Share

Bab 22. Ternyata.

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sudah satu minggu sejak kepulangan Zena dari rumah sakit. Selama itu juga Dirga dan Serena masih tak saling bicara. Dirga pulang jam 9 malam setelah Serena dan Zena tidur. Dan saat pagi Dirga akan keluar ketika istri dan anaknya itu berangkat. Dirga juga tidak lagi menaruh baju kotornya di keranjang khusus baju kotor di dekat mesin cuci. Ia membawa baju kotornya ke laundry dekat kantornya sekalian berangkat kerja.

Serena berusaha untuk tetap tegar dan kuat meski hatinya sudah sangat hancur dan tak berbentuk lagi. Sekarang yang ia lakukan adalah berusaha menyakinkan dirinya jika memang perpisahan adalah keputusan yang terbaik maka dia harus siap dan yakin bahwa dirinya mampu menjaga dan merawat Zena seorang diri.

Setelah mengamati sikap Dirga beberapa hari ini, Serena semakin yakin jika perceraianlah yang di inginkan oleh Dirga sama seperti keinginan keluarga suaminya itu. Bukan tanpa alasan Serena berpikir seperti itu melainkan karena tak sekali pun suaminya itu meminta maaf atas sem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 23. Apa yang sudah hilang takkan kembali.

    "Aku akan keluar sebentar, bicaralah dengannya!" ucap Aira pada Serena lalu melangkah menuju pintu, "Aku akan membuatnya kembali padamu," sambungnya lirih sebelum sebelum menutup pintu ruang perawatan Kaisar. Di dalam kamar Serena hanya menatap lekat wajah pucat Kaisar. Hatinya terasa kalut dan gelisah. Ada rasa takut yang menyelimuti hatinya. Tanpa terasa air mata mulai membasahi wajah cantiknya itu. "Apa ini yang kamu mau?" Serena mengusap air matanya kasar, "Bangun dan jelaskan semuanya! Ini sudah dua bulan dan kamu hanya tertidur. Aku sudah lelah jadi bangunlah! Jelaskan apa yang di katakan Aira itu tidak benar!" ucapnya dengan nada kesal karena teringat bagaimana Kaisar mempermainkan dan menipu perasaannya dulu. "Kamu tidak pernah mencintaiku. Semua janji dan kata-kata cinta yang kamu ucapkan adalah bohong!" Serena menatap tajam pada pria yang terbaring tak berdaya di hadapannya itu. "Dulu kamu hanya mempermainkan aku. Kamu membodohiku dengan berpura-pura mencintaiku selama em

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab,24 Ketegasan seorang Serena.

    Sampai pagi Serena tidak mau keluar kamar. Dia tidak menghiraukan panggilan Dirga yang memintanya keluar. Setelah sholat shubuh Serena segera mengirim pesan pada guru sekolah Zena untuk mengabarkan jika hari ini Zena tidak masuk sekolah. Tidak lupa dia juga mengirim pesan pada Aira jika hari ini ia juga tidak bisa datang dan berjanji akan datang esok harinya. Dia sudah memasukkan beberapa baju Zena dan bajunya ke dalam koper. Juga semua buku sekolah Zena ke dalam tas sekolah milik putrinya itu. Kali ini hatinya sudah benar-benar yakin untuk melepaskan Dirga. Setelah melihat sikap Zena tadi malam membuatnya yakin jika semua pengorbanannya sia-sia. "Zena, bangun sayang! Ayo mandi!" Serena seger membawa putrinya itu ke kamar mandi yang ada di dalam kamar. Setelah selesai, Serena memakaikan baju biasa yang membuat gadis kecil itu terlihat bingung. "Zena gak pakai seragam sekolah Ma? Memang ini hari apa?" tanyanya polos. "Hari ini kita mau jalan-jalan," jawab Serena sembari memakaikan c

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 25. Bukan Serena yang dulu

    "Tunggu!" Dirga mengeratkan genggamannya pada pegangan koper. "Baik, aku setuju. Aku akan membuat surat perjanjian seperti yang kamu inginkan." Dirga tak punya pilihan selain menuruti keinginan Serena. "Hubungi aku jika suratnya sudah siap!" ucap Serena lalu menarik paksa kopernya. "Lepas!" sentaknya karena Dirga tetap menolak melepaskan koper milik Serena yang ia pegang. "Aku akan membuatnya sekarang. Tunggulah sebentar!" pintanya setelah ikut berdiri. "Baik." Serena melepaskan kopernya lalu kembali duduk di sofa yang tadi ia duduki. Setelah menarik nafas panjang Dirga berjalan memasuki kamarnya untuk membuat surat perjanjian seperti yang didinginkan istrinya itu. Sekitar 15 menit, Dirga keluar kembali dengan membawa dua lembar kertas yang sudah di tempel materai. Dirga meletakkannya di meja beserta sebuah pulpen. Serena mengerutkan dahinya melihat ada dua kertas perjanjian yang di tunjukkan Dirga. "Ini perjanjian yang kamu inginkan silahkan kamu baca!" Dirga mengangsurkan satu

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 26. Manusia egois.

