"Mami, sepertinya latar belakang gadis itu tidak begitu penting saat ini. Mau tidak mau Indra harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah menodainya. Apakah Mami tidak lihat noda darah yang banyak di atas seprei tadi?" tutur sang suami.
"I ... iya, Pi. Gadis itu sudah tidak suci lagi, dan semua karena Indra." Nyonya Endang sudah tidak dapat menyembunyikan rasa sedihnya saat ini mengingat kejadian yang menimpa putranya.Tak berapa lama setelah itu, ponsel Asisten Aji berdering. Dia pun segera mengangkatnya. Ternyata panggilan telepon itu berasal dari salah seorang anak buahnya yang menginformasikan jika keberadaan Indra telah ditemukan.Asisten Aji segera menginformasikan hal tersebut kepada Tuan dan Nyonya Aharon."Tuan, Nyonya. Lokasi Tuan Muda telah ditemukan," serunya kepada kedua majikannya."Papi, ayo kita segera ke sana!" seru Nyonya En kepada suaminya."Iya, Mi. Kita memang harus te tempat itu dan menemui Inda. Aji tolong antar kami ke sana," perintahnya kepada sang asisten.Lalu tiba-tiba seorang sekuriti rumah Keluarga Aharon, menghampiri Asisten Aji dan membisikkan sesuatu di telinganya.Mendengar kabar terbaru yang disampaikan oleh sang sekuriti, sang asisten pun kembali angkat bicara,"Tuan, Nyonya. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, para wartawan telah banyak berdatangan di depan pagar rumah. Mereka semua berkerumun di sana untuk mendapatkan berita terbaru mengenai Tuan Muda.""Apa?" Lagi-lagi keduanya sangat kaget."Jadi kita tidak bisa ke luar rumah, Aji?" seru Nyonya Endang."Aji! Cari alternatif jalan yang lain yang bisa kita tempuh untuk menuju ke lokasi di mana Indra berada," perintah Tuan Irwan."Jalan satu-satunya untuk ke luar dari rumah, yaitu melalui pintu pagar di bagian belakang. Anda berdua harus berjalan ke sana sekarang. Di luar pagar, telah menunggu sebuah mobil yang akan membawa Anda ke tempat Tuan Muda saat ini. Saya akan ikut serta di mobil lain." Setelah mendengarkan penjelasan dari Asisten Aji. Tuan dan Nyonya Aharon pun mulai melangkah ke luar dari rumah megah itu menuju ke halaman belakang.Dengan cepat keduanya masuk ke dalam mobil yang dari tadi menunggu mereka di luar pagar belakang rumah.Mobil pun melaju perlahan meninggalkan Kediaman Aharon yang telah dipenuhi oleh para wartawan. Di sebuah bar, tepatnya di dalam kamar,Yana mulai terbangun dari tidurnya. Demikian halnya dengan Indra. Saat ini mereka saling berpelukan sambil masih memejamkan mata. Ternyata rasa kantuk dan kelelahan masih merasuki keduanya saat ini."Aku sedang memeluk apa? Kenapa rasanya empuk? Hei, ini benda apa? Kok terasa sangat kenyal dalam genggamanku?" Dengan mata masih tertutup Indra malah asyik meremas kedua gundukan milik Yana yang membuat perempuan itu mulai terbuai dengan permainan panasnya."Ah!" satu desahan lolos dari bibirnya.Yana mencoba membuka matanya, dia tidak terima jika jari-jari itu menyentuh dua aset pribadinya.Sementara Indra yang penasaran juga ingin melihat secara langsung benda kenyal yang membuatnya terus ketagihan meremasnya.Karena saling penasaran, tiba-tiba keduanya pun sama-sama membuka mata mereka."Aaaaah ....!" teriak Indra dan Yana serentak. Lalu perempuan itu melihat tangan Indra yang sedang meremas kedua bukit kembarnya tanpa penghalang sedikit pun.Mata lapar Indra juga dapat melihat dua aset pribadi milik Yana yang sangat begitu padat, besar dan pas dalam genggaman tangannya.Keduanya pun mulai berteriak lagi,"Aahhhhh!" teriak keduanya