapi sedikit berantakan.Dinding berwarna sage green dengan penataan barang dan furniture yang rapi. Ada belakang dipan kasur ada dinding yang menutupi sepertiga panjang kamar dengan satu perempat celah yang cukup di masuki satu orang. Saat Elard menengok ke celah tersebut dapat ia lihat bahwa ruangan itu menjadi tempat kerja Karina.Sebenarnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Sang Desainer   Bab 94

    Matahari terus bergulir naik. Para mahasiswa berbondong-bondong keluar dari kelas saat waktu pelajaran sudah habis, tak terkecuali Karina. Ia bergegas menuruni tnagga menuju parkiran.Saat menuruni tangga yang terletak di halaman kampus, Karina melihat Elard melambaikan tangan ke arahnya. Karina pun refleks membalas lambaian tangan pula. Elard melirik Karina sekilas lalu menatap seseorang di belakang Karina."Ellyn, habis ini kita ke mall, ya?" ucap Elard."Siap, aku bakal bantu kamu mendapatkannya," sahut Ellyn.Karina merasa hatinya terkikir. Ia mengira Elard melambaikan tangan kepadanya, tapi rupanya Elard melambaikan tangan kepada Ellyn. Padahal tanpa Karina sadari, Elard melambaikan tangan kepada keduanya.Tatapan Elard beralih kepada Karina. "Aku antar kamu kerja, ya? Ellyn ikut karena nanti kami mau ke mall. Karena Ellyn gak biasa duduk di jok belakang, dia duduk di sampingku dan kamu duduk di belakang, ya?"Karina mengeluarkan tatapan dinginnya. "Kalian pergi aja berdua. Aku b

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Sang Desainer   Bab 95

    "Fel, kamu kenapa?" Agatha bertanya khawatir seraya mengguncang bahu Felliska.Bertepatan dengan itu, Aurel datang ke taman menghampiri mereka dengan kursi rodanya yang didorong oleh Rara. "Katanya ibunya Karina kecelakaan karena ditabrak mobil saat mau menyebrang di depan supermarket yang bersebelahan dengan mall xxx," ujar Aurel.Tubuh Fellkska semakin membeku. Ingatannya tentang kejadian tadi kembali terputar di otaknya. Felliska meremas tangannya sendiri saat ingatan itu terus berputar."Bukan, aku aku gak salah!" Felliska tiba-tiba berteriak yang mengejutkan semua orang.Agatha segera menyerahkan Tania kepada Aurel. Agatha mengusap bahu Felliska dan memaksanya untuk menatapnya. "Kamu kenapa, Fel?*"Gak apa-apa, aku cuma gak enak badan aja," kilah Felliska."Ya sudah, kamu istirahat aja dulu di kamarmu dan Davin yang dulu. Kamar itu tetap milik kalian sampai kapanpun. Suruh aja Veti mijat kamu biat kamu rileks," ujar Agatha.Felliska mengangguk pelan. Ia beranjak pergi meninggalka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Sang Desainer   Bab 96

    "Permisi," ucap Elard ketika memasuki ruang IGD.Terlihat Karina yang hampir duduk di kursi di samping brankar. Matanya hampir terpejam namun seketika ia membuka matanya lebar-lebar saat melihat Elard datang. Entah kenapa Karina merasa kecewa dan tak suka ketika melihat Elard datang bersama Ellyn. Namun Karina segers menepis pikiran itu, punya hak apa dia untuk tidak suka saat Elard bersama Ellyn?Karina pun berdiri dan melempar senyum kepada mereka. Elard mengkode Ellyn lalu Ellyn menyerahkan paper bag di tangannya kepada Karina. "Buat kamu, Elard yang susah-susah buat untuk kamu."Karina menerimanya. "Terima kasih banyak, seharusnya kalian tidak usah repot-repot.""Kami sama sekali tidak merasa direpotkan. Aku turut prihatin atas apa yang sudah Ibu alami. Semoga beliau cepat sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasanya," tutur Elard."Terima kasih untuk doanya. Dan terima kasih juga untuk kalian yang mau menyempatkan diri datang ke sini," sahut Karina."Kami akan sering-sering kes

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Sang Desainer   Bab 97

    "Bagaimana hasilnya, dokter?" Karina bertanya penuh harap saat melihat seorang dokter keluar dari ruangan Kasih.Dokter itu menghela nafas panjang dengan tatapan bersalah. "Maaf, Ibu Kasih dinyatakan meninggal dunia lima menit yang lalu."Semua yang mendengar itu syok. Bahkan Karina sampai luruh ke lantai dengan jantung yang berdegup kencang. Ia menggelengkan kepalanya, berusaha menepis ucapan sang dokter."Anda pasti bohong! Ibu saya itu wanita kuat. Aku sangat yakin beliau bisa bertahan. Anda jangan mengarang cerita," hardik Karina seraya bangkit dan menatal dokter itu nyalang.Dokter tersebut malah memberi tatapan iba kepada Karina. Tentu ia tahu bagaimana rasanya mendengar orang yang kita sayangin meninggal dunia. Ia sudah bertahun-tahun bekerja menjadi seorang dokter, kejadian seperti ini bukan pertama kalinya baginya."Maaf, kami sudah mengeragkan seluruh kemampuan kami. Ini sudah menjadi takdir Yang Maha Kuasa. Saya tahu ini tidak mudah diterima, tapi seperti inilah kenyataanny

