Beranda / Romansa / SUSAN / BAB 31 MAKAN MALAM

Share

BAB 31 MAKAN MALAM

Penulis: Jemyadam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku benar-benar ikut Sidney untuk makan malam di tempat tinggalnya. Walau aku tahu jika Sidney tinggal di gedung yang tak jauh dari kantornya tapi aku memang belum pernah datang ke tempat tinggalnya dan ini benar-benar kali pertama aku bisa begitu nekat membiarkan pria seperti Sidney Parker membawaku pulang.

Sidney masih menggenggam tanganku sampai kami masuk ke dalam Lift khusus yang sepertinya memang hanya diperuntukkan untuk dirinya.

" Terima kasih, Susan," katanya saat pintu Lift sudah kembali tertutup dan aku sama sekali tidak siap ketika Sidney tiba-tiba sudah mendorongku ke dinding dan menciumku.

Tidak kasar, tapi lembut dan menyenangkan walaupun dia tetap bersikeras menahan tangan dan tubuhku untuk tetap diam untuknya. Tentu kami sudah sama -sama dewasa dan ini juga bukan perta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUSAN   BAB 32 JUJUR

    Aku sama sekali tidak menyangka jika Eric akan begitu murka, bahkan dia sama sekali tidak mengajakku bicara atau memberiku peringatan sama sekali jika dia akan menghukumku. Tiba-tiba saja kudapati tanganku bergerak sendiri tanpa bisa kukendalikan. Bahkan Eric benar-benar tega merobek gaun mahal yang sedang kukenakan. Sialnya aku sama sekali tidak bisa protes ketika Eric mulai melucuti pakaianku dan aku memang tidak berdaya untuk menghentikannya. Aku tidak memiliki kuasa mengendalikan diriku sendiri, Eric terlalu kuat dan mustahil aku bisa melawannya, meski yang dia lakukan kali ini benar-benar kurang ajar."Kau tidak bisa berbuat seperti ini!" teriakku dari dalam kepalaku."Diamlah!""Sungguh apa maumu, Eric?" aku mulai panik dan coba memohon jika dia masih mau mendengarkanku. Aku mema

  • SUSAN   BAB 33 SUSAN LELAH

    Kudengar bel pintu berbunyi dan rasanya agak aneh untuk didengar oleh telingaku sendiri. Mungkin sangking lamanya sudah tidak ada yang peduli mengunjungiku lagi dan ini juga masih terlalu pagi. Bahkan aku belum selesai merapikan kemeja dan menggelung rambutku saat berlari buru-buru menuju pintu. Aku terkejut ketika menemukan Sidney Parker yang sudah sangat begitu rapi dan tampan berdiri di depan pintu apartemenku. "Aku menjemputmu, Susan, " katanya saat tersenyum dan kenapa mahluk satu ini tidak buruk rupa saja agar aku tidak perlu repot-repot menjaga akal warasku hanya karena melihat senyumnya pagi-pagi begini. "Apa aku datang terlalu pagi? " "Bukan begitu, cuma agak aneh, " jawabku terlalu jujur. Sebenarnya memang aneh, karena tempat tinggal Sidney lebih dekat dari kantor dan dia malah pergi jauh-jauh kemari untuk menjemputku. "Sungguh Sidney kau tidak perlu melakukanya. "

  • SUSAN   BAB 34 BERPIKIR

    Setelah yang kami lakukan tadi pagi kupikir Sidney masih akan sangat menggangguku. Tapi ternyata tidak, dia terlihat cukup tenang di tempat duduknya dan hanya sesekali memperhatikanku. Aku jadi punya lebih banyak waktu untuk memikirkan hubungan kami dengan lebih waras. Setelah kuselesaikan semua jadwal yang harus kulaporkan pada Sidney, aku pun segera sibuk dengan pikiranku sendiri meskipun masih sambil mengetik laporan rapat dewan direksi yang kurangkum kemarin.Diam-diam kuperhatikan Sidney yang sepertinya juga sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya. Dia memang terlalu sempurna untuk diinginkan, tapi kembali lagi pada pertanyaan paling mendasar bagiku.'Apa aku benar-benar menginginkannya?'Jika mengingat ciuman kami tadi pagi sepertinya aku memang menginginkannya, tapi hanya sebatas itu tidak lebih. Tidak ada ikatan emosi kecuali hanya reaksi fisik yang alami. Lagi pula siapa yang tidak akan bereaksi j

  • SUSAN   BAB 35 MENERIMA

    "Eric, apa kau ingin menghukumku lagi karena mencium Sidney Parker? " tantangku lebih berani ketika kami tinggal sendiri. "Apa kau mulai berharap aku akan marah? " sepertinya Eric balik bertanya setengah untuk mengejekku, seolah aku saja yang sudah sangat merindukan kemurkaannya. "Ya, " kataku kemudian.Aku sendiri juga terkejut dengan kejujuranku, apalagi Eric. "Aku sudah mengakuinya, Eric."____ "Jadi sebaiknya kau juga jujur," tambahku masih dengan sangat percaya diri. "Apa yang kau inginkan, Susan? "Sepertinya Eric sudah lebih waspada untuk tidak mempercayai kejujuranku begitu saja. "Kenapa kau selalu cemburu terhadap Sidney Parker?"Eric kembali diam sejenak sebelum akhirnya bicara, "Karena dia memiliki tubuh yang sempurna untuk menyentuhmu.""Hanya itu? " Aku masih tidak terlalu percaya ketika menggeleng pelan dan menatap ke cermin samb

  • SUSAN   BAB 36 GONE

    Aku bangun seperti biasanya dan tidak pernah merasa ada yang aneh, hanya agak malas di atas tempat tidur, karena ini adalah hari minggu dan aku tidak memiliki rencana untuk kemanapun. Aku masih diam cukup lama memandangi langit-langit plafon kamarku seperti biasa sampai aku sadar kenapa Eric sama sekali tidak mengomel, karena biasanya dia paling tidak suka jika aku bermalas-malasan seperti ini. "Eric," panggilku pelan tapi dia tidak menjawab. "Eric, " panggilku lagi, " Eric apa kau sakit?" Wajar jika aku khawatir karena semalam dia sempat mengeluh sakit kepala sebelum menyuruhku tidur dan tidak biasanya juga dia hanya diam saja seperti ini saat aku memanggilnya beberapa kali. Kutunggu beberapa saat tapi dia masih saja diam, " Eric!" tegasku yang mulai kesal diabaikan.

  • SUSAN   BAB 37 SIDNEY PARKER

    "Apa kau bai-baik saja, Susan?"Aku menggeleng, karena memang tidak ada gunanya berbohong dengan wujudku yang mengerikan seperti ini.Sidney mengambil jarak untuk memperhatikanku lebih teliti, ada kesedihan yang juga bisa ikut kulihat di matanya. Aku bisa merasaka tatapan Sidney yang begitu berat sebelum kemudian kembali memelukku erat, sangat erat dan aku membiarkannya.Aku sendiri tidak tahu apa yang sedang kubutuhkan tapi sebuah pelukan ternyata memang membuatku sedikit lebih baik dan ternyata aku mulai kembali menangis. Aku membiarkan Sidney melihatku menangis tanpa rasa risi ataupun malu. Aku lega karena dia tidak bertanya apa-apa dan hanya membiarkanku menangis begitu saja di pelukannya."Maafkan aku, Sidney," bisikku di sela isak rendah yang coba kutahan sebisa mungkin tapi selalu gagal."Tidak apa-apa," katanya dan kurasakan Sidney mengecup puncak kepalaku dengan nafasnya yang

  • SUSAN   BAB 38 MASA SULIT

    Setelah Sidney pergi aku pun kembali sendiri dan menikmati penderitaanku yang luar biasa ini seorang diri. Rasanya memang mustahil untuk ditanggung tapi berulang kali kenyataan tetap harus kuhadapi dan kujalani.Samar-samar aku masih ingat seperti apa rasanya ketika dia masih berada di dalam tubuhku...dan apakah sekarang aku merindukan nya..???Kugulung lengan bajuku dan segera mendapati jejak memar yang di tinggalkan Eric di tubuhku. Bahkan jejak itu pun sama sekali belum memudar dan aku tidak percaya ternyata dia sudah pergi begitu saja. Sekarang aku juga tidak tahu bagaiman harus mencarinya.Aku masih belum bisa membayangkan akan seperti apa dunia ini tanpa Eric Northman.Walaupun kadang dia jahil