serentak. Melihat Indra yang seenaknya memegang kedua bukit kembarnya yang masih suci. Membuat Yana menjadi emosi. Perempuan itu dengan segera menendang tubuh polos Indra yang tidak mengenakan sehelai benang pun sampai pria itu tersungkur jatuh ke bawah lantai. Mata Yana sedikit ternoda melihat alat tempur milik Indra yang sedang tegak berdiri dan siap untuk bertempur. Perempuan itu sangat kaget, karena mendapati jika dirinya juga telanjang sama seperti Indra."Auch! Tante Yana! Sakit tahu!" seru Indra yang segera berdiri dari lantai, tempat dirinya terjatuh karena di tendang oleh perempuan itu. Indra pun mulai berdiri di hadapan Yana sambil berkacak pinggang, dengan posisi senjata pamungkas miliknya telah berdiri tegak. Sepertinya pria itu masih belum menyadari jika dirinya sedang telanjang.Yana yang baru saja mengambil posisi duduk di atas tempat tidur, membuat selimut yang menutupi tubunya, tersingkap begitu saja. Pemandangan alam yang sungguh indah, dua bukit kembar miliknya terpampang nyata di hadapan Indra saat ini."Tante Yana!" ucap Indra."Indra ... bocah ingusan!" lirih Yana."Aaaah ....!" teriak keduanya bersamaan. Yana segera menutupi kedua bukit kembarnya dengan selimut. Sementara Indra mencoba menutupi alat tempurnya dengan kedua tangannya. Pria itu segera memakai celana boxer miliknya yang berada di bawah lantai kamar mewah itu.Pakaian mereka terlihat berantakan dan berceceran di lantai. Pemuda itu segera memungutnya satu persatu."Ndra, berikan pakaianku!" tutur Yana setengah menghardik sang pria. Indra segera meraih pakaian milik Yana yang terlihat berantakan di bawah lantai. Lalu memberikannya kepada perempuan itu."Indra! Kenapa aku bisa berada di dalam kamar bersamamu? Apa yang terjadi tadi malam?" tanyanya sambil mulai memakai pakaiannya dari balik selimut."Aku juga kurang tahu Tante. Tadi malam aku mabuk berat. Aku tak mengingat apa-apa." Indra pun mulai menceritakan kepada Yana, jika dirinya menemui sang wanita di dalam toilet. "Tante tiba-tiba pingsan. Makanya aku membawa Tante ke dalam kamar ini," jujur Indra."Terus apa yang terjadi setelah itu?" tanya Yana penuh amarah.Pikirannya tiba-tiba menjadi kalut saat melihat begitu banyak bercak darah yang telah mengering, di atas kain seprei."Dari mana asal darah yang berceceran ini? Indra jawab! Apa yang telah kamu lakukan kepadaku tadi malam?" teriak Yana tak terima, jika Indra Aharon pria yang nota bene umurnya lebih muda sebelas tahun darinya, telah menikmati tubuh sucinya secara cuma-cuma. Indra tiba-tiba bingung, kenapa sedikit pun dia tidak mengingat apa yang telah terjadi tadi malam dengan dirinya dan wanita dewasa itu."Jawab anak kecil! Kamu kok malah diam?" Yana menjadi semakin jengkel kepada Indra yang malah bertingkah aneh. Indra terlihat memegangi kepalanya yang tidak merasa sakit sama sekali. Pemuda itu sedang mengingat-ingat apa yang telah terjadi tadi malam. Namun sedikit pun, dirinya tidak mengingat apa pun. "Indra, jawab! Jangan membuatku semakin jengkel!" ketusnya kepada pria itu. "Tante, maaf. Aku tidak mengingat apa pun yang telah terjadi diantara kita tadi malam," serunya dengan sangat menyesal."Apa? Kamu jangan bercanda Indra! Masa kamu tidak mengingat apa pun?" serunya tak percaya. "Aku sedang tidak bercanda, Tante. Aku memang tidak mengingat apa pun. Tapi Tante tenang saja aku akan bertanggung jawab," ucap Indra tegas."Bertanggung jawab apa maksudmu, Indra! Kamu jangan semakin bercanda!" Yana menjadi gusar. Apa lagi