Beranda / Pernikahan / Saat Istri Mantan Menghubungiku / Bab 28. Bolehkah seegois itu?

Share

Bab 28. Bolehkah seegois itu?

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Siang ini Serena pergi menjenguk Kaisar bersama Nurida, sedangkan Al dan Zena sedang bersama Dewa. Sejak dua hari yang lalu Dewa sudah kembali dari Bali. Dia akan kembali bekerja di kantor pusat Jakarta mulai senin depan.

Hari ini Dewa ingin membawa Zena dan Al beli mainan dan eskrim lalu mengajak mereka ke rumahnya karena orang tuanya sangat merindukan dua anak sahabatnya itu. Dewa belum menikah sedangkan orang tuanya sudah sangat ingin menimang cucu, karena itu orang tuanya sangat menyayangi Zena dan Al.

Karena Zena dan Al sudah ada yang menjaga, Nurida ikut menjenguk Kaisar. Dahulu semasa sekolah Nurida juga mengenal baik Kaisar. Mantan kekasih sahabatnya itu adalah seniornya di SMA. Kaisar kelas 12 ketika Serena dan Nurida baru memasuki kelas 10.

Kaisar adalah siswa yang ramah dan tampan juga kaya. Kaisar juga siswa yang memiliki banyak fans di sekolah. Entah apa yang membuat Kaisar langsung jatuh cinta pada Serena di pertemuan pertama mereka. Saat itu mereka tidak sengaja berta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 29. Dari hati ke hati.

    Serena dan Zena sedang makan malam ketika Dirga pulang. Serena menghentikan kegiatan makannya sebentar ketika mendengar klakson mobil suaminya namun sama sekali tidak berniat untuk membukakan pintu untuk pria itu."Ma, itu suara mobil Papa," kata Zena saat terdengar suara klakson mobil papanya. "Mungkin." Serena mengangkat bahunya lalu tersenyum. "Sudah lanjutkan makannya!" perintahnya yang mendapatkan anggukkan dari gadis berumur 7 tahun itu. Sudah sejak tiga tahun yang lalu Serena tidak lagi menyambut kepulangan Dirga. Tepatnya setelah pertengkaran besar mereka yang menyadarkan hati seorang Serena untuk memahami apa itu arti 'Sadar diri'. Pertengkaran itu di picu karena Serena menelfon Dirga terus menerus ketika dia sedang meeting. Saat itu Dirga tidak memberi kabar jika dia pulang terlambat karena menemani bosnya meeting dengan klien. Karena merasa khawatir Serena mengirim banyak pesan namun tidak satupun dari pesannya di balas oleh Dirga dan ketika Serena menelfon, Dirga merasa

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 30 Dari hati ke hati 2.

    Kekecewaan seorang wanita itu ibarat salju,, Jika terus menerus menumpukAkan menjadi es yang keras bak batu. ❄❄❄"Aku sama sekali tidak ingin kembali seperti dulu." Serena menjawab dengan tegas. "Rasanya terlalu sakit jadi aku tidak akan kembali lagi," sambungnya menatap Dirga dengan pandangan terluka. "Lalu bagaimana dengan Zena?" tanya Dirga pada istrinya yang duduk sekitar empat meter darinya. "Bukankah kamu sendiri sudah tahu, putriku itu tidak akan terpengaruh,""Tidak bisakah kita memulai dari awal lagi? Aku akan,,," Dirga tidak meneruskan kalimatnya begitu Serena memandangnya dengan tatapan penuh luka. "Seperti apapun aku menjelaskan kamu tidak akan pernah mengerti seperti apa sakitnya? Jadi, cukup kasihanilah kami! Apa itu juga terlalu sulit?" ucap Serena lalu menghela nafas. "Jika saja kamu bisa memahami sedikit perasaanku, kamu akan tahu sebesar apa rasa kecewaku sekarang."Dirga mengamati wajah wanita di depannya itu. Wajahnya tak lagi seceria dulu saat pertama kali me

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 31 Cinta itu tidak menyakiti