  • SUSAN   BAB 39 SIDNEY MARAH

    Aku lega saat akhirnya bisa kabur dari Sidney Parker. Aku tidak membencinya, hanya saja aku masih belum siap untuk terlibat dengan siapapun saat ini. Walaupun sebenarnya Sidney juga sudah sangat berbaik hati dengan memberiku ijin beberapa hari ini dan melaksanakan janjinya untuk tidak menggangguku. Setiap hari Sidney juga selalu memastikan jika aku baik-baik saja. Bayangkan saja dalam sehari dia bisa menelfonku tiga sampai lima kali hanya untuk menanyakan aku sudah makan apa belum dan apakah aku hanya di rumah saja seharian. Sidney memang sangat manis akhir-akhir ini, tapi sekali lagi kukatakan, 'aku hanya sedang tidak ingin terlibat dengan pria manapun sekarang ini'. Walaupun itu seorang Sidney Parker, bos ku yang tampan dan bisa sangat luar biasa mengganggu.Besok mungkin aku memang harus sudah mulai bekerja lagi jika tidak ingin Sidney berlebihan mencemaskanku seperti bayi. Lagi pula

Bab terbaru

  • SUSAN   BAB 96 ORANG TUA YANG BAIK

    Akhirnya Sidney mengalah dan setuju untuk menjemput putra Paris. Selama ini anak itu tinggal bersama pengasuh di bawah perlindungan hukum. Biasanya Paris hanya diijinkan untuk berkunjung tanpa boleh mengajak anak itu keluar bersamanya."Aku tidak mau menangani bocah yang masih mengompol." Sidney tetap bersikeras tidak mau ikut campur jika nanti Susan mendapat masalah."Anak laki-laki tujuh tahun sudah tidak kencing di celana lagi, Sidney!"Kadang Susan juga masih kesal dengan sifat egois suaminya yang bisa sangat tidak masuk akal, Dia mau memiliki banyak anak tapi tidak mau repot mengurusi anak-anak."Kita harus melihatnya dulu siapa tahu nanti kau juga akan menyukaianya!"Susan memencet bel pintu sementara Sidney masih berdiri di undakan tangga paling bawah nampak tak berminat untuk ikut masuk. Sidney benar-benar lebih suka disuruh menunggu di dalam mobil dari pada ikut berbasa-basi seperti yang diajarkan Susan."Ingat kau cukup tersenyum j

  • SUSAN   BAB 96 BUKU HARIAN JESSY

    Sidney sudah tidur ketika Susan pelan-pelan mengambil buku harian Jessy dari dalam laci. Sidney tidak suka jika Susan membaca buku itu karena biasanya Susan malah jadi menangis setelah membacanya dan Sidney tidak suka melihat Susan bersedih untuk sesuatu yang menurutnya percuma. Tapi tetap saja Susan sering diam-diam membacanya, Jessy memiliki tulisa yang sangat rapi sangat berbanding terbalik dengan dirinya. Membaca buku harian Jessy membuat Susan serasa ikut mengenal saudarinya meskipun mereka tidak pernah bertemu.***Jessy 12 Maret 2016***Bukannya aku tidak mau tinggal di kampung halama Paris, tapi aku sudah pernah mencobanya dan tidak bisa. Paris adalah orang yang sering bepergian dengan segala kesibukan pekerjaannya yang luar biasa. Paris juga melarangku bekerja lagi sejak kami menikah, sering kali aku merasa bosan ketika harus tinggal sendiri di rumah besarnya. Aku juga tidak punya teman atau keluarga di sana, semua yang kukenal adalah teman-teman Paris dan ling

