Karina menekan tombol flash saat selesai buang hajat. Ia pun membersihkan diri dan membenarkan pakaiannya, tak lupa ia mengambil ponselnya yang berada di atas rak dan memasukkannya ke dalam sakunya. Tangan Karina yang terulur untuk membuka pintu mengambang di udara.Ia mendengar suara cekikikan beberapa wanita."Rasain, setelah sekian lama kembali bekerja di sini baru satu hari udah ku bikin kena masalah dia." Rupanya itu adalah suara Marta."Kamu memang hebat, tapi kamu mainnya kurang rapi aja. Besok-besok kita harus bikin dia ketar-ketir kena banyak masalah terus kapok bekerja di sini." Sahutan itu adalah Veti.Karina mengernyit. Apa maksud pembicaraan Marta dan Veti? Sepertinya ini penting, maka dari itu Karina mengambil ponselnya dari dalam saku lalu menghidupkan rekaman suara."Ini 'kan baru permulaan, gak apa-apa lah main-main dulu," ucap Marta."Iya. Aku salut sama kamu udah berhasil bikin hubungan Nona Aurel dan Tuan Andrew renggang. Aku juga ingin membuat hubungan Tuan Davin
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Langit dan Karina sampai di sebuah mall pusat kota. Mall tersebut terlihat sangat ramai. Mereka berdua pun keluar dari mobil.Langit melirik Karina sekilas lalu berjalan memasuki mall. "Sebaiknya kita ke store mana, Karina?" Langit bertanya yang tidak kunjung mendapat jawaban."Kar?" Langit menoleh lalu celingak-celinguk ke kanan kirinya dan tidak mendapati Karina di sisinya."Kar? Karina!" Langit berseru memanggil nama Karina.Akhirnya ia menemukan Karina yang terjebak di antar kerumunan. Karina nampak ingin keluar dari kerumunan tersebut tapi sulit. Langit pun bergegas menghampiri Karina.Ia memegang tangan Karina dan menariknya. Karena desakan dan senggolan dari orang lain, Langit terhuyung ke belakang saat menarik tangan Karina. Untungnya di belakang Langit terdapat tembok jadi ia tidak jauh melainkan menghantam tembok.Namun sayangnya Karina juga ikut terhuyung. Wajahnya menghantam dada Langit. Seketika Karina mengaduh.Karina berusaha
Wajah Elard tampak tak biasa seperti karena menampilkan sorot wajah kebencian. Entah apa yang membuat Elard terlihat tidak suka. Karina yang bingung pun hanya bisa menampilkan senyum kaku karena mendapatkan sorot mata tajam dari Elard."Kenapa kamu tidak mengabariku kalau kamu akan datang kemari?" tanya Karina."Biasanya juga aku kesini tanpa memberi kabar."Karina mendudukkan dirinya di kursi yang terhalang meja dengan kursi yang diduduki Elard. "Tapi kalau kamu mengabariku terlebih dahulu pasti kamu tidak akan menungguku.""Kamu tidak suka dengan kedatanganku kemari? Lagipula aku sudah bertanya lewat pesan apakah kamu ada di rumah atau tidak. Berpuluh-puluh menit aku menunggu jawaban tapi kamu tidak kunjung membalas pesanku. Akhirnya aku memutuskan untuk datang kesini dan ternyata kamu sedang jalan-jalan bersama mantanmu."Karina mengernyit bingung saat mendengar perkataan Elard. Nada bicara pria itu seperti sedang menahan kekesalan. "Kamu salah paham. Aku hanya menemaninya membeli
Beberapa menit kemudian, Karina dan Davin sampai di kediaman keluarga Adam. Mereka keluar dari mobil dan berpapasan dengan Aurel yang sepertinya hendak pergi."Lama banget pulangnya, aku udah telat tahu!" gerutu Aurel."Maaf, tadi motorku mogok," balas Karina seraya mengambil alih Tania dari gendongan Aurel.Aurel mendekatkan wajahnya ke telinga Karina lalu berbisik, "Aku harap kamu sadar diri dengan tidak mendekati adikku."Karina mengerutkan dahinya. Beberapa menit kemudian ia tersenyum dan berucap, "Rahasia kamu masih aman. Namun sebenarnya aku tidak tega melihat Tuan Andrew tersingkirkan padahal dia sangat baik. Aku sadar diri dengan tidak mendekati Davin, begitu pula dengan Tuan Andrew."Aurel sontak melotot. Ia mengepalkan tangannya. Tanpa sepatah kata pun, ia berlalu dan memasuki mobil dengan membanting pintunya. Karina tersenyum, ia lalu melangkahkan kakinya memasuki mansion."Apa yang kamu bicarakan dengan kakakku?" tanya Davin sambil menyamakan langkah kakinya dengan Karina.
Setelah selesai dengan jadwal syuting yang padat, Aurel pun merebahkan dirinya di karpet sambil memejamkan mata. Dirinya sungguh lelah karena sibuk syuting selama tiga jam. Badannya sudah basah oleh keringat.Tiba-tiba ada sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Aurel membuka mata, rupanya ada Rey di sebelahnya yang sedang menyodorkan minuman dingin. Aurel menerimanya, kebetulan ia juga merasa sangat haus.Aurel bangkit dari tidurnya lalu meneguk minuman dingin yang tadi diberikan Rey. Setelah tenggorokannya terasa segar, ia kembali merebahkan dirinya. Rey yang mengerti bahwa Aurel kecapekan lalu memijat tangan dan kakinya.Aurel diam menikmati pijatan Rey. Rey yang melihatnya pun tersenyum. Setidaknya Aurel tidak terlalu bersikap cuek seperti sebelumnya.Setelah memejamkan mata dan menikmati pijatan selama sepuluh menit, Aurel pun mendudukkan dirinya. Ia memejamkan matanya bukan karena mengantuk, tapi hanya ingin mengistirahatkan tubuh dan pikirannya."Masih capek?" tanya Rey yang men
Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di kantor Zair butik. Mereka pun keluar dari mobil dan melangkah memasuki kantor. Tiba-tiba, Ellyn mendekati Karina dan merangkul pundaknya."Kamu bisa menganggapku teman. Ayo kita berteman!" Ellyn berseru.Karina hanya tersenyum tipis. Jujur, ia tidak semudah itu akrab dengan orang baru apalagi awal pertemuan mereka buruk bagi Karina. Karina juga merasa risih saat Ellyn tiba-tiba merangkul pundaknya.Di teras kantor, Zaiz sedang bercengkrama dengan rekan kerjanya. Ia bersiul saat melihat Karina datang. "Wah, ada bidadari turun di kantor. Tapi kenapa ada jurig yang merabgkul bidadari," celetuknya.Ellyn langsung melepas sandalnya dan melepaskannya ke arah Zaiz. *Mulutnya minta di cium megalodon.""Dicium Karina aja," balas Zaiz sambil tertawa terbahak-bahak.Bertepatan dengan itu, Elard muncul di teras. "Iz, bisa gak kamu gak usah ganggu Karina?""Ciee cemburu," goda Zaiz sambil menaikturunkan alisnya.Elard mendengus lalu menarik tangan Kari
Pukul tiga sore, semua pekerjaan Karina telah selesai. Ia kini sedang bermain bersama Vai di taman. Vai tampak membawa keranjang rotan yang ia isi dengan berbagai bunga.Di taman memang terdapat berbagai macam bunga yang tumbuh. Semua itu di tanam langsung oleh Aland. Aland memang suka menanam, maka tak heran kalau di rumahnya saja terdapat berbagai macam tanaman yang mempercantik rumah."Nanti Ayah marah tidak kalau Vai metik bunga?" tanya Karina."Enggak, Ayah bakal biarin aku metik bunga-bunga yang aku suka. Ayah Aland 'kan baik," jawab Vai."Bunga-bunga ini mau aku taburkan di makam Ayah Bunda," lanjut Vai.Karina terdiam, dirinya merasa sedih sekaligus kagum dengan ketegaran Vai selama ini. Kehilangan orang tua tentu saja membuatnya sedih, tapi itu tidak mengurangi semangat Vai. Bahkan Karina yang kehilangan ayahnya sempat kehilangan arah.Namun Karina yakin, dibalik itu semua ada hikmah yang bisa diambil.Vai menatap keranjangnya yang sudah penuh bunga. "Ini sudah cukup.""Ayo,
Karina meregangkan otot-ototnya yang kaku setelah menggambar sebuah desain baju, tepatnya outer. Rancangannya memang belum jadi seratus persen, tapi sudah selesai lebih dari setengahnya. Karina mengambil segelas teh hangat di atas meja lalu meminumnya.Suasana hatinya menjadi lebih baik sekarang. Walaupun ia sibuk menjadi seorang desainer pemula, ia senang-senang saja menjalaninya karena itu adalah hobinya. Kini Karina sedang berpikir kegiatan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.Dirinya memang tidak bisa stuck pada kegiatan itu-itu saja selama berjam-jam. Harus ada selingan agar dia tidak bosan dan suntuk. Misalnya sekarang hingga tiga puluh menit kemudian ia akan merancang desain pakaian, beberapa menit kemudian dia istirahat atau bermain ponsel, lalu lanjut lagi menyelesaikan rancangannya.Sebuah ide terlintas di benak Karina, ia memilih membuka kotak kado pemberian Langit. Karina pun mengambil kotak tersebut yang ia letakkan di sisi kasur. Ia duduk di tepi kasur dengan kado terse
"Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k
Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem
Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn
Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC
Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d
"Emh, Aurel…." Rey memanggil nama mantan kekasihnya di sela-sela desahannya.Sontak Karen yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. "Kok Aurel, sih? Segitu pentingnya Aurel bagimu segelah apa yang sudah terjadi?""Jangan protes dan lanjutkan bagianmu," sahut Rey dingin."Kamu gila? Kamu sedang bersamaku dan malah menyebut nama perempuan lain. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?""Sudahlah, kamu diam saja. Dasar kebanyakan protes!" sentak Rey.Karen memandang Rey dengan tatapan tidak percaya. "Oh, jadi ini sifat aslimu? Kasar dan suka bermain wanita? Kamu bangga dengan video syur mu dengan Aurel? Kamu sangat menikmatinya tanpa harus menanggung akibatnya dan malah menghancurkan hidup Aurel, bukan begitu?" Karen setengah berbisik di kalimat terakhirnya.Rey mengacak rambutnya kasar. "Ya, dan harusnya kamu sadar posisimu. Jika kamu masih ingin aku lirik, jangan banyak protes dan turuti kemauanku!"Karen geleng-geleng kepala. "Aku tidak akan menuruti kemauanmi lagi mulai detk ini d
Karina baru saja selesai berkonsultasi dengan Aland tentang skripsinya. Mereka dan Elard lalu memasuki mobil untuk pulang ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Baru saja Elard akan melajukan mobilnya, Ellyn menghampiri mobilnya dengan tergopoh-gopoh.Ia menepuk-nepuk jendela mobil Elard. "Kurang ajar kamu, Elard! Bisa-bisanya ninggalin aku. Ingin sekali ku cakar wajahmu itu," ceplos Ellyn.Elard tertawa lalu membuka kunci mobilnya sehingga Ellyn bisa membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Posisi mereka Karina dan Elard di depan sedangkan Aland dan Ellyn di belakang. Elard pun melajukan mobilnya dengan tawa yang masih terdengar."Habisnya seru ngerjain orang yang lagi sok sibuk ngerjain tugas," balas Elard."Elard, jaga bicaramu," tegur Aland.Ellyn menjulurkan lidahnya yang bisa Elard lihat di pantulan kaca spion. Elard balas menjulurkan lidah yang membuat Ellyn mengacungkan jari tengahnya.Semua interaksi mereka di lihat dan di dengar oleh Karina."Aku mengakuinya sekarang karena
Keesokan paginya, seperti biasa Karina akan bersiap-siap ke kampus. Ia memakai hoodie pemberian Langit dan celana jeans panjang. Rambutnya ia kucir kuda yang membuat penampilannya terlihat tomboy.Ia segera menyambar tasnya dan memasuki ruang makan. Ia mencomot dua potong roti lalu melahapnya dengan cepat."Pelan-pelan, Karina," tegur Suri.Karina hanya tersenyum lalu meneguk susu hangat sampai tandas. "Aku pergi dulu, ya, Bi. Semalam aku kecapekan jadi langsung tidur sampai lupa ngelanjutin skripsiku. Ini aku bernsgkat pagi-pagi buat nerusin skripsiku," ujarnya.Suri hanya geleng-geleng kepala. "Hati-hati di jalan.""Siap, Bi. Bye." Karina keluar rumah dengan riang. Namun seketika raut cerianya lenyap saat mendapati kehadiran Elard yang berdiri di teras sambil tersenyum kepadanya."Ngapain kamu disini?" tanya Karina sedikit ketus."Jemput kamu.""Gak perlu, aku bisa pergi sendiri." Karina lalu menaiki motornya dan seketika ia terbelalak kaget ketika menyadari ban motornya kempes."Ma