noda darah begitu banyak bertebaran di atas kasur empuk itu."Tidak! Ini tidak mungkin terjadi!" seru Yana tak percaya jika dirinya dan Indra, Si bocah ingusan itu telah melakukan hubungan layaknya suami dan istri. "Tante, aku minta maaf. Aku memang tidak mengingat sedikit pun, apa yang telah terjadi tadi malam. Tapi Tante harus tahu, aku tidak akan lari dari tanggung jawabku!" ujar Indra dari kesungguhan hatinya."Apa? Kamu mau bertanggung jawab? Apakah kamu sudah gila Indra? Aku lebih tua sebelas tahun dari mu! Kamu jangan bercanda, deh! Dasar bocah!" Yana kesal bukan kepalang saat ini."Apa, Tante? Aku hanya seorang bocah?""Yaiyalah! Malah pakai nanya lagi kamu!" ketus Yana lagi. Sepertinya sang wanita dewasa, sangat marah saat ini. Setelah memakai kembali pakaiannya, Yana berencana hendak ke luar dari kamar tersebut. "Cih! Tapi bocah inilah yang membuat Tante sampai berdarah-da
"Papi! Mami!" kaget Indra.Sementara dengan spontan Yana bersembunyi di belakang punggung lebar pria muda itu."Indra, aku takut!" bisiknya penuh kecemasan.Indra dapat merasakan ketakutan Yana. Tiba-tiba saja tangan wanita itu, yang berada di dalam genggamannya dari tadi, menjadi sangat dingin. Mengisyaratkan rasa takut yang mulai mengintainya. Kebetulan layar LED itu masih menyala, yang menunjukkan foto-foto keintiman diantara Yana dan Indra. Lalu sang ayah berkata lagi,"Kamu sudah melihat perbuatanmu? Semuanya telah menjadi sangat heboh sekarang!" hardik sang ayah."Maaf, Pi. Aku sangat menyesal atas kejadian ini," ucap Indra tegas."Maaf, kamu bilang? Setelah apa yang telah kamu lakukan? Kamu telah mencoreng nama baik keluarga besar kita, Indra! Kamu sudah tahu, jika saham perusahaan terjun bebas pagi ini!" hardik Tuan Irwan tak dapat menahan emosinya."Maaf, Papi. Saya akan mempertanggungjawabkan semuanya," sahutnya tegas."Tanggung jawab apa yang hendak kamu lakukan Indra! Ka
"Nona, Anda jangan sembarangan menghajar Tuan Muda, Indra!" teriak Kaleb marah dan tidak terima dengan sikap arogansi yang ditunjukkan oleh Cici."Lho, memangnya kenapa? Lo pikir gue takut apa? Dia wajib digebukkin karena telah berani merusak masa depan sahabat gue!" teriaknya semakin lantang.Yana hendak angkat bicara, namun Cici tidak memberinya kesempatan untuk bicara.Lalu Nyonya Endang yang kesal dengan putranya, juga mulai angkat bicara, "Hajar saja, Nak! Jangan kasi ampun!" sergah sang ibu."Mami! Kok Mami malah mendukung jika aku dibikin babak belur, sih?" Indra menjadi kesal kepada ibunya."Karena kamu memang berada dipihak yang salah. Jadi untuk apa Mami membelamu?" ketus Nyonya Endang.Cici semakin berada di atas angin karena ibunda dari Indra malah mendukungnya."Lo pikir Lo siapa berani melakukan itu kepada Yana?" Anggi juga ikut-ikutan menyudutkan Indra.Namun dengan lantang Indra berkata, "Aku adalah pacarnya Yana!" "Apa?" kaget Anggi dan Cici berbarengan. Keduanya
Di sebuah apartemen,Seorang pria yang umurnya lebih tua beberapa tahun dari Indra. Terlihat tersenyum puas menatap laptopnya, yang menunjukkan kondisi saham perusahaan yang baru saja dipimpin oleh rivalnya, Indra."Rasakan! Ini belum seberapa dengan apa yang akan aku lakukan kepadamu nantinya, Indra!" ketusnya penuh dendam.Victor pun kembali memutar video panas milik Indra hasil rancangannya. Sejenak pria itu tertegun melihat wajah wanita yang berada di dalam video tersebut. Bahkan Victor sampai melihat foto wajah wanita tersebut. Dia sampai menatapnya lekat-lekat."Kenapa wajah wanita cantik ini terasa familiar denganku?" Lalu dia pun bertanya kepada asistennya."Tono! Apakah ada informasi tentang gadis yang bersama Indra itu?" "Tidak ada, Tuan Muda. Maka hal itu yang memudahkan kami untuk menjebak keduanya tadi malam karena wanita itu masuk ke kamar bersama Tuan Indra dalam keadaan pingsan, tanpa membawa identitas sedikit pun," terang Tono."Baiklah. Apakah ada perkembangan terb
