Share

BAB 51

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2022-07-02 09:23:42

"Kamu yang sabar ya, Dek. Aku yakin Allah menguji kita seperti ini karena kita adalah hamba pilihan. Allah tahu kalau kita ini bisa menhadapi ujiam demi ujian yang Allah berikan. Yakin sama Mas ketika kita berhasil melewati ujian ini maka Allah akan menaikkan derajat kita," ucap mas Amar sembari membeai lembut pipiku dengan tangannya. Seketika hatiku pun terasa tenang.

Benar kata mas Amar. Tuhan tidak akan menguji hambanya di luar kemampuan. Jika keluargaku mendapatkan ujian seperti ini artinya Tuhan percaya pada kita kalau kita semua mampu melewati semua ini. Saat tangan mas Amar masih membelai pipiku tiba-tiba saja aku teringat kalau tangan itu habis dipegang oleh Kartika. Seketika itu juga aku menepis sedikit kasar tangan mas Amar dari wajahku.

"Aww, kamu kenapa? Kok tanganku di kibas?" tanya mas Amar sembari meringis.

"Jangan pegang-pegang. Itu tangan bekas dipegang-pegang sama si jalang. Najis ah, sana mandi!" sungutku pada mas Amar.

"Aku udah mandi, Dek, masa disuruh mandi l
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 52

    "Kakak dukung pokoknya, Al. Kalau butuh bantuan kamu hubungi Kakak saja. Kakak siap membantu kalian terlebih lagi ada bibit pelakor di antara kalian," ucap kak Rita dengan menggebu-gebu yang membuatku tidak bisa untuk menahan tawa saat melihat wajah kak Rita yang lucu."Kalian lagi apa sih? Kok kayaknya seru banget?" Tiba-tiba saja ibu datang menghampiriku dan kak Rita yang lagi asik berbincang masalah papa mertua dan Kartika."Eh Ibu, ini lho di rumah Aliyah ada bibit pelakor," ucap kak Rita tanpa tedeng aling-aling. Sontak saja mulut ibu menganga."Apa! Pelor? Siapa yang mau ditembak?" Jawabn ibu tentu saja membuat aku dan kak Rita tergelak. Bagaimana tidak? Jika pelakor dikata pelor sama ibu."Lho kok pada ketawa? Apa ada yang lucu?" ujar ibu lagi."Ya Ibu lah yang lucu, wong pelakor kok disamakan dengan pelor, tapi memang fungsinya sama sih. Sama-sama membunuh. Bedanya yang satu membunuh orang yang satu lagi membunuh rumah tangga orang," ucap kak Rita sarkas."Ini maksudnya apa si

    Last Updated : 2022-07-02
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 53

    "Iya, Mas, gak enak saja tadi kalau cerita. Takut Bapak jadi kepikiran. Mas 'kan tahu sendiri kondisi Bapak sekarang ini gimana.""Iya juga sih, yaudah nanti sampai di rumah aku tegur mereka.""O iya tadi sih aku udah kasih ultimatum sama Putri kalau Kartika atau Papa datang lagi boleh minta makan maksimal dua porsi kalau lebih harus bayar dan lagi jangan sampai membiarkan mereka mendekati laci keuangan kedai. Maaf ya, Mas, kamu gak tersinggung 'kan?" tanyaku berhati-hati pada mas Amar takut tersinggung dengan ucapanku barusan."Tersinggung kenapa? Gak papa lah, Dek. Aku tahu kamu melakukan yang terbaik untuk keluarga kita.""Ya siapa tahu kamu tersinggung karena mereka orang tua dan adik kam

    Last Updated : 2022-07-03
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 54

    Wajah Kartika mendadak pias. Aku pun tidak peduli yang aku mau saat ini juga ruang tamuku kembali bersih seperti sedia kala saat aku belum pergi tadi pagi."Oh iya aku peringatkan kau jangan lagi semena-mena berlaku di kedaiku, sebab para karyawanku bukan pesuruhmu," ucapku pada Kartika. Kartika pun menoleh sesaat dan menatapku sembari tersenyum sinis."Jangan pelit jadi orang, hanya mie ayam dan bakso saja lagaknya seperti ngasih makan steak atau pizza.""Meski hanya Mie ayam dan bakso tapi kamu dan Papamu sudah bisa makan enak dengan gratis 'kan?" ujarku membalas ucapan Kartika. Tentu saja aku tidak terima Kartika seolah menjelekkan warung makanku itu."Alah makanan murahan aja

