Share

Melamar Vela

Penulis: Khanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Balasan pesan yang Elsa kirim sengaja menggunakan kata-kata yang mengusik emosi.

“Jaga kata-katamu, El. Dari dulu, aku memang mencintai Vela. Aku berpacaran denganmu hanya sebagai bukti kalau aku tulus mencintai Vela,” balas Rio, tak terima.

“Iya, terserah saja. Intinya, kamu itu bodoh, mana ada seorang wanita yang mau membagi laki-laki yang katanya dicintai dengan wanita lain. Istri saja nggak mau dipoligami, ini malah menyuruh si pacar laki-laki harus mendekati wanita lain. Kalau otak dipakai, nggak masuk akal kan? Sudahlah, itu kan pilihanmu. Kabari kalau besok sudah siap semuanya. Aku ingin memastikan acara berjalan sesuai harapan.”

Pesan jawaban itu telah terkirim ke nomor Rio. Elsa pun meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia tak peduli lagi dengan jawaban yang akan masuk dalam ponselnya itu.

Elsa merebahkan dirinya di atas kasur. Sorot matanya menatap langit-langit kamar hotel yang sementara ditempati.

“Aku doakan, semoga rencana pernikahan kalian lancar dan tidak ada hambatan. S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Sudah Ditentukan

    “Begini semuanya, terutama Ayah, Mama Nani dan Vela, saya punya pendapat yang akan dikuatkan oleh Bian sebagai korban fitnah yang telah Vela dan Mas Rio lakukan. Kami akan mengusulkan kalau pernikahan yang terjadi nanti harus dilakukan secepatnya dalam jangka waktu satu minggu dari sekarang, dan juga, kami meminta untuk menyiarkan pernikahan itu di media sosial sebagai bentuk kalau Vela memenuhi tanggung jawabnya yang telah diklarifikasi sebelumnya. Saya kira, pendapat ini cukup bisa diterima. Bagaimanapun, orang-orang pasti ingin melihat kesungguhan yang akan Vela lakukan. Jadi, saya harap, semua akan menyetujuinya.”Pernyataan yang dibumbui oleh penekanan itu disampaikan cukup panjang. Elsa menyampaikannya dengan sangat tegas, hingga orang-orang yang ada di ruangan itu tercengang.“Jangan berlebihan, El! Cukup orang terdekat saja yang tahu. Yang penting, Vela sudah mau menikah sama Rio kan? Pernikahan yang akan dilakukan nggak perlu mengundang banyak orang, apalagi disiarkan di medi

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Calon Cucu Menantu

    “Bi, tunggu dong! Memangnya kamu tahu, di mana ruangan Kakek?” Pertanyaan itu menghentikan langkah keduanya. Bian kini tersadar akan perbuatannya yang mendadak menarik Elsa untuk mengikuti langkahnya.“Makanya, katakan! Jangan ngobrol terus sama Rendi!” ketus Bian karena Rendi memang sudah pergi juga.Kening Elsa mengernyit. Ia makin tak mengerti dengan sikap Bian yang sering memperlihatkan kekesalannya secara mendadak. Padahal dia tahu, Elsa memang harus membicarakan kesepakatan yang dilakukan dengan Handi melalui Rendi.“Aneh kamu, Bi! Ya udah, ayo, ikuti aku. Jangan tarik-tarik lagi. Kamu tahu kan, aku baru saja kecelakaan.” Elsa ikut merasa kesal karena sikap Bian makin kekanak-kanakan.“Aneh kan, memang gara-gara kamu. Kamunya aja yang nggak mau tahu kalau di hatiku sudah ada namamu. Ya udah, ayo.”Elsa yang tadinya ikut kesal, kini menjadi tersipu.Apa benar, Bian beneran mencintaiku sampai sikapnya jadi begini meski aku hanya mengobrol dengan Rendi? Nggak tahu deh! Aku hanya ta

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Misi Rahasia

    Meski perasaan haru menyusupi kalbu, tak dimungkiri juga, ada perasaan kecewa mengingat lagi tentang cerita yang mengatakan kalau Wulan sengaja menitipkan Elsa di panti asuhan.“Apakah itu betul, El? Dulu, Kakek hanya melihatmu sekali waktu di panti, setelah itu, semua diurus oleh Handi. Kakek tidak tahu riwayat awalmu kenapa bisa berada di panti asuhan itu, El. Tapi, yang Kakek tahu, Wulan begitu menyayangimu. Kalau dia masih hidup dan menitipkanmu, mungkin ada alasan lain yang mengharuskannya melakukan semua itu, El. Kakek tidak pernah menyangka, kalau ucapanmu memang benar, artinya sekarang pun, Wulan kemungkinan masih hidup dan ada di suatu tempat kan? Kakek senang kalau hal itu terjadi. Wulan adalah menantu kesayangan keluarga. Dia lembut dan sangat baik.”Mengenang Wulan, membuat Wicaksono terenyuh. Kecelakaan yang menimpa Wulan dan anaknya itu kembali terngiang di ingatan. Masih terekam jelas cerita waktu itu, saat Wulan diantar pulang ke rumah orang tuanya tanpa Handi yang mem

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Rasa Penasaran Wulan

    “Belum lama aku meminta tolong sama Septi, sekarang dia sudah mendapatkannya? Apakah ini campur tangan-Mu, Tuhan? Engkau mempercepat jalanku untuk mengetahui semua dugaan yang membuat jantungku berdebar hebat. Aku harap, hasilnya nanti tidak akan mengecewakan siapa pun.”Bahagia bercampur haru dirasakan oleh Wulan. Sambil bergumam dengan rasa syukur di dalam hati, wanita itu mempersiapkan diri untuk pergi ke toko bunga tempat Septi berada.***“Sep, bagaimana caramu melakukannya?” tanya Wulan ketika baru saja sampai dan bertemu Septi.“Semua berkat Tuhan, Lan. Dia yang mempermudah segalanya. Secara kebetulan, ada rambutnya yang rontok. Elsa baru saja kecelakaan, aku pura-pura mengkhawatirkannya dengan menuntunnya untuk duduk. Saat itulah, aku mengambil rambut itu, Lan.”“Elsa kecelakaan? Apa dia baik-baik saja?” Wulan tampak seperti orang tua yang sangat mengkhawatirkan kondisi anaknya. Padahal dia baru akan memeriksakan rambut itu untuk mengetahui kebenarannya.“Dari kondisinya tadi,

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Yang Wulan Harapkan

    “Bibi Wati,” panggil Bian setelah berdiri tak jauh dari wanita itu. Tentu saja Wati kaget dan menoleh seketika.“I—iya, Mas Bian. Ada perlu apa ya, Mas?”“Gini loh, Bi. Aku berencana untuk mewawancarai asisten rumah tangga yang sudah cukup lama bekerja di rumah ini untuk mengevaluasi apa saja yang sekiranya para asisten rumah tangga perlukan dan apa saja yang telah dirasakan selama bekerja di sini. Aku mau memulainya dari Bibi lebih dulu yang bisa dikatakan sudah senior. Setelah itu, giliran yang lain yang akan melakukannya. Bibi nggak keberatan kan?”Untuk mengelabui mangsanya, Bian harus melakukannya dengan cerdik, agar tidak ada yang curiga nantinya.“Oh, tentu saya tidak akan menolaknya, Mas. Dengan senang hati.” Senyum Wati tersungging, ia merasa istimewa karena ucapan Bian tadi.“Oke, Bi Wati. Itu jawaban yang sangat aku harapkan. O ya, karena ini masih rahasia, tolong jangan katakan kepada siapa pun ya, Bi. Apalagi diceritakan sama asisten rumah tangga yang lain, ataupun ke yan