"Tunggu sebentar .... Papi, Tuan Candra. Apakah kalian telah menanyakan tentang rencana pernikahan ini kepada Yana dan Indra?" tanya Nyonya Lila penuh kebimbangan. Namun belum sempat sang suami menjawab keraguan isrtinya. Dari pintu utama, seorang Maid tertatih-tatih berjalan memasuki ruang tamu."Maid, ada apa? Kenapa Anda terlihat sangat terburu-buru?" tutur Nyonya Lila kepada asisten rumah tangganya. "Maaf Nyonya, di depan ada rombongan Nona Yana." Setelah berkata begitu, Yana yang diapit oleh Nyonya Endang Aharon mulai memasuki rumah Kediaman Handoko.Yana terlihat menunduk saat sang ibu menatapnya penuh curiga. Sementara Nyonya Endang terlihat menyapa semua orang yang ada di sana."Selamat pagi, Tuan Candra. Jeng Lila, apa kabar?""Kabar kami baik, Jeng. Mari silakan duduk," seru Nyonya Lila.Sang ibu juga terlihat kaget dengan penampilan putrinya yang begitu sangat cantik dan fresh. Namun entah kenapa Yana terlihat menunduk dari seperti sedang menyembunyikan sesuatu kepada sa
"Sayangku, pelan dong jalannya. Nanti aku bisa jatuh, lho?" Indra mengatakan itu karena Yana menyeretnya dengan cepat dan melangkah tergesa-gesa saat ini."Nggak usah manja deh Lo! Dasar bocah!" seru Yana sengit lalu menghempaskan tangan Indra begitu saja. Sesaat setelah mereka sampai di taman itu."Ya ampun, Tante Yana! Kasar banget sih, Lo?" "Kenapa? Lo nggak suka? Gue sengaja!""Yaiyalah, gue nggak suka! Lagian ya, gini-gini ... gue adalah calon suami Lo!" seru Indra kepada Yana. "Cih! Siapa juga yang mau nikah sama Lo? Dasar bocah ingusan! Jangan mimpi, Lo!" kesal Yana."Ha-ha-ha!" Indra malah menertawakan tingkah konyol perempuan itu."Indra Aharon! Ngapain Lo nertawain gue!" kesalnya lagi."Tentu saja gue tertawa. Karena menurut gue tingkah Lo sangat konyol saat ini, Tante!""Konyol bagaimana maksud, Lo?""Yaiyalah ... tingkah Lo saat ini sangat konyol. Bahkan melebihi konyol menurut gue!" ketus Indra."Indra .... bocah! Jelaskan dari sudut mana Lo mengatakan jika tingkah gu
"Terima kasih atas pujiannya, Mami. Kami sangat tersanjung. Iya kan, Sayang?" Satu kecupan bibir Indra mendarat di kening Yana. Yang membuatnya sangat kaget. Karena Indra sangat berani menciumnya di depan kedua orang tuanya."Duh ... so sweet banget kalian!" Nyonya Lila ikut memuji kemesraan yang ditampilkan oleh keduanya. Padahal semua hanyalah kepalsuan belaka. Sepertinya Indra hanya cinta sendiri kepada wanita dewasa itu. Akan tetapi sang pemuda tidak mempedulikannya sama sekali. Bahkan Indra sangat yakin dapat menaklukkan hati Tante Yana yang sangat keras itu.Pujian kedua ibu atas perlakuan manis dari Indra untuknya. Tidak serta merta membuat Yana tersanjung. Wanita itu malah menatap tajam ke arah Indra pertanda dirinya protes dengan tingkah sang pemuda.Namun Indra tidak menggubris tatapan menusuk dari Yana untuknya. Bahkan Indra melanjutkan aksi manisnya dengan menggeser kursi makan untuk Yana. Sehingga wanita kesayangannya itu dapat duduk untuk makan."Please ... sit down, Ba