    Pagi ini Dirga bangun kesiangan, saat dia keluar dari kamar rumahnya sudah sepi. Anak dan istrinya sudah berangkat. Mendapati rumah sepi Dirga hanya bisa menghela nafas dalam lalu kembali masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap berangkat kerja. Di kantor Dirga tidak dapat berkonsentrasi dalam pekerjaannya. Beberapa kali dia menghela nafas, ketika di pikirannya terlintas wajah kecewa yang di tunjukkan Serena tadi malam. Galih yang duduk tidak jauh dari meja kerja Dirga. hanya bisa memandang iba pada sang sahabat yang sedang mengalami masalah pelik dalam rumah tangganya. "Apa Serena masih belum mau memaafkanmu?" tanya Galih setelah sembari memeriksa kertas-kertas di mejanya. "Hemm. Kelihatannya dia tetap kekeh ingin berpisah," jawab Dirga sambil menyadarkan punggungnya pada sandaran kursi. "Wanita yang kecewa memang sulit untuk memaafkan. Tapi jika kamu terus menerus meminta maaf dia pasti akan memafkanmu. Karena pada dasarnya wanita itu mahluk paling lemah akan perasaaan," Galih member

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 32. Pertengkaran besar.

    Pov Serena. Aku dan Zena sampai di rumah sekitar pukul 4 sore. Di depan rumah nampak mobil milik Dirga sudah terparkir rapi di pinggir jalan. Aku berusaha untuk tetap tenang meski sebenarnya aku merasa sangat gugup dan takut. Pelan-pelan aku membuka gerbang rumah dan memasukkan motor ke garasi.Sebelum masuk ke dalam rumah kutarik nafas panjang lalu mengeluarkannya. Aku mengulanginya beberapa kali agar merasa lebih tenang. Aku yakin sekali jika Mas Dirga sudah menungguku di dalam. Aku tahu aku memang salah menemui mantan kekasihku tanpa izin dari Mas Dirga. Namun aku berani bersumpah jika niatku hanya untuk membantu Aira saja. Tadi siang aku di telpon Aira, ia mengatakan jika ada yang ingin diberikannya padaku namun aku sempat terkejut begitu Aira mengatakan akan merelakan Kaisar untuk kembali bersamaku jika nanti Kaisar sadar. Aira hanya meminta agar aku mengijinkan Raka tetap menganggap Kaisar sebagai Papanya. Aira berusaha menyakinkan aku bahwa Kaisar sangat mencintaiku. Tadi ia

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 33 Luka dan cinta.

    Pov Serena.Di dalam Kamar aku memeluk Zena dan menutupi kedua telinganya agar tidak mendengar umpatan dan teriakan Mas Dirga. Ini sudah hampir jam 5 sore pasti tetangga-tetangga sudah pulang kerja dan mendengar pertengkaran kami. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana gosip akan beredar besok pagi. Tidak lama terdengar suara pintu ruang tamu di tutup secara kasar. BRAAAKKK...... "Zena tenang ya. Sudah jangan nangis lagi!" Aku berusaha menenangkan Zena sambil mengelus pelan rambut dan dada putriku ini agar lebih tenang. "Sekarang bantu Mama, masukkan semua buku-buku sekolah Zena ke dalam tas sekolah Zena ya! Mama akan memasukkan baju kita ke dalam koper," pintaku yang langsung dilakukannya. Aku segera mengambil ponselku lalu mencari kontak nomer telpon Mas Gibran. Aku hendak menelfonnya tapi aku urungkan. Melihat keadaanku yang seperti ini aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Mas Gibran nantinya setelah melihatku. Mas Gibran pasti akan mengamuk saat melihat bekas li

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 34. Ketika ego masih di hati, maka cinta takkan bisa di nanti.

    Author pov. Sekitar satu jam setengah Serena dan Dewa baru sampai di rumah Nurida. Perjalanan yang seharusnya hanya empat puluh lima menit menjadi satu jam setengah lebih karena bersamaan jam pulang kerja yang membuat jalanan macet. Sesampainya di rumah Nurida, Al langsung berteriak memanggil mamanya begitu melihat Serena dan Dewa dengan Zena yang tertidur di gedongan laki-laki yang selalu dipanggilnya dengan sebutan Om. "Ma,, ada Adek Zena," pekik Al lalu berlari ke teras menyambut tamunya. "SSuuuttt, Adek Zena lagi tidur," Dewa berbisik agar tidak menganggu kenyamanan gadis kecil yang digendongnya. "Siapa yang datang?" Nurida ikut menyusul Al dengan meteran yang selalu melingkar di pundaknya. "Loh, ada apa malam-malam kok kesini?" Nurida langsung panik melihat sahabatnya datang dengan memakai jaket dan masker. Serena tak menjawab, dia hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca. Nurida yang bingung memandang kedua sahabatnya itu bergantian. "Ada apa?" ujarnya saat melihat wajah Dew

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 35 Kenyataan pahit.

