Share

Bab 16

Penulis: Queen Tere
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-25 15:07:42

Di ruang tamu, Davin dan Agatha sedang bercengkrama. Mereka menjadi diam dan mengalihkan pandangan ketika Karina melewati mereka. "Permisi, saya pamit pulang," ucap Karina yang hanya diangguki oleh Agatha.

"Sebentar, buket yang aku kasih mana?" tanya Davin.

"Diminta sama Veti," jawab Karina singkat.

"Karina yang kasih ke aku," sambar Veti yang tiba-tiba muncul di ruang tamu.

Davin menatap Karina dengan tatapan menuntut penjelasan. Karina menghela nafas keras lalu berkata, "Ngaku aja, Vet. Kamu yang duluan minta ke aku. Cuma perkara seperti ini saja kamu harus berbohong?"

Ucapan Karina sungguh menusuk hati Veti. Veti pun hanya menunduk dan salah tingkah. Davin mematap Veti tajam. "Kenapa kamu minta? Itu aku berikan kepada Karina berarti itu memang untuk Karina. Untuk apa kamu memintanya?"

"A-aku… aku hanya ingin merasakan rasanya diberi hadiah oleh laki-laki."

"Tapi bukan berarti kamu meminta milik orang yang berasal dari pemberian orang lain. Bukankah di dapur ada banyak sekali makana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Desainer   Bab 17

    Setelah beberapa menit perjalanan, Karina dan Elard sampai di rumah Suri. Mereka lalu keluar dari mobil. "Bibi Suri! Ini Karina," seru Karina sambil mengetuk pintu beberapa kali.Beberapa menit kemudian, pintu dibuka oleh Suri. Ia tersenyum kepada Karina dan Elard. Sejenak ia terpaku melihat penampilan Karina yang berbeda dari biasanya. "Sudah rapi dan cantik, mau kemana?""Kami mau bakar-bakar di butik, Bi. Bibi ikut tidak?" sahut Elard."Oh, tidak perlu. Bersenang-senanglah kalian.""Ibu Kasih dimana? Kami ingin mengajaknya sekalian.""Tidak perlu. Kalian berdua saja yang pergi." Kasih muncul di balik pintu."Iya, biar Bibi Suri yang jaga Ibu. Kalian habiskan waktu untuk bersenang-senang."Karina dan Elard saling pandang. "Baiklah, kalau begitu. Kami pamit dulu." Elard dan Karina menyalami tangan Suri dan Kasih.Mereka lalu memasuki mobil. Saat mobil melaju, mereka melambaikan tangan kepada Suri dan Kasih yang dibalas lambaian tangan pula oleh mereka. Suri tak henti-hentinya merekah

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Sang Desainer   Bab 18

    "Pak, apakah anda sudah tahu mengenai butik Agatha yang meniru model gaun yang saya rancang?" tanya Karina."Sudah, itu sudah saya laporkan. Saat gaun tersebut launching, saya sudah mendaftarkannya di Pangkalan Data Kekayaan Intelektual dan kantor kementerian hukum," jawab Aland.Karina merasa sangat amat lega mendengar kabar itu. Ia sampai menitik air mata. Akhirnya Tuhan memberi keadilan dan keadilan."Saya awalnya sudah sangat kecewa saat mengetahui butik Agatha meniru model rancangan saya. Saya sangat sakit hati," tutur Karina."Kamu tenang saja, saya sudah mengurus semuanya. Kamu tunggu saja."Tiba-tiba ada yang menyodorkan tisu dari arah belakang. Karina menoleh ke belakang dan mendapati Elard membungkuk dan menyodorkannya selembar tisu. Elard tersenyum lembut.Karina menjadi malu saat terlihat wajahnya basah karena air mata. Ia pun segera menerima tisu tersebut dan mengusap air matanya. Tiba-tiba datang Zaiz yang langsung menyerocos, "Parah lo, El. Lo apain bidadari gue?""Lo

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Sang Desainer   Bab 19

    Agatha berteriak dan menghancurkan barang-barang di sekitarnya ketika melihat surat yang ia terima dari kantor hukum. Ia telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus plagiat desain gaun yang telah didaftarkan oleh Zair butik ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual. Agatha hampir pingsan setelah membaca kabar tersebut.Davin menahan ibunya yang hendak jatuh pingsan. Ia pun membopong ibunya ke dalam kamar dan menidurkannya. Veti datang ke kamar membawa secangkir teh hangat.Davin pun membantu meminumkan teh hangat tersebut kepada Agatha. Agatha meneguknya lalu ia terbatuk-batuk karena belum siapa menelan minuman setelah mendapat kabar yang membuatnya syok. Agatha sampai menangis memikirkannya.Tentu Davin tidak tega melihat ibunya menangis. Ia menggenggam tangan Agatha untuk menenangkannya. "Mami tenang aja. Semuanya pasti bisa ditangani. Sekarang Mami istirahat dulu, ya. Kita bicarakan ini nanti. Jangan terlalu dipikirkan, aku tidak mau Mami drop."Agatha mengangguk lalu memejamkan mat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • Sang Desainer   Bab 20

    Setelah selesai kelas, Karina menghubungi Davin dan menanyakan keberadaannya. "Elard, kamu dimana?""Di perpustakaan.""Aku nyusul, ya. Sekalian aku mau cari buku buat referensi tugas aku.""Oke. Aku ada di pojok utara. Nanti langsung samperin aja.""Siap, aku ttup ya teleponnya. Bye.""Bye."Setelah mematikan telepon, Karina mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Davin. Hingga akhirnya ia melihat Davin sedang mengobrol dengan seorang wanita. Karina pun mendatangi Davin."Davin, aku ke perpustakaan dulu cari buku buat referensi tugasku. Kamu tunggu sebentar gak apa-apa, ya?" ucap Karina.Davin mengangguk. "Iya, aku juga mau ngobrolin tentang seminar nanti sama temanku, paling agak lama. Sepuluh menit lagi.""Ya udah, aku ke perpustakaan dulu."Davin mengangguk.Sebelum berbalik badan, ekor mata Karina melihat Jessica menghampiri wanita yang sedang bersama Davin. Sepertinya Jessica sempat melihat Karina yang tadi mengobrol dengan Davin. Raut wajahnya terlihat sinis.Namun Ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • Sang Desainer   Bab 21

    Davin dan Karina duduk di kedai es krim dan minuman. Karina memesan semangkuk es krim dan segelas boba. Sedangkan Davin memesan es krim dan kopi latte.Sedari tadi hanya ada beberapa obrolan ringan dan selebihnya mereka saling berdiam diri karena tidak tahu cara membuka percakapan. Apalagi Karina yang sedang sibuknya melihat ponsel untuk proses rancangan produk barunya. Davin sedari tadi beberapa kali melirik Karina."Kamu jurusan desain, ya? Pantas aku lihat dari tadi kamu sibuk gambar-gambar di ponsel," cetus Davin."Iya," jawab Karina singkat."Aku punya ide bagus. Bagaimana kalau kamu jadi perancang di butik Mami? Hitung-hitung kamu ngambil hati Mami yang sempat sebal sama kamu karena kamu ngatur-ngatur Mami. Aku tadi lihat sekilas rancanganmu bagus bagus sekali." Davin berucap sambil tersenyum lebar karena merasa idenya adalah ide yang sangat bagus.Karina menoleh dan menatap Davin sejenak. "Maaf, tapi aku sudah dikontrak oleh sebuah butik ternama yang memiliki sepuluh cabang di b

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Sang Desainer   Bab 22

    Davin memasuki gudang dan mengambil sebuah kotak kardus yang terlihat penuh dan lumayan berat. Davin pun mengambilnya dan bergegas kembali ke kamarnya. Ia menguatkan hati untuk membuka kardus tersebut.Ia pun mengambil gunting dan menggunting tali yang melilit kardus itu. Setelah itu, ia membuka kardus tersebut. Davin batuk-batuk saat debu dari kardus tersebut berterbangan dan mengenai wajah terutama hidungnya.Hal yang pertama Davin lihat atau berada di paling atas adalah sebuah hoodie berwarna abu-abu. Davin tanpa sadar tersenyum melihatnya. Itu adalah hoodie yang ia beli couple untuk dirinya dan Felliska dulu.Itu adalah barang terakhir yang ia berikan kepada Felliska sebelum mereka putus. Sebuah memori indah terputar di kepala Davin. Saat itu… ia dan Felliska berada di pantai menikmati sunrise.Namun ada kejadian panas sebelum mereka ke pantai. Senyum Davin luntur bersamaan dengan perasaannya yang campur aduk.Flashback onSetelah dari club, Davin dan Felliska pergi ke sebuah hote

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Sang Desainer   Bab 23

    "Vai tenang aja, ya. Bunda pasti sembuh kok," ujar Karina."Vai harap begitu." Gadis cilik itu lanjut menghabiskan roti cokelat pemberian Karina. "Aku haus, mau minum."Karina mengangguk lalu mengambil sebotol mineral dan menyerahkannya kepada Vai. "Aku gak bisa buka," ucap Vai polos.Karina tersenyum sampat terlihat giginya. Ia pun membukakan tutup botol air mineral itu lalu menyerahkannya kembali kepada Vai. Vai lalu meminumnya hingga tandas."Sepertinya dari tadi kamu merawa haus ya, Vai?" tebak Elard."Benar, Kak Elard. Aku haus dan minta minum ke Kak Trisna tapi aku malah disuruh pergi. Jadi aku ke taman aja.""Kak Trisna? Kakakmu?""Iya, Kak Karina. Dia kakakku. Sekarang dia lagi menemani Bunda.""Kakak sudah selesai, ayo kita pulang!" Sebuah suara muncul dari belakang mereka. Mereka pun menengok ke belakang dan melihat seorang gadis muda berpakaian sederhana dengan rambut yang diwarnai cokelat dan diikat seperti ekor kuda."Aku pergi dulu ya, Kakak Kakak baik," pamit Vai yang la

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Sang Desainer   Bab 24

    Karina bangkit dengan tangan mengepal. Bibirnya bergetar menahan tangis. Seumur-umur, ini adalah pertama kalinya ia mendapat perlakuan seperti sampah. Ia mencengkram kerah baju langit dan berucap, "Lo mau hancurin hidup gue kayak apa lagi, hah? Lo mau gue sehancur apa? Mau bunuh gue? Ayo bunuh! Lo adalah laki-laki terbangs*t yang pernah gue temui. Lo hancurin segalanya di hidup gue. Lo fitnah gue, lo berkali-kali melecehkan dan hampir memperkosa gue, lo selingkuhin gue berkali-kali, lo melakukan kekerasan ke gue. Gue udah punya banyak bukti. Gue pernah visum dan beberapa perbuatanmu yang busuk itu sudah aku rekam. Gue bakal masukin lo ke penjara!"Langit melotot, begitu pula dengan yang lainnya. "Heh, jangan memutar balikan fakta. Langit bilang kamu yang menyelingkuhi dia," ketus Vaya.PlakKarina menampar Langit sampai menimbulkan bekas merah. "Berapa banyak kalimat busuk yang lo bilang ke orang-orang termasuk ibumu? Gue gak bakal tinggal diam."Karina lalu mengalihkan pandangannya ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28

