Share

204. Makan Malam

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 07:37:10

Sementara itu ...

Di kantor, ponsel Saga kembali bergetar. Ia mengambilnya dan membaca pesan itu. Alisnya sedikit berkerut.

Dia mengetik balasan dengan hati-hati.

[Aidan, aku masih banyak pekerjaan. Nanti aku kabari lagi, ya.]

Pesan terkirim. Tapi tak sampai lima menit, balasan dari Aidan masuk lagi.

[Bro, nggak ada alasan untuk nggak luangin waktu buat sahabat lama. Lagian, aku sudah pesan meja di restoran favoritku. Aku janji, cuma makan santai kok. Kamu bisa bawa istri dan anak kamu. Aku penasaran lihat keluarga bahagiamu.]

Saga menghela napas panjang. Ada sesuatu tentang Aidan yang selalu sulit ia tolak. Ia menutup matanya sejenak, lalu mengetik balasan.

[Baiklah, aku akan datang. Tapi jangan buat kejutan aneh-aneh.]

Balasan dari Aidan langsung muncul hanya beberapa detik kemudian.

[Hahaha, tenang aja, Bro. Aku cuma mau ngobrol dan nostalgia. Nggak sabar ketemu kalian semua!]

[Kirim lokasi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
hadeuh di gantung ......
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
ini mana lanjutannya ......hmmm
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   205. Tanya

    "Entahlah., tapi sepertinya ada yang lebih menarik perhatianku sekarang.""Maksudnya?"Aidan mengusap tengkuknya, senyum yang lebih menyerupai smirk. “Bukan begitu, Bro. Aku dan Diana itu cuma kebetulan bertemu lagi. Dia ada urusan di Korea, dan ya... kami sempat nostalgia sebentar. Tidak ada yang serius.”Saga mengangkat alis, jelas tidak sepenuhnya percaya. Tapi sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, ponselnya berdering. Ia melirik layar ponselnya. Nama Riko, berkedip di sana. Dengan raut sedikit serius, Saga bangkit dari kursi. “Sebentar, ini penting,” ujarnya sambil melangkah menjauh.Suasana hening sejenak di meja. Damay fokus menyendokkan bubur kecil untuk Baby Rain, berusaha menghindari tatapan Aidan yang terasa terlalu intens.“Damay, boleh tanya sesuatu?” suara Aidan akhirnya memecah keheningan. Damay mengangkat wajahnya, sedikit terkejut. “Iya, Mas. Kenapa?”Aidan menyandarkan tubuhnya ke kursi, tangan kirinya menggoyangkan gelas minumannya. “Aku penasaran. Bagaimana kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   206. Gelisah

    “Terima kasih juga sudah mengundang kami, lain kali kamu harus mampir ke rumah lagi. Tapi beri tahu dulu, jangan mendadak seperti tadi pagi,” lanjutnya sambil terkekeh.Aidan tertawa kecil. “Siap, Bro. Janji nggak akan mengagetkan lagi."Damay hanya tersenyum tipis, mengangguk tanpa berkata apa-apa. Ketika mereka sudah di dalam mobil, Saga melirik ke arah Damay. “Kamu baik-baik saja?”Damay mengangguk cepat. “Iya, Mas, aku baik-baik saja.""Aidan tanya apa saja?""Tanya tentang kita, Mas.""Terus?""Ya aku jawab aja, saya hanya yakin kalau Mas Saga adalah jodoh yang Allah kirimkan untuk saya."Saga tersenyum mendengar ucapan Damay. Ia langsung m3ngecup puncak kepalanya. "Makasih, Sayang. Love you.""Love you too, Mas Saga."Mobil melaju pelan di jalan tol, Damay memandangi Saga yang sedang fokus mengemudi. Cahaya lampu jalan memantul lembut di wajah suaminya. Wajah yang selama ini ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   207. Pengawal Baru

    Hari-hari berlalu, Saga makin sibuk dari biasanya. Suatu pagi, ketika ia mampir sejenak ke markas api, ia menanyakan kabar Pak Jerry, yang kini harus diasingkan untuk sementara waktu. Meskipun ruangannya dilengkapi CCTV untuk memantau keadaan, Saga merasa sangat rindu pada asistennya itu. Ia tidak tahu berapa lama keadaan ini akan berlangsung.“Bagaimana kabar Pak Jerry?” tanya Saga pada Pak Tom dan juga Lanang. Ia mampir sejenak ke markas api dengan perasaan gelisah. Sungguh bila diungkapkan, ia pun sangat rindu pada asistennya itu. Pak Jerry terpaksa diasingkan lebih dulu. Dan Lanang bertugas menjenguknya sehari sekali.“Pak Jerry terlihat tertekan di sana, tapi Pak Jerry titip salam buat Mas Bos, dia akan baik-baik ssja kalau Mas Bos dan keluarga baik-baik saja.”Saga menarik napas panjang seraya meraup wajahnya dengan kasar. “Untuk sekian kali aku mengalami kasus seperti ini lagi, tapi kali ini lebih berat dan rumit. Rasanya, aku ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   208. Telepon