    Author povDirga sampai di rumah pada pukul sepuluh malam. Seperti nasihat Bagas, Dirga pulang dengan membawa sekotak martabak dan ayam goreng untuk istri dan anaknya. Dirga mengerutkan keningnya ketika melihat rumahnya gelap gulita. Tak ada satupun penerangan di rumahnya yang menyala. Dirga bergegas keluar dari mobil dan membuka gerbang rumahnya kemudian berjalan masuk ke dalam rumah. Dengan meraba dinding Dirga berjalan mencari sakelar rumahnya untuk menyalakan lampu. Nampak kondisi di dalam rumah masih sama seperti ketika ditinggalkannya beberapa jam yang lalu, berantakan penuh dengan pecahan kaca dan barang-barang yang tadi sore di bantingnya.Dengan sedikit berlari Dirga menuju kamar putrinya tanpa mengetuk Dirga langsung membuka pintu dan masuk kedalam kamar. Kosong, tidak ada siapapun di dalamnya. Dirga membuka pintu kamar mandi, sama saja, kosong. Rahangnya mengeras, genggaman tangannya mengerat pada kantong plastik yang di bawanya ketika tanpa sengaja tatapannya terarah pad

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 36. Gibran mendatangi rumah Serena.

    Sore ini Gibran memutuskan untuk mendatangi rumah Serena. Kakak Serena itu merasa curiga, mengapa adik bungsunya tiba-tiba pergi liburan di saat Zena tidak dalam masa liburan sekolah. Anehnya Serena tidak pamit dulu sebelum pergi, sikapnya itu sama sekali tidak seperti kebiasaannya. Sudah lebih dari satu minggu Serena tidak masuk kerja tapi alasannya tetap sama, liburan bersama Nurida. Awalnya Serena mengatakan jika hanya izin untuk beberapa hari saja. Tapi sampai lebih dari satu minggu Serena juga belum datang ke kafe. Apa lagi Serena juga mengganti no telelponnya. Bukankah itu sangat mencurigakan, pikir Gibran. Setibanya di depan rumah adik bungsunya, Gibran bergegas turun dari mobilnya dan memencet bel yang ada di pagar rumah. Gibran mengulangi beberapa kali, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan sang pemilik rumah. Gibran sedikit berjinjit untuk melihat situasi di teras rumah, tak nampak motor milik adiknya maupun mobil milik adik iparnya. "Serena..." Gibran memanggil nama Sere

Bab terbaru

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 125 Tamat.

    "Sah" pekik sang penghulu yang langsung di sambut riuh para saksi. "Sah," Suara para saksi terdengar kompak disusul. lantunan do'a dari sang penghulu dan segera diaminkan oleh seluruh yang hadir di ruangan itu. "Alhamdulillah,," Suara lirih Rahma penuh syukur. "Iya Alhamdulillah ya Bun. Akhirnya Mas, Gibran menikah juga," sahut Serena sambil mengelus punggung wanita paruh baya itu. Rahma hanya menghela nafas dengan pandangan yang sendu kearah sepasang pengantin yang nampak bahagia dengan senyum sumringah di wajah keduanya. "Bunda, senyum dong. Pengantinnya mau minta do'a restu," ujar Serena saat Gibran dan Nurida mendekati sang Bunda untuk sungkem. Hari ini adalah pernikahan Gibran dan Nurida. Setelah satu tahun meminta berjuang akhirnya hari ini mereka bisa melangsungkan akad nikah dengan restu dari Rahma. Ya, awalnya Rahma menolak memberi restu Gibran menikahi sahabat Serena itu. Rahma menginginkan menantu yang statusnya sama dengan Gibran. Bukan seorang janda dengan satu ana

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 124 Sebenarnya Siapa Serena itu.

    "Ru rujuk? maksudnya?" tanya Serena menoleh pada Dirga. "Beberapa bulan yang lalu Anita mengajukan gugatan cerai pada Andika." Dirga menjawab pertanyaan Serena lalu mengalihkan pandangannya pada Hendrawan. "Bukannya perceraian mereka sudah di putuskan pengadilan?" "Iya tapi belum mengikrarkan talak. Selama perpisahan mereka Andika belum pernah mengucap talak." penjelasan Hendrawan mendapat anggukan mengerti dari Dirga. Serena hanya diam tanpa berniat berkomentar. Ia masih tidak percaya mendengar berita perceraian adik iparnya itu. Apalagi selama ini Hendra dan Mirna selalu membanggakan rumah tangga putri bungsunya itu sangat harmonis. "Rena, kenapa tamunya tidak di ajak masuk?" Rahma ikut keluar menyambut besannya itu. Dengan senyum ramah ibu Serena mengulurkan tangannya menyalami kedua orang tua menantunya itu. "Ayo silahkan masuk!" ajak Rahma menggiring besannya itu untuk masuk ke sisi lain ruang tamu yang memang di peruntukkan untuk menjamu tamu yang datang. "Maaf duduknya di

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 123 Acara tasyakuran rumah baru.

