Share

50. Confession

Penulis: KINOSANN
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-05 21:53:37

"Aku mencintaimu, Berlin. Kau dengar aku, kan? Aku tahu kau pasti berada di dalam bandara ini, kan? Kau ada di sini 'kan, Berlin?" oceh Devan dengan pengeras suara.

"Apa-apaan ini? Devan mencariku? Apa dia sudah membaca surat yang kutinggalkan?" gumam Berlin lekas berlinang air mata.

"Tolong jangan pergi, Berlin! Aku ingin kau tinggal di sisiku," ujar Devan tegas.

"Kau mendengarku, kan? Bisakah kau datang ke pusat informasi sekarang? Aku akan menunggu sampai kau datang. Ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Kuharap kau ada di sini untuk mendengarnya," pungkas Devan, tak lagi melanjutkan perkataannya.

Pria itu keluar dari ruang pusat informasi dan menunggu di sekitar ruangan tersebut dengan gelisah. Devan terus celingukan kesana-kemari, berharap gadis pujaannya mendengar perkataannya dan mau menghampirinya.

"Apa Berlin tidak mendengar suaraku tadi? Atau Berlin belum tiba di bandara?" gumam Devan mulai gusar dan tak sabaran menunggu kedatangan gadisnya.

Sementara, orang yang ditun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   51. Suka

    Berlin dan Devan duduk di dalam mobil Devan dengan canggung. Pasangan kekasih itu terus saling mencuri pandang dan nampak malu-malu untuk berbincang.Devan mencoba memberanikan diri memegang tangan Berlin, dengan jantung yang berdegup kencang."Em ... boleh ... aku langsung saja?" tanya Devan terbata-bata."La-langsung apanya?" tanya Berlin dengan pipi semerah kepiting rebus.Devan meraih tengkuk Berlin, kemudian mendaratkan kecupan ke bibir merah wanita itu. Tangan Devan mulai menyusup ke dalam pakaian Berlin, dan menjamah tubuh sintal gadis yang sudah menjadi kekasihnya itu."Devan, aku sudah bilang padamu kalau aku tidak mau menjadi sugar baby-mu lagi!" tukas Berlin, menghentikan ciumannya dan menepis tangan Devan yang bertengger di tubuhnya."Siapa yang bilang kalau kau sugar baby?""Lalu, apa yang kau lakukan padaku sekarang? Ini hal yang aku lakukan saat aku menjadi mainan ranjangmu, kan?" protes Berlin."

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   52. Gadis kesayangan

    Devan akhirnya berhasil membawa gadisnya pulang ke rumah dan melanjutkan pergumulan panas mereka di kamar Devan.Berlin benar-benar dibuat kewalahan oleh nafsu besar Devan yang terus saja melesakkan miliknya ke lembah nikmat milik gadis yang disukainya."Devan, aku sudah lelah!" lirih Berlin yang sudah bermandikan keringat."Sekali lagi," pinta Devan, kemudian kembali menggagahi Berlin dengan melancarkan aksi bertubi-tubi.Cup!Olahraga panas mereka pun diakhiri dengan kecupan hangat Devan ke kening sang kekasih hati yang kini sudah resmi menjadi miliknya."Sepertinya aku sangat tidak tahu diri," gumam Berlin membuka obrolan di sela-sela istirahat mereka setelah pergulatan panas yang panjang."Kenapa?""Aku ... sudah mendapatkan tubuhmu dan uangmu. Tapi aku masih saja menginginkan hatimu. Aku benar-benar serakah dan tidak tahu diri," ungkap Berlin."Kau ingin apa lagi? Aku akan berikan semuanya untukmu, Berlin."Devan mengecupi pucuk kepala Berlin bertubi-tubi dengan penuh kasih."Men

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   53. Kedatangan Nyonya Sella

    Devan membuka mata dan mendapati dirinya terjebak di sebuah ruangan gelap tanpa cahaya lampu. Pria itu mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang tak terlihat, dan melangkahkan kaki ke lantai yang dingin.Tanpa sengaja, kakinya menginjak cairan kental berwarna merah yang sudah berceceran di lantai.Devan menundukkan kepala dan manik matanya tertuju pada darah yang mengalir deras dari tubu anak-anak yang tergeletak di bawah sana.Beruntung pria itu segera terbangun sebelum mimpi buruknya berlanjut. Dengan keringat dingin yang mengucur deras, Devan mambuka mata diiringi nafas yang terengah-engah."Sial! Mimpi lagi?" gerutu Devan lirih.Berlin yang terbaring di samping Devan, ikut terbangun karena gerakan Devan yang begitu tiba-tiba."Devan?"Dengan suara parau, gadis itu bangkit dari bantal dan menatap sang kekasih yang sudah banjir keringat karena mimpi buruk."Kau baik-baik saja?" tanya Berlin cukup cemas melihat wajah kekasihnya yang terlihat pucat."Kau terbangun? Ingin kubuat

