Share

Bab 23

Penulis: Queen Tere
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-28 12:32:56
"Vai tenang aja, ya. Bunda pasti sembuh kok," ujar Karina.

"Vai harap begitu." Gadis cilik itu lanjut menghabiskan roti cokelat pemberian Karina. "Aku haus, mau minum."

Karina mengangguk lalu mengambil sebotol mineral dan menyerahkannya kepada Vai. "Aku gak bisa buka," ucap Vai polos.

Karina tersenyum sampat terlihat giginya. Ia pun membukakan tutup botol air mineral itu lalu menyerahkannya kembali kepada Vai. Vai lalu meminumnya hingga tandas.

"Sepertinya dari tadi kamu merawa haus ya, Vai?" tebak Elard.

"Benar, Kak Elard. Aku haus dan minta minum ke Kak Trisna tapi aku malah disuruh pergi. Jadi aku ke taman aja."

"Kak Trisna? Kakakmu?"

"Iya, Kak Karina. Dia kakakku. Sekarang dia lagi menemani Bunda."

"Kakak sudah selesai, ayo kita pulang!" Sebuah suara muncul dari belakang mereka. Mereka pun menengok ke belakang dan melihat seorang gadis muda berpakaian sederhana dengan rambut yang diwarnai cokelat dan diikat seperti ekor kuda.

"Aku pergi dulu ya, Kakak Kakak baik," pamit Vai yang la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Desainer   Bab 24

    Karina bangkit dengan tangan mengepal. Bibirnya bergetar menahan tangis. Seumur-umur, ini adalah pertama kalinya ia mendapat perlakuan seperti sampah. Ia mencengkram kerah baju langit dan berucap, "Lo mau hancurin hidup gue kayak apa lagi, hah? Lo mau gue sehancur apa? Mau bunuh gue? Ayo bunuh! Lo adalah laki-laki terbangs*t yang pernah gue temui. Lo hancurin segalanya di hidup gue. Lo fitnah gue, lo berkali-kali melecehkan dan hampir memperkosa gue, lo selingkuhin gue berkali-kali, lo melakukan kekerasan ke gue. Gue udah punya banyak bukti. Gue pernah visum dan beberapa perbuatanmu yang busuk itu sudah aku rekam. Gue bakal masukin lo ke penjara!"Langit melotot, begitu pula dengan yang lainnya. "Heh, jangan memutar balikan fakta. Langit bilang kamu yang menyelingkuhi dia," ketus Vaya.PlakKarina menampar Langit sampai menimbulkan bekas merah. "Berapa banyak kalimat busuk yang lo bilang ke orang-orang termasuk ibumu? Gue gak bakal tinggal diam."Karina lalu mengalihkan pandangannya ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Sang Desainer    Bab 25

    Setelah berganti pakaian, Elard pun menyelam ke dalam laut untuk mencari Karina dan Zaiz, atau lebih tepatnya hanya Karina seorang. Setelah beberapa menit berenang namun Elard tidak kunjung menemukan Karina dan Zaiz. Ia pun berusaha menyelam lebih jauh lagi.Hingga akhirnya ia melihat siluet dua manusia yang sedang berenang dengan posisi di bawah dan di atas. Elard mengira bahwa itu mungkin saja Karina dan Zaiz. Elard pun mendekati mereka.Setelah berada di samping mereka, Elard pun memperhatikan mereka lebih dekat. Dan seketika matanya membelalak ketika menyadari bahwa itu adalah Karina dan Zaiz. Posisinya Karina berada di bawah sedangkan Zaiz di atas.Zaiz terlihat seperti memeluk Karina. Padahal aslinya Zaiz sedang membantu Karina berenang. Elard pun semakin mendekati mereka dan menggerakkan tangannya secara bebas yang membuat tautan tangan Karina dan Zaiz terlepas.Elard pun memegangi tangan Karina lalu ia berenang menuju permukaan. Karina sempat memberontak. Namun setelah ia meny