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Menjelang Pernikahan

    Hari pernikahan antara Rio dan Vela telah di depan mata. Elsa bersama Bian suka rela membantu apa saja yang akan dibutuhkan untuk acara tersebut. Ya, memang itulah rencana yang Elsa inginkan. Mau tak mau, ia harus ikut andil agar rencananya sesuai harapan.“Bukankah ini sangat cantik? Kamu pasti akan bahagia untuk selamanya, Vel,” ucap Elsa.Vela hanya diam. Elsa sengaja mengajak Vela untuk melihat-lihat hasil dekorasi yang ia pesan sendiri. Vela tak semangat sama sekali, hingga enggan saat harus memilih keperluan yang dibutuhkan untuk pernikahannya.“Calon pengantin jangan murung gitu loh, Vel. Nanti malah nggak bagus di depan kamera. Pernikahannya kan, besok pagi. Banyakin senyum! Biar para netizen nggak curiga karena melihatmu yang nggak bahagia. Kamu mau dihujat terus? Nggak kan? Aku lagi bantu kamu biar mengembalikan nama baikmu loh, Vel.”Puas sekali rasanya, Elsa telah membuat mulut Vela terkunci rapat. Tak seperti dulu yang selalu harus menuruti keinginannya. Sekarang justru s

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Sah

    “Kalian jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Untuk sementara ini, aku ingin mengasingkan diri dan tidak ingin ada yang mengganggu. Karena itu, aku sengaja tinggal di tempat yang tidak kalian ketahui. Jangan mencemaskanku. Pikirkan saja Vela yang bertindak sesuka hatinya. Tidak tahu lagi, apa yang ada di dalam kepalanya. Buat malu nama baik keluarga.”Wicaksono mengatakan kekesalannya di hadapan anak dan menantunya. Meski tak melihat video itu secara langsung, ia sangat mempercayai cerita yang telah Elsa sampaikan. Juga mempertanyakannya kepada Rendi hingga Wicaksono makin geram dengan perbuatan yang telah Vela lakukan.Elsa tersenyum mengetahui sikap kakeknya sesuai dengan keinginannya. Permintaannya dituruti dan Wicaksono mau bersandiwara seakan Elsa bukanlah cucu yang selama ini dicari-cari.“Ta—tapi, Kek. Kami sangat khawatir. Semua ini terjadi gara-gara Elsa, awalnya, Kek. Kalau saja, anak pungut itu tidak bertingkah, Vela pasti tidak akan melakukan semua itu, Kek. Semua gara-gara

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Malam Pertama Sang Pengantin

    “Jangan pernah menyentuhku lagi, Mas. Aku nggak sudi jadi istrimu, Mas!” ucap Vela penuh penekanan kepada Rio yang kini telah menjadi suaminya.Acara pernikahan yang digelar telah usai. Nani tak mau acaranya memakan banyak waktu. Ia malu karena setiap tamu undangan yang datang akan berbisik tentang Vela. Sebagian besar dari mereka, sudah melihat video yang sudah viral di media sosial. Entah video pemfitnahan maupun saat Vela melakukan klarifikasi.Rio dan Vela kini sudah ada di dalam kamar pengantin. Meski awalnya Vela menolak dan Nani berusaha menghalangi, tetapi semua berakhir saat Wicaksono turun tangan. Dia memberi wewenang penuh pada Rio yang sudah menjadi suaminya Vela dan Rio tentu sangat keberatan kalau mereka dipisahkan karena baru saja mengucap janji suci.Wicaksono pun telah dimintai tolong oleh Elsa agar dia tak terlalu ikut campur. Ya, bagaimanapun, Elsa mencemaskan kesehatan kakeknya itu. Elsa berpesan agar Wicaksono mengambil tindakan tegas dengan cara menyerahkan Vela