    Last Updated : 2022-07-03
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 55

    "Kak Aliyah?" ucapnya lagi."Kenapa? Kok pucat? Kaget lihat aku yang datang tiba-tiba?" "Enggak ah, biasa aja tuh," ujar Kartika yang sudah merubah mimik wajahnya menjadi biasa saja."Kenapa masih main ponsel di sini?" "Kenapa? Toh belum ada pembeli 'kan?" Mataku membulat mendengar ucapan Kartika barusan. Astaga Tuhan, berhadapan dengan manusia yang satu ini memang benar-benar menguras emosi jiwa dan raga. "Kenapa gak bantu yang lain? Membersihkan kedai, mencuci piring dan yang lainnya? Kamu kira aku membayarmu untuk bersantai ria?""Ah elah, Kak, begini aja diributin sih, 'kan udah ada karyawan Kakak yang lain!" ujar Kartika ketus. Baru saja aku akan menyeret Kartika tiba-tiba saja aku dikejutkan dengan kedatangan kakakku Rita. "Kamu jangan kurang ajar sama Aliyah ya! Dia itu bosmu di sini! Kamu kira kamu siapa ha!" hardik kak Rita sembari mendorong tubuh Kartika hingga terjengkang ke belakang. "Aw, kamu siapa? Datang-datang langsung main dorong aja!" "Aku Kakaknya Aliyah! Ke

    Last Updated : 2022-07-03
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 56

    "Ini sebuah pengecualian untukmu Kartika. Kami semua tahu bagaimana dirimu, perempuan murahan yang dengan gampangnya memeluk suami orang. Mungkin ada benarnya yang tidak dibungkus belum tentu buruk tapi, sekali lagi. Ini sebuah pengecualian! Lagian memakai hijab dan baju tertutup adalah kewajiban bagi kita yang muslim. Kalau kamu bilang kamu bisa menjadi seorang istri yang membuat suami senang bagaimana pria itu bisa percaya jika kamu dengan Tuhanmu saja tidak peduli," tandasku tegas pada Kartika hingga membuatnya bungkam seribu bahasa. "Sudah, Al, gak usah diteruskan. Percuma ngomong sama jalang ini karena gak akan masuk di otak. Kecuali kamu ngomongin masalah laki orang yang tampan nah, baru dah tu masuk ke otaknya," cibir kak Rita yang membuatku tersenyum mengejek dan menatap ke arah Kartika yang wajahnya tampak memerah menahan malu sebab di kedaiku sudah ada beberapa pembeli yang berdatangan. "Awas ya kalian, kalau nanti suaminya nemplok ke aku kalian nangis bombay lagi," ucap K

    Last Updated : 2022-07-03
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 57

    Tidak berselang lama treatment yang kami lakukan pun selesai sudah. Aku dan kak Rita pun menuju kasir untuk membayar tagihan perawatan dan kebetulan mas Amar juga sudah sampai. Dia lagi asyik berbincang dengan mas Raka. Setelah selesai membayar aku dan kak Rita pun menghampiri suami kami masing-masing dan bergegas meninggalkan salon untuk pergi makan siang menggunakan mobil yang kami bawa masing-masing.***"Kita pulang dulu ya, Al. Lain kali kita kesini lagi kita me time bareng lagi ya," pamit kak Rita padaku juga mas Amar. Saat ini kami berempat sudah selesai makan siang dan sedikit berbelanja. Tidak lupa juga aku membelikan oleh-oleh untuk dua keponakanku juga kedua orang tuaku. Setelah aku dan kak Rita bercipika-cipiki akhirnya kami pun berpisah. Setelah kepergian kak Rita dan mas Raka, aku dan mas Amar juga memasuki mobil kami dan meninggalkan halaman parkir mall dan bergegas pulang karena sekarang juga sudah waktunya Rani, Yuli dan Vivi pulang sekolah. "Mas setelah aku pikir-p

    Last Updated : 2022-07-03
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 58

