“Itu tontonan yang cukup menyenangkan.” Wanita itu mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, merenggangkan otot-otot tubuh yang jadi kaku karena terlalu lama duduk. Ia menoleh ke tempat di sampingnya, tempat di mana ia temukan dengan terkejut lelakinya yang sedang meneteskan air mata. “Astaga, Eliot!”
Joana langsung merangkul bahu lebar sang kekasih dengan wajah cemas dan terkejut. “Kenapa kau menangis?” Joana bertanya.
Sun perlahan membuka pintu ruangan dengan bau medis yang sangat menyengat itu. Ia sekilas melirik ke dalam, dan kini dapat melihat dengan sempurna sosok yang terduduk di ranjang berselimut tebalnya sembari melirik ke luar jendela besar berlapis kaca.Tampak seperti sedang tenggelam dalam pikirannya, dia tampak tenang dan tak peduli pada sekitar. Bahkan ketika Sun menarik kursi dan mengambil tempat nyaman untuk duduk di dekatnya, Noah tetap bergeming pasif. Sun melirik lelakinya dengan tatapan ragu, seperti mau atau tidak memulai percakapan.
Noah membeku, menatap mata wanita yang berdiri beberapa langkah di depannya itu tanpa ekspresi dan kata-kata. Wanita itu adalah Christine Grayson, istri dari Connor Grayson dan ibu dari Jack Grayson.Tak lama berselang, Christine menangis meraung seperti melihat anaknya yang sudah mati, bangkit dari kuburannya sendiri. Zoe yang untungnya datang bersama Christine bisa bergerak cepat untuk menahan tubuh wanita itu yang tiba-tiba jatuh lemas sembari masih menangis kencang.
Hari ketiga setelah Noah terbangun, hari kedelapan ia berada di rumah sakit sekaligus hari di mana ia akan pulang ke kediamannya.Itu bukan hal yang disarankan dokter, tapi Noah ngotot ingin keluar dari rumah sakit dengan alasan dia sudah memiliki dokter pribadi. Ya ... itu bukan hal yang salah, dia memang memiliki Lovana yang tentunya sudah berpengalaman mengobati dirinya, jadi Sun tidak akan memaksa Noah untuk menetap di rumah sakit lebih lama. Lagipula hasil pemeriksaan terakhir, tubuh Noah sudah jauh lebih baik. Pemeriksaan medislah yang membuat Sun menyetujui keinginan
Pertemuan yang tak terduga dan sedikit itu membuat Sun sedikit mengalami kebingungan. Karina sama sekali tak mengabari kalau dia akan datang dengan tiba-tiba ke tempat Sun berada.Karena hal itu juga, Sun tak bisa menyiapkan sambutan yang lebih baik lagi daripada menjamu sang ibu di salah satu restoran yang dekat dengan apartemen Noah. Sun meninggalkan semua belanjaannya dan membawa sang ibu ke tempat ini. Kendati demikian, yang keduanya lakukan hanyalah bungkam.
Noah mengalihkan atensinya ketika ia mendengar suara pintu ruangannya terbuka. Dia menoleh ke sumber suara, mendapati kedatangan Sun bersama senyum cerahnya. Sesaat setelah gadis itu menutup pintu, dia memasang raut cemberut sebab melihat lelakinya yang masih menyandang status seorang pasien itu sudah berdiri dengan tegap di depan kaca yang besar, memandang hamparan kota dari dalam ruangan rawatnya yang mewah.
Dari sekian banyaknya hal yang Noah sembunyikan dari Sun, salah satunya adalah tentang pergerakan tiba-tiba ibu dari gadis itu yang datang untuk menjemputnya pulang.Noah tahu alasan Karina melakukannya, lebih dari kecemasan yang tampak—Noah tahu siapa yang menyulut keresahan tak tertahan wanita paruh baya itu.
Noah menggunakan waktu penyembuhannya untuk pergi menemui beberapa orang. Tentu saja, itu tidak termasuk dalam agenda penyembuhan sebab orang yang ia temui bukanlah orang-orang yang akan mengurangi rasa sakitnya, dan bahkan sebaliknya.Setelah menemui ibu Sun secara diam-diam kemarin, hari ini Noah putuskan untuk bertemu dengan seseorang yang amat ia kenal. Tentu saja untuk membereskan sebuah urusan, sekaligus melihat keadaan.
Noah dibawa menuju sebuah ruangan mewah yang tampak sengaja dipesan untuknya. Di sana, dia melihat sosok tinggi Eliot Redwood yang berdiri memunggunginya sembari memandang hamparan luas kota dari balik kaca besar ruangan itu.Ketika mendengar langkah Noah mendekat, lelaki itu lantas memutar tubuh dan mengulas senyum pada Noah.“Kita bertemu lagi, Noah,” ujarnya menyapa, sementara Noah masih bergeming di tempatnya berdiri. “Aku tidak tahu kau ini sedang bertingkah bodoh atau memang benar-benar bodoh sampai Joana bisa menangkapmu dengan mudah,” timpalnya sembari tersenyum mengejek.“Bukankah kau ingin mengatakan sesuatu padaku?” tanya Noah, membuat Eliot memiringkan sedikit kepalanya dengan raut bertanya. “Bukan hal sulit bagiku untuk mengabulkan permintaanmu, sebelum kau melakukan hal aneh lainnya. Kau memang semenyebalkan itu orangnya.”Eliot memasang tatapan tajam, sebelah keningnya terangkat sebab ucapan N