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Sang Desainer   Bab 26

    Setelah dari pantai, Karina dan Elard mampir ke rumah Elard sesuai janji. Di teras terdapat Aland yang langsung menyambut mereka. Karina mencium tangan Aland dan memeluknya singkat.Bagi Karina, Aland adalah sosok ayah yang sangat baik. Karina sudah menganggapnya sebagai ayah dan begitupun sebaliknya. "Ayo masuk! Ayah sudah buatkan sop ikan untuk kalian."Elard terlihat kaget. "Ayah sendiri yang masak? Bi Riri kemana?"Riri adalah pembantu di rumah Elard."Bi Riri pulang kampung, anaknya sakit.""Oh, kasihan Bi Riri harus mengurus anaknya seorang diri.""Maka dari itu Ayah mengijinkan dia pulang kampung. Ayah juga sudah memberikan gaji dan Ayah lebihkan untuk biaya berobat anaknya."Karina terharu mendengar penuturan Aland. Menurutnya, Aland cocok dijadikan sebagai panutan. Ia adalah sosok Ayah yang baik dan mencerminkan laki-laki yang bertanggung jawab.Entah kenapa pikiran Karina malah tertuju kepada Elard. Ia berpikir bahwa pasti Elard akan meniru sifat baik ayahnya. Apalagi dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Sang Desainer   Bab 27

    Sesampainya di mall, Davin melangkah cepat untuk mencari keberadaan Felliska. Ia memakai masker dan topi agar rencananya berjalan lancar. Ia lalu menghampiri teman Rahar yang bernama Yuda.Davin menepuk pelan pundak Yuda sampai pria itu kaget. "Siapa lo?" tanya Yuda.Davin pun membuka maskernya. Barulah Yuda menyengir dan balas menepuk bahu Davin. "Apa kabar bro?""Kayak yang lo lihat," jawab Davin singkat. "Felliska dimana?""Ikut gue!"Davin mengangguk lalu melangkah berdampingan dengan Yuda. Mereka terus melangkah hingga sampai di restoran dalam mall. Yuda lalu menunjuk salah satu meja yang terdapat Felliska dan seorang pria.Davin mengepalkan tangannya kuat-kuat. Nafasnya memburu dan matanya berkilat marah. Tanpa babibu, ia langsung menghampiri Felliska dan menggebrak meja.Felliska dan selingkuhannya terlonjak kaget. Selingkuhannya yang bernama Farul itu berdiri dan balas menggebrak meja. "Siapa lo datang-datang cari ribut?!"Felliska ikut berdiri dan mengusap bahu Farul untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Sang Desainer   Bab 28

    Jalan di depan perumahan ramai orang berkumpul. Terdapat asap yang lumayan tebal berasal dari sebuah mobil putih. Bagian depan mobil itu remuk menabrak pohon sampai pohonnya nyaris tumbang.Karina berjalan perlahan dengan tubuh bergetar ke arah mobil itu. Tidak salah lagi, itu adalah mobil Langit. Karina menerobos kerumunan dan berdiri di tengah orang-orang.Bertepatan dengan itu, mobil polisi datang diikuti mobil ambulans. Para polisi bergegas mengamankan TKP dengan memasang garis polisi. Tubuh Karina terasa sangat lemas, bahkan ia hampir terhuyung ke belakang ketika seorang polisi mendorong Karina dan yang lainnya untuk menjauh sedikit.Seorang polisi membuka pintu mobil dan petugas medis mengeluarkan tubuh Langit dari dalam mobil. Tubuh Langit terdapat banyak lebam dan darah yang terus mengucur. Tubuh Langit di tidurkan di atas brankar lalu dimasukkan ke dalam mobil ambulans lewat belakang.Mobil ambulans pun pergi untuk mengantarkan Langit ke rumah sakit agar segera mendapat perto

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Sang Desainer   Bab 29

    Karina merasa agak lega setelah berkonsultasi dan menjalani terapi dengan psikolog. Ia tak sendiri, melainkan ada Elard yang setia menemaninya. Setelah dari rumah sakit, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke kantor.Di tengah jalan, saat sedang seru-serunya Karina menatap pemandangan lewat kaca jendela mobil, tiba-tiba ia melihat dua orang yang sangat ia kenali. Karina pun menepuk-nepuk bahu Elard. "El, berhenti dulu. Itu kayak Vai sama Trisna."Elard pun menepikan mobilnya. Mereka melengok ke luar lewat kaca jendela mobil. Dan seketika mata mereka membulat melihat Vai dan Trisna sedang melangkah keluar dari pemakaman.Karina dan Elard pun segera menghampiri mereka. "Vai, Trisna, kenapa kalian disini?"Vai menoleh ke arah Karina dan seketika tangisnya pecah. Ia langsung memeluk Karina erat-erat. "Kak Karina! Ibu tadi dimasukkan ke lubang tanah," serunya.Karina mengernyit. Ia spontan menoleh ke dalam pemakaman dan melihat ada satu makam yang nampak baru karena masih basah dan pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Sang Desainer   Bab 30

    Setelah sensor di dinding samping pagar memindai mobi Elard, pintu gerbang pun otomatis terbuka. Mobil yang dikendarai Elard pun memasuki pekarangan rumahnya hingga masuk ke dalam garasi. Mereka semua pun keluar dari dalam mobil.Di gendongan Karina ada Vai yang sedang tertidur pulas. Meski badannya lumayan berat bagi Karina, Karina tetap bertahan karena tidak tega membangunkan gadis cilik itu. Elard nampaknya peka dengan Karina yang keberatan."Sini aku gendong aja," ucap Elard.Karina mengangguk dan menyerahkan Vai kepada Elard. Mereka pun berjalan memasuki rumah. "Aku pulang, Ayah," seru Elard sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.Tak lama kemudian, Aland menuruni tangga dari lantai dua. Aland membenarkan posisi kacamatanya, ia kaget dan penasaran melihat Alard pulang sambil menggendong anak kecil di tambah membawa Karina dan seorang gadis.Karina pun menyalami Aland disusul Trisna. "Wah, ada apa ini rame-rame? Silahkan duduk dulu," ujar Aland."Bi Riri, buatkan minuman

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-03
  • Sang Desainer   Bab 31

    Setelah dari toko ponsel untuk membeli ponsel baru, Aurel pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah kekasih gelapnya, Rey. Namun tiba-tiba hujan turun deras. Aurel pun sedikit mempercepat laju mobilnya.Sepuluh menit kemudian, ia sampai di parkiran gedung apartemen. Ia keluar mobil lalu cepat-cepat memasuki lantai satu. Karena tidak memakai pelindung selain kaos, kaosnya pun jadi basah kuyup.Ia kemudian memasuki lift menuju lantai tiga. Setelah sampai, ia mencari ruangan nomor lima puluh tiga dan langsung membuka pintunya dengan NFC. "I'm coming, sayang," seru Aurel sambil merentangkan tangannya.Rey langsung memeluk Aurel dan menggendongnya. Ia lalu duduk menyender di kasur dengan Aurel yang ada di pangkuannya. "Tebak aku bawa apa?" ucap Aurel."Hadiah?""Iya, aku ponsel baru sesuai permintaanmu.""Thank you so much, sayang. Aku makin sayang sama kamu."Aurel tersenyum bahagia, begitu pula dengan Rey. Rey menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Aurel."Sayang, baju kamu basah kena h

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-04

Bab terbaru

  • Sang Desainer   Bab 120

    "Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k

  • Sang Desainer   Bab 119

    Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel

  • Sang Desainer   Bab 118

    Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem

  • Sang Desainer   Bab 117

    Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn

  • Sang Desainer   Bab 116

    Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC

  • Sang Desainer   Bab 115

    Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d

  • Sang Desainer   Bab 114

    "Emh, Aurel…." Rey memanggil nama mantan kekasihnya di sela-sela desahannya.Sontak Karen yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. "Kok Aurel, sih? Segitu pentingnya Aurel bagimu segelah apa yang sudah terjadi?""Jangan protes dan lanjutkan bagianmu," sahut Rey dingin."Kamu gila? Kamu sedang bersamaku dan malah menyebut nama perempuan lain. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?""Sudahlah, kamu diam saja. Dasar kebanyakan protes!" sentak Rey.Karen memandang Rey dengan tatapan tidak percaya. "Oh, jadi ini sifat aslimu? Kasar dan suka bermain wanita? Kamu bangga dengan video syur mu dengan Aurel? Kamu sangat menikmatinya tanpa harus menanggung akibatnya dan malah menghancurkan hidup Aurel, bukan begitu?" Karen setengah berbisik di kalimat terakhirnya.Rey mengacak rambutnya kasar. "Ya, dan harusnya kamu sadar posisimu. Jika kamu masih ingin aku lirik, jangan banyak protes dan turuti kemauanku!"Karen geleng-geleng kepala. "Aku tidak akan menuruti kemauanmi lagi mulai detk ini d

  • Sang Desainer   Bab 113

    Karina baru saja selesai berkonsultasi dengan Aland tentang skripsinya. Mereka dan Elard lalu memasuki mobil untuk pulang ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Baru saja Elard akan melajukan mobilnya, Ellyn menghampiri mobilnya dengan tergopoh-gopoh.Ia menepuk-nepuk jendela mobil Elard. "Kurang ajar kamu, Elard! Bisa-bisanya ninggalin aku. Ingin sekali ku cakar wajahmu itu," ceplos Ellyn.Elard tertawa lalu membuka kunci mobilnya sehingga Ellyn bisa membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Posisi mereka Karina dan Elard di depan sedangkan Aland dan Ellyn di belakang. Elard pun melajukan mobilnya dengan tawa yang masih terdengar."Habisnya seru ngerjain orang yang lagi sok sibuk ngerjain tugas," balas Elard."Elard, jaga bicaramu," tegur Aland.Ellyn menjulurkan lidahnya yang bisa Elard lihat di pantulan kaca spion. Elard balas menjulurkan lidah yang membuat Ellyn mengacungkan jari tengahnya.Semua interaksi mereka di lihat dan di dengar oleh Karina."Aku mengakuinya sekarang karena

  • Sang Desainer   Bab 112

    Keesokan paginya, seperti biasa Karina akan bersiap-siap ke kampus. Ia memakai hoodie pemberian Langit dan celana jeans panjang. Rambutnya ia kucir kuda yang membuat penampilannya terlihat tomboy.Ia segera menyambar tasnya dan memasuki ruang makan. Ia mencomot dua potong roti lalu melahapnya dengan cepat."Pelan-pelan, Karina," tegur Suri.Karina hanya tersenyum lalu meneguk susu hangat sampai tandas. "Aku pergi dulu, ya, Bi. Semalam aku kecapekan jadi langsung tidur sampai lupa ngelanjutin skripsiku. Ini aku bernsgkat pagi-pagi buat nerusin skripsiku," ujarnya.Suri hanya geleng-geleng kepala. "Hati-hati di jalan.""Siap, Bi. Bye." Karina keluar rumah dengan riang. Namun seketika raut cerianya lenyap saat mendapati kehadiran Elard yang berdiri di teras sambil tersenyum kepadanya."Ngapain kamu disini?" tanya Karina sedikit ketus."Jemput kamu.""Gak perlu, aku bisa pergi sendiri." Karina lalu menaiki motornya dan seketika ia terbelalak kaget ketika menyadari ban motornya kempes."Ma

DMCA.com Protection Status