    Damay meraih tangan Baby Rain dan melambaikan tangan. Saga melangkah menuju mobil dan menghilang dari pandangan.***Damay yang sedang asyik menjaga Rain, tiba-tiba terhenyak oleh dering telepon rumah. Ia menoleh sejenak ke arah anaknya yang tengah bermain mobil.“Sayang, Bunda angkat telepon dulu ya, Rain main sama mobil Choky ya!” kata Damay seraya beranjak dari tempat duduknya.“Hallo, Assalamu’alaikum.”“Hallo, ini Non Damay?”“Iya, ini siapa?” tanya Damay, bingung.“Ah Non, saya Bi Narti, pelayan Tuan Biru. Mas Saganya ada, Non? Kebetulan ada sesuatu yang harus saya sampaikan.”“Mas Saga baru saja berangkat ke kantor, Bi. Ada apa, Bi? Nanti saya sampaikan ke Mas Saga.”“Anu, Non. Tuan Biru barusan dibawa ke rumah sakit, tadi kejang-kejang, Non.”“Innalillahi...” jantung Damay berdegup dengan kencanh. “Rumah Sakit mana, Bi?”“Rumah Sakit Medika Utama, Non. Kami sangat khawatir, waj

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   209. Aidan Pradipta

    “Dan, Pak... ini yang lebih mencurigakan. Salah satu nama yang terdaftar sebagai pengelola server itu adalah ...”Kening Saga berkerut. "Siapa?""Aidan Pradipta."Deg! Nama itu membuat Saga terdiam. Pikirannya langsung melayang pada pertemuannya dengan Aidan beberapa waktu lalu. Senyuman santai Aidan, cara dia berbicara seolah tidak ada beban, untuk apa Aidan melakukan ini semua?“Apa kita punya bukti lebih kuat?” Saga akhirnya bertanya, mencoba menahan emosi yang mulai membuncah.“Belum banyak, Pak. Kami masih mencari hubungan langsung antara aktivitas server dengan sabotase di sistem kita. Tapi indikasinya jelas, ada keterlibatan pihak luar yang sangat terorganisir.”Saga meletakkan tablet itu di meja dengan keras. “Kalau begitu, tingkatkan pengawasan. Pastikan semua akses sistem diawasi 24 jam. Aku tidak mau ada kebocoran lagi.”“Baik, Pak.” Riko mengangguk dan meninggalkan ruangan, membiarkan Saga merenung dalam kehe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   210. Dihadang Preman

    Saga merasa gelisah mendengar informasi itu. “Luar kota?” Ia berusaha menahan emosinya. “Apakah beliau dalam keadaan baik-baik saja? Ayah tidak dirawat di Rumah Sakit?" “Tidak, Mas. Tuan meninggalkan rumah dalam keadaan sehat, tidak ada masalah. Beliau sudah memberi tahu beberapa hari lalu kalau akan berangkat ke luar kota,” jawab pelayan itu, nada suaranya tetap tenang, tetapi Saga merasakan ada yang janggal.“Kenapa istri saya mengatakan Ayah sakit? Apa ada yang menghubunginya ke rumah tadi pagi?” tanya Saga, matanya berkerut, berpikir ada yang tidak beres.“Maaf, Mas Saga, saya tidak tahu tentang itu. Tidak ada informasi lebih lanjut,” jawab pelayan itu, suaranya agak gugup.Setelah beberapa detik, Saga menutup telepon dengan keras. Ia menatap jalanan yang sibuk di depannya, perasaan semakin cemas dan marah bercampur aduk.Siapa yang berani menipu istrinya? Siapa yang ingin memanfaatkan situasi ini untuk menjebak mereka?Pak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   211. Van Hitam

    Mobil van hitam itu melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan jejak debu di jalanan sepi. Damay terjepit di sudut kursi, napasnya memburu, tubuhnya gemetar. Di pelukannya, Baby Rain menangis tersedu-sedu, tangannya kecilnya mencengkeram kuat baju ibunya seolah tak mau terpisah. Damay mencoba mengatur napas, berusaha berpikir jernih. Tapi bagaimana bisa? Tangannya masih terasa sakit akibat genggaman kasar pria tadi. Lututnya lemas, tapi insting keibuannya membuatnya tetap bertahan. "DIAAMM!" suara berat pria di sampingnya menghardik. Bau rokok dari tubuhnya menusuk hidung, sementara wajahnya yang dipenuhi luka lama terlihat dingin dan tak berperasaan. Baby Rain menangis lebih keras. Damay hanya bisa memeluk Baby Rain yang terus menangis di pelukannya. Air mata membasahi wajahnya. Di tengah ketakutannya, ia terus berharap. 'Mas Saga, tolong kami,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   212. Target

    Aidan menghela napas panjang, matanya terfokus pada pemandangan kota yang redup di bawahnya. Keadaan semakin pelik, dan setiap langkah harus diambil dengan sangat hati-hati. Jika tidak, semuanya bisa berantakan dalam sekejