"Kakak tidak tahu kali ini kamu sangat tertarik dengan wanita itu atau memang ini bentuk kesombonganmu saja. Tapi karena kamu meminta tolong sampai memangil kakak ke sini, kakak rasa kamu sangat menyukai gadis itu dan kakak akan coba lagi membatumu supaya bisa bertemu dengan gadis itu lagi" kata Arlen.
Mendengar hal itu, Daren sangat senang. Dia memeluk Arlen sambil mengucapkan terima kasih kepada kakaknya itu.
Beberapa hari kemudian di kantor, Siska sekretarisnya mengomelin Daren karena bagian manager pengembangan proyek perusahaan mereka sudah menelepon sampai tiga kali mempertanyakan bahwa ada perubahan dalam pemban
Di OZ Café, Safira sedang duduk berhadapan dengan seorang laki-laki. Mungkin itulaki-laki yang diceritakan ibunya terakhir kali mereka berbicara meminta dia meluangkan waktu untuk makan bersama karena ayah dan kakaknya mau membicarakan kembali acara perjodohan dengan laki-laki lain lagi.Dan di sinilah dia duduk terjebak bagaikan di ruang penjara. Dia berpikir sampai kapan lagi dia akan melakukan dan mengikuti kemauan dari ayah dan kakak tirinya itu."Ternyata kamu lebih cantik dilihat langsung daripada yang ada di foto ya? Sepertinya aku tidak salah memilih?" kata laki-laki itu sambil tersenyum ke arah Sa
Braaaakkkkk…….Belum selesai laki-laki itu ngomong tiba-tiba dikagetkan dengan suara gebrakan meja tepat di hadapannya."Kamu benar-benar sangat jujur dengan perkataanmu ya...!!! Jelas-jelas kamu sudah tahu kalau paras, pesona dan levelnya Safira sangat berbeda" kata Daren sambil tersenyum kecut kearah laki-laki itu.Dari tadi Daren sudah ingin menggebuki laki-laki yang sudah di depannya itu. Bagaimana bisa seorang laki-laki tega merendahkan dan menyinggu
Setelah Safira selesai dari toilet, dia pergi menghampiri Daren. Dia melihat Daren sudah memesan minumannya dan Daren juga tersenyum melihat Safira yang sedang berjalan ke arahnya dimana mereka duduk."Sepertinya perjodohan kali ini juga tidak berjalan dengan baik ya?" tanya Daren melihat Safira yang sudah duduk di sebelahnya."Iya, gara-gara seseorang jadi berantakan" jawab Safira sambil melihat Daren yang sedang memperhatikannya.Daren hanya bisa tersenyum mendengar
Sementara malam harinya di rumah keluarga Wiguna, ayah tiri Safira marah besar kepada istrinya. Setelah mendengar dari pihak laki-laki yang dijodohkan itu bahwa perjodohan tadi tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tn. Wiguna marah mengatakan kalau istrinya tidak bisa mendidik Safira dengan baik.Kejadian hari ini telah dilaporan oleh pihak laki-laki yang ditemui Safira tadi. Mereka memberitahukan kalau Safiran bertindak kurang ajar dan tidak sopan. Sehingga mendengar informasi tersebut Tn. Wiguna Sangat marah besar.Tn. Wiguna lagi-lagi berpikir jika Safira melakukan hal tersebut dengan sengaja dan ingin membu
"Iya benar. Mending kita pergi ke tempat lainnya saja.""Ooh tidak bisa. Kalau mau kita pergi ke tempat lain kamu harus memilih salah satu atau lebih juga boleh sepatu yang ada di sini, karena ini salah satu toko sepatu wanita terbaik di sini" kata Daren tidak mau pergi sebelum Safira membeli sepatu yang ada di toko itu.Karena desakan dari Daren, akhirnya Safira melihat kembali sepatu yang dia pengen. Tanpa sepengetahuan Safira, Daren juga memperhatikannya yang lagi kebingungan karena dia melihat dua pasang sepatu higheells yang sangat menarik perhatiannya.
