Home / Romansa / SUSAN / BAB 37 SIDNEY PARKER

Share

BAB 37 SIDNEY PARKER

Author: Jemyadam
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Apa kau bai-baik saja, Susan?"

Aku menggeleng, karena memang tidak ada gunanya berbohong dengan wujudku yang mengerikan seperti ini.

Sidney mengambil jarak untuk memperhatikanku lebih teliti, ada kesedihan yang juga bisa ikut kulihat di matanya. Aku bisa merasaka tatapan Sidney yang begitu berat sebelum kemudian kembali memelukku erat, sangat erat dan aku membiarkannya.

Aku sendiri tidak tahu apa yang sedang kubutuhkan tapi sebuah pelukan ternyata memang membuatku sedikit lebih baik dan ternyata aku mulai kembali menangis. Aku membiarkan Sidney melihatku menangis tanpa rasa risi ataupun malu. Aku lega karena dia tidak bertanya apa-apa dan hanya membiarkanku menangis begitu saja di pelukannya.

"Maafkan aku, Sidney," bisikku di sela isak rendah yang coba kutahan sebisa mungkin tapi selalu gagal.

"Tidak apa-apa," katanya dan kurasakan Sidney mengecup puncak kepalaku dengan nafasnya yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hallo Break
penasarannyaaa
goodnovel comment avatar
Ummu Shalma
iya lah... itu eric mu susanšŸ˜ššŸ˜š
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 38 MASA SULIT

    Setelah Sidney pergi aku pun kembali sendiri dan menikmati penderitaanku yang luar biasa ini seorang diri. Rasanya memang mustahil untuk ditanggung tapi berulang kali kenyataan tetap harus kuhadapi dan kujalani.Samar-samar aku masih ingat seperti apa rasanya ketika dia masih berada di dalam tubuhku...dan apakah sekarang aku merindukan nya..???Kugulung lengan bajuku dan segera mendapati jejak memar yang di tinggalkan Eric di tubuhku. Bahkan jejak itu pun sama sekali belum memudar dan aku tidak percaya ternyata dia sudah pergi begitu saja. Sekarang aku juga tidak tahu bagaiman harus mencarinya.Aku masih belum bisa membayangkan akan seperti apa dunia ini tanpa Eric Northman.Walaupun kadang dia jahil

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 39 SIDNEY MARAH

    Aku lega saat akhirnya bisa kabur dari Sidney Parker. Aku tidak membencinya, hanya saja aku masih belum siap untuk terlibat dengan siapapun saat ini. Walaupun sebenarnya Sidney juga sudah sangat berbaik hati dengan memberiku ijin beberapa hari ini dan melaksanakan janjinya untuk tidak menggangguku. Setiap hari Sidney juga selalu memastikan jika aku baik-baik saja. Bayangkan saja dalam sehari dia bisa menelfonku tiga sampai lima kali hanya untuk menanyakan aku sudah makan apa belum dan apakah aku hanya di rumah saja seharian. Sidney memang sangat manis akhir-akhir ini, tapi sekali lagi kukatakan, 'aku hanya sedang tidak ingin terlibat dengan pria manapun sekarang ini'. Walaupun itu seorang Sidney Parker, bos ku yang tampan dan bisa sangat luar biasa mengganggu.Besok mungkin aku memang harus sudah mulai bekerja lagi jika tidak ingin Sidney berlebihan mencemaskanku seperti bayi. Lagi pula

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 40 SEPERTI GILA

    Aku bangun pagi karena harus bekerja hari ini. Berjalan malas ke kamar mandi kemudian berdiri di depan cermin untuk melepas pakaianku. Aku berbalik untuk memperhatikan jejak memar di punggungku yang sudah mulai memudar bahkan sudah tidak sakit lagi saat kusentuh, tapi ternyata rasa sakit itu berpindah ke hatiku.Oh, Tuhan ... jangan buat aku mengingatnya lagi jika akhirnya cuma hanya akan tetap menyakitiku seperti ini.Bukannya mandi aku malah kembali duduk di atas toilet sembari mengingat hari pertama Eric muncul di kepalaku dan kami bertengkar seharian itu. Tiba-tiba kupeluk diriku sendiri saat coba memejamkan mata dan meresapinya lagi. Kadang aku masih sering berharap tiba-tiba dia kembali bersuara di sana, tapi ternyata kepalaku masih sunyi, hanya detak jantung dan tarikan nafasku sendiri yang kudengar. Aku benar-benar tida