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   54. Gadis 'murah'

    Devan dan Nyonya Sella mulai saling melempar tatapan sengit satu sama lain. Ibu dan anak itu duduk berhadapan di sofa, bersama dengan Berlin yang berada di samping Devan seraya menundukkan kepala dalam-dalam.Keheningan makin membuat suasana perang tatapan antara Devan dan Nyonya Sella makin memanas."A-aku ... akan buatkan minuman," cetus Berlin mencoba mencairkan suasana."Duduk!" titah Devan dan Nyonya Sella yang membentak Berlin bersamaan.Berlin pun segera mendaratkan pantat di samping Devan dan tak berani lagi bercicit di depan dua orang yang tengah bersitegang itu."Dari mana Ibu tahu aku berada di sini? Pasti Vernon, kan?" terka Devan sembari melirik tajam ke arah Vernon yang berdiri di pojokan ruangan.Asisten Devan itu sengaja mengalihkan pandangan, tanpa berani menatap mata Devan."Dasar mulut ember!" sentak Devan nampak kesal bukan main dengan sang asisten."Jangan salahkan Vernon! Ayah dan Ibu juga membayar Vernon! Jadi, Ayah dan Ibu juga berhak memerintah Vernon!" ketus

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   55. Mewujudkan kebohongan menjadi nyata

    "Devan, jangan di sini!" omel Berlin saat Devan mulai merayapkan tangan, masuk ke dalam rok Berlin dan menjamah area sensitif milik gadis itu."Kalau begitu, kita ke kamar saja!" bisik Devan, kemudian mengangkat tubuh sintal Berlin menuju arena pertempuran mereka."Devan, apa kau tidak bosan? Kita sudah melakukannya semalaman!" protes Berlin."Bosan? Mana mungkin aku bosan meneguk madu," sergah Devan, lalu melempar Berlin ke ranjang empuknya. Pria itu menyingkap rok Berlin dan dengan sigap melepas kain tipis yang menutupi lubang nikmat yang membuatnya kecanduan.Devan membenamkan kepalanya ke sela-sela paha Berlin, menikmati lembah ketat gadis itu dengan permainan bibirnya."Ahh ... Devan!" Berlin mencengkeram erat sprei dan mulai mendesah dengan tubuh menggelinjang karena permainan lidah Devan yang menikmati area kewanitaan miliknya di bawah sana.Gadis itu menjambak rambut Devan dan merasakan sensasi luar biasa dari p

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   56. Pria pertama

    Devan segera mengurus berkas pernikahan tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Berlin maupun kedua orang tuanya.Pria keras kepala itu selalu saja bersikap seenaknya, tanpa mendengarkan pendapat orang lain."Devan, kau tidak serius dengan perkataanmu tadi, kan?" tanya Berlin takut-takut."Kenapa? Kau tidak ingin menikah denganku?" ketus Devan."Bukan begitu ... aku— em, bukankah seharusnya kau mengenalkanku dulu pada keluargamu?" tanya Berlin."Kau sudah lihat ibuku tadi, kan? Nanti akan kuperlihatkan foto ayahku!" cetus Devan."Bukan itu maksudku ....""Lalu?""Pernikahan bukan hal yang mudah, Devan. Aku masih muda dan ... masih banyak hal yang ingin kulakukan. Aku tidak ingin menikah muda dan memiliki anak dalam waktu dekat," ungkap Berlin lirih."Intinya ... kau tidak mau menikah denganku? Begitu?" sungut Devan."Bukan begitu—""Aku mengerti. Aku tidak akan memaksa," potong Devan cepat.Pria itu beranjak menuju pintu dan meninggalkan Berlin di dalam kamar. "Kenapa sulit seka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   57. Kehilangan kesucian

    Berlin meringkuk di sebuah kamar hotel gelap dengan tubuh yang sudah bertelanjang bulat.Gadis itu menangis sesenggukan di sudut kamar dengan tubuh gemetar ketakutan.Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Pintu kamar hotel pun terbuka dan seorang pria muncul dari balik pintu.Karena pencahayaan yang minim, gadis itu tak dapat melihat dengan jelas siapa sosok pria yang masuk ke dalam kamar yang ditempatinya.Saat itu usia Berlin masih delapan belas tahun. Di usia yang masih begitu belia, gadis itu sudah memberanikan diri terjun ke dunia malam dan akan menyerahkan tubuhnya pada seorang pria yang masuk ke dalam kamarnya malam itu.Gadis itu makin ketakutan saat seorang pria muncul dan mulai membuka pakaian."Apa yang kau lakukan di sana?" tanya pria itu dengan galaknya.Berlin masih meringkuk di pojokan kamar sembari meremas selimut yang menutupi tubuhnya."Kemari atau aku akan menyeretmu!" sentak sang pria.Wajar jika gadis itu ketakutan, karena ini pertama kalinya Berlin bertela

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   58. Mencari identitas

    "Nona, bisa aku berbicara sebentar?" tanya Vernon pada Berlin yang tengah membuat minuman di dapur. Pagi-pagi sekali, pria itu berkunjung ke rumah sang bos dan sengaja mencari Berlin."Kenapa?" tanya Berlin sembari menoleh ke arah Vernon yang sudah berdiri tepat di belakangnya."Kak Vernon ingin susu? Aku sedang membuat susu—""Tidak perlu menawari pria pemalas itu!" sentak Devan menyela perkataan Berlin.Devan segera merampas susu hangat di tangan Berlin dan tak rela sang kekasih membuatkan minuman untuk pria lain, sekalipun itu hanyalah Vernon."Pelit sekali," gerutu Vernon lirih."Kau ingin membicarakan apa? Memangnya kau ada kepentingan apa dengan Berlin?" sinis Devan."Maaf, Bos. Aku hanya ingin berbicara empat mata dengan Nona Berlin. Boleh, kan?" tanya Vernon."Tidak boleh! Bicara saja denganku!" sentak Devan."Ini berkaitan dengan Nona Berlin. Jadi, aku harus menyampaikannya pada Nona Berlin," tegas Vernon."Oh, kau sudah berani menjawabku?!" sungut Devan."Aku tidak memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18

Bab terbaru

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   120. Hal terbaik (END)

    "Kenapa kau terus saja melamun selama beberapa hari ini? Kau sedang tidak enak badan?" tegur Devan pada Berlin.Berlin yang tengah menatap jendela dengan tatapan kosong, segera menyadarkan diri dari lamunan dan melirik Devan yang sudah duduk di sampingnya. "Tidak. Aku tidak melamun," cetus Berlin."Kau gugup?" tanya Devan lagi.Tentu saja Berlin sangat gugup menyambut hari bahagianya yang akan datang esok hari. Ya, besok dirinya akan menikah dengan Devan. Berlin akan menjadi pengantin.Devan sudah menyiapkan sebuah pesta kecil untuk Berlin, sebelum keluarga besar mereka membuatkan pesta untuk mereka. Devan sengaja ingin membuat acara sendiri yang sesuai dengan keinginannya. Meskipun pada akhirnya nanti, Devan harus menuruti keinginan kedua orang tuanya, tapi setidaknya ia juga ingin memiliki kesempatan untuk merancang acaranya sendiri. "Aku hanya menyiapkan pesta kecil yang akan dihadiri oleh keluarga inti saja. Tidak apa-apa, kan? Setelah itu, masih akan ada acara yang dibuat oleh

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   119. Rencana pernikahan

    “Ayah, ayo cepat!” Nyonya Sella menarik tangan sang suami dan hendak mengajak Tuan Wildan untuk mengunjungi keluarga Berlin, yaitu Nyonya Firda dan Tuan Mahesa. Apalagi alasan Nyonya Sella mengunjungi Nyonya Firda dan keluarga jika bukan untuk membahas tentang pernikahan Berlin serta Devan.“Kita tidak akan mengajak Devan? Ada baiknya, kita lamar dulu Berlin untuk Devan sebelum membahas tentang pernikahan seperti ini,” tukas Tuan Wildan ingin membantu sang putra melewati tahapan yang benar sebelum meresmikan hubungan dengan Berlin.Nyonya Sella tentu tidak akan melibatkan Devan. Wanita paruh baya itu tahu jika Devan hanya akan mengomel padanya jika Nyonya Sella ikut campur. Daripada mendengar penolakan Devan dan omelan putranya, lebih Nyonya Sella bertindak seorang diri dan langsung menembak orang tua Berlin.“Abaikan saja Devan! Ibu tidak ingin mendengar suara cerewet Devan,” cetus Nyonya Sella.Tuan Wildan sendiri juga hanya akan memancing keributan, jika dirinya berbicara dengan pu