Safira hanya terdiam mendengarkan perkataan Daren. Dia masih tidah bisa mengambil keputusan saat ini. Karen seperti yang dikatakan Daren tadi bahwa dia masih butuh waktu untuk memikirkan itu. "Baik lah... Kamu tidak perlu terburu-buru menjawabnya. Aku akan tetap menunggu keputusan Fira." "Maaf" hanya kata itu yang keluar dari mulutnya. "Turunkan aku di depan sini aja" kata Safira melihat rumah orang tuanya tidak jauh lagi, tinggal tiga rumah lagi dari posisi dia diturunkan Daren. Dirinya masih tidak mau terlihat bersama dengan Daren, takut orangtuanya semakin marah nanti. "Aku masuk dulu. Hati-hati di jalan Daren. Terima kasih juga buat hari" kata Safira pamit dan berjalan ke arah rumahnya. Sementara Daren hanya menanggapi dengan wajah datar saja sambil membunyikan klakson mobilnya kemudian pergi. Mungkin responnya itu efek dari Safira yang tidak mau menjawab pertanyaan nya yang terakhir tadi. Safira yang melihatnya pun merasa ti
Setelah perdebatannya dengan ayah tirinya tadi, Safira berusaha menenangkan dirinya dan berusaha untuk istirahat. Saat dia mau memejamkan mata, tiba-tiba mendengar suara pesan di handphonenya. Ternyata Daren mengirim pesan. Safira kaget membaca pesan tersebut karena Daren memberitahu dirinya sudah di depan rumah Safira dan meminta Safira turun."Bukalah biar kamu tahu isinya apa. Aku habis ngantarin kamu tadi aku langsung ke toko sepatu langganan kakak iparku. Model seperti itu tadi kan yang tidak jadi kamu ambil?"Safira kaget ternyata yang diberikan Daren itu adalah sepatu yang berwana Navy yang tidak jadi tadi diamb
FlashBack Masa Kecil Safira"Aduuuuh putri Safira yang cantik. Hari ini bagaimana sekolahnya nak?" kata ayah Fira saat menjemput dirinya pulang sekolah. Waktu itu Safira baru hari pertama sekali masik sekolah SD."Hari ini baik-baik saja sekolah Fira ayah. Tapi ayah, jangan panggil Fira dengan keras-keras dong.""Kenapa kalau ayah memanggil nama anak ayah dengan keras? Tidak boleh?"
"Memang benar-benar dia wanita rubah licik ya. Sepertinya hubungan kalian tidak akan pernah aku selamanya. Dari kita masih kuliah dulu dia sudah sering mengganggumu. Sekarang juga begitu. Selalu membuatmu susah dan di rumahmu juga kamu selalu diganggu" kata Sua dengan nada kesal."Aku tahu maksudnya dia. Dia ingin mengajakmu ke mall dan membelikanmu sesuatu dan ingin membuatmu berasa berterima kasih kepadanya walaupun sebelumnya dia sudah membuat kesalah.""Kamu mau aku temani tidak? Lumayan buat jaga-jaga jika dia membuatmu tidak nyaman, aku bisa menutup mulutnya?" kata Sua dengan penuh emosi."Kamu tidak perlu khawatir, aku bisa jaga diri kok. Lagian ibuku juga ikutan" balas Safira."Apa...? Ibumu juga dia ajak? Kalau dia mengajakmu ibumu itu tandanya kamu tidak bisa menolak ajakannya itu" kata Sua semakin kesal. 'Tidak apa-apa. Jika dia masih berulah, aku bisa kok membalasnya"' jawab Safira menenangkan temannya itu.Di tempat lain, Daren bersama sekretarisnya sedang membahas perke
Keesokan harinya di tempat kerja Safira..."Apa...? Mengajari bagaimana mengungkapkan perasaan...? Memangnya kamu tidak bisa mengungkapkan perasaanmu sama orang?" ulang Sua saat Safira menceritakan pertemuannya dengan Daren kemarin."Dasar laki-laki licik ya...!!! Padahal kalau dilihat sekilas dia adalah laki-laki yang cuek dan dingin. Ternyata laki-laki seperti dia bisa mengatakan rayuan gombal seperti itu. Bagaimana kalau kamu minta dia ajarin tentang insting dan gaya naluri tubuh sekalian" tanya Sua sambil tersenyum."Aaaah... ternyata kamu sama dia sama-sama otak minus ya. Kalau tahu seperti ini tanggapanmu mending tadi aku tidak usah cerita. Percuma tahu nggak?" kata Safira kesal mendengar respon dari temannya itu."Aku juga kan manusia biasa yang kapan saja bisa kilaf. Kalau kamu nggak cerita, aku juga tidak akan bakalan menyuruh kamu untuk bertanya seperti itu. Dan aku juga cuma bercanda saja kok" balas Sua."Aku jadi merasa yakin jika kamu suka dengan laki-laki itu. Karena sel
"Padahal aku sangat berharap kamu bisa membaca apa yang sedang aku pikirkan. Hal aku pikirkan tentang kamu" kata Daren sambil pura-puraa fokus melihat salah satu foto yang sedang dipajang tepat di hadapan mereka."Hhmmm, aku tidak tahu tentang yang lain. Tapi saat ini ada satuhal yang kau tahu, hal yang kamu pikirkan tentang aku""Apa itu?" tanya Daren langsung memutar badannya ke arah Safira karena penasaran dengan apa yangakan Safira katakan."Kalau tidak salah rasa penasaran dan simpaty. Itu sementara ini hal itu yangbisa aku katakan""Waaah luar biasa. Padahal kita baru dua kali bertemu kamu bisa menyimpulkan kalau aku punya rasa penasaran dan simpaty. Aku jadi ingin tahu bagaimana kedepannya?" kata Daren sambil melihat ke arah Safira. Dia tidak mau melepaskan pandangannya dari wajah Safira."Karena kamu sudah membaca pikiran ku, aku juga akan mencoba membaca pikiran mu. Aku tidak mau hanya aku saja yang dibuka. Ngomong-ngomong kamu perna
FlashBack Masa Kecil Safira"Aduuuuh putri Safira yang cantik. Hari ini bagaimana sekolahnya nak?" kata ayah Fira saat menjemput dirinya pulang sekolah. Waktu itu Safira baru hari pertama sekali masik sekolah SD."Hari ini baik-baik saja sekolah Fira ayah. Tapi ayah, jangan panggil Fira dengan keras-keras dong.""Kenapa kalau ayah memanggil nama anak ayah dengan keras? Tidak boleh?"
