Share

Bab 12

Author: Queen Tere
last update Last Updated: 2023-02-23 12:53:57

Setelah selesai kuliah, Karina bergegas ke parkiran untuk mengambil motornya. Ia bersyukur tidak ada Langit yang mengganggunya. Ia pun bergegas menaiki motornya dan melaju meninggalkan kampus.

Saat lampu merah di perempatan menyala, Karina menghentikan motornya. Ia melirik ke spion dan melihat mobil putih milik Langit ada di belakangnya. Karina mengira kalau Langit mengikutinya.

Karina mendengus kesal. Mau apa lagi Langit mengikutinya? Setelah lampu hijau menyala, Karina pun kembali tancap gas.

Setelah beberapa menit perjalanan, mobil Langit masih terlihat mengikuti Karina. Karina menjadi was-was. Apa yang akan Langit lakukan kepadanya?

Mengingat Langit yang suka melakukan hal aneh-aneh kepada Karina. Karina pun merapalkan doa dalam hati. Seandainya ia tahu jalan alternatif menuju kediaman keluarga Adam, ia pasti akan melewati jalur alternatif.

Hingga Karina sampai di kediaman keluarga Adam dan memarkirkan motornya, mobil Langit masih mengikutinya. Bahkan mobil Langit ikut masuk lewat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Desainer   Bab 13

    Karina masih merasa sangat marah dan tidak terima dengan perlakuan Langit tadi. Ia tadi melihat Langit memasuki toilet. Maka setelah menidurkan Tania, ia bergegas menyusul Langit ke toilet.Ia merasa curiga dengan Langit. Pasti Langit sudah berbuat hal macam-macam kepada Karina mengenai cincin Agatha yang hilang. Karina pun membawa ponselnya dalam saku dan menyalakan perekam suara untuk merekam percakapannya dengan Langit nanti.Karina berdiri di depan Karina dengan bersedekap dada. Beberapa detik kemudian, Langit keluar dari salah satu bilik toilet. Karina langsung berbalik badan dan menatap Langit tajam.Langit tersenyum melihat Karina. "Nungguin aku? Mau gak melakukan hal 'enak enak' di sini? Mumpung sepi."Karina melempar botol sabun tepat ke muka Langit. "Omongan lo kayak omongan orang gak waras. Udah gila lo?!"Langit terkekeh. "Aku memang gak waras… karena kamu.""Lo gak waras karena otak lo udah geser. Jangan bawa-bawa gue."Langit melangkah perlahan mendekati Karina. "Kalau k

    Last Updated : 2023-02-23
  • Sang Desainer   Bab 14

    Karina menaruh Tania yang sudah tertidur di keranjang bayi. Bertepatan dengan itu, terdengar mobil Andrew memasuki pekarangan rumah. Karina pun segera membereskan barang-barangnya dan keluar dari ruangan.Ia sempat berpapasan dengan Veti di depan dapur. "Tunggu!" Veti berucap sambil menghampiri Karina. "Aku mau tanya sesuatu ke kamu.""Tanya apa?""Tuan Davin tadi ngomong apa sebelum ngacak rambut kamu?""Hah?""Tadi 'kan Tuan Davin ngacak ngacak rambut kamu, dan sebelumnya dia bilang sesuatu. Tuan Davin bilang apa?"Karina terdiam sejenak lalu menjawab, "Untuk apa aku memberitahumu?""Karena aku mencintai Tuan Davin.""Kenapa kamu tidak tanya langsung ke Davin?""Ya jelas aku malu lah.""Ya itu urusanmu. Aku tidak ingin memberitahumu. Tanyalah sendiri!" Karina melanjutkan langkahnya yang membuat Veti berdecak kesal."Sampai kapanpun kamu gak akan bisa bersatu dengan Tuan Davin. Hanya aku yang boleh bersama dengan Tuan Davin," ucap Veti dalam hati.•••Setelah menidurkan Tania, Karina

    Last Updated : 2023-02-24
  • Sang Desainer   Bab 15

    "Saya ingin berhenti menjadi baby sitter," ucap Karina kepada Agatha dan Aurel."Gak, kamu gak bisa asal keluar dari sini," sambar Agatha."Tapi karena satu dan lain hal, saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan ini. Ada beberapa hal yang membuat saya tidak nyaman bekerja di sini.""Apa alasanmu? Tidak mungkin karena gajinya kurang 'kan? Gaji sepuluh juta sebulan bagi baby sitter itu sudah sangat cukup," ujar Aurel."Bukan karena itu. Saya tidak nyaman aja meneruskan pekerjaan saya."Agatha melambaikan tangan kepada Santi yang melewati ruang tamu. "Santi, ambilkan kertas kontrak kerja atas nama Karina Faradina di laci lemariku," titah Agatha.Sinta mengangguk dan bergegas menuruti perintah Agatha. Karina menunduk sambil meremas-remas tangannya. Ia merasa tidak nyaman.Sedangkan Agatha melipat tangannya di depan dada sambil menatap tajam Karina. Bertepatan dengan itu, Andrew datang sambil menggendong Tania. "Sayang, aku mau berangkat kerja dulu. Ini Tania mau kamu gendong atau Kari

    Last Updated : 2023-02-25
  • Sang Desainer   Bab 16

    Di ruang tamu, Davin dan Agatha sedang bercengkrama. Mereka menjadi diam dan mengalihkan pandangan ketika Karina melewati mereka. "Permisi, saya pamit pulang," ucap Karina yang hanya diangguki oleh Agatha."Sebentar, buket yang aku kasih mana?" tanya Davin."Diminta sama Veti," jawab Karina singkat."Karina yang kasih ke aku," sambar Veti yang tiba-tiba muncul di ruang tamu.Davin menatap Karina dengan tatapan menuntut penjelasan. Karina menghela nafas keras lalu berkata, "Ngaku aja, Vet. Kamu yang duluan minta ke aku. Cuma perkara seperti ini saja kamu harus berbohong?"Ucapan Karina sungguh menusuk hati Veti. Veti pun hanya menunduk dan salah tingkah. Davin mematap Veti tajam. "Kenapa kamu minta? Itu aku berikan kepada Karina berarti itu memang untuk Karina. Untuk apa kamu memintanya?""A-aku… aku hanya ingin merasakan rasanya diberi hadiah oleh laki-laki.""Tapi bukan berarti kamu meminta milik orang yang berasal dari pemberian orang lain. Bukankah di dapur ada banyak sekali makana

    Last Updated : 2023-02-25
  • Sang Desainer   Bab 17

    Setelah beberapa menit perjalanan, Karina dan Elard sampai di rumah Suri. Mereka lalu keluar dari mobil. "Bibi Suri! Ini Karina," seru Karina sambil mengetuk pintu beberapa kali.Beberapa menit kemudian, pintu dibuka oleh Suri. Ia tersenyum kepada Karina dan Elard. Sejenak ia terpaku melihat penampilan Karina yang berbeda dari biasanya. "Sudah rapi dan cantik, mau kemana?""Kami mau bakar-bakar di butik, Bi. Bibi ikut tidak?" sahut Elard."Oh, tidak perlu. Bersenang-senanglah kalian.""Ibu Kasih dimana? Kami ingin mengajaknya sekalian.""Tidak perlu. Kalian berdua saja yang pergi." Kasih muncul di balik pintu."Iya, biar Bibi Suri yang jaga Ibu. Kalian habiskan waktu untuk bersenang-senang."Karina dan Elard saling pandang. "Baiklah, kalau begitu. Kami pamit dulu." Elard dan Karina menyalami tangan Suri dan Kasih.Mereka lalu memasuki mobil. Saat mobil melaju, mereka melambaikan tangan kepada Suri dan Kasih yang dibalas lambaian tangan pula oleh mereka. Suri tak henti-hentinya merekah