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   118. Pertengkaran yang kekanakan

    Devan dan Vernon mengamati Sheena dan Berlin dari kejauhan tanpa berani mendekat. Kedua pria itu terus melirik ke arah Berlin yang mencoba mengajak Sheena berbicara baik-baik.Kedua wanita itu duduk di meja yang terdapat di pojokan cafe, sementara Devan dan Vernon duduk di bangku yang cukup jauh dari meja Berlin. "Menurutmu apa yang akan dibahas oleh Berlin dengan Sheena?" tanya Devan pada Vernon meminta pendapat."Hm? Entahlah! Mereka anak kandung dan anak angkat dari Nyonya Firda, kan? Kedua wanita itu juga memperebutkan pria yang sama, bukan? Pasti ada banyak hal yang bisa dibahas oleh Berlin dan juga Sheena," tukas Vernon."Meskipun tidak mengenal secara langsung, tapi mungkin kalau hanya sekedar nama saja, kau pasti tahu, kan? Aku Berlin. Kau Sheena, kan?" Berlin mulai membuka perbincangan ringan dengan anak angkat dari orang tua kandungnya itu.Sheena hanya diam dan menatap sinis ke arah Berlin. Pertama kali Sheena melihat Berlin adalah saat Sheena dirawat di rumah sakit, bersam

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   117. Cibiran Sheena

    "Sheena!" Lamunan Sheena pun buyar begitu suara Vernon menggema di telinganya. "Hm?" Sheena langsung mengalihkan pandangannya dari Berlin dan Devan yang berdiri tak jauh di seberang sana.Vernon melirik ke arah tempat yang dilihat oleh Sheena, dan melihat dengan jelas sosok Devan dan Berlin. "Kau ingin menyapa mantan kekasihmu dan juga saudaramu?" cibir Vernon menggoda Sheena."Cih, saudara apanya? Aku tidak kenal!" sergah Sheena tak memiliki niat sedikit pun mengenal akrab Berlin, apalagi setelah wanita itu mendapat omelan dari sang ibu.Saat ini Vernon dan Sheena tengah berkeliling di pusat perbelanjaan untuk membeli barang-barang baru bagi Sheena. Sheena kembali meninggalkan rumah dan tak jadi mengambil barangnya di rumah sang ibu, usai ia terlibat pertengkaran kecil dengan Nyonya Firda.Dengan menggunakan uang simpanan Vernon, Vernon pun berbaik hati membelikan barang kebutuhan Sheena dan akan mengajak Sheena untuk tinggal bersama dengannya."Kita pergi saja! Melihat orang-orang

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   116. Kemesraan

    Berlin, Arkan, dan Sarah pun memasuki sebuah cafe yang ada di pusat perbelanjaan. Dosen dari dua mahasiswi cantik itu menikmati es krim bersama dengan dua gadis yang bersedia menemaninya melahap makanan manis.Berlin terlihat tidak nyaman saat Arkan terus mencuri pandang ke arahnya. Gadis itu terus mengalihkan pandangan dan berharap acara makan es krim mereka segera usai. "Berlin, kudengar kau mengajukan cuti? Bukankah kau akan kembali? Kenapa kau tiba-tiba mengajukan cuti?" tanya Arkan membuka perbincangan.Berlin berhenti mengaduk mangkok es krimnya dan melirik Sarah yang terlihat tak peduli dengan suara Arkan. "Em, ada hal mendesak yang harus aku lakukan dan tidak bisa ditinggal. Jadi, aku memutuskan untuk cuti daripada kuliahku nanti terganggu," terang Berlin."Hal mendesak? Hal mendesak apa?" tanya Arkan begitu senang mencampuri urusan Berlin dan membuat Berlin risih."Em, itu ... aku ada urusan pribadi," jawab Berlin singkat tanpa memberikan penjelasan apa pun.Arkan mulia mene

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   115. Kencan bersama teman

    "Berlin, kenapa kau tiba-tiba mengambil cuti lagi? Apa terjadi sesuatu padamu?" Sarah nampak cemas saat menghubungi sang teman yang baru saja hendak kembali ke kampus, tapi mendadak Berlin justru mengajukan cuti dan menunda melanjutkan pendidikannya sampai waktu yang tidak ditentukan."Aku ... ada kepentingan mendadak. Jadi, aku ingin mengambil cuti saja," jawab Berlin tak ingin membahas tentang kehamilannya yang hampir menginjak dua bulan.Saat ini kekasih Devan itu tengah duduk di dalam kamarnya dengan bosan sembari mengangkat telepon dari sang teman. Devan sudah berangkat ke kantor, dan Berlin berada di rumah bersama dengan pelayan yang menjaganya."Benar kau baik-baik saja? Kau tidak mengalami kecelakaan atau semacamnya, kan?" tanya Sarah membuat Berlin berkeringat dingin seketika.Memang kecelakaan yang dimaksud oleh Sarah, berbeda dengan "kecelakaan" yang dialami oleh Berlin. Namun, tetap saja wanita itu memang mengalami "kecelakaan" yang membuatnya harus menunda keinginan untuk

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   114. Restu semua orang

    "Ayah, Ibu ingin berbicara sebentar!" Nyonya Sella menghampiri sang suami yang saat ini tengah sibuk membaca surat kabar sembari menyeruput kopi manis yang masih panas di tangannya.Tuan Wildan masih fokus pada surat kabarnya saat sang istri mendekat dan mengajak dirinya berbincang. "Apa? Katakan saja!" tukas Tuan Wildan.Nyonya Sella nampak tak sabar memberikan berita gembira pada sang suami mengenai kehamilan Berlin dan status mereka yang akan berubah menjadi kakek dan nenek. "Devan tidak lama lagi akan menjadi ayah!" ungkap Nyonya Sella dengan senyum sumringah.Tuan Wildan langsung menyemburkan kopinya begitu ia mendengar berita mengejutkan dari sang istri mengenai putra mereka. "Apa? Ibu tidak salah bicara, kan? Menjadi ayah apanya?" tanya Tuan Wildan dengan alis terangkat tinggi."Ayah tidak salah dengar! Memang benar kalau sebentar lagi Devan akan menjadi ayah. Pacarnya sedang hamil," jelas Nyonya Sella.Tuan Wildan memang tak mengetahui apa pun mengenai kegiatan sang putra, apa

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   113. Kepulangan Sheena

    Tok, tok! Pagi-pagi sekali, kediaman Tuan Mahesa sudah kedatangan tamu tak terduga yang berkunjung. Nyonya Firda terkejut bukan main saat ia melihat sesosok gadis yang muncul di depan pintu rumahnya. “SHEENA!” pekik Nyonya Firda kegirangan begitu ia melihat sosok sang putri yang mendadak kembali ke rumah mereka.Nyonya Firda memeluk Sheena dengan erat dan tanpa sadar, manik mata wanita paruh baya itu mulai berkaca-kaca. “Kenapa kau tidak menghubungi Ibu sama sekali? Ayah dan Ibu mencarimu ke mana-mana,” omel Nyonya Firda pada sang putri angkat.Sheena hanya diam tanpa banyak bicara. Vernon yang mengantarkan Sheena, melihat dari kejauhan saat gadis itu dipeluk erat oleh sang ibu. “Dugaan Sheena salah. Orang tua Berlin benar-benar menyayangi Sheena,” gumam Vernon. “Sheena sangat beruntung.”Nyonya Firda langsung menarik tangan Sheena untuk masuk ke dalam rumah dan memasak banyak makanan untuk sang putri. Sheena celingukan di dalam rumah, mencari sosok putri asli dari keluarga Mahesa. ‘K

  • SUGAR BABY SANG BILLIONAIRE   112. Hati seorang ibu

    Devan kini tengah menemani Berlin duduk di dalam kamar, usai Nyonya Firda berpamitan untuk pulang. Devan mengambilkan minuman hangat untuk Berlin dan mencoba menghibur wanita yang baru saja bertengkar dengan ibunya itu.Berita kehamilan Berlin ternyata semakin memperburuk keadaan dan memperumit hubungan antara Berlin dan Nyonya Firda. Devan nampak bingung bagaimana ia harus menghibur sang kekasih hati, sementara dirinya sendiri juga tak cukup akur dengan sang ibu.“Minum dulu, Berlin! Kau terlalu banyak berteriak,” ujar Devan menenangkan Berlin dengan cara yang basi.Berlin meraih cangkir minuman yang ada di tangan Devan dan menyeruput minuman hangat yang kekurangan gula itu. “Kau ini membenciku, ya? Kenapa minumannya tidak terasa manis?” protes Berlin pada Devan.“Benarkah?” Devan merebut cangkir yang ada di tangan berlin, kemudian mencicipi minuman dalam gelas tersebut. “Rasanya enak. Cukup manis,” sergah Devan.“Manis apanya? Rasanya seperti teh tawar. Hambar tidak berasa,” omel Be

DMCA.com Protection Status