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01

Bab terbaru

  • Sang Desainer   Bab 120

    "Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k

  • Sang Desainer   Bab 119

    Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel

  • Sang Desainer   Bab 118

    Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem

  • Sang Desainer   Bab 117

    Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn

  • Sang Desainer   Bab 116

    Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC

  • Sang Desainer   Bab 115

    Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d

  • Sang Desainer   Bab 114

    "Emh, Aurel…." Rey memanggil nama mantan kekasihnya di sela-sela desahannya.Sontak Karen yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. "Kok Aurel, sih? Segitu pentingnya Aurel bagimu segelah apa yang sudah terjadi?""Jangan protes dan lanjutkan bagianmu," sahut Rey dingin."Kamu gila? Kamu sedang bersamaku dan malah menyebut nama perempuan lain. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?""Sudahlah, kamu diam saja. Dasar kebanyakan protes!" sentak Rey.Karen memandang Rey dengan tatapan tidak percaya. "Oh, jadi ini sifat aslimu? Kasar dan suka bermain wanita? Kamu bangga dengan video syur mu dengan Aurel? Kamu sangat menikmatinya tanpa harus menanggung akibatnya dan malah menghancurkan hidup Aurel, bukan begitu?" Karen setengah berbisik di kalimat terakhirnya.Rey mengacak rambutnya kasar. "Ya, dan harusnya kamu sadar posisimu. Jika kamu masih ingin aku lirik, jangan banyak protes dan turuti kemauanku!"Karen geleng-geleng kepala. "Aku tidak akan menuruti kemauanmi lagi mulai detk ini d

  • Sang Desainer   Bab 113

    Karina baru saja selesai berkonsultasi dengan Aland tentang skripsinya. Mereka dan Elard lalu memasuki mobil untuk pulang ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Baru saja Elard akan melajukan mobilnya, Ellyn menghampiri mobilnya dengan tergopoh-gopoh.Ia menepuk-nepuk jendela mobil Elard. "Kurang ajar kamu, Elard! Bisa-bisanya ninggalin aku. Ingin sekali ku cakar wajahmu itu," ceplos Ellyn.Elard tertawa lalu membuka kunci mobilnya sehingga Ellyn bisa membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Posisi mereka Karina dan Elard di depan sedangkan Aland dan Ellyn di belakang. Elard pun melajukan mobilnya dengan tawa yang masih terdengar."Habisnya seru ngerjain orang yang lagi sok sibuk ngerjain tugas," balas Elard."Elard, jaga bicaramu," tegur Aland.Ellyn menjulurkan lidahnya yang bisa Elard lihat di pantulan kaca spion. Elard balas menjulurkan lidah yang membuat Ellyn mengacungkan jari tengahnya.Semua interaksi mereka di lihat dan di dengar oleh Karina."Aku mengakuinya sekarang karena

  • Sang Desainer   Bab 112

    Keesokan paginya, seperti biasa Karina akan bersiap-siap ke kampus. Ia memakai hoodie pemberian Langit dan celana jeans panjang. Rambutnya ia kucir kuda yang membuat penampilannya terlihat tomboy.Ia segera menyambar tasnya dan memasuki ruang makan. Ia mencomot dua potong roti lalu melahapnya dengan cepat."Pelan-pelan, Karina," tegur Suri.Karina hanya tersenyum lalu meneguk susu hangat sampai tandas. "Aku pergi dulu, ya, Bi. Semalam aku kecapekan jadi langsung tidur sampai lupa ngelanjutin skripsiku. Ini aku bernsgkat pagi-pagi buat nerusin skripsiku," ujarnya.Suri hanya geleng-geleng kepala. "Hati-hati di jalan.""Siap, Bi. Bye." Karina keluar rumah dengan riang. Namun seketika raut cerianya lenyap saat mendapati kehadiran Elard yang berdiri di teras sambil tersenyum kepadanya."Ngapain kamu disini?" tanya Karina sedikit ketus."Jemput kamu.""Gak perlu, aku bisa pergi sendiri." Karina lalu menaiki motornya dan seketika ia terbelalak kaget ketika menyadari ban motornya kempes."Ma

DMCA.com Protection Status