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 41 TAKUT DIA HILANG

    Walaupun aku sudah berusaha menjalani hari-hariku tanpa mengeluh pada siapapun,tapi ternyata tetap saja aku tidak bisa pura-pura baik-baik saja. Terutama saat aku kembali sendiri seperti ini. Kulempar sepatu dan tas jinjingku di samping sofa kemudian menjatuhkan tubuhku di sana tanpa melepas blazerku yang jadi sesak di dada. Rasanya melelahkan dan sia-sia. Hidupku beberapa minggu ini memang hanya seperti mondar-mandir tanpa tujuan. Aku pergi ke kantor pagi hari, menyibukkan diriku dengan semua pekerjaan kemudian pulang dan kembali terpuruk sendiri seperti ini.Aku rindu bertengkar dengan Eric yang gemar mengkritik semua perbuatanku. Aku rindu semua omong kosong dan ocehannya di kepalaku, tapi sekarang tidak ada apa-apa di sana. Kepalaku sunyi dan semakin sunyi seperti hatiku yang di telantarkan.Sudah dua Minggu berlalu dan ternyata Eri

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 42 DEKAT

    Sepertinya demamku sudah mereda dan aku justru mulai merasa kegerahan. Kudapati Sidney masih memelukku, tapi kali ini dia juga berada di dalam selimut bersamaku."Kau sudah bangun?" Sidney membelaiku dan mengecup puncak kepalaku dengan nafasnya yang hangat dan menyenangkan, sementara aku hanya berani mengangguk pelan di dadanya."Jangan sakit lagi, Susan, atau aku akan benar-benar membawamu tinggal bersamaku.""Kita tidak bisa asal tinggal bersama," kataku saat mendongak menatap Sidney, "aku memang kuno dan akan tetap kuno dalam hal seperti itu.""Apa kau tidak percaya padaku?" Aku masih diam dan hanya menatap Sidney. Aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa setelah semua yang dilakukan Sidney padaku."Maafkan aku, Sidney," sesalku karena marasa tidak akan bisa memberinya jawaban apa-apa meskipun Sidney sudah sangat baik padaku. "Terima kasih kau selalu baik padaku.

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 43 SUSAN DAN SIDNEY

    Setelah berpakaian aku buru-buru menyusul Sidney ke pantry karena khawatir apa yang akan dia perbuat di sana. Sidney tadi memang bersikeras untuk membuat makanan untukku makanya aku agak cemas. Begitu sampai di pantry aku melihat Sidney masih berdiri di depan lemari es, membuka pintunya lebar-lebar dengan wajah bengong."Apa yang kau lakukan, Susan?" heran Sidney. "Kau memasukkan semua kantong belanjaanmu kemarin ke dalam lemari pendingin begitu saja seperti ini!"Sidney langsung membongkar dan mengeluarkan semua kantong belanjaanku, sambil terus mengkritik caraku menata barang di rumahku sendiri.Percaya atau tidak karena saat mengomel seperti itu Sidney jadi benar-benar mirip Eric Norman. Setelah mengeluarkan semua kantong belanjaanku dia langsung menumpahnya di atas meja dapur."Seharusnya kau memasukkan daging ke freezer, ini semua sudah tidak bisa dimakan." Aku diam saja tidak b

