Share

108. Calon orang tua

"Kau tidak ingin berjalan-jalan keluar? Sudah susah payah aku mengajakmu ke sini," tegur Devan pada Berlin yang asyik bermalas-malasan di ranjang, begitu mereka tiba di vila wilayah pegunungan yang mereka datangi bersama.

"Aku masih mual. Aku ingin di sini saja," cetus Berlin dengan suara lemas.

Devan ikut terduduk lemas di samping Berlin tanpa bersemangat melakukan apa pun. "Kau tidak mendapatkan obat apa pun dari dokter tadi? Ingin pergi ke rumah sakit saja?" tawar Devan dengan wajah cemas.

"Tidak perlu sampai ke rumah sakit. Tidak separah itu. Aku hanya ingin istirahat saja," cetus Berlin.

Devan ikut berbaring di sebelah Berlin, kemudian memeluk erat sang kekasih sembari mengusap-usap perut Berlin dengan lembut. Pria itu merasakan hal yang aneh saat ia memegang perut Berlin yang berisi calon anaknya bersama Berlin.

"Rasanya aneh sekali," gumam Devan.

Berlin berbalik badan dan menoleh ke arah Devan dengan dahi berkerut. "Kenapa?" tanya Berlin.

"Aku tidak percaya saja. Sebentar lagi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status