Empat tahun yang sangat berarti bagi Marsha. Bagaimana tidak? Selama itu, dia mempelajari banyak hal yang membuatnya menjadi sukses seperti sekarang. Dan di balik kesuksesan itu, ada sebuah keluarga yang menjadi alasan utamanya. Terkhusus, Aldevan dan Mery yang telah berbaik hati memberikan bantuan pendidikan kepadanya.
Mereka membiayai kuliahnya, memberi banyak kasih sayang pada Marsha layaknya gadis itu adalah putri kandung mereka. Tak pernah sedikitpun, Marsha merasa dibedakan dari Sadena, Sadava, apalagi Mouretta yang tak lain adalah putri bungsu mereka.
Tak lagi Marsha merasa kesepian atau ketakutan di dunia ini, sebab Tuhan menitipkan dirinya pada keluarga yang begitu harmonis dan bahagia.
Tuhan, terima kasih. Sekarang Marsha sangat bahagia.
Saat ini gadis itu sedang menggambar gaun rancangannya di permukaan kertas khusus, dan selain bekerja sebagai desainer di butik Raya, Marsha juga mempunyai b
Hari ini hari minggu, jadi Sadena libur bekerja, kesempatan dia untuk menghabiskan waktu bersama Selin. Sadena mengajak perempuan itu jalan-jalan ke Mall bersama Kenarya dan Mouretta.Keempat orang itu berjalan bersisian memasuki area mall dengan Mou dan Ken jalan lebih depan, mereka tampak seperti keluarga kecil yang sangat bahagia. Bagi orang yang tidak tahu, mungkin saja mereka menganggap Selin dan Sadena adalah orang tua dari Mou dan Kenarya.Kedua bocah itu saling menganyunkan gandengan tangan dengan ekspresi senang, sesekali Ken merajuk karena Mou melepas genggaman tangannya."Ish Mou jangan dilepas," rengek Ken. Mou bersedekap."Penat tau, Ken."Ken memberenggut kesal, dia meraih tangan Mou lagi dan menggenggamnya lebih erat. "Kita kan pacaran, harus gandengan terus tau Mou!"Mendengar ucapan kedua bocah itu kelewat batas, Selin meraih bahu Ken dan Ken pun menghadapnya. Genggaman tangan kedua bocah
Satu lagi hal mengejutkan yang tak pernah Sadena dan Selin bayangkan selama beberapa tahun ini, yaitu, bagaimana Steve dan Laura bisa menjadi sepasang kekasih? Mengingat dulu saat mereka SMA, Steve sama sekali tidak suka dengan Laura yang dulu notebenenya adalah kekasih Zoe. Lawan Sadena di ring.Sadena pun baru saja ingat bahwa Mery pernah mengatakan Laura akan segera menikah dengan laki-laki bernama Steve, namun, tak pernah terpikir oleh Sadena bahwa Steve yang Mery maksud adalah Steve rekan tinjunya. Haha. Dunia sesempit ini ya? Kemungkinan yang tidak mungkin terjadi pun ternyata dapat menjadi kenyataan.Sadena mau pun Selin jadi penasaran, hal apa yang membuat Steve dan Laura saling jatuh cinta?Dan untuk menjawab rasa penasaran kedua temannya, Steve pun menceritakan semuanya. Mereka mampir dulu di kafe mall sembari Mou meredakan rasa sakit di pantatnya.Awalnya Laura sedikit canggung untuk menghadap a
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, hari dimana Raya dan Kevin telah pulang ke Indonesia.Ditemani Sadena, Selin menyambut penuh sukacita kedua orang tercintanya itu di bandara, dia memeluk Raya dan Kevin begitu erat menyalurkan rasa rindunya."Akhirnya mama papa pulang... Selin kangen banget," ucap Selin mengurai pelukan dari sang mama. Wanita yang mengenakan blouse berwarna coklat itu mengusap rambutnya penuh sayang."Mama papa apalagi... kepikiran terus sama kamu.""Maafin papa ya sayang, seharusnya papa minta mama kamu tinggal di rumah aja," ujar Kevin memeluk Selin sekilas. Pria berkemeja biru itu mengecup puncak kepala putrinya."Nggak papa kok, Pah." Selin tersenyum, dia menarik tangan Sadena agar laki-laki itu lebih mendekat menghadap kedua orang tuanya.Sadena memang sedikit mengundurkan diri tadi sebab takut mengganggu kegiatan melepas rindu ketiga orang tersebut. Terlebih Selin yang tampak sangat
Zoe mengecek kelengkapan beberapa dokumen di hadapannya. Dia sekarang sedang bekerja di perusahaan milik Anton--mendiang ayah Bella. Bagaimana bisa begitu? Ceritanya sangat panjang dan apakah kalian ingin tahu?Jika iya, terus baca cerita ini, jika tidak, abaikan saja.Bermula saat setahun lalu setelah Zoe keluar dari penjara, dia tanpa sengaja menemukan perempuan cantik tengah tiduran di atas makam padahal saat itu, hari sudah menjelang senja. Zoe berada di sana karena ia mengunjungi makam ibunya yang juga berada tak jauh dari makam tempat perempuan itu.Dengan rasa penasarannya Zoe mendekat, dia menepuk-nepuk bahu perempuan itu berusaha membangunkannya. Tak lama, perempuan itu pun terjaga. Mendongak menatap Zoe dengan mata sembabnya. Kulitnya yang putih mulus, pipinya yang chubby, dan matanya yang bulat dengan bulu lentik menghiasi.Zoe tebak, perempuan cantik itu habis menangis kemudian saking sedihnya
Zoe tersadar dari lamunan sesaat pintu ruangannya terbuka, tepat beberapa detik setelahnya seorang perempuan cantik berambut panjang masuk dan melempar senyum lebar kepadanya.Ya siapa lagi, perempuan itu kalau bukan Bella? Perempuan yang sangat Zoe cintai hingga detik ini."Aku bawa makan siang buat kamu," ucap Bella menaruh kotak bekalnya ke hadapan Zoe. "Dimakan yaa, Mas."Zoe pun merengkuh pinggang perempuan itu dan berbisik di telinganya, "Terima kasih, aku sangat mencintaimu Bella. Kamu membuat banyak perubahan dalam hidupku."Pipi Bella sontak memerah.***Selin, Sadena serta semua keluarga dari kedua orang tersebut berkumpul di ruang keluarga rumah Sadena. Tujuan mereka tak lain adalah untuk membicarakan rencana pernikahan salah satu putra dan putri mereka.Dan hari ini, hal yang ditunggu kedua insan yang sedang mabuk asmara itu pun akhirnya tiba."Jadi, bagaimana Dena? Kamu yakin ingin men
Dua minggu usai menggelar acara lamaran dan akad nikah, Selin dan Sadena akhirnya melangsungkan resepsi pernikahan mereka yang bertempat di hotel berbintang di tengah kota. Semuanya dipersiapkan dengan mewah dan matang oleh tim wedding yang dipilih sendiri oleh Selin.Tema resepsi mereka adalah Vintage yang menonjolkan gemerlap tahun 20-an. Mereka sengaja mengusung tema ini agar terkesan lebih berbeda dari pernikahan biasanya. Karena bertema Vintage, maka semua dekorasi kental akan warna putih serta pastel. Menambah kesan kagum, elegan nan mewah bagi para tamu yang hadir. Selain turut menyanjung betapa cantik dan tampannya sang calon mempelai, mereka pun memuji betapa indahnya dekorasi resepsi.Sadena dan Selin berdiri di atas pelaminan untuk menyalimi semua para tamu dengan senyum bahagianya, Selin menerima doa dan ucapan selamat dari mereka semua.Betapa bahagianya perempuan itu, meski demikian rasa lelah mulai menyapa tubuhnya.Ketika tak ada lagi tamu
Sinar mentari pagi menyusup masuk dari celah gorden, membuat kedua insan yang masih bergelung dalam selimut itu mulai terjaga.Sadena mengerjapkan matanya berulang kali demi mengumpulkan kesadarannya, kala nyawanya sudah penuh, barulah laki-laki tampan itu bangun dan menggeliat sebentar. Menengok ke samping, Sadena terkekeh geli melihat Selin yang masih tidur nyenyak seolah dunia ini tidak pernah pagi.Imut sekali, Sadena tidak pernah bosan memandangi wajah istrinya itu sejak mereka SMA.Sikap jahilnya pun muncul ketika Selin menggeliat lalu menyamping menghadapnya, Sadena menyingkirkan rambut yang menutupi wajah perempuan itu kemudian mengecup pelan pipinya. Sadena tidak mau Selin ikutan terjaga.Sadena ikut berbaring mensejajarkan wajahnya dengan wajah perempuan itu, disatukannya hidung mereka hingga Sadena dapat merasakan hembusan napas Selin yang teratur.Tidak ia pungkiri memang ada bau-bau khas orang tidur, tapi
Memang benar kata orang menjadi seorang istri susah-susah gampang, harus bangun pagi, memasak untuk keluarga, mencuci pakaian ditambah mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Terlebih, jika seorang perempuan ini adalah wanita karir sebab dia harus pandai mengatur waktu antara keluarga dan karirnya.Selin termasuk dalam kategori wanita karir tersebut, namun di kurun waktu beberapa hari ini menjadi seorang istri ia belum kesulitan sama sekali mengatur pekerjaan rumah dan pekerjaannya di butik. Hal itu karena ia didukung penuh oleh kedua mertuanya yang sangat menyayanginya. Mery dan Aldevan, mereka selalu membantu Selin sekecil apa pun kesulitan yang perempuan itu dapatkan.Seperti memasak misalnya. Meskipun Selin lahir dari keluarga yang berkecukupan, dalam hal mengenali bahan masakan ia masih kurang. Bukan tidak bisa, tapi Selin belum menguasai beberapa resep rumahan.Jadi, pagi ini dia meminta Mery membuatkan daftar bahan say