  • SUSAN   BAB 95 ANAK LAKI-LAKI

    Susan memperhatikan Sidney yang masih tertidur dan menyentuh bibir penuhnya yang sedikit terbuka. Ternyata pria seperti Sidney juga bisa nampak lucu ketika sedang tertidur dan Susan menyukainya karena jarang-jarang Sidney mau diganggu."Apa yang kau lakukan!" tegur Sidney yang ternyata sudah terbangun."Tidak ada," acuh Susan segera pura-pura mengabaikannya."Kemari kau!""Ao..!" Susan memekik kaget karena Sidney balas memukul bokongnya.Mereka masih sama-sama belum berpakaian sejak selesai bercinta tadi malam dan Tiba-tiba saja Sidney sudah kembali menerjang masuk dan menderanya."Sidney, ingat kau punya janji dengan Notarais pagi ini!"Susan coba mengingatkan tapi Sidney tetap mengabaikanya karena Susan memang bisa sangat cerewet meskipun sedang ia setubuhi. Gilanya Lagi Susan masih sempat meraih ponsel dan membalas pesan."Buang benda itu, Susan!" Sidney langsung membalik tubuh Susan dan merampas ponsel terkutuk itu dari tan

  • SUSAN   BAB 94 EKSTRA PART JESSY

    JESSY... Saat pertama kami bertemu dia adalah pemuda yang rupawan, berulang kali dia bertanya bagaimana untuk mendapatkan wanita sepertiku dengan sangat terus terang dan sedikit tidak tahu malu."Masukilah hatinya, maka kau akan mendapatkan segalanya," kataku saat menatap Netra biru gelapnya yang dalam ketika kami duduk di meja bar dan yakin pria tampan itu belum mabuk untuk merayuku. Aku tahu jika Paris Parker adalah pria yang cukup percaya diri untuk mendapatkan apapun keinginannya."Sebutkan apa saja yang bisa kudapatkan, setelah itu? " bisiknya saat mendekatkan bibirnya ke telingaku. "Love, loyalty, dan keberanian !" Walapun setiap hari aku bekerja di antara para wisatawan asing tapi memang tidak akan pernah kubiarkan diriku terlibat dengan mereka dalam urusan asmara. Namun sepertinya pengecualian utuk seorang Paris Parker, pria yang telah dengan begitu berani berlutut di depanku dan memohon untuk menjadikanku miliknya.

  • SUSAN   BAB 93 SAUDARA

    Seorang pengurus rumah menemukan Paris Parker sudah terduduk kaku takbernyawa dengan bekas lobang peluru si pelipis kanannya. Tangan kanana masih memegang pitol dan sebuah ponsel terjatuh di lantai tak jauh dari tempat dududknya. Sebuah buku harian milik Jessy yang juga baru Paris temukan dari dalam laci masih terbuka di atas meja karena sepertinya pria itu juga belum selesai membacanya dan sudah tidak tahan.Pihak kepolisian menghubungi Sidney parker sebagai satu-satunya keluarga Paris. Sidney dan Susan juga langsung terbang ke Bali hari itu juga. Pihak kepolisian meminta Sidney untuk memutuskan bakal di makamkan di mana jenazah saudaranya. Sebenarnya Sidney sendiri juga tidak tahu karena hubungan mereka selama ini memang tidak seperti layaknya keluarga, tapi Susan yang langsung menyela dan minta agar Paris dimakamkan di samping saudarinya. Pihak kepolisian juga memberikan buku harian Jessy kepada Susan dan memberi tahu Sidney jika akan ada notarais dari Paris Parker yang ak

  • SUSAN   BAB 92

    "Oh, Sayang apa yang kau pikirkan?" tanya Sidney pada wanita yang sedang berbaring di bawah naungan tubuhnya tapi entah pikiranya sedang melayang berada di mana."Tidak ada," bohong Susan sambil menggeleng saat Sidney menyentuh bibirnya dengan ibu jari."Aku bisa sangat cemburu jika kau memikirkan pria lain," sarkas Sidney yang sebenarnya juga tahu jika Susan sedang memikirkan Parish yang baru saja menelponya.Sidney merunduk untuk mencium Susan dan tetap bersikeras menahan wanita itu dalam ciumanya meskipun Susan agak enggan untuk menaggapinya."Sungguh aku mencemaskan Parish." Akhirnya Susan terus terang ketika tiba-tiba mendorong Sidney untuk berhenti sejenak."Sudah kubilang jangan memikirkan pria lain, apa lagi brengsek itu!" Sidney terdengar marah."Aku serius, sungguh perasaanku sedang tidak enak." Susan beringsut dari naungan tubuh Sidney dan kembali merapikan gaun tidurnya."Kau mau ke mana?"Sidney melihat Susan berja

  • SUSAN   BAB 91 JESSY

    Kenapa rasanya ini semakin sulit kujalani. Dulu kupikir cintaku akan cukup meredamnya, dulu aku pikir tubuhku akan kuat menanggungnya. Tapi tiap kali tangan-tangannya kembali merenggutku tanpa kebajikan, dia tetaplah wujud yang hanya peduli dengan kemauannya sendiri. Dia bukan orang yang dulu kukenal juga bukan orang yang akan peduli. Seperti membuka lembar buram yang tidak ingin kubaca atau kutulis. Karena di sini aku sudah tahu, mungkin aku hanya akan hancur sendiri atau hancur bersamanya. Tumpukan dosa yang dia tawarkan sudah seperti racun yang tidak akan bisa berhenti kuhirup, mungkin hingga kelak benar-benar habis nafasku. Jika dia mencintaiku, seharusnya dia tidak memperlakukanku seperti ini. Tubuhku masih sakit, menggigil di atas lantai dingin tempat terakhir aku dihempas oleh tinju dari kepalan tangan yang sama dari lengan yang kali ini juga sedang memelukku. Dengan nafas berge

  • SUSAN   BAB 90 PERNIKAHAN

    Susan benar-benar tidak menyangka jika sebuah pesta sudah di siapkan sedemikian rupa untuk menyambut kedatangan mereka, dan Susan langsung tahu jika semua itu adalah perbuatan Sidney. Yang paling megejutkan bagi Susan ternyata tidak hanya ada ayah dan ibunya tapi ayah dan ibu Jessy juga ada di sana menyambut mereka. Tentu Susan sangat terharu menyaksikan orang tuanya berkumpul seperti itu dan terlihat sudah cukup akrab. Susan yang kemarin sempat merasa seperti orang asing tiba-tiba merasa seperti menjadi anak paling beruntung di muka bumi ini karena bisa berada di tengah-tengah semua keluarga yang mencintainya. Susan masih tidak tahu bagaimana Sidney bisa berbuat seperti ini dan tidak memberitahunya apa-apa. Semua itu memang perbuatan Sidney. Bahkan dia sendiri yang menjemput orang tua kandung susan dari Bali. Itulah kenapa kemarin Sidney sampai harus pulang menjelang pagi dan mendapati susan yang

  • SUSAN   BAB 89 CEMAS

    Karena teleponya tidak pernah di angkat, akhirnya Paris nekat untuk menemui Susan meskipun dengan resiko bakal bertemu juga dengan Sidney, dan mungkin mereka akhirnya akan kembali bertikai. Paris benar-benar menghawatirkan Susan karena dia tahu pasti Susan masih syok setelah semua kejadian kemarin. Paris hanya ingin sekedar memastikan jika Susan baik-baik saja. Saat Paris datang ternyata Sidney sedang tidak ada di rumah, tapi Susan tidak memberi tahu Paris jika sebenarnya mereka berdua sedang bertengkar. Bahkan Susan tetap berpura-pura jika hubungan mereka sedang baik-baik saja. Susan yakin jika Sidney tidak akan suka jika dirinya masih menemui Parish, tapi sepertinya Susan juga mulai tidak perduli. Toh Sidney akan tetap marah. Susan tidak mengerti kenapa sekarang rasanya justru Sidney yang jadi sangat membenci Paris. Walaupun menurut Sidney, Paris jahat dan gila, tapi sepertinya

DMCA.com Protection Status