Bab terbaru

  • Sang Desainer   Bab 120

    "Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k

  • Sang Desainer   Bab 119

    Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel

  • Sang Desainer   Bab 118

    Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem

  • Sang Desainer   Bab 117

    Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn

  • Sang Desainer   Bab 116

    Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC

  • Sang Desainer   Bab 115

    Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d

  • Sang Desainer   Bab 114

    "Emh, Aurel…." Rey memanggil nama mantan kekasihnya di sela-sela desahannya.Sontak Karen yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. "Kok Aurel, sih? Segitu pentingnya Aurel bagimu segelah apa yang sudah terjadi?""Jangan protes dan lanjutkan bagianmu," sahut Rey dingin."Kamu gila? Kamu sedang bersamaku dan malah menyebut nama perempuan lain. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?""Sudahlah, kamu diam saja. Dasar kebanyakan protes!" sentak Rey.Karen memandang Rey dengan tatapan tidak percaya. "Oh, jadi ini sifat aslimu? Kasar dan suka bermain wanita? Kamu bangga dengan video syur mu dengan Aurel? Kamu sangat menikmatinya tanpa harus menanggung akibatnya dan malah menghancurkan hidup Aurel, bukan begitu?" Karen setengah berbisik di kalimat terakhirnya.Rey mengacak rambutnya kasar. "Ya, dan harusnya kamu sadar posisimu. Jika kamu masih ingin aku lirik, jangan banyak protes dan turuti kemauanku!"Karen geleng-geleng kepala. "Aku tidak akan menuruti kemauanmi lagi mulai detk ini d

  • Sang Desainer   Bab 113

    Karina baru saja selesai berkonsultasi dengan Aland tentang skripsinya. Mereka dan Elard lalu memasuki mobil untuk pulang ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Baru saja Elard akan melajukan mobilnya, Ellyn menghampiri mobilnya dengan tergopoh-gopoh.Ia menepuk-nepuk jendela mobil Elard. "Kurang ajar kamu, Elard! Bisa-bisanya ninggalin aku. Ingin sekali ku cakar wajahmu itu," ceplos Ellyn.Elard tertawa lalu membuka kunci mobilnya sehingga Ellyn bisa membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Posisi mereka Karina dan Elard di depan sedangkan Aland dan Ellyn di belakang. Elard pun melajukan mobilnya dengan tawa yang masih terdengar."Habisnya seru ngerjain orang yang lagi sok sibuk ngerjain tugas," balas Elard."Elard, jaga bicaramu," tegur Aland.Ellyn menjulurkan lidahnya yang bisa Elard lihat di pantulan kaca spion. Elard balas menjulurkan lidah yang membuat Ellyn mengacungkan jari tengahnya.Semua interaksi mereka di lihat dan di dengar oleh Karina."Aku mengakuinya sekarang karena

  • Sang Desainer   Bab 112

    Keesokan paginya, seperti biasa Karina akan bersiap-siap ke kampus. Ia memakai hoodie pemberian Langit dan celana jeans panjang. Rambutnya ia kucir kuda yang membuat penampilannya terlihat tomboy.Ia segera menyambar tasnya dan memasuki ruang makan. Ia mencomot dua potong roti lalu melahapnya dengan cepat."Pelan-pelan, Karina," tegur Suri.Karina hanya tersenyum lalu meneguk susu hangat sampai tandas. "Aku pergi dulu, ya, Bi. Semalam aku kecapekan jadi langsung tidur sampai lupa ngelanjutin skripsiku. Ini aku bernsgkat pagi-pagi buat nerusin skripsiku," ujarnya.Suri hanya geleng-geleng kepala. "Hati-hati di jalan.""Siap, Bi. Bye." Karina keluar rumah dengan riang. Namun seketika raut cerianya lenyap saat mendapati kehadiran Elard yang berdiri di teras sambil tersenyum kepadanya."Ngapain kamu disini?" tanya Karina sedikit ketus."Jemput kamu.""Gak perlu, aku bisa pergi sendiri." Karina lalu menaiki motornya dan seketika ia terbelalak kaget ketika menyadari ban motornya kempes."Ma

DMCA.com Protection Status