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 44 RIBUT

    Belum-belum aku dan Sidney sudah sibuk berdebat, aku ingin mengunakan pesawat komersil sedangkan Sidney bersikeras untuk memakai jet pribadi. Aku hampir lupa jika harus pergi bersama Sidney Parker, tentu dia tidak mau mengantri atau berdesakan naik kedalam pesawat dengan penumpang lain. Tapi aku sudah terlanjur membeli tiket untuk kami berdua dan ternyata Sidney benar-benar tidak mau naik pesawat komersil. Terpaksa aku harus mengalah, itung-itung karena dia sudah baik padaku beberapa minggu ini. "Tapi ingat, Sidney! tidak ada hotel bintang lima di dekat tempat tinggalku jadi jika kau tidak kerasan dan ingin pulang lebih dulu, bawa saja Jet pribadimu!" tegasku, "karena aku tetap akan berlibur selama satu minggu!"Kuremas tiket yang baru ku print tadi pagi dan memasukkannya kedalam tong sampah."Tahu begini kemarin aku tidak perlu membeli tiket!" gerutuku masih kesal."Nanti akan kuganti uangmu."

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 45 KAMPUNG SUSAN

    "Sidney tolong pikirkan sesuatu, karena aku tidak ingin orang tuaku melihat jejak macam ini di leherku."Wajar jika aku cemas, karena aku sudah coba menutupnya dengan pondesion dari tadi tapi tetap saja gagal."Coba kemarilah," Sidney memiringkan kepalaku sebentar untuk memeriksa jejak yang sengaja dia buat kemarin kemudian dia mengeluarkan plaster bekas luka dari dalam sisi kantong travel bag nya."Bagaiman nanti jika mereka bertanya?" tanyaku tetap khawatir."Bilang saja di gigit nyamuk.""Mungkin mereka akan lebih percaya aku di gigit vampir di banding sekor nyamuk yang sampai membuatku ditempeli dua buah plester luka seperti ini."

Latest chapter

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 96 ORANG TUA YANG BAIK

    Akhirnya Sidney mengalah dan setuju untuk menjemput putra Paris. Selama ini anak itu tinggal bersama pengasuh di bawah perlindungan hukum. Biasanya Paris hanya diijinkan untuk berkunjung tanpa boleh mengajak anak itu keluar bersamanya."Aku tidak mau menangani bocah yang masih mengompol." Sidney tetap bersikeras tidak mau ikut campur jika nanti Susan mendapat masalah."Anak laki-laki tujuh tahun sudah tidak kencing di celana lagi, Sidney!"Kadang Susan juga masih kesal dengan sifat egois suaminya yang bisa sangat tidak masuk akal, Dia mau memiliki banyak anak tapi tidak mau repot mengurusi anak-anak."Kita harus melihatnya dulu siapa tahu nanti kau juga akan menyukaianya!"Susan memencet bel pintu sementara Sidney masih berdiri di undakan tangga paling bawah nampak tak berminat untuk ikut masuk. Sidney benar-benar lebih suka disuruh menunggu di dalam mobil dari pada ikut berbasa-basi seperti yang diajarkan Susan."Ingat kau cukup tersenyum j

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 96 BUKU HARIAN JESSY

    Sidney sudah tidur ketika Susan pelan-pelan mengambil buku harian Jessy dari dalam laci. Sidney tidak suka jika Susan membaca buku itu karena biasanya Susan malah jadi menangis setelah membacanya dan Sidney tidak suka melihat Susan bersedih untuk sesuatu yang menurutnya percuma. Tapi tetap saja Susan sering diam-diam membacanya, Jessy memiliki tulisa yang sangat rapi sangat berbanding terbalik dengan dirinya. Membaca buku harian Jessy membuat Susan serasa ikut mengenal saudarinya meskipun mereka tidak pernah bertemu.***Jessy 12 Maret 2016***Bukannya aku tidak mau tinggal di kampung halama Paris, tapi aku sudah pernah mencobanya dan tidak bisa. Paris adalah orang yang sering bepergian dengan segala kesibukan pekerjaannya yang luar biasa. Paris juga melarangku bekerja lagi sejak kami menikah, sering kali aku merasa bosan ketika harus tinggal sendiri di rumah besarnya. Aku juga tidak punya teman atau keluarga di sana, semua yang kukenal adalah teman-teman Paris dan ling