Setelah perdebatannya dengan ayah tirinya tadi, Safira berusaha menenangkan dirinya dan berusaha untuk istirahat. Saat dia mau memejamkan mata, tiba-tiba mendengar suara pesan di handphonenya. Ternyata Daren mengirim pesan. Safira kaget membaca pesan tersebut karena Daren memberitahu dirinya sudah di depan rumah Safira dan meminta Safira turun."Bukalah biar kamu tahu isinya apa. Aku habis ngantarin kamu tadi aku langsung ke toko sepatu langganan kakak iparku. Model seperti itu tadi kan yang tidak jadi kamu ambil?"Safira kaget ternyata yang diberikan Daren itu adalah sepatu yang berwana Navy yang tidak jadi tadi diamb
Safira hanya terdiam mendengarkan perkataan Daren. Dia masih tidah bisa mengambil keputusan saat ini. Karen seperti yang dikatakan Daren tadi bahwa dia masih butuh waktu untuk memikirkan itu. "Baik lah... Kamu tidak perlu terburu-buru menjawabnya. Aku akan tetap menunggu keputusan Fira." "Maaf" hanya kata itu yang keluar dari mulutnya. "Turunkan aku di depan sini aja" kata Safira melihat rumah orang tuanya tidak jauh lagi, tinggal tiga rumah lagi dari posisi dia diturunkan Daren. Dirinya masih tidak mau terlihat bersama dengan Daren, takut orangtuanya semakin marah nanti. "Aku masuk dulu. Hati-hati di jalan Daren. Terima kasih juga buat hari" kata Safira pamit dan berjalan ke arah rumahnya. Sementara Daren hanya menanggapi dengan wajah datar saja sambil membunyikan klakson mobilnya kemudian pergi. Mungkin responnya itu efek dari Safira yang tidak mau menjawab pertanyaan nya yang terakhir tadi. Safira yang melihatnya pun merasa ti
"Iya benar. Mending kita pergi ke tempat lainnya saja.""Ooh tidak bisa. Kalau mau kita pergi ke tempat lain kamu harus memilih salah satu atau lebih juga boleh sepatu yang ada di sini, karena ini salah satu toko sepatu wanita terbaik di sini" kata Daren tidak mau pergi sebelum Safira membeli sepatu yang ada di toko itu.Karena desakan dari Daren, akhirnya Safira melihat kembali sepatu yang dia pengen. Tanpa sepengetahuan Safira, Daren juga memperhatikannya yang lagi kebingungan karena dia melihat dua pasang sepatu higheells yang sangat menarik perhatiannya.
Sementara malam harinya di rumah keluarga Wiguna, ayah tiri Safira marah besar kepada istrinya. Setelah mendengar dari pihak laki-laki yang dijodohkan itu bahwa perjodohan tadi tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tn. Wiguna marah mengatakan kalau istrinya tidak bisa mendidik Safira dengan baik.Kejadian hari ini telah dilaporan oleh pihak laki-laki yang ditemui Safira tadi. Mereka memberitahukan kalau Safiran bertindak kurang ajar dan tidak sopan. Sehingga mendengar informasi tersebut Tn. Wiguna Sangat marah besar.Tn. Wiguna lagi-lagi berpikir jika Safira melakukan hal tersebut dengan sengaja dan ingin membu
Setelah Safira selesai dari toilet, dia pergi menghampiri Daren. Dia melihat Daren sudah memesan minumannya dan Daren juga tersenyum melihat Safira yang sedang berjalan ke arahnya dimana mereka duduk."Sepertinya perjodohan kali ini juga tidak berjalan dengan baik ya?" tanya Daren melihat Safira yang sudah duduk di sebelahnya."Iya, gara-gara seseorang jadi berantakan" jawab Safira sambil melihat Daren yang sedang memperhatikannya.Daren hanya bisa tersenyum mendengar