    Dirga mengajak anak dan isterinya makan siang di restoran siap saji karena setahu Dirga putrinya itu sangat menyukai ayam goreng. Dirga menyuruh Serena memesan makanan menggunakan kartu ATM miliknya tapi Serena menolak dengan alasan dia sudah tidak ingat dengan pinnya. Dari pada ribut di tempat umum, akhirnya Dirga memilih untuk diam dan memasukkan kembali ATMnya ke dalam dompetnya. "Di habiskan ayamnya ya,!" suruh Serena pada Zena yang duduk di samping. "Siap Mama," jawab Zena patuh. Dirga memandang sendu pada dua wanita beda usia yang telah menemaninya selama delapan tahun ini. Tanpa sadar Dirga tersenyum melihat putrinya yang pendiam bercerita tentang sekolahnya pada Serena sambil sesekali tersenyum. Baru kali ini Dirga benar-benar melihat putrinya tertawa dengan lepas dan ceria. Ternyata Zena bisa begitu cerewet jika bersama Serena, hal yang tidak pernah di perhatikannya selama ini. Tanpa sadar Dirga tersenyum ketika melihat Zena dan Serena tertawa. Hal itu sudah lama sekali

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab. 27 Kebersamaan yang mengharukan.

    Pagi ini Dirga setelah sholat subuh Dirga tidak kembali tidur seperti biasanya. Ia memutuskan untuk keluar kamarnya dan menuju dapur. Dirga tersenyum tipis ketika melihat Serena sedang sibuk berkutat dengan alat-alat dapur dan bahan makanan. "Masak apa?" tanya Dirga tiba-tiba berdiri di balik table kitchen. "Astaga," pekik Serena kaget. "Kamu ngagetin saja," kesal Serena setelah menoleh pada Dirga yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya sambil tersenyum tipis. "Sorry, kamu pasti melamun makanya kaget!" ujar Dirga sambil tersenyum. "Ck.. Gak lucu," Serena berdecak kesal. "Aku cuma bertanya Rena, tapi kamu yang berlebihan. Begitu aja sudah kaget," ceplos Dirga tanpa sadar mengucapkan kata berlebihan yang sangat di benci Serena. Sontak membuat Serena menoleh dan memandang tak suka pada pria itu. Menyadari kesalahannya Dirga lantas mengalihkan dengan bertanya hal lain. "Pagi-pagi sudah melamun. Memang siapa yang sedang kamu pikirkan?" tanyanya sedikit canggung. "Yang pasti buka

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 28. Bolehkah seegois itu?

    Siang ini Serena pergi menjenguk Kaisar bersama Nurida, sedangkan Al dan Zena sedang bersama Dewa. Sejak dua hari yang lalu Dewa sudah kembali dari Bali. Dia akan kembali bekerja di kantor pusat Jakarta mulai senin depan. Hari ini Dewa ingin membawa Zena dan Al beli mainan dan eskrim lalu mengajak mereka ke rumahnya karena orang tuanya sangat merindukan dua anak sahabatnya itu. Dewa belum menikah sedangkan orang tuanya sudah sangat ingin menimang cucu, karena itu orang tuanya sangat menyayangi Zena dan Al. Karena Zena dan Al sudah ada yang menjaga, Nurida ikut menjenguk Kaisar. Dahulu semasa sekolah Nurida juga mengenal baik Kaisar. Mantan kekasih sahabatnya itu adalah seniornya di SMA. Kaisar kelas 12 ketika Serena dan Nurida baru memasuki kelas 10. Kaisar adalah siswa yang ramah dan tampan juga kaya. Kaisar juga siswa yang memiliki banyak fans di sekolah. Entah apa yang membuat Kaisar langsung jatuh cinta pada Serena di pertemuan pertama mereka. Saat itu mereka tidak sengaja berta

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 29. Dari hati ke hati.