    "Aku menertawakan kebodohan dan kekonyolan Papa.""Kurang ajar! Apa maksud kamu! Berani kamu mengejekku seperti itu ha! Dasar menantu tak tahu diuntung! Beginikah didikanmu pada istrimu Amar!" maki papa berang padaku dan mas Amar." Stop! Yang tak tahu diuntung itu Papa bukannya aku! Apa Papa lupa atau hilang ingatan sih? Papa sudah membuang suamiku ke panti asuhan lalu sekarang Papa minta bakri Mas Amar sebagai anak pada orang tuanya? Bakti yang mana yang Papa minta ha! Apa selama ini Papa mencari keberadaan Mas Amar dan merasa bersalah akan hal itu? Tidak kan? Lagian kami tidak butuh restu dari Papa tuh. Hidup kita selama ini baik-baik saja tanpa kehadiran Papa." "Kamu tidak pernah tahu isi dalam hatiku Aliyah!""Itu bukan urusan kami, Pa! Yang kami tahu Papa pun tidak menjalankan kewajiban sebagai orang tua pada Mas Amar. Jadi, jangan pernah meminta bakti pada suamiku dan meminta hak Papa yang Mas Amar sendiri juga tidak pernah mendapatkan haknya dari Papa!" sentakku dengan suara

    Last Updated : 2022-07-03
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 59

    "Aku sudah menyerahkan semua hakku di sini seluruhnya untuk Aliyah karena memang sekarang semuanya sudah atas nama Aliyah. Jadi, Aliyah berhak seratus persen mengusir siapa pun yang ia tidak suka." Aku tersenyum penuh kemenangan mendengar ucapan mas Amar barusan. Aku tahu, mas Amar sebenarnya hanya bersandiwara sebab rumah, kedai serta seisinya atas nama kami berdua bukan hanya atas namaku saja."Kok bisa? Kenapa mas Amar main ganti saja jadi atas nama wanita barbar ini? Harusnya mas Amar izin sama aku dan Papa juga dong, gimana sih," sungut Kartika yang tentu saja membuat keningku berlipat.Apa katanya tadi? Harus izin dia dan papanya? Memang nya mereka siapa? Sok merasa memiliki apa yang kami punya. Dasar memang urat malunya sudah tidak ada lagi."Apa hak kalian? Kenapa aku harus minta izin sama kalian?" tanya mas Amar yang juga sama bingungnya dengan perkataan yang Kartika lontarkan. "Ya karena aku dan Papa itu 'kan keluarga mas Amar satu-satunya. Tentu aku dan Papa berhak tahu so

    Last Updated : 2022-07-03

Latest chapter

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 96

    Rita berbicara dengan berapi-api. Emosi yang sudah lama ia pendam pada Vivi keluar sudah. Perasaan Vivi yang ia jaga bertahun-tahun lama nya kini terpaksa ia lontarkan. Habis sudah kesabarannya menghadapi anak dari almarhumah adiknya itu. Meskipun Rita tidak menampik jika dahulu memang Rita sempat berbuat jahat pada Aliyah dan Amar juga kedua anaknya. Akan tetapi, setidaknya Rita sudah benar-benar sadar juga kedua anak Rita ia didik dengan benar dan kini kedua anaknya menjadi anak yang penurut. Lalu, apa kurangnya kasih sayang yang Aliyah dan Amar berikan pada Vivi? Tidak! Tidak ada kurangnya mereka memberikan itu semua. Rita sebenarnya juga sadar jika semua ini terjadi juga karena adanya hasutan dari Aldo. Tapi, apakah sebagai seorang yang sudah beranjak dewasa Vivi tidak bisa berpikir jernih? Orang yang sudah memberinya air susu justru ia balas dengan memberinya air tuba. Sungguh ironis memang. "Vivi harus bagaimana agar mendapatkan maaf dari kalian semua. Vivi iri setiap kali

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 95

    Begitu juga dengan Amar. Belasan tahun Amar mengarungi biduk rumah tangga bersama Aliyah menjadikan dirinya sosok suami dan Ayah yang cukup tegas. Jika dahulu saat disakiti maka Amar hanya bisa diam dan berpasrah tapi, tidak dengan kali ini. Amar akan melawan siapa pun yang berusaha menyakiti keluarganya. Maka diputuskan meskipun dengan berat hati bahwa mereka akan melaporkan Vivi pada lembaga hukum. Vivi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dan sekarang Rita lah yang akan menyeret sang keponakan ke kantor polisi sebab jika Aliyah dan Amar yang datang ditakutkan jika mereka berdua tidak akan tega saat melihat derai air mata Vivi. Beruntung Aliyah dan Amar mau mendengarkan usulan dari sang kakak. "Selamat siang, Bu. Maaf dengan siapa?" tanya pak Cokro pada Rita saat dirinya baru mendaratkan bokongnya di kursi. Rita yang baru saja memaki-maki Vivi pun napasnya masih tersengal-sengal karena terlampau emosi menghadapi anak tak tahu diri itu. "Saya Rita, Pak. Kebetulan saya juga