    Sudah dari kemarin Dirga dan Serena menempati rumah baru mereka. Tak ketinggalan Rahma dan Gibran juga keluarga kecil Indira ikut menginap sejak semalam. sudan dari selesai sholat shubuh Rahma sibuk mengatur persiapan acara ulang tahun sekaligus tasyakuran rumah baru putri bungsunya. Di bantu dua orang asisten rumah tangga ia sibuk di dapur. Rencananya pada jam 9 pagi akan diadakan pengajian bersama dengan mengundang para tetangga juga saudara dan teman-teman Dirga. Untuk ulang tahun Zena akan diadakan setelah dhuhur. Bukan hanya Rahma, Indira pun begitu. Kakak kedua Serena itu juga sibuk mengatur tempat dan bingkisan untuk para undangan. "Inah, kamu taruh semua bingkisan itu di depan. Di bawah tenda ya!" perintahnya pada seorang asisten rumah tangga yang baru di pekerjakan oleh Dirga sejak dua hari yang lalu. "Periksa juga bingkisan untuk undangan ulang tahun Zena! Jumlahnya kurang atau tidak?" sambungnya lalu berjalan menuju dapur. "Rena, cateringnya datang jam berapa? Acaranya

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 122 Rahma yang sudah tidak menahan diri lagi.

    "Siapa yang akan mengacaukan? Dirga bisa sesukses ini juga karena kita. Enak sekali keluarga Serena, tidak merasakan susahnya sekarang ikut menikmati hasil kesuksesan Dirga," gerutu Hendrawan. "Minta alamatnya. Minggu depan kita berangkat ke sana," "Apa Ayah Tidak malu bicara seperti itu?" Mirna menatap tajam suaminya. "Sudah lupa apa yang Ayah lakukan pada Dirga?" Pertanyaan Mirna sontak menyulut emosi di dada Hendrawan. Dengan rahang yang mengeras pria paruh baya itu membalas tatapan Mirna tak kalah tajam. Namun kali ini Mirna tidak takut apalagi segan. Ia sudah sangat jengah dengan dengan sikap dan perangai suaminya itu. "Aku pikir beberapa bulan ini kamu sudah berubah, tapi nyatanya aku salah. Kamu tetap egois dan tidak mau mengakui salah." "Apa maksudmu?" sentak Hendrawan emosi. "Apa perlu aku mengulangi perkataan Dirga dua tahun lalu? Apa perlu aku mengulik kesalahan suamiku yang tidak pernah mau kamu akui?" Mirna menarik nafas panjang untuk sedikit mengurangi rasa kesalnya

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 121 Kejutan untuk Zena.

    Sekitar pukul setengah tujuh malam, mobil dirga memasuki pelataran rumah besar mertuanya. Serena membuka pintu rumah bersamaan dengan Dirga yang keluar dari mobilnya dengan membawa banyak bawaan di kedua tangannya. "Biar kubantu Mas," ujar Serena segera mendekat dan mengambil satu kotak besar dari tangan kanan Dirga. "Hati-hati itu kue ulang tahun untuk Zena," sahut Dirga sedikit khawatir. "Iya," jawab Serena tersenyum lalu berjalan masuk lebih dulu. "Dimana Zena?" tanya Dirga berjalan dibelakang Serena. "Zena lagi di kamar Bunda bersama Rendy dan Raka." Serena segera meletakkan kuenya di sisi meja makan. "Malam Ga," sapa Indira yang berjalan keluar dari dapur dengan segelas air putih di tangannya. "Malam juga Mbak. Mana Mas Abimana?" sahut Dirga bertanya bersikap ramah."Tu," indira menunjuk ke arah ruang tengah. Dua orang pria duduk sambil berbincang. "Halo Ga," Abimana mengangkat tangannya menyapa yang di jawab anggukan oleh Dirga. Merasa sungkan Dirga hendak berjalan untuk

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 120 Bahagia setelah badai.