    Serena dan Zena sedang makan malam ketika Dirga pulang. Serena menghentikan kegiatan makannya sebentar ketika mendengar klakson mobil suaminya namun sama sekali tidak berniat untuk membukakan pintu untuk pria itu."Ma, itu suara mobil Papa," kata Zena saat terdengar suara klakson mobil papanya. "Mungkin." Serena mengangkat bahunya lalu tersenyum. "Sudah lanjutkan makannya!" perintahnya yang mendapatkan anggukkan dari gadis berumur 7 tahun itu. Sudah sejak tiga tahun yang lalu Serena tidak lagi menyambut kepulangan Dirga. Tepatnya setelah pertengkaran besar mereka yang menyadarkan hati seorang Serena untuk memahami apa itu arti 'Sadar diri'. Pertengkaran itu di picu karena Serena menelfon Dirga terus menerus ketika dia sedang meeting. Saat itu Dirga tidak memberi kabar jika dia pulang terlambat karena menemani bosnya meeting dengan klien. Karena merasa khawatir Serena mengirim banyak pesan namun tidak satupun dari pesannya di balas oleh Dirga dan ketika Serena menelfon, Dirga merasa

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 30 Dari hati ke hati 2.

    Kekecewaan seorang wanita itu ibarat salju,, Jika terus menerus menumpukAkan menjadi es yang keras bak batu. ❄❄❄"Aku sama sekali tidak ingin kembali seperti dulu." Serena menjawab dengan tegas. "Rasanya terlalu sakit jadi aku tidak akan kembali lagi," sambungnya menatap Dirga dengan pandangan terluka. "Lalu bagaimana dengan Zena?" tanya Dirga pada istrinya yang duduk sekitar empat meter darinya. "Bukankah kamu sendiri sudah tahu, putriku itu tidak akan terpengaruh,""Tidak bisakah kita memulai dari awal lagi? Aku akan,,," Dirga tidak meneruskan kalimatnya begitu Serena memandangnya dengan tatapan penuh luka. "Seperti apapun aku menjelaskan kamu tidak akan pernah mengerti seperti apa sakitnya? Jadi, cukup kasihanilah kami! Apa itu juga terlalu sulit?" ucap Serena lalu menghela nafas. "Jika saja kamu bisa memahami sedikit perasaanku, kamu akan tahu sebesar apa rasa kecewaku sekarang."Dirga mengamati wajah wanita di depannya itu. Wajahnya tak lagi seceria dulu saat pertama kali me

Bab terbaru

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 125 Tamat.

    "Sah" pekik sang penghulu yang langsung di sambut riuh para saksi. "Sah," Suara para saksi terdengar kompak disusul. lantunan do'a dari sang penghulu dan segera diaminkan oleh seluruh yang hadir di ruangan itu. "Alhamdulillah,," Suara lirih Rahma penuh syukur. "Iya Alhamdulillah ya Bun. Akhirnya Mas, Gibran menikah juga," sahut Serena sambil mengelus punggung wanita paruh baya itu. Rahma hanya menghela nafas dengan pandangan yang sendu kearah sepasang pengantin yang nampak bahagia dengan senyum sumringah di wajah keduanya. "Bunda, senyum dong. Pengantinnya mau minta do'a restu," ujar Serena saat Gibran dan Nurida mendekati sang Bunda untuk sungkem. Hari ini adalah pernikahan Gibran dan Nurida. Setelah satu tahun meminta berjuang akhirnya hari ini mereka bisa melangsungkan akad nikah dengan restu dari Rahma. Ya, awalnya Rahma menolak memberi restu Gibran menikahi sahabat Serena itu. Rahma menginginkan menantu yang statusnya sama dengan Gibran. Bukan seorang janda dengan satu ana

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 124 Sebenarnya Siapa Serena itu.

    "Ru rujuk? maksudnya?" tanya Serena menoleh pada Dirga. "Beberapa bulan yang lalu Anita mengajukan gugatan cerai pada Andika." Dirga menjawab pertanyaan Serena lalu mengalihkan pandangannya pada Hendrawan. "Bukannya perceraian mereka sudah di putuskan pengadilan?" "Iya tapi belum mengikrarkan talak. Selama perpisahan mereka Andika belum pernah mengucap talak." penjelasan Hendrawan mendapat anggukan mengerti dari Dirga. Serena hanya diam tanpa berniat berkomentar. Ia masih tidak percaya mendengar berita perceraian adik iparnya itu. Apalagi selama ini Hendra dan Mirna selalu membanggakan rumah tangga putri bungsunya itu sangat harmonis. "Rena, kenapa tamunya tidak di ajak masuk?" Rahma ikut keluar menyambut besannya itu. Dengan senyum ramah ibu Serena mengulurkan tangannya menyalami kedua orang tua menantunya itu. "Ayo silahkan masuk!" ajak Rahma menggiring besannya itu untuk masuk ke sisi lain ruang tamu yang memang di peruntukkan untuk menjamu tamu yang datang. "Maaf duduknya di

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 123 Acara tasyakuran rumah baru.