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 94

    Ketakutan jelas terpancar dari sorot matanya yang seolah-olah berbicara untuk meminta Reno berhenti dan tidak melaporkan masalah itu ke dekan kampus. Namun, Reno tidak menghiraukan itu. Reno terus menyeret gadis dengan kulit eksotis itu menuju ruang dosen agar Vivi diberi hukuman yang setimpal. "Reno, please jangan laporin aku ke polisi. Aku minta maaf aku khilaf," hiba Vivi pada Reno tapi, pria itu bergeming. Ia sama sekali tidak menjawab kalimat yang dilontarkan Vivi hingga membuat Vivi bertambah ketakutan. Terlebih lagi mereka kini sudah berdiri di depan pintu ruangan dekan. "Reno, Reno tolong jangan laporin aku. Aku janji setelah ini gal akan lagi mengganggu atau pun menyakiti Rani.""Tutup mulutmu! Perbuatanmu harus kamu pertanggungjawabkan. Seenaknya saja mau lepas tangan!" hardik Reno yang membuat bibir gadis manis itu tertutup rapat. Hanya isak tangisnya yang masih terdengar meski lirih.Akhirnya kini baik Vivi maupun Reno sudah berada di ruangan rektor. Wajah Vivi terlihat

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 93

    "Wah, cucu baru Nenek sudah pulang. Siapa ini namanya?" ujar bu Sri sembari mengambil alih anak bayi Aliyah dari gendongan Aliyah. "Oh iya siapa nama anak kamu ini, Al?" timpal Rita. "Narendra Akbar Amrani. Panggilannya Akbar.""Wah bagus sekali namanya cucu Nenek. Semoga jadi anak yang sholeh dan mampu melindungi keluarga ya le," ujar bu Sri mendoakan Akbar yang juga diamini oleh Aliyah dan Rita. "Kak, tadi lagi masak? Ini bau gosong." Aliyah menghembus-hembus bau yang menyeruak hidungnya. Begitu pun yang Rita lakukan hingga akhirnya Rita terpekik dan berlari kilat ke arah dapur. Semua yang ada di ruang keluarga kecuali Amar pun mengikuti Rita dari belakang hingga akhirnya mereka sampai di dapur mereka pun tertawa terbahak sebab melihat penampakan ayam panggang yang Rita buat yang seharusnya berwarna coklat justru menjadi warna hitam legam."Yah, gosong deh." Sontak semua yang ada di sana pun tergelak melihat ayam yang sudah tidak berbentuk lagi. ***"Reno!" Reno yang sedang berb

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 92

    Uang yang Vivi serahkan pada Aldo dan katanya akan digunakan untuk berjualan sembako justru malah aldo gunakan untuk berjudi. Apakah Aldo menang? Oh tentu tidak. Tentu saja bandar tidak mau rugi. Permainan dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat natural dan memang murni tidak kepiawaian pemain dalam memainkannya padahal sudah jelas bandar sudah mengatur sedemikian rupa dari misalnya dua puluh kali taruhan maka akan diberi kesempatan menang bagi pemain hanya sekali dan itu pun pemain hanya memenangkan uang yang tidak seberapa jika ditotal dalam dua puluh kali bermain dan satu kali menang uangnya jauh lebih besar yang dikeluarkan daripada yang dimenangkan. Itulah dahsyatnya bisikan dan godaan syetan. Bagi manusia yang lemah imannya seperti Aldo akan diberi kesempatan untuk satu kali menang setelah itu dia akan ketagihan dan terus menerus untuk kembali melakukan judi. Sudah banyak buktinya orang yang hobi berjudi tidak akan pernah ada manfaat dalam hidupnya. Justru yang ada hanyalah ke

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 91

    "Sudah aku usir." ucap Rita yang membuat Aliyah juga Amar tersentak dan langsung menatap Rita seolah-olah meminta penjelasan. Sedangkan bu Sri dan pak Darto sudah Rita ceritakan sebelumnya hingga mereka sudah tidak terkejut lagi. "Kakak usir? Kenapa?""Ya Kakak gak suka aja lihat kamu di sini karena dia eh dianya di sana ketawa ketiwi sambil main ponsel. Keponakan macam apa itu. Lagian biarkan saja dia pergi dan menyusul si cunguk Aldo itu biar dia tahu betapa gak enaknya hidup gak punya uang. Sudah bagus dikasih tumpangan dan disekolahin tinggi eh malah berulah dan gak tahu terima kasih," gerutu Rita. "Ya tapi masa diusir, Kak. Kan kasihan, kalau Aldo ternyata gak bertanggung jawab gimana. Kita semua tahu gimana perangai Aldo yang asli.""Ya biarkan saja, biar tahu rasa. Dia kira dia hebat bisa hidup tanpa kamu. Kita lihat sja tph kalau dia sudah tidak kuat dia akan kembali lagi ke rumah kamu.""Apa yang Kak Rita katakan ada benarnya juga, Dek. Anggap saja itu sebagai pelajaran ba

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 90

    "Kemana?""Lha katanya mau jatah yaudah ke kamar lah kemana lagi.""Yess, terima kasih sayangku.""Eh, tunggu, Dek. Si Aliyah lagi berjuang di rumah sakit kok kita malah skidi pap di rumahnya apa gak kurang ajar ya?" tanya Raka yang membuat langkah Rita terhenti. "Kamu belum tahu? Aliyah dan bayinya selamat. Keduanya sehat walafiat hanya tinggal pemulihannya saja.""Kamu tahu dari mana?" "Barusan tadi Amar kasih kabar kalau anaknya sudah lahir jenis kelaminnya laki-laki. Dan sekarang Aliyah sudah dipindahkan ke ruang perawatan sedangkan bayinya masih harus di inkubator dulu sebab prematur.""Wah, baby boy. Kalau kita kapan lagi, Dek?" Raka menaik turunkan alisnya sembari tersenyum jahil pada Rita. "Apaan sih. 'Kan kita udah punya sepasang. Bella sama Rayhan." "Yah nambah satu lagi 'kan gak ada salahnya, Dek.""Maunya. Aku yang capek urus anak. Kamu mah enak bikinnya doang.""Yee aku juga ikut bantu kali, Dek. Ayo kalau gitu gak perlu sungkan lagi mari kita produksi adik buat Bella

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 89

    Amar pun hanya bisa pasrah. Yang terpenting adalah keselamatan Aliyah dan juga anak yang dikandungnya. Selagi Dokter dan perawat menangani Aliyah. Amar segera menghubungi Rita untuk mengabarkan jika Aliyah berada di rumah sakit. Ia ingin minta tolong pada Rita untuk menjaga kedua anaknya di rumah terutama Rani. Sebab Amar takut jika terjadi hal yang tidak diinginkan saat dirinya tidak ada di rumah. ***"Kamu itu ya, dulu mamamu yang nyusahin, sekarang gantian kamu yang nyusahin!" hardik Rita pada Vivi. Saat ini Rita memang sudah berada di rumah Aliyah. Tentunya ia bersama Raka tanpa anaknya. Awalnya Rita terkejut saat Amar memberi kabar jika Aliyah akan melahirkan sebab yang Rita tahu Aliyah masih lama waktu untuk melahirkan. Setelah Amar menceritakan apa yang sudah terjadi. Akhirnya Rita dan Raka pun bergegas menuju rumah Aliyah dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan. Sesampainya di rumah Aliyah tentu saja Rita menuju kamar Vivi di man Vivi tengah asik tertawa saat melihat m

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 88

    "Kenapa kau lakukan itu pada Rani? Dia saudaramu Vivi!" "Di sudah merebut pacarku!" "Pacar? Pacar yang mana? Setau Bude Rani hanya dekat dengan satu orang pria yakni Reno.""Ya itu pacar aku!" "Reno? Pacar kamu? Sejak kapan? Baru kemarin malam Reno mengantar Rani pulang dan mengaku pada Bude dan Pakde kalau dia adalah pacar Rani bukan pacar kamu.""Ya tapi aku suka sama Reno Bude!""Suka? Terus Reno nya suka sama kamu enggak? Kalau enggak itu namanya bukan pacar kamu, lalu apa hak kamu menyakiti Rani?""Ya karena Rani enggak mau dengerin aku buat menjauh dari Reno.""Kenapa enggak kamu suruh saja si Reno yang menjauhi Rani? Kenapa kamu malah nyerang Rani?""Bude kenapa sih selalu saja membela Rani. Apa karena Rani anak Bude sedangkan aku hanya keponakan makanya Bude membedakan kami?""Dengar ya Vivi, mau itu anak Bude atau keponakan, Bude berada di pihak yang benar. Sedangkan di sini kamu salah! Kalian itu masih sekolah masih waktunya belajar kenapa harus berebut cowok seperti ini!

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status