    Setelah sholat shubuh Dirga mendatangi ibu mertuanya untuk memberia tahu jika nanti malam dia akan membuat kejutan ulang tahun untuk putrinya. Dirga meminta Rahma untuk memberi tahu Indira dan Gibran untuk ikut datang. Sebenarnya Dirga ingin mengadakan pesta ulang tahun putrinya itu di rumah baru mereka namun dikarenakan rumah baru mereka belum siap untuk ditempati akhirnya Serena menyarankan untuk memberikan kejutan kecil dan nanti setelah rumah mereka sudah siap akan membuat pesta ulang tahun Zena bersamaan dengan tasyakuran rumah baru mereka. Setelah semua anaknya dan menantunya berangkat Rahma segera menelpon putri ke duanya untuk memintanya datang malam ini seperti permintaan menantu sulungnya. "Tentu saja kami akan datang Bun. Tanpa Bunda telfon aku dan anak-anak sudah berniat ke rumah Bunda sepulang sekolah nanti dan Mas Aby akan menyusul sepulang kerja. Kami tidak akan lupa dengan ulang tahun princess Zena," jawab Indira saat Rahma memintanya datang. Mendengar jawaban putr

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 119 Papa hanya punya Zena.

    "Kamu percaya sama aku kan? Aku bersumpah aku hanya menganggapnya teman. Kami bertemu hanya untuk berbincang dan bertukar pikiran saja." Kembali ia berusaha menyakinkan istrinya itu. Ia tahu jika kediaman Serena karena masih ada kerguan di hati istrinya itu. "Kenapa dulu kamu tidak ingin berbincang dan bertukar pikiran denganku?" tanya Serena yang membuat Dirga terdiam lalu perlahan menegakkan kembali punggungnya. "Apa karena aku tidak enak diajak bicara?" "Karena aku bodoh. Aku tidak tahu caranya berbicara denganmu sehingga kita selalu berakhir dengan bertengkar," jawab Dirga dengan ekspresi khawatir.Dirga sangat menyesal mengapa harus membahas Meysa. Mungkin seharusnya ia tidak membahas sahabat lamanya itu. Ia benar-benar tidak ingin hubungannya dengan Serena kembali merenggang hanya karena seseorang yang sama sekali tidak penting bagi Dirga. "Hemm," Serena menganggukkan kepalanya lalu tersenyum. "Pergilah mandi! Lalu keluar untuk makan malam." Kembali Dirga menghela nafas, mes

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 118 Mengulik mada lalu.

    Beberapa hari ini Dirga harus pulang terlambat karena harus menyelesaikan persiapan launching produk baru perusahaanya. Jika seminggu kemarin ia sampai rumah pada pukul 10 malam, namun hari ini ia bisa pulang lebih awal. Sekitar pukul delapan malam Dirga sudah sampai di rumah. Serena segera menyambut Dirga begitu mendengar suara mobil suaminya itu memasuki pelataran rumah. Saat Dirga hendak masuk kamar nampak putrinya sedang belajar di ruang tengah. Zena terlihat sangat serius dengan buku-buku di depannya. Gadis kecil itu duduk di atas karpet dengan meja kecil yang menjadi tumpuannya. Zena sama sekali tidak menyadari kepulangan ayahnya. "Mandi dan ganti baju dulu, setelah itu baru menyapanya," ujar Serena setelah menepuk pundak Dirga yang berdiri di depan pintu kamar sembari memandang putri mereka yang sedang serius belajar. "Besok dia ada lomba matematika. Dia agak minder karena ini di Jakarta makanya ia sangat serius belajar," tambahnya bercerita. Dirga menoleh sambil mengerutkan

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 117 Dari hati ke hati.

    Serena menggeliat ketika tidurnya merasa terganggu sesuatu yang keras menempel erat di perutnya yang ramping. Satu tangannya meraba pada benda yang terasa keras dan berotot. Seketika matanya terbuka lebar saat ia sadar benda yang melingkar di perutnya adalah sebuah tangan kekar entah milik siapa? Serena mengangkat kepalanya dan menoleh ke belakang. "Astaga.," pekiknya tertahan. Dirga memeluknya dari belakang. "Bikin kaget saja, kamu kenapa tidur di sini?" Serena memukul lengan kekar yang memeluknya itu. Masih dalam keadaan setengah sadar Dirga membuka matanya, "Apa Rena? aku ngantuk besok aja bicaranya," keluh Dirga dengan suara serak dan mata menyipit. "Kamu itu ngapain tidur disini?" tanya Serena. Meski sudah beberapa hari ini Dirga tinggal serumah dengannya tapi Serena belum mengizinkan Dirga untuk tidur satu ranjang dengan dirinya. Jika Dirga tidur dengan Zena maka Serena akan memilih tidur di kamar Bundanya. Serena beranjak bangun dari tidurnya. Dengan posisi duduk ia menatap

DMCA.com Protection Status