Pemuda itu pun kembali masuk ke dalam rumah. Dia melihat jika semua orang telah selesai makan siang. Para orang tua terlihat sedang duduk-duduk santai di ruang keluarga. Indra pun berjalan menuju ke arah mereka. Yana juga ikut bergabung duduk diantara para orang tua. Sang pria mendaratkan tubuhnya tepat di samping Yana. Wajahnya terlihat sangat serius, ditekuk, dan tanpa senyum sedikit pun. Tentu saja semua hanya sandiwara Indra saja. Demi untuk memuluskan semua rencananya."Indra, kamu mendapatkan telepon dari siapa? Kenapa wajahmu tak bersemangat begitu?" tanya Mami Endang kepada putranya."Aku baru mendapatkan kabar dari para kolegaku, Mi. Sebagian besar dari mereka ingin menarik investasi mereka di perusahan karena dampak dari saham yang sangat anjlok." serunya dengan mimik wajah sedih."Semua pasti karena kejadian tadi malam." Tuan Irwan ikut-ikutan angkat bicara. "Pi, Mi. Sepertinya aku dan Yana harus segera mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan semuanya dan rencana per
Hari ini adalah hari yang sangat spesial, tepat lima tahun yang lalu, dua bintang kecil lahir ke dunia, Nathan dan Nala. Indra dan Yana, orang tua mereka, telah merencanakan perayaan ulang tahun yang luar biasa untuk keduanya di sebuah restoran mewah di pinggir Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.Restoran tersebut berdiri megah dengan pemandangan laut yang memukau. Suara ombak yang berdesir dan angin laut yang sejuk menambah suasana yang sempurna untuk perayaan hari ini. Indra dan Yana telah merencanakan segalanya dengan detail dan penuh cinta.Untuk Nala, restoran tersebut dihiasi dengan tema Barbie. Balon berwarna pink dan putih menghiasi langit-langit, dan boneka Barbie berpakaian pesta berdiri di setiap sudut. Meja makan dipenuhi dengan piring dan gelas berwarna pink, dan di tengah-tengah meja terdapat kue ulang tahun bertingkat dengan boneka Barbie di puncaknya. Nala, yang mengenakan gaun pink yang indah, tampak seperti seorang putri kecil.Sementara itu, untuk Nathan, restoran te
Tiga bulan setelah kelahiran bayi kembar, Yana dan Indra merencanakan sebuah acara istimewa di sebuah ballroom hotel bintang lima di bilangan Jakarta Pusat. Mereka ingin mengumumkan nama kedua bayi kembar mereka kepada keluarga dan teman-teman terdekat. Ballroom tersebut dipersiapkan dengan megah untuk acara besar itu.Ballroom hotel bintang lima ini terlihat begitu mewah dan elegan. Langit-langit tinggi dengan lampu kristal yang memancarkan sinar gemerlap, menciptakan suasana yang penuh keanggunan. Dinding-dindingnya dihiasi dengan hiasan bunga segar dan dekorasi yang indah. Meja-meja yang ditata rapi dengan kain putih dan bunga-bunga segar yang memberikan sentuhan elegan.Pada acara tersebut, Yana dan Indra memilih untuk menyajikan berbagai kuliner western dan masakan Indonesia kepada para tamu. Mereka ingin memberikan pengalaman kuliner yang istimewa dan memadukan cita rasa internasional dengan cita rasa lokal.Untuk hidangan western, tamu-tamu dapat menikmati pilihan hidangan sepe
Indra sangat gembira karena akan menyambut kelahiran bayi kembarnya. Dia telah melakukan persiapan yang matang untuk memastikan bahwa semuanya berjalan dengan lancar dan aman.Salah satu persiapan penting yang telah dia lakukan adalah membooking rumah sakit terbaik dan dokter yang terbaik untuk membantu Yana melahirkan secara operasi caesar.Indra tahu bahwa kelahiran bayi kembar bisa menjadi proses yang rumit dan membutuhkan perhatian ekstra. Oleh karena itu, dia memilih rumah sakit yang memiliki fasilitas terbaik dan tenaga medis yang berpengalaman dalam menangani kelahiran bayi kembar.Setelah melakukan riset dan konsultasi dengan beberapa dokter, Indra menemukan dokter yang sangat berpengalaman dalam melakukan operasi caesar untuk kelahiran bayi kembarnya. Dia yakin bahwa dokter ini akan memberikan perawatan terbaik untuk Yana dan bayi-bayi mereka.Indra juga memastikan bahwa rumah sakit yang dia pilih memiliki fasilitas yang lengkap dan modern. Pria itu ingin memastikan bahwa Yan
