"Bagaimana hasilnya, dokter?" Karina bertanya penuh harap saat melihat seorang dokter keluar dari ruangan Kasih.Dokter itu menghela nafas panjang dengan tatapan bersalah. "Maaf, Ibu Kasih dinyatakan meninggal dunia lima menit yang lalu."Semua yang mendengar itu syok. Bahkan Karina sampai luruh ke lantai dengan jantung yang berdegup kencang. Ia menggelengkan kepalanya, berusaha menepis ucapan sang dokter."Anda pasti bohong! Ibu saya itu wanita kuat. Aku sangat yakin beliau bisa bertahan. Anda jangan mengarang cerita," hardik Karina seraya bangkit dan menatal dokter itu nyalang.Dokter tersebut malah memberi tatapan iba kepada Karina. Tentu ia tahu bagaimana rasanya mendengar orang yang kita sayangin meninggal dunia. Ia sudah bertahun-tahun bekerja menjadi seorang dokter, kejadian seperti ini bukan pertama kalinya baginya."Maaf, kami sudah mengeragkan seluruh kemampuan kami. Ini sudah menjadi takdir Yang Maha Kuasa. Saya tahu ini tidak mudah diterima, tapi seperti inilah kenyataanny
Kedatangan Karina bersama tim kepolisian membuat keluarga Adam dan para pekerja bertanya-tanya. Lain halnya dengan Felliska yang sudah panas dingin. Veti pun tak kalah panik, ia mengira perbuatan Felliska sudah diketahui oleh polisi."Permisi, benar ini dengan kediaman keluarga Adam?" tanya seorang polisi.Agatha mengangguk. "Benar, saya adalah Agatha Adam.""Kami kesini karena ingin memberitahukan bahwa tahanan atas nama Marta telah meninggal dunia karena kecelakaan. Ia ditabrak dan terlindas oleh truk yang langsung membuatnya meninggal di tempat. Berdasarkan keterangan Nona Karina selaku rekan kerja Marta dahulu, Marta adalah teman dekat Veti. Kami kesini ingin menemui Nona Veti untuk dimintai keterangan tentang keluarga Marta."Rasa cemas dan panik luar biasa yang dirasakan Felliska berangsur-angsur pudar. Ia sungguh selamat kali ini. Veti yang semula menunduk kini langsung mengangkat kepalanya dan menatap seorang polisi yang tadi bicara dengan waut wajah tidak percaya."B-bagaiman
Agatha, Veti, dan Andrew mendatangi rumah Karina. Davin dan Felliska tidak bisa ikut karena Davin harus menemani Felliska yang habis pingsan. Aurel juga tidak bisa ikut karena kondisinya masih sakit akibat terjatuh ke danau. Veti ikut untuk menemani Agatha.Karina menyambut mereka dengan ramah. "Silahkan masuk."Mereka pun duduk di sofa ruang tamu ditemani Karina. Sedangkan Suri pergi ke dapur untuk membuatkan minuman. Sedari tadi, Veti terus mengamati rumah Karina. Ia tertawa remeh dalam hati saat melihat rumah Karina begitu sederhana."Ternyata miskin juga si Karina," cibirnya dalam hati.Tak lama kemudian, Suri menghidangkan milk tea hangat di atas meja. Ia pun lalu duduk di sofa single untuk ikut nimbrung. Tiba-tiba Agatha menyerahkan sebuah amplop yang lumayan tebal untuk Karina."Ini dari kami untuk kamu. Saya mewakili sekeluarga turut berduka cita atas meninggalnya ibu kamu. Semoga beliau tenang di alam sana. Saya sekalian ingin meminta maaf jika dari saya atau keluarga saya pe
"Kenapa tidak mengabari Ayah kalau mau kemari, Nak?" Prapto bertanya saat Felliska memasuki ruang kerjanya."Ini gawat, Ayah! Aku sudah melakukan sebuah kesalahan besar," seru Felliska panik seraya menjatuhkan di di sofa dengan kasar.Prapto melepas kacamata kerjanya dan menutup laptopnya. Ia bangkit dari kursi kerjanya lalu menghampiri Felliska yang masih memasang wajah panik. Prapto pun duduk di sisinya dan mengelus rambutnya."Ceritakan, sayang. Ayah akan bantu semua masalah kamu. Ayah punya kuasa dimana-mana," ujar Prapto santai."Tapi ini beda, Ayah. Aku menabrak orang sampai meninggal. Dan orang itu adalah keluarga dari baby sitter anaknya Kak Aurel," jelas Felliska yang membuat Prapto terdiam."Apa kasus itu sampai diusut polisi?" tanya Prapto setelah beberapa saat terdiam."Iya, Ayah. Dan sekarang sedang dalam proses penyelidikan. Aku takut ketangkap, Ayah. Aku tidak mau sampai ketahuan. Ini pertama kalinya aku berurusan dengan hukum," ujar Felliska yang mulai terisak.Prapto
"Ya, aku harus melakukan ini. Tidak ada cara lain. Aku tidak bisa menahan perasaanku terlalu lama. Maafkan aku, Aurel," ujar Rey tersenyum.Ia memasukkan beberapa foto ke dalam amplop. Di ujung amplop, ia menuliskan kata "Karina". Ia teringat dengan perkataan Aurel dulu."Karina baby sitter Tania mengetahui hubungan kita. Aku takut kalau sewaktu-waktu dia membocorkan hubungan kita.""Karina, walau aku tidak mengenalmu, aku minta maaf dan minta ijin untuk menggunakan namamu," ucapnya pelan.Ia lalu memakai masker dan kacamata hitam kemudian berjalan menghampiri seorang laki-laki yang merupakan tukang ojek."Ini tolong dikirim ke mansion keluarga Adam yang ada di jalan xxx, bilang dari Karina," ujar Rey seraya menyerahkan amplop dan tiga lembar uang berwarna merah."Baik, Pak." Ojek tersebut pun melaju meninggalkan halaman gedung apartemen.Rey tersenyum puas. "Hanya ini yang bisa ku lakukan agar kamu kembali kepadaku."Bertepatan dengan itu, Karen memasuki halaman gedung apartemen sera
Felliska dan Prapto menaiki mobil menuju sebuah rumah. Setelah sampai, Prapto pun memarkirkan mobil di halaman rumah mewah bertingkat dua. Setelah itu, mereka turun dari mobil.Felliska sibuk mengamati rumah tersebut. Rumah yang cukup mewah menurutnya. Prapto mengandeng tangan Felliska menuju pintu utama.Kemudian Prapto menekan bel rumah berkali-kali. Tak lama kemudian, pintu dibukakan oleh seorang pembantu. "Cari siapa?" tanyanya ramah."Pak Farel," jawab Prapto singkat."Baik, tunggu sebentar. Silahkan duduk dulu."Prapto mengangguk lalu duduk di sofa bersama Felliska. Beberapa menit kemudian, seorang pria paruh baya yang bernama Farel memasuki ruang tamu. Ia saling melempar senyum dengan Prapto."Tumben datang ke sini. Sudah lama kita gak ketemu," ucap Farel seraya berpelukan dengan Prapto."Kamu tahu sendiri 'kan kalau aku sibuk banget. Perusahaanku lagi maju-majunya," balas Prapto."Wih, sombongnya. Hahahaha. Ya sudah, apa maksud kedatangan kalian?"Bertepatan dengan itu, pelaya
"Karina, keluar kamu!" Agatha menggedor-gedor pintu rumah Karina dengan tidak sopan.Pintu pun dibuka oleh Suri. "Mohon maaf, kalau ingin bertamu tolong jaga sikap. Sangat tidak pantas seorang tamu menggedor-gedor pintu rumah orang," ujar Suri.Agatha mengabaikan perkataan Suri. "Mana Karina?"Suri menghela nafas lelah. Ia pun memanggil Karina yang langsung menghampirinya. "Ada apa, Bi?* tanya Karina.Saat Karina melihat kedatangan Agatha dan Aurel, ia pun tersenyum ramah. "Ada apa kalian datang kemari? Silahkan masuk dulu.""Tidak perlu basa-basi. Maksud kamu ngirim ini apa?!" Agatha melempar amplop berisi foto-foto Aurel dan Rey ke wajah Karina sampai foto-fotonya berhamburan di lantai."Astaga, kenapa kalian tidak bisa menjaga sopan santun," sentak Suri."Tolong diam dan biarkan saya menyelesaikan masalah ini dengan Karina," desis Agatha.Karina berjongkok lalu memungut foto-foto itu. "Jadi kalian menuduhku untuk yang kedua kalinya?" tanyanya pelan."Kami tidak asal menuduh. Lihatl
Veti mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Kini Veti tidak memakai seragam maid-nya. Kini ia berpenampilan cantik dengan rok panjang dan blouse.Setelah selesai, Veti menggeret kopernya keluar kamar. Ia menaruh sebuah map besar di atas meja ruang tamu di hadapan Davin yang sedang terlelap di sofa. Veti mengecup kening Davin singkat."Bye, my sugar daddy. Thank you so much untuk semua yang kamu berikan. Aku ijin pergi membawa sebagian hartamu. Aku pantas mendapatkannya bukan?* Veti terus bicara seolah Davin bisa mendengar dan menjawabnya."Mungkin setelah itu kamu akan mendapat sebuah masalah besar. Tapi tenang saja, aku akan sangat bersedia jika kamu mau kembali kepadaku dan… memberikan hartamu kepada ku." Setelah mengucapkan itu, Veti tertawa terbahak-bahak sampai memegangi perutnya.Veti mengusap sudut matanya yang berair lalu melambaikan tangan dengan centil ke arah Davin. "Bye-bye, i love you." Veti pun berjalan dengan berlenggak-lenggok keluar dari rumah lalu menaiki taksi y
"Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k
Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem
Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn
Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC
Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d
"Emh, Aurel…." Rey memanggil nama mantan kekasihnya di sela-sela desahannya.Sontak Karen yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. "Kok Aurel, sih? Segitu pentingnya Aurel bagimu segelah apa yang sudah terjadi?""Jangan protes dan lanjutkan bagianmu," sahut Rey dingin."Kamu gila? Kamu sedang bersamaku dan malah menyebut nama perempuan lain. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?""Sudahlah, kamu diam saja. Dasar kebanyakan protes!" sentak Rey.Karen memandang Rey dengan tatapan tidak percaya. "Oh, jadi ini sifat aslimu? Kasar dan suka bermain wanita? Kamu bangga dengan video syur mu dengan Aurel? Kamu sangat menikmatinya tanpa harus menanggung akibatnya dan malah menghancurkan hidup Aurel, bukan begitu?" Karen setengah berbisik di kalimat terakhirnya.Rey mengacak rambutnya kasar. "Ya, dan harusnya kamu sadar posisimu. Jika kamu masih ingin aku lirik, jangan banyak protes dan turuti kemauanku!"Karen geleng-geleng kepala. "Aku tidak akan menuruti kemauanmi lagi mulai detk ini d
Karina baru saja selesai berkonsultasi dengan Aland tentang skripsinya. Mereka dan Elard lalu memasuki mobil untuk pulang ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Baru saja Elard akan melajukan mobilnya, Ellyn menghampiri mobilnya dengan tergopoh-gopoh.Ia menepuk-nepuk jendela mobil Elard. "Kurang ajar kamu, Elard! Bisa-bisanya ninggalin aku. Ingin sekali ku cakar wajahmu itu," ceplos Ellyn.Elard tertawa lalu membuka kunci mobilnya sehingga Ellyn bisa membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Posisi mereka Karina dan Elard di depan sedangkan Aland dan Ellyn di belakang. Elard pun melajukan mobilnya dengan tawa yang masih terdengar."Habisnya seru ngerjain orang yang lagi sok sibuk ngerjain tugas," balas Elard."Elard, jaga bicaramu," tegur Aland.Ellyn menjulurkan lidahnya yang bisa Elard lihat di pantulan kaca spion. Elard balas menjulurkan lidah yang membuat Ellyn mengacungkan jari tengahnya.Semua interaksi mereka di lihat dan di dengar oleh Karina."Aku mengakuinya sekarang karena
Keesokan paginya, seperti biasa Karina akan bersiap-siap ke kampus. Ia memakai hoodie pemberian Langit dan celana jeans panjang. Rambutnya ia kucir kuda yang membuat penampilannya terlihat tomboy.Ia segera menyambar tasnya dan memasuki ruang makan. Ia mencomot dua potong roti lalu melahapnya dengan cepat."Pelan-pelan, Karina," tegur Suri.Karina hanya tersenyum lalu meneguk susu hangat sampai tandas. "Aku pergi dulu, ya, Bi. Semalam aku kecapekan jadi langsung tidur sampai lupa ngelanjutin skripsiku. Ini aku bernsgkat pagi-pagi buat nerusin skripsiku," ujarnya.Suri hanya geleng-geleng kepala. "Hati-hati di jalan.""Siap, Bi. Bye." Karina keluar rumah dengan riang. Namun seketika raut cerianya lenyap saat mendapati kehadiran Elard yang berdiri di teras sambil tersenyum kepadanya."Ngapain kamu disini?" tanya Karina sedikit ketus."Jemput kamu.""Gak perlu, aku bisa pergi sendiri." Karina lalu menaiki motornya dan seketika ia terbelalak kaget ketika menyadari ban motornya kempes."Ma