    Last Updated : 2023-02-25
  • Sang Desainer   Bab 18

    "Pak, apakah anda sudah tahu mengenai butik Agatha yang meniru model gaun yang saya rancang?" tanya Karina."Sudah, itu sudah saya laporkan. Saat gaun tersebut launching, saya sudah mendaftarkannya di Pangkalan Data Kekayaan Intelektual dan kantor kementerian hukum," jawab Aland.Karina merasa sangat amat lega mendengar kabar itu. Ia sampai menitik air mata. Akhirnya Tuhan memberi keadilan dan keadilan."Saya awalnya sudah sangat kecewa saat mengetahui butik Agatha meniru model rancangan saya. Saya sangat sakit hati," tutur Karina."Kamu tenang saja, saya sudah mengurus semuanya. Kamu tunggu saja."Tiba-tiba ada yang menyodorkan tisu dari arah belakang. Karina menoleh ke belakang dan mendapati Elard membungkuk dan menyodorkannya selembar tisu. Elard tersenyum lembut.Karina menjadi malu saat terlihat wajahnya basah karena air mata. Ia pun segera menerima tisu tersebut dan mengusap air matanya. Tiba-tiba datang Zaiz yang langsung menyerocos, "Parah lo, El. Lo apain bidadari gue?""Lo

    Last Updated : 2023-02-25
  • Sang Desainer   Bab 19

    Agatha berteriak dan menghancurkan barang-barang di sekitarnya ketika melihat surat yang ia terima dari kantor hukum. Ia telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus plagiat desain gaun yang telah didaftarkan oleh Zair butik ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual. Agatha hampir pingsan setelah membaca kabar tersebut.Davin menahan ibunya yang hendak jatuh pingsan. Ia pun membopong ibunya ke dalam kamar dan menidurkannya. Veti datang ke kamar membawa secangkir teh hangat.Davin pun membantu meminumkan teh hangat tersebut kepada Agatha. Agatha meneguknya lalu ia terbatuk-batuk karena belum siapa menelan minuman setelah mendapat kabar yang membuatnya syok. Agatha sampai menangis memikirkannya.Tentu Davin tidak tega melihat ibunya menangis. Ia menggenggam tangan Agatha untuk menenangkannya. "Mami tenang aja. Semuanya pasti bisa ditangani. Sekarang Mami istirahat dulu, ya. Kita bicarakan ini nanti. Jangan terlalu dipikirkan, aku tidak mau Mami drop."Agatha mengangguk lalu memejamkan mat

    Last Updated : 2023-02-26
  • Sang Desainer   Bab 20

    Setelah selesai kelas, Karina menghubungi Davin dan menanyakan keberadaannya. "Elard, kamu dimana?""Di perpustakaan.""Aku nyusul, ya. Sekalian aku mau cari buku buat referensi tugas aku.""Oke. Aku ada di pojok utara. Nanti langsung samperin aja.""Siap, aku ttup ya teleponnya. Bye.""Bye."Setelah mematikan telepon, Karina mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Davin. Hingga akhirnya ia melihat Davin sedang mengobrol dengan seorang wanita. Karina pun mendatangi Davin."Davin, aku ke perpustakaan dulu cari buku buat referensi tugasku. Kamu tunggu sebentar gak apa-apa, ya?" ucap Karina.Davin mengangguk. "Iya, aku juga mau ngobrolin tentang seminar nanti sama temanku, paling agak lama. Sepuluh menit lagi.""Ya udah, aku ke perpustakaan dulu."Davin mengangguk.Sebelum berbalik badan, ekor mata Karina melihat Jessica menghampiri wanita yang sedang bersama Davin. Sepertinya Jessica sempat melihat Karina yang tadi mengobrol dengan Davin. Raut wajahnya terlihat sinis.Namun Ka

    Last Updated : 2023-02-26

Latest chapter

  • Sang Desainer   Bab 120

    "Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k

  • Sang Desainer   Bab 119

    Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel

  • Sang Desainer   Bab 118

    Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem

  • Sang Desainer   Bab 117

    Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn

  • Sang Desainer   Bab 116

    Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC

  • Sang Desainer   Bab 115

    Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d

  • Sang Desainer   Bab 114

    "Emh, Aurel…." Rey memanggil nama mantan kekasihnya di sela-sela desahannya.Sontak Karen yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. "Kok Aurel, sih? Segitu pentingnya Aurel bagimu segelah apa yang sudah terjadi?""Jangan protes dan lanjutkan bagianmu," sahut Rey dingin."Kamu gila? Kamu sedang bersamaku dan malah menyebut nama perempuan lain. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?""Sudahlah, kamu diam saja. Dasar kebanyakan protes!" sentak Rey.Karen memandang Rey dengan tatapan tidak percaya. "Oh, jadi ini sifat aslimu? Kasar dan suka bermain wanita? Kamu bangga dengan video syur mu dengan Aurel? Kamu sangat menikmatinya tanpa harus menanggung akibatnya dan malah menghancurkan hidup Aurel, bukan begitu?" Karen setengah berbisik di kalimat terakhirnya.Rey mengacak rambutnya kasar. "Ya, dan harusnya kamu sadar posisimu. Jika kamu masih ingin aku lirik, jangan banyak protes dan turuti kemauanku!"Karen geleng-geleng kepala. "Aku tidak akan menuruti kemauanmi lagi mulai detk ini d

  • Sang Desainer   Bab 113

    Karina baru saja selesai berkonsultasi dengan Aland tentang skripsinya. Mereka dan Elard lalu memasuki mobil untuk pulang ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Baru saja Elard akan melajukan mobilnya, Ellyn menghampiri mobilnya dengan tergopoh-gopoh.Ia menepuk-nepuk jendela mobil Elard. "Kurang ajar kamu, Elard! Bisa-bisanya ninggalin aku. Ingin sekali ku cakar wajahmu itu," ceplos Ellyn.Elard tertawa lalu membuka kunci mobilnya sehingga Ellyn bisa membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Posisi mereka Karina dan Elard di depan sedangkan Aland dan Ellyn di belakang. Elard pun melajukan mobilnya dengan tawa yang masih terdengar."Habisnya seru ngerjain orang yang lagi sok sibuk ngerjain tugas," balas Elard."Elard, jaga bicaramu," tegur Aland.Ellyn menjulurkan lidahnya yang bisa Elard lihat di pantulan kaca spion. Elard balas menjulurkan lidah yang membuat Ellyn mengacungkan jari tengahnya.Semua interaksi mereka di lihat dan di dengar oleh Karina."Aku mengakuinya sekarang karena

  • Sang Desainer   Bab 112

    Keesokan paginya, seperti biasa Karina akan bersiap-siap ke kampus. Ia memakai hoodie pemberian Langit dan celana jeans panjang. Rambutnya ia kucir kuda yang membuat penampilannya terlihat tomboy.Ia segera menyambar tasnya dan memasuki ruang makan. Ia mencomot dua potong roti lalu melahapnya dengan cepat."Pelan-pelan, Karina," tegur Suri.Karina hanya tersenyum lalu meneguk susu hangat sampai tandas. "Aku pergi dulu, ya, Bi. Semalam aku kecapekan jadi langsung tidur sampai lupa ngelanjutin skripsiku. Ini aku bernsgkat pagi-pagi buat nerusin skripsiku," ujarnya.Suri hanya geleng-geleng kepala. "Hati-hati di jalan.""Siap, Bi. Bye." Karina keluar rumah dengan riang. Namun seketika raut cerianya lenyap saat mendapati kehadiran Elard yang berdiri di teras sambil tersenyum kepadanya."Ngapain kamu disini?" tanya Karina sedikit ketus."Jemput kamu.""Gak perlu, aku bisa pergi sendiri." Karina lalu menaiki motornya dan seketika ia terbelalak kaget ketika menyadari ban motornya kempes."Ma

DMCA.com Protection Status