Yana dan Indra sedang sibuk mempersiapkan kamar untuk bayi kembar mereka yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Keduanya sangat antusias dan penuh kebahagiaan menyambut kedatangan buah hati mereka yang akan segera lahir.Kamar bayi ini dirancang dengan penuh cinta dan perhatian oleh kedua orang tuanya. Dindingnya dilukis dengan warna-warna cerah dan lembut, seperti biru muda untuk bayi laki-laki dan merah muda untuk bayi perempuan. Yana dan Indra ingin menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi kedua anak mereka.Di sudut kamar, terdapat dua buah tempat tidur bayi yang terbuat dari kayu berkualitas tinggi. Tempat tidur bayi laki-laki dilengkapi dengan selimut berwarna biru muda yang lembut dan bantal dengan motif yang lucu. Sementara itu, tempat tidur bayi perempuan dilengkapi dengan selimut berwarna merah muda yang manis dan bantal dengan motif bunga-bunga.Di sebelah tempat tidur bayi, terdapat lemari pakaian yang terorganisir dengan rapi. Lemari ini memiliki bany
Berselang tak lama setelah acara tujuh bulanan, Indra merasa semakin bersemangat untuk menyambut kedatangan bayi kembar mereka. Dia pun memutuskan untuk merancang acara baby shower yang istimewa untuk istrinya, Yana, dan kedua bayi yang masih berada di dalam kandungannya. Semua persiapan pun dimulai dengan penuh keceriaan.Di suatu pagi yang cerah, Indra duduk di ruang keluarga dengan secangkir kopi di tangannya. Dia sedang merencanakan acara baby shower dengan penuh antusiasme. Yana, yang duduk di sebelahnya, melihatnya dengan senyuman."Sayang, apa yang sedang kamu rencanakan untuk acara baby shower bayi-bayi kita?" tanya Yana kepada suaminya."Aku ingin membuat acara yang spesial untukmu dan bayi-bayi kita, Sayang. Aku berpikir untuk mengundang keluarga dan teman-teman terdekat kita. Bagaimana menurutmu?" tutur Indra."Aku suka ide itu! Aku senang bisa berbagi kebahagiaan ini dengan orang-orang terdekat kita." sahut Yana antusias."Aku juga berpikir untuk mengadakan beberapa permai
Hari ini, tepat tujuh bulan usia kandungan Yana, Mami Endang dan Mami Lila sedang sibuk mempersiapkan acara tujuh bulanan untuk kehamilan kembar Yana. Acara ini akan diadakan di sebuah ballroom hotel mewah di kawasan Jakarta Selatan.Mami Endang dan Mami Lila mulai pagi-pagi sekali dengan semangat tinggi, keduanya telah sampai di lokasi acara. Mereka berdua berkoordinasi dengan baik untuk memastikan segala sesuatunya berjalan lancar. Mami Endang mengatur dekorasi dan tema acara, sedangkan Mami Lila bertanggung jawab atas makanan dan minuman yang akan disajikan."Sudahkah kita memilih tema untuk acara ini, Jeng Endang?" tanya Mami Lila sambil mengecek daftar persiapan."Ya, Jeng Lila. Kita akan mengusung tema 'Kembaran Yang Bahagia' untuk merayakan kehamilan kembar Yana. Aku sudah memesan dekorasi yang sesuai dengan tema tersebut," jawab Mami Endang sambil menunjukkan beberapa contoh dekorasi yang telah dia pilih.Mereka berdua lalu melanjutkan dengan memilih menu makanan dan minuman.
