"Walah, kok kejam amat, Bang. Gak bersahabat sama kamu. Kayak gak menghargai kamu sebagai suami anaknya."Gala menghela napas panjang. Dia menepuk bahu Bojes."Namanya, kami menikah karena paksaan warga.""Dia gak tau siapa elu, Bang. Kesel gue lihatnya."Bojes mendengkus kesal melihat sikap Ibunya Maya. Dia lalu melirik Gala lagi."Terus istri lu gak kayak dia kan, Bang?" tanya Bojes."Herannya dia beda. Dia perempuan berbeda yang gue kenal." Gala tersenyum sekilas menceritakan Maya.Bojes ikut tersenyum melihat Gala senang menceritakan istrinya."Wah, Bang. Istri lu baik ya. Masih ada perempuan baik yang mau menerima penampilan kayak kita. Beneran, Bang?"Gala hanya menganggukkan kepalanya. Teringat kebaikan Maya padanya."Wah, Bang. Beruntunglah kamu. Aku jadi ingin kenal kakak ipar yang sudah mengambil hati kamu," kata Bojes terkekeh.Gala juga tertawa sekilas. Dia sendiri belum yakin dengan perasannya. Tapi, dia bisa merasakan kalau Maya baik dan tulus. Maya juga mau mengajarinya
SUAMIKU YABG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN 12.**Gala keluar dari kamar hendak menjumpai orang yang di hubunginya tadi. Farida yang sedang memetik kangkung melihat, sepertinya Gala akan keluar. Dia mengganti bajunya dengan kaos lain."Heh, kamu mau ke mana? Mau kabur kamu sama anak urakan di depan!" kata Farida ketus."Saya mau ke sekolah Maya. Ada perlu.""Ngapain kamu ke sekolah anak saya? Kamu mau buat masalah lagi ya. Awas kalau Maya di pecat gara-gara kamu. Dia belum bayar uang makan ke saya dan uang kuliah.""Saya akan selesaikan, Bu.""Kamu pikir saya percaya. Orang kayak kamu emang banyak nipunya. Kamu itu sampah masyarakat. Kalau kamu kabur bagaimana?" ucap Farida garang ke Gala.Di saat Farida melontarkan perkataan kasar itu. Gala sudah meradang dan ingin marah. Tapi, balik lagi dia sabar. Sabar seperti Maya selalu sabar menghadapi caci maki ibunya."Teman saya akan di sini. Saya gak akan kabur, Maya istri saya dan saya akan selalu ada bersamanya.""Heleh. Banyak ba-cot k
Yuda sendiri juga tak tahu perasaannya ke Maya. Mereka hanya dekat saja. Yuda sedikit kaget saat tau Maya menaruh rasa padanya. Dia dengar dari tetangga kalau Maya suka padanya. Entah bagaimana berita itu sampai ke telinga Ibunya.Ibu Yuda marah besar dan menganggap Maya tak pantas dengannya. Yuda juga akan di jodohkan dengan perempuan pilihan yang bekerja sebagai pegawai pemerintah. Jadi mereka se-level...Maya sudah berada di luar pekarangan sekolah. Dia speechless melihat suaminya. Pakaiannya sudah rapi, meskipun jambang dan tindik masih ada di wajah suaminya. Setidaknya Gala sudah berusaha merapikan dirinya. Dengan kemeja lengan panjang dan celana keper."Mas, makasih banget kamu mau datang ke sini membantuku," kata Maya.Gala tersenyum melihat Maya. Bagaimana mungkin dia bisa menolak permintaan istri yang begitu baik."Iya, May. Masalah apa yang akan kita hadapi bersama.""Yuk lah, Mas. Ke Kantor kepala Sekolah. Tadi dia sudah suruh buat silaturahmi."Gala pun memarkirkan seped
SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN 13.**Maya benar-benar senang kala naik motor bersama Gala. Beberapa kali dia di bonceng Leo adiknya saja. Pernah juga sekali dia di bonceng Yuda dan ketahuan Ibunya Yuda. Langsung sumpah serapah yang Maya dapatkan.Sekarang, sudah ada Gala sang suami jadi Maya tak perlu risau lagi. Hari ini meski terancam di pecat entah kenapa Maya tak terlalu risau. Rezeki bisa datang kapan saja dan dari arah yang tak terduga.Seperti hal nya Maya yang tiba-tiba menikahi Gala. Walau kata semua orang musibah, tapi, Maya merasa sedikit anugerah. Dia bisa berbagi rasa suka duka ke Gala. Sesungguhnya yang Maya butuhkan hanya teman berbagi.Dia tak terlalu percaya pada keluarganya. Ibunya seperti itu dan lebih suka menghakimi, apalagi adiknya,Tisa. Sedangkan Leo tak terlalu peduli urusannya. Jadi semua di pendam Maya sendiri. Istilahnya mentalnya sudah di kuras habis-habisan setiap hari."Kita sudah sampai, May," kata Gala."Oh ya, Mas."Maya segera turun dar
"Kamu pikir tamu itu penting. Lagian gula mahal. Belum lagi es batu itu mahal. Ingat kamu belum kasih uang ke Ibu!" kata Farida sengit.Maya menghela napas panjang. Dia tak menggubris ibunya yang memandangnya dengan tidak suka. Maya pun lewat belakang untuk ke kedai yang tak jauh dari rumahnya, membeli air mineral atau air es teh dalam botol kemasan. Heran dengan ibunya, Maya benci dengan sikapnya. Maya hendak menangis saat Ibunya seperti itu tapi, dia tetap berusaha sabar.Beberapa saat Maya pun datang dengan minuman. Keluarga sang suami di persilahkan minum. Bojes dan Jono langsung mengambil minuman itu karena haus. Gala tau kalau Maya pergi ke warung membeli minuman kemasan ini. Mertuanya tak memberi izin membuatkan minuman untuk tamunya. Kesal, Gala melirik Ibu mertuanya. Farida tak peduli dia tetap tenang sambil mengerucutkan bibirnya."Wah, kakak ipar. Terima kasih banyak. Saya sudah haus dari tadi. Suruh tunggu di luar," kata Bojes."Wah, iya saya juga haus," lanjut Jono."Iya,
SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN 14.**Mata Farida membulat sempurna ketika melihat sesuatu di dalam plastik berwarna hitam. Tidak percaya apa yang dilihatnya dikuceknya matanya berkali-kali."Uang," katanya.Dengan rasa bahagia Farida segera memegang uang itu. Uang yang selama ini dia inginkan dan dia idam-idamkan. Kini uang itu benar-benar ada di depan matanya. Uang yang dalam jumlah banyak. Farida tidak menyangka kalau dia bisa mendapatkan uang ini.Tidak hanya Farida, suaminya Hasan juga terkejut dengan apa yang dilihatnya begitu pula dengan Maya yang heran bagaimana mungkin Jono temannya Gala bisa memberikan uang kepada ibunya. Apakah itu uang Gala?Farida masih belum bisa berkata-kata karena dia begitu speechless mendapatkan uang dan hati yang sangat bahagia berbunga-bunga. Memang inilah tujuannya kalaupun Maya harus dijual juga tidak mengapa yang penting dia mendapatkan uang. Tujuan Farida adalah supaya bisa mendapatkan keuntungan dari anak-anak perempuannya.Keing
Farida mendengkus kesel karena semua orang seakan-akan menyalahkannya. Tetapi tetap saja dia nggak mau hanya mendapatkan uang 100 juta. Kalau boleh keluarga Gala jual saja aset mereka lagi.Rugi sekali rasanya hanya mendapatkan 100 juta. Kalau bisa lebih kenapa tidak. Dia juga bisa pamer ke tetangga meskipun Maya berzina tetapi dia mendapatkan uang lebih banyak daripada tetangga yang menikahkan anak mereka."Usaha dong kamu. Kamu bisa mendapatkan anak saya. Anak saya ini sudah susah payah kuliah dan sebentar lagi akan menjadi sarjana sedangkan kamu ini apa!" lanjut Farida tetap dengan pendiriannya.Mereka yang ada di sana memandang Farida dengan heran serta tidak menyangka dengan sikapnya. Gala sendiri bersikap dingin seperti biasa dan sudah muak dengan ibu mertuanya.Sebenarnya dia bisa saja memberikan uang lebih tetapi Gala memang sengaja hanya memberikan uang 100 juta. mau melihat dulu reaksinya karena dia begitu tahu ibu mertuanya itu mata duitan."Berapa yang Ibu mau?" tanya Gala
SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN 15.**Maya membawa suaminya ke kamar. Gala mengikuti sang istri saja, dia tahu begitu banyak hal yang ingin ditanyakan Maya.Begitu sampai di kamar. Maya lalu menutup pintunya dan menguncinya. Dia sebenarnya ingin sekali bertanya ke Gala apa yang terjadi. Begitu banyak yang ingin ditanyakannya ke Gala."Ada apa, Dek May?" tanya Gala."Mas, kenapa kamu menjanjikan Ibu uang yang begitu banyak. Lagian kamu juga udah ngasih Ibu uang 100 juta. Uang 100 juta itu uang siapa, Mas? Kamu kok bisa punya uang sebanyak itu?" tanya Maya."Ya memang sudah Mas janjikan sebelumnya. Maya pernah dengar kalau saya akan memberikan uang seperti yang diinginkan ibumu. Dek Maya jangan khawatir itu uang halal."Gala tersenyum melihat keresahan yang ada pada diri sang istri. Dia tahu Maya adalah anak yang baik. Walaupun orang tuanya terutama ibunya seperti itu. Tetapi Maya selalu bersikap baik dan itu meluluhkan hati Gala."Dek, May. Mas juga ingin memberitahu sesu
“Saya ucapkan terima kasih atas bantuannya tadi, tapi jangan berpikir bahwa hal ini mengubah apapun,” kata Bu Retno dengan dingin. "Kamu tetap tidak cocok untuk Yuda. Dia akan segera menikah dengan wanita pilihanku, seorang PNS juga. Kamu tidak punya tempat di hidupnya."Maya terdiam, hatinya seolah dicubit oleh kata-kata itu. Meski ia sudah menduganya, mendengar langsung dari mulut Bu Retno membuat semuanya terasa lebih nyata. Bagaimanapun, ia tidak bisa memaksakan perasaannya pada Yuda, apalagi jika keluarga Yuda menolaknya begitu keras.Kenapa ada manusia sampai bisa begitu meremehkan orang lain. Maya bersyukur di situasi ini dia sudah punya suami."Saya mengerti, Bu, Ibu tahu kalau saya juga sudah menikah," jawab Maya pelan. Tak ada gunanya membela diri atau memperpanjang perdebatan. Semua sudah jelas. Yuda akan segera menikah, dan bukan dengan dirinya. Kehidupan kini sudah berbeda. Maya juga sudah ikhlas dia tak bisa bersama Yuda. Tapi, kenapa hubungan ini malah di perburuk."Oh
SUAMIKU YANG DIHIN4 BUKAN PR3MAN SEMB4RANGAN 20.Maya meraih dompet itu dengan tangan gemetar. Sejenak, ia terpaku melihat dompet yang tadinya ada di tangan copet kini berada di genggamannya. Suara riuh kejar-kejaran di belakangnya semakin menjauh ketika si copet lari kencang dikejar warga. Maya menarik napas lega. Setidaknya, ia berhasil mendapatkan dompet itu kembali.Ia segera berbalik dan mencari pemilik dompet tersebut. Di keramaian pasar yang sibuk, mata Maya tertumbuk pada seorang wanita paruh baya yang tampak gelisah. Wanita itu tampak cemas, sesekali meraba-raba tas di pinggangnya, seolah memastikan sesuatu. Maya mendekat dengan langkah cepat, hati-hati agar tidak terjatuh di jalanan berbatu.“Bu, ini dompetnya, kan?” Maya menyodorkan dompet itu kepada wanita tersebut.Wanita itu mengangkat wajah, matanya membulat terkejut saat melihat Maya. Maya pun merasakan hal yang sama. Wajah itu terlalu familiar untuk diabaikan. Wajah yang pernah ia lihat dalam beberapa kesempatan di ru