    Sudah dari kemarin Dirga dan Serena menempati rumah baru mereka. Tak ketinggalan Rahma dan Gibran juga keluarga kecil Indira ikut menginap sejak semalam. sudan dari selesai sholat shubuh Rahma sibuk mengatur persiapan acara ulang tahun sekaligus tasyakuran rumah baru putri bungsunya. Di bantu dua orang asisten rumah tangga ia sibuk di dapur. Rencananya pada jam 9 pagi akan diadakan pengajian bersama dengan mengundang para tetangga juga saudara dan teman-teman Dirga. Untuk ulang tahun Zena akan diadakan setelah dhuhur. Bukan hanya Rahma, Indira pun begitu. Kakak kedua Serena itu juga sibuk mengatur tempat dan bingkisan untuk para undangan. "Inah, kamu taruh semua bingkisan itu di depan. Di bawah tenda ya!" perintahnya pada seorang asisten rumah tangga yang baru di pekerjakan oleh Dirga sejak dua hari yang lalu. "Periksa juga bingkisan untuk undangan ulang tahun Zena! Jumlahnya kurang atau tidak?" sambungnya lalu berjalan menuju dapur. "Rena, cateringnya datang jam berapa? Acaranya

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 122 Rahma yang sudah tidak menahan diri lagi.

    "Siapa yang akan mengacaukan? Dirga bisa sesukses ini juga karena kita. Enak sekali keluarga Serena, tidak merasakan susahnya sekarang ikut menikmati hasil kesuksesan Dirga," gerutu Hendrawan. "Minta alamatnya. Minggu depan kita berangkat ke sana," "Apa Ayah Tidak malu bicara seperti itu?" Mirna menatap tajam suaminya. "Sudah lupa apa yang Ayah lakukan pada Dirga?" Pertanyaan Mirna sontak menyulut emosi di dada Hendrawan. Dengan rahang yang mengeras pria paruh baya itu membalas tatapan Mirna tak kalah tajam. Namun kali ini Mirna tidak takut apalagi segan. Ia sudah sangat jengah dengan dengan sikap dan perangai suaminya itu. "Aku pikir beberapa bulan ini kamu sudah berubah, tapi nyatanya aku salah. Kamu tetap egois dan tidak mau mengakui salah." "Apa maksudmu?" sentak Hendrawan emosi. "Apa perlu aku mengulangi perkataan Dirga dua tahun lalu? Apa perlu aku mengulik kesalahan suamiku yang tidak pernah mau kamu akui?" Mirna menarik nafas panjang untuk sedikit mengurangi rasa kesalnya

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 121 Kejutan untuk Zena.

    Sekitar pukul setengah tujuh malam, mobil dirga memasuki pelataran rumah besar mertuanya. Serena membuka pintu rumah bersamaan dengan Dirga yang keluar dari mobilnya dengan membawa banyak bawaan di kedua tangannya. "Biar kubantu Mas," ujar Serena segera mendekat dan mengambil satu kotak besar dari tangan kanan Dirga. "Hati-hati itu kue ulang tahun untuk Zena," sahut Dirga sedikit khawatir. "Iya," jawab Serena tersenyum lalu berjalan masuk lebih dulu. "Dimana Zena?" tanya Dirga berjalan dibelakang Serena. "Zena lagi di kamar Bunda bersama Rendy dan Raka." Serena segera meletakkan kuenya di sisi meja makan. "Malam Ga," sapa Indira yang berjalan keluar dari dapur dengan segelas air putih di tangannya. "Malam juga Mbak. Mana Mas Abimana?" sahut Dirga bertanya bersikap ramah."Tu," indira menunjuk ke arah ruang tengah. Dua orang pria duduk sambil berbincang. "Halo Ga," Abimana mengangkat tangannya menyapa yang di jawab anggukan oleh Dirga. Merasa sungkan Dirga hendak berjalan untuk

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 120 Bahagia setelah badai.

    Setelah sholat shubuh Dirga mendatangi ibu mertuanya untuk memberia tahu jika nanti malam dia akan membuat kejutan ulang tahun untuk putrinya. Dirga meminta Rahma untuk memberi tahu Indira dan Gibran untuk ikut datang. Sebenarnya Dirga ingin mengadakan pesta ulang tahun putrinya itu di rumah baru mereka namun dikarenakan rumah baru mereka belum siap untuk ditempati akhirnya Serena menyarankan untuk memberikan kejutan kecil dan nanti setelah rumah mereka sudah siap akan membuat pesta ulang tahun Zena bersamaan dengan tasyakuran rumah baru mereka. Setelah semua anaknya dan menantunya berangkat Rahma segera menelpon putri ke duanya untuk memintanya datang malam ini seperti permintaan menantu sulungnya. "Tentu saja kami akan datang Bun. Tanpa Bunda telfon aku dan anak-anak sudah berniat ke rumah Bunda sepulang sekolah nanti dan Mas Aby akan menyusul sepulang kerja. Kami tidak akan lupa dengan ulang tahun princess Zena," jawab Indira saat Rahma memintanya datang. Mendengar jawaban putr

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 119 Papa hanya punya Zena.

    "Kamu percaya sama aku kan? Aku bersumpah aku hanya menganggapnya teman. Kami bertemu hanya untuk berbincang dan bertukar pikiran saja." Kembali ia berusaha menyakinkan istrinya itu. Ia tahu jika kediaman Serena karena masih ada kerguan di hati istrinya itu. "Kenapa dulu kamu tidak ingin berbincang dan bertukar pikiran denganku?" tanya Serena yang membuat Dirga terdiam lalu perlahan menegakkan kembali punggungnya. "Apa karena aku tidak enak diajak bicara?" "Karena aku bodoh. Aku tidak tahu caranya berbicara denganmu sehingga kita selalu berakhir dengan bertengkar," jawab Dirga dengan ekspresi khawatir.Dirga sangat menyesal mengapa harus membahas Meysa. Mungkin seharusnya ia tidak membahas sahabat lamanya itu. Ia benar-benar tidak ingin hubungannya dengan Serena kembali merenggang hanya karena seseorang yang sama sekali tidak penting bagi Dirga. "Hemm," Serena menganggukkan kepalanya lalu tersenyum. "Pergilah mandi! Lalu keluar untuk makan malam." Kembali Dirga menghela nafas, mes

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 118 Mengulik mada lalu.

    Beberapa hari ini Dirga harus pulang terlambat karena harus menyelesaikan persiapan launching produk baru perusahaanya. Jika seminggu kemarin ia sampai rumah pada pukul 10 malam, namun hari ini ia bisa pulang lebih awal. Sekitar pukul delapan malam Dirga sudah sampai di rumah. Serena segera menyambut Dirga begitu mendengar suara mobil suaminya itu memasuki pelataran rumah. Saat Dirga hendak masuk kamar nampak putrinya sedang belajar di ruang tengah. Zena terlihat sangat serius dengan buku-buku di depannya. Gadis kecil itu duduk di atas karpet dengan meja kecil yang menjadi tumpuannya. Zena sama sekali tidak menyadari kepulangan ayahnya. "Mandi dan ganti baju dulu, setelah itu baru menyapanya," ujar Serena setelah menepuk pundak Dirga yang berdiri di depan pintu kamar sembari memandang putri mereka yang sedang serius belajar. "Besok dia ada lomba matematika. Dia agak minder karena ini di Jakarta makanya ia sangat serius belajar," tambahnya bercerita. Dirga menoleh sambil mengerutkan

  • Saat Istri Mantan Menghubungiku   Bab 117 Dari hati ke hati.

    Serena menggeliat ketika tidurnya merasa terganggu sesuatu yang keras menempel erat di perutnya yang ramping. Satu tangannya meraba pada benda yang terasa keras dan berotot. Seketika matanya terbuka lebar saat ia sadar benda yang melingkar di perutnya adalah sebuah tangan kekar entah milik siapa? Serena mengangkat kepalanya dan menoleh ke belakang. "Astaga.," pekiknya tertahan. Dirga memeluknya dari belakang. "Bikin kaget saja, kamu kenapa tidur di sini?" Serena memukul lengan kekar yang memeluknya itu. Masih dalam keadaan setengah sadar Dirga membuka matanya, "Apa Rena? aku ngantuk besok aja bicaranya," keluh Dirga dengan suara serak dan mata menyipit. "Kamu itu ngapain tidur disini?" tanya Serena. Meski sudah beberapa hari ini Dirga tinggal serumah dengannya tapi Serena belum mengizinkan Dirga untuk tidur satu ranjang dengan dirinya. Jika Dirga tidur dengan Zena maka Serena akan memilih tidur di kamar Bundanya. Serena beranjak bangun dari tidurnya. Dengan posisi duduk ia menatap

DMCA.com Protection Status