Indra, seorang suami yang bertugas jawab dengan keluarganya Telah lama merahasiakan sebuah proyek besar dari istrinya, Yana. Dia telah mempersiapkan sebuah rumah mewah di kawasan elit untuk keluarga kecilnya. Yana, yang sedang hamil anak kembar mereka, tidak tahu apa-apa tentang ini.Rumah itu berdiri megah di tengah kawasan elit, Kemang Residen. dengan arsitektur modern yang elegan. Dinding-dindingnya dicat dengan warna putih bersih, memberikan kesan mewah dan elegan. Taman di depan rumah dipenuhi dengan berbagai jenis bunga dan tanaman hijau, menciptakan suasana yang segar dan nyaman.Indra telah merencanakan ini dengan sangat hati-hati. Dia ingin memberikan yang terbaik untuk Yana dan anak kembar mereka yang akan lahir. Pria itu bekerja keras, menghabiskan waktu dan energi untuk memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan dengan sempurna.Indra memulai perencanaan rumah mewah ini dengan melakukan penelitian yang mendalam tentang apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh keluarganya.
Kabar kehamilan Yana juga terdengar kepada kedua sahabatnya, Cici dan Anggi. Untuk itu setelah pulang kerja pada sore hari, keduanya berencana untuk mengunjungi Yana di apartemennya. Keduanya berencana untuk ke mall terlebih dahulu dalam rangka membeli buah tangan mereka untuk Yana dan bayinya.Sepertinya Cici dan Anggi masih belum mengetahui jika Yana sedang hamil anak kembar saat ini. Cici dan Anggi tiba di mall dengan senyum ceria di wajah keduanya. Dengan Penuh semangat keduanya membawa tas belanja mereka yang untuk memilih beberapa hadiah yang akan diberikan kepada Yana yang sedang hamil. Mereka langsung menuju ke sebuah toko perlengkapan bayi yang gemerlap dengan warna-warni pernak-pernik untuk bayi yang sangat banyak."Anggi ... lihat ini, baju bayi ini terlalu lucu! Bagaimana kalau kita beli satu untuk Yana?" ucap Cici. "Oh ... benar sekali, Cici! Lihat botol susu dengan desain yang imut ini. Pasti bayinya akan suka!" sergah Anggi.Mereka pun berjalan melewati rak-rak pen
Kehamilan kembar Yana membawa kegembiraan melimpah kepada kedua keluarga besar, Keluarga Aharon dan Keluarga Handoko. Momen ini menjadi tonggak sejarah bagi mereka, yang telah lama menanti kehadiran cucu. Papi Irwan dan Papi Candra, sebagai calon kakek, sungguh tak sabar untuk menyambut kelahiran dua cucu sekaligus.Pada suatu hari yang cerah di Kota Jakarta, Mami Lila dan Mami Endang, ibu dari Indra dan Yana, berkumpul untuk merancang makan bersama sebagai bentuk perayaan kehamilan Yana. Makan bersama itu akan dilaksanakan di Rumah Keluarga Handoko.Ruangan besar di dalam rumah itu telah dibersihkan dan dirapikan dengan baik untuk menyambut kedatangan Yana dan Indra. Sementara itu, aroma masakan yang menggoda mulai tercium dari dapur."Inilah momen yang kita tunggu-tunggu, Jeng. Kehadiran kedua cucu ini pasti akan memberikan warna baru dalam keluarga kita." tutur Mami Lila kepada besannya."Benar sekali, Jeng Lila. Ayo kita rancang makan bersama yang istimewa untuk merayakan berita