"Iya," jawab Maya. "May, kalau ada uang kamu jangan terlalu boros ingat Gala harus membayar dua ratus juta lagi ke ibu. Ya udah kalau kalian memang mau beli kasur baru juga nggak masalah. Tapi ingat juga kalian punya hutang ke ibu!" kata Farida. Maya terdiam saat Ibunya berkata begitu. Apa jadinya jika Ibunya tau kalau dia ada uang banyak yang diberikan Gala kemarin. Apa Ibunya akan mengambil semuanya. Gala berpesan tak perlu mereka tahu masalah uang yang di berikannya ke Maya. "Iya, Bu. Doakan ya Mas Gala bisa segera mendapatkan uang untuk memberikan Ibu 200 juta lagi," kata Maya. Farida hanya mencibir saja dan Tisa sedikit kesal. Dia juga di tuntut Ibu untuk memberikan uang seratus juta untuk lamaran. Tisa bingung bagaimana meminta ke Doni uang banyak begitu. "Mbak, makasih ya. Bang Gala dan kamu udah belanjain aku. Sayang sama kamu," kata Leo senang. Dia bisa mendapatkan peralatan sekolah dan semua serba baru. Maya hanya mengangguk saja dan membuat Tisa semakin kesal saja pad
SUAMIKU YANG DIHINA BUKAN PREMAN SEMBARANGAN 19.**Gala sedikit kesal ketika ada panggilan dari Bojes. Ada apa anak buahnya menghubunginya? Mungkin ada sesuatu hal yang penting. Kalau tidak, tidak mungkin Bojes menghubunginya malam-malam."Dek May. Saya angkat dulu telepon ya," kata Gala."Iya, Mas," ucap Maya.Gala pun menekan tombol hijau dan terhubunglah dengan anak buahnya. Kira-kira informasi apa yang akan diberikannya ke Gala."Halo," kata Gala setelah tersambung."Bang, halo Bang ... gawat, gawat, Bang," katanya."Kenapa? Gawat kenapa?" tanya Gala."Ada kerusuhan di pasar, Bang. Geng Kelewang nyerang, Bang!" kata Bojes."Apa ... kok bisa kalian gak jaga keamanan. Dia nyerang gimana?!" tanya Gala sedikit marah.Maya terheran ketika ekspresi suaminya seperti itu. Mungkin sedang ada masalah."Jaga, Bang. Elu ke sini dah bang. Kami juga udah habis-habisan buat perhitungan!" katanya."Ya udah gue datang.""Salah satu anak buahnya kita Sandra juga, Bang," kata Bojes."Elu hajar dia?
"Sudah ku bilang. Jangan mabok! Jangan pake barang haram. Lihat si emprit gara-gara mabok dan pake n4rkoba, dia di tangkap Polisi. Kita gak perlu membawa itu di sini!" kata Maulana marah ke anggotanya. Ternyata dia adalah bos mereka. Mereka semua patuh pada Maulana. Gala hanya menceritakan masalahnya ke Maulana saja. Dan Maulana memperkenalkan Gala sebagai teman dan saudaranya ke para anak buahnya. Gala bergaul dengan mereka untuk misi tertentu. Maulana tahu, dia mau membantu. Penampilan Gala pun mulai berubah sama seperti mereka. Dia juga ikut aktif dalam kegiatan swiping dan keamanan. Anggota mereka banyak juga yang jadi tukang parkir, menjaga keamanan warga di pasar. Ternyata pasar juga ada kelompoknya. Ada Kelompok Maulana dan kelompok musuhnya. Maulana tak mentarif uang ke pedagang. Mereka memberikan seikhlasnya. Maulana juga ramah ke mereka. Mereka biasanya sewa tempat juga seadanya. Beberapa ruko besar di pasar juga harus kelompok Maulana jaga dari gangguan, contohnya kebaka
SUAMIKU YANG DIHIN4 BUKAN PR3MAN SEMB4RANGAN 18.**"Mas, apa yang membuat resah hatimu. Kamu bisa berbagi denganku," kata Maya.Gala terlihat gusar. Mimpi itu sama seperti yang dia alami. Di pandangnya lagi Maya yang sibuk mengambilkan air minum untuknya. Air di nakas yang tertutup di berikan ke Gala. "Minum dulu, Mas," kata Gala. Gala mengambilnya dan meminumnya. Dia merasa lebih tenang setelah melihat Maya. Entah kenapa sikap lembut Maya membuat Gala begitu bahagia. Dia merasa di perlakukan dengan baik dan sepenuh hati. Jika dengan penampilan urakan, gak punya uang, Maya bisa sangat menghormatinya. Gala sangat bahagia berada di dekatnya. "Terima kasih ya, Dek May." Gala menghela napas panjang. Dia menatap wajah Maya lagi. Kasihan juga membangunkan istrinya. "May, Mas punya masa lalu yang cukup kelam. Tak bisa Mas lupakan. Sakit rasanya." Gala terlihat sedih mengatakan itu. Hatinya sakit mengingat hal itu. "Mas, jika aku bisa jadi pendengar mu. Aku akan mendengarkan. Mulutku
"Kamu tau nggak tadi keluarganya Gala datang kemari. Ibu pikir cuma datang-datang begitu aja. Nggak bawa apa-apa. Ternyata dia bawa uang 100 juta untuk memperistri Maya seutuhnya. Ya mana Ibu mau!" kata Farida."Maksudnya, Bu? Ibu nolak uang 100 juta yang diberikan keluarga Bang Gala?" tanya Tisa."Ya enggaklah. Cuman Ibu minta lagi kekurangannya 200 juta, mungkin Ibu bersedia cuma di kasih 100 juta. Ibu udah malu, jadi mereka harus bayar rasa malu Ibu!"Tisa menelan ludah mendengar Ibunya berkata begitu."Dari mana Bang Gala dapat uang, Bu?" tanyanya lagi."Dari jual kebonnya di kampung yang Ibu tau," kata Ibunya.Beberapa saat mereka terdiam dan larut dalam pikiran masing-masing. Tisa sedikit ragu apakah memberi mahar 40 juta ibunya akan terima ataukah meminta lebih. Jujur saja kalau meminta lebih mereka nggak punya uang."Doni, kamu harus berusaha keras ya memberikan yang terbaik untuk Tisa. Kamu tahu kan maksud ibu," kata Farida tersenyum dan masuk saja ke dalam rumah.Sebentar la
SUAMIKU YANG DIHIN4 BUKAN PR3MAN SEMB4RANGAN 17.**"Dari mana kalian?" tanya Farida mengintrogasi.Matanya teralih ke belanjaan yang di pegang Maya dan Leo. Leo segera menghampiri Ibunya."Wah, mantap, Bu. Bang Gala traktir kita semua ini," kata Leo dengan senang.Farida mencibir dan menaikkan wajahnya tak senang. Dia hendak masuk ke rumah tetapi sebuah mobil yang datang ke rumahnya menghentikannya.Dua orang turun dari mobil merk X tersebut. Mata Farida melebar, dia merasa senang dan segera menyambut kedatangan keduanya."Ya ampun yang udah di tungguin akhirnya datang. Nak, Doni. Makasih mau mampir dan mengantar Tisa," katanya."Iya, Bu. Udah lama juga aku gak mampir ya," kata Doni.Lelaki yang dipuji-puji Farida itu tersenyum. Begitu pula Tisa yang sangat bangga ketika calon suaminya mendapat perhatian khusus dari ibunya. yang dibutuhkan ibunya hanya uang jadi Tisa harus menampilkan kemewahan dan sesuatu yang membuat Ibunya senang."Iya, Bu. Mas Doni ini baik banget loh. Padahal di
Selanjutnya mereka pergi ke Mall. Mereka jalan-jalan di sana. Semua menikmati sambil belanja-belanja. Maya mengatakan ke adiknya tak masalah membeli tas sekolah, sepatu, buku dan baju sekolah. Tentu Leo sangat senang. Bapak dan Ibu Gala juga di traktir Maya belanja. Begitupun Leo dan Bojes."Dek, May. Kamu sangat baik. Kamu masih sempat berbagi. Padahal uang itu pure untukmu," kata Gala saat mereka jalan bersama."Gak apa, Mas. Lagian, aku makasih Mas udah mau memberikan dan percaya padaku," kata Maya."Dek May kan istrinya Mas," ucap Gala.Beberapa saat mereka saling menatap satu sama lain. Gala melihat Maya yang sangat cantik. Kulitnya yang eksotis, bibir tipis serta hidung mancung. Kecantikan khas perempuan Indonesia. Ingin Gala marah pada orang-orang yang mengatai Maya jelek, dia sangat cantik.Maya merasa malu saat Gala menatapnya. Dia hanya tersenyum sekilas. Maya menarik tangan Gala agar mereka berjalan bersama. Setelah mendapat lampu hijau, Gala memegang tangan sang istri. Sen