Bab terbaru

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Pernikahan Sesungguhnya

    “Bebaskan aku! Aku nggak bersalah! Mas Aryo yang menyuruhku selama ini! Dia yang awalnya punya rencana busuk itu. Aku nggak bersalah!”Nani histeris kala hakim telah memvonis hukuman penjara selama beberapa tahun kepadanya.“Mas Aryo yang jahat! Dia yang bersalah! Bukan aku!” ulang Nani dengan suara yang masih lantang.“Kita sama-sama berbuat kejahatan. Kita yang merencanakan semuanya! Bukan hanya aku!” balas Aryo tak mau disalahkan.“Diam kamu! Aku nggak mau di penjara!” hardik Nani.“Kita sama-sama salah! Jangan limpahkan semua kesalahan kepadaku! Brengsek!” Aryo kesal karena Nani selalu menyalahkannya.“Tolong diam semuanya! Keputusan sudah ditentukan! Tidak ada gunanya kalian bertengkar seperti sekarang! Silakan bawa tersangka ke dalam sel yang telah disediakan.”Kemarahan Nani tak bisa dilampiaskan lagi karena memang telah mendapatkan keputusan dari pihak berwenang. Percuma saja meski dia marah hingga berteriak-teriak. Vonis itu akan tetap menimpa dirinya sebab perbuatan jahat ya

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Kebusukan yang Terkuak

    Kasus kejahatan yang dilakukan oleh Nani dan Aryo sudah ditangani pihak berwenang. Nani diringkus oleh pihak kepolisian. Namun, Handi memohon untuk menunda kepergian mereka sampai Vela datang.“Yah! Sebenarnya ada apa? Kenapa Ayah datang bersama polisi yang akan menangkapku? Aku nggak melakukan apa-apa, Yah!” bela Nani wajahnya memucat. Ia duduk dengan tangan yang telah diborgol.“Kau selingkuh dengan Aryo kan? Kalau mengelak, hukumanmu akan tambah berat,” ancam Handi.Kata-kata Handi yang Nani dengar itu bagai dentuman bom yang meluluh-lantahkan perasaan di dalam hatinya. Ada ketakutan yang dirasakan di detik yang sama. Tak menyangka, semua yang telah ditutup rapat-rapat akan terkuak begitu saja.“A—apa maksudmu, Yah?” Ya, tentu Nani tak akan mengakuinya dengan mudah meski nasibnya sudah di ujung tanduk.“Kau mendorong Pak Umar dari atas tangga gara-gara dia melihatmu sedang bermesraan dengan Aryo kan? Akui saja Nani.”Nani hanya menggelengkan kepalanya. Ia ingin menyangkal lagi, tet

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Aku Mau Menikah Denganmu

    Sehari setelah Wulan menyampaikan alasannya kepada orang-orang dari masa lalunya, menjadikan hubungan itu kembali membaik. Penyesalan dari masing-masing orang bisa saling diterima dengan lapang dada. Mereka saling memaafkan dan memulai dengan hubungan yang lebih baik dari sebelumnya.Handi dan Wulan belum membicarakan lagi tentang hubungan pernikahan keduanya. Mereka ingin fokus pada kesembuhan Elsa terlebih dulu.Ketika sedang bercengkerama, ponsel Handi berbunyi. Ia mengambil benda itu. Di layar itu tertulis istriku. Ya, Nani orang yang menelepon Handi.Aku harus mengganti nama kontak ini. Dia wanita jahat dan licik. Aku akan menyudahi hubungan pernikahan kami. Tapi, sampai Elsa belum bisa dibawa pulang, aku harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Ini demi kelancaran rencanaku untuk menjebloskannya ke penjara.Handi menyingkir dari orang-orang. Kemudian, mengangkat telepon yang berasal dari istrinya.“Halo, Yah. Ayah mau pulang kapan? Jangan lama-lama. Aku sendirian di rumah.”Nan

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Titik Terang

    Septi dan Wulan memasuki ruangan tempat Elsa terbaring tak berdaya. Orang-orang yang ada di ruangan itu, tentu menyambutnya dengan senyum yang lebar. Namun, kala menyadari kalau Wulan adalah orangnya, Wicaksono dan Elsa tercengang. Keduanya tak percaya kalau Wulan masih hidup dan sekarang berdiri di hadapan mereka.“Apa benar kamu Wulan?” tanya Wicaksono menghampiri wanita yang berdiri di sebelah Septi.Wulan mengangguk sambil menahan rasa khawatir. Lisannya bagai terkunci. Meski senang bisa berjumpa lagi dengan mertuanya, tetap ada rasa tidak nyaman yang menyeruak dari lubuk hati terdalam.“Kakek mengenalnya?” Laras tentu tak tahu apa-apa. Juga, suasana ruangan itu berubah canggung karena pertemuan mereka. Hingga Laras makin penasaran.Wicaksono malah terdiam. Pelan-pelan sorot matanya tertuju ke arah Elsa. Hatinya yang mendesir pun mengundang perasaan haru.“El, ternyata bundamu masih hidup. Apa yang kamu lihat, mungkin memang dia. Ini benar-benar keajaiban,” kata Wicaksono pada Els

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Pengakuan Umar

    “Pak, saya mau mengabarkan berita bahagia tentang Ayah saya. Beliau sudah mulai bisa berbicara. Ayah saya ingin mengatakan tentang kejadian saat beliau jatuh di tangga. Kalau berkenan, saya akan mengeraskan suara panggilan ini agar Anda bisa mendengarnya juga. Saya akan merekamnya sekalian sebagai bukti kalau seandainya nanti dibutuhkan.”Rendi menjelaskan tujuannya sebelum Umar mengatakan apa yang ia alami di masa lalu.“Oh, syukurlah kalau memang begitu. Loadspeaker saja, biar kami ikut mendengar,” jawab Handi, kini lebih menghargai Rendi.“Ayah saya masih terbata-bata saat berbicara, mohon pengertiannya kalau ucapannya sulit dipahami.” Rendi menjelaskan lagi secara spesifik tentang kondisi ayahnya.“Tidak masalah, Ren.”“Baik, Pak. Terima kasih.”Apa nantinya, kebusukan Mama Nani akan terbongkar? Menurut Elsa dari ceritanya dulu kan, Mama Nani orang yang sudah mendorong ayahnya Rendi. Kira-kira, apa sebabnya ya?Bian hanya diam saat Rendi mengatakan tujuannya. Ia masih menutupi rah

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Mencecar Aryo

    “Di mana bajingan itu, ha! Sudah diberi kepercayaan, tapi malah berniat membunuh Elsa? Apa alasan bajingan itu, ha! Pengkhianat!”Ketika Handi dan yang lain sudah sampai di rumah sakit tempat Aryo dirawat, ia tak bisa membendung emosinya lagi. Ia tak sabar ingin bertemu dengan Aryo yang mungkin sedang terkulai tak berdaya di ranjang pesakitan.“Mari, Pak. Saya antar.” Salah satu bodyguard mempersilakan mereka untuk mengikutinya ke ruangan tempat Aryo dirawat.“Iya! Cepat antar aku ke sana!” jawab Handi makin geram sambil melangkahkan kakinya.Kemurkaan terlukis di wajahnya. Orang yang begitu dipercaya, ternyata menusuknya dari belakang. Apalagi Handi telah tahu siapa Elsa sebenarnya, kemarahan makin tak terbendung.Sampai di ruangan tempat Aryo dirawat, Handi menautkan alisnya seraya menatap tajam ke arah Aryo yang terbaring lemah. Orang itu telah sadar setelah tadi sempat pingsan.“Yo! Apa maksudmu! Kamu sengaja mencelakai Elsa? Kamu berniat membunuhnya, ha! Apa yang ada di pikiranmu

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Sikap Handi

    “Baiklah, aku akan mengikuti solusimu. Aku ingin melihatnya dalam kondisi baik-baik saja, Sep. Jangan sampai aku menyesali seumur hidup.”Wulan menghapus air matanya. Ia telah menentukan pilihan yang paling baik menurutnya.“Itu pilihan yang paling tepat, Lan. Aku akan langsung mencari tiket pesawat untuk pergi ke tempat mereka setelah mendapat jawaban dari Bu Laras. Kamu persiapkan segalanya. Bawa hasil tes DNA-nya siapa tahu dibutuhkan.”“Baiklah, aku pulang dulu.”“Hati-hati. Jangan terlalu mencemaskan kondisi Elsa. Dia pasti ditangani sebaik mungkin.”Wulan menganggukkan kepala. Kemudian, bangkit dari kursi dan perlahan pergi dari toko bunga itu.Kamu harus baik-baik saja. Kita belum bertemu, Sayang. Bertahanlah.Air mata kembali luruh kala Wulan mengingat kondisi Elsa yang membuatnya merasa ketakutan sendiri.***“Ayo, Sayang. Minum jus jeruknya ya? Kamu harus cepat sembuh,” ucap Handi. Di tangannya sudah ada segelas jus jeruk.Sikap Handi kini berubah 180 derajat dari sebelumnya

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Penyesalan

    “Bi, kenapa kamu duduk di situ?” tanya Elsa meski suaranya lemah. Ia juga mendengar kalimat terakhir yang Bian katakan sambil mengecup tangannya.“Elsa! Kamu sudah sadar, Sayang?” Bian seketika bangkit kala mendengar suara lirih itu.Kedua mata lelaki itu makin berbinar. Ia senang bercampur haru. Tatapannya lekat melihat gadis yang dicintainya itu telah pulih dari masa kritisnya.Elsa hanya tersenyum. Bian begitu mengkhawatirkannya terlihat dari raut wajahnya saat ini. Elsa tak mengingat sama sekali apa saja yang terjadi setelah mobilnya mengalami kecelakaan.“Aku takut banget, Sayang. Aku takut kamu nggak sadar lagi. Aku nggak tahu lagi kalau seandainya kamu meninggalkanku untuk selamanya. Aku nggak bisa, Sayang.”Bian memeluk Elsa meski hati-hati. Air matanya pun tumpah lagi. Di hadapan Elsa, lelaki itu begitu lemah. Rasa cintanya memang tulus. Bukan sekadar omong kosong belaka.“Bi, aku kan masih bisa ngobrol sama kamu. Jangan ngomong begitu.”“Darahmu banyak yang hilang, Sayang. W

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Bulan Madu yang Tak Diharapkan

    “Oh, salam kenal. Saya Zeta, adiknya Mas Bian. Sesuai penjelasan yang Mbak Elsa katakan, saya hanya ingin berterima kasih kepadamu karena sudah mau membantu Mas Bian. Walau melalui Mbak Elsa, tetap saja saya harus berterima kasih padamu,” ucap Zeta sambil mengulurkan tangan.“Salam kenal, saya Rendi. Tentang masalah itu, memang sudah tugas saya. Tidak perlu berterima kasih, tidak masalah.” Rendi menyambut uluran tangan itu.“Baiklah.” Zeta bingung harus berbicara apa lagi.“Ya sudah, saya harus kembali bekerja. Permisi.”“Iya, Ren. Terima kasih sudah mau datang sebentar ke sini,” kata Elsa.Rendi mengangguk seraya pergi.“Dia nggak pernah tersenyum ya, Mbak?” bisik Zeta.“Iya, dia sangat serius orangnya.”“Oh, pantas, pasti nggak asik.”“Tapi, dia baik banget, Ze.”Zeta hanya mangut-mangut. Sorot matanya masih tertuju ke arah perginya Rendi.“Ayo, Sayang. Kita harus berangkat sekarang,” ajak Bian.“Ya udah, ayo!”Bian dan Elsa berpamitan pada semua orang yang telah mengantarnya. Merek

DMCA.com Protection Status