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 95 ANAK LAKI-LAKI

    Susan memperhatikan Sidney yang masih tertidur dan menyentuh bibir penuhnya yang sedikit terbuka. Ternyata pria seperti Sidney juga bisa nampak lucu ketika sedang tertidur dan Susan menyukainya karena jarang-jarang Sidney mau diganggu."Apa yang kau lakukan!" tegur Sidney yang ternyata sudah terbangun."Tidak ada," acuh Susan segera pura-pura mengabaikannya."Kemari kau!""Ao..!" Susan memekik kaget karena Sidney balas memukul bokongnya.Mereka masih sama-sama belum berpakaian sejak selesai bercinta tadi malam dan Tiba-tiba saja Sidney sudah kembali menerjang masuk dan menderanya."Sidney, ingat kau punya janji dengan Notarais pagi ini!"Susan coba mengingatkan tapi Sidney tetap mengabaikanya karena Susan memang bisa sangat cerewet meskipun sedang ia setubuhi. Gilanya Lagi Susan masih sempat meraih ponsel dan membalas pesan."Buang benda itu, Susan!" Sidney langsung membalik tubuh Susan dan merampas ponsel terkutuk itu dari tan

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 94 EKSTRA PART JESSY

    JESSY... Saat pertama kami bertemu dia adalah pemuda yang rupawan, berulang kali dia bertanya bagaimana untuk mendapatkan wanita sepertiku dengan sangat terus terang dan sedikit tidak tahu malu."Masukilah hatinya, maka kau akan mendapatkan segalanya," kataku saat menatap Netra biru gelapnya yang dalam ketika kami duduk di meja bar dan yakin pria tampan itu belum mabuk untuk merayuku. Aku tahu jika Paris Parker adalah pria yang cukup percaya diri untuk mendapatkan apapun keinginannya."Sebutkan apa saja yang bisa kudapatkan, setelah itu? " bisiknya saat mendekatkan bibirnya ke telingaku. "Love, loyalty, dan keberanian !" Walapun setiap hari aku bekerja di antara para wisatawan asing tapi memang tidak akan pernah kubiarkan diriku terlibat dengan mereka dalam urusan asmara. Namun sepertinya pengecualian utuk seorang Paris Parker, pria yang telah dengan begitu berani berlutut di depanku dan memohon untuk menjadikanku miliknya.

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 93 SAUDARA

    Seorang pengurus rumah menemukan Paris Parker sudah terduduk kaku takbernyawa dengan bekas lobang peluru si pelipis kanannya. Tangan kanana masih memegang pitol dan sebuah ponsel terjatuh di lantai tak jauh dari tempat dududknya. Sebuah buku harian milik Jessy yang juga baru Paris temukan dari dalam laci masih terbuka di atas meja karena sepertinya pria itu juga belum selesai membacanya dan sudah tidak tahan.Pihak kepolisian menghubungi Sidney parker sebagai satu-satunya keluarga Paris. Sidney dan Susan juga langsung terbang ke Bali hari itu juga. Pihak kepolisian meminta Sidney untuk memutuskan bakal di makamkan di mana jenazah saudaranya. Sebenarnya Sidney sendiri juga tidak tahu karena hubungan mereka selama ini memang tidak seperti layaknya keluarga, tapi Susan yang langsung menyela dan minta agar Paris dimakamkan di samping saudarinya. Pihak kepolisian juga memberikan buku harian Jessy kepada Susan dan memberi tahu Sidney jika akan ada notarais dari Paris Parker yang ak

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 92

    "Oh, Sayang apa yang kau pikirkan?" tanya Sidney pada wanita yang sedang berbaring di bawah naungan tubuhnya tapi entah pikiranya sedang melayang berada di mana."Tidak ada," bohong Susan sambil menggeleng saat Sidney menyentuh bibirnya dengan ibu jari."Aku bisa sangat cemburu jika kau memikirkan pria lain," sarkas Sidney yang sebenarnya juga tahu jika Susan sedang memikirkan Parish yang baru saja menelponya.Sidney merunduk untuk mencium Susan dan tetap bersikeras menahan wanita itu dalam ciumanya meskipun Susan agak enggan untuk menaggapinya."Sungguh aku mencemaskan Parish." Akhirnya Susan terus terang ketika tiba-tiba mendorong Sidney untuk berhenti sejenak."Sudah kubilang jangan memikirkan pria lain, apa lagi brengsek itu!" Sidney terdengar marah."Aku serius, sungguh perasaanku sedang tidak enak." Susan beringsut dari naungan tubuh Sidney dan kembali merapikan gaun tidurnya."Kau mau ke mana?"Sidney melihat Susan berja

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 91 JESSY

    Kenapa rasanya ini semakin sulit kujalani. Dulu kupikir cintaku akan cukup meredamnya, dulu aku pikir tubuhku akan kuat menanggungnya. Tapi tiap kali tangan-tangannya kembali merenggutku tanpa kebajikan, dia tetaplah wujud yang hanya peduli dengan kemauannya sendiri. Dia bukan orang yang dulu kukenal juga bukan orang yang akan peduli. Seperti membuka lembar buram yang tidak ingin kubaca atau kutulis. Karena di sini aku sudah tahu, mungkin aku hanya akan hancur sendiri atau hancur bersamanya. Tumpukan dosa yang dia tawarkan sudah seperti racun yang tidak akan bisa berhenti kuhirup, mungkin hingga kelak benar-benar habis nafasku. Jika dia mencintaiku, seharusnya dia tidak memperlakukanku seperti ini. Tubuhku masih sakit, menggigil di atas lantai dingin tempat terakhir aku dihempas oleh tinju dari kepalan tangan yang sama dari lengan yang kali ini juga sedang memelukku. Dengan nafas berge

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 90 PERNIKAHAN

    Susan benar-benar tidak menyangka jika sebuah pesta sudah di siapkan sedemikian rupa untuk menyambut kedatangan mereka, dan Susan langsung tahu jika semua itu adalah perbuatan Sidney. Yang paling megejutkan bagi Susan ternyata tidak hanya ada ayah dan ibunya tapi ayah dan ibu Jessy juga ada di sana menyambut mereka. Tentu Susan sangat terharu menyaksikan orang tuanya berkumpul seperti itu dan terlihat sudah cukup akrab. Susan yang kemarin sempat merasa seperti orang asing tiba-tiba merasa seperti menjadi anak paling beruntung di muka bumi ini karena bisa berada di tengah-tengah semua keluarga yang mencintainya. Susan masih tidak tahu bagaimana Sidney bisa berbuat seperti ini dan tidak memberitahunya apa-apa. Semua itu memang perbuatan Sidney. Bahkan dia sendiri yang menjemput orang tua kandung susan dari Bali. Itulah kenapa kemarin Sidney sampai harus pulang menjelang pagi dan mendapati susan yang

  • SUSANĀ Ā Ā BAB 89 CEMAS

    Karena teleponya tidak pernah di angkat, akhirnya Paris nekat untuk menemui Susan meskipun dengan resiko bakal bertemu juga dengan Sidney, dan mungkin mereka akhirnya akan kembali bertikai. Paris benar-benar menghawatirkan Susan karena dia tahu pasti Susan masih syok setelah semua kejadian kemarin. Paris hanya ingin sekedar memastikan jika Susan baik-baik saja. Saat Paris datang ternyata Sidney sedang tidak ada di rumah, tapi Susan tidak memberi tahu Paris jika sebenarnya mereka berdua sedang bertengkar. Bahkan Susan tetap berpura-pura jika hubungan mereka sedang baik-baik saja. Susan yakin jika Sidney tidak akan suka jika dirinya masih menemui Parish, tapi sepertinya Susan juga mulai tidak perduli. Toh Sidney akan tetap marah. Susan tidak mengerti kenapa sekarang rasanya justru Sidney yang jadi sangat membenci Paris. Walaupun menurut Sidney, Paris jahat dan gila, tapi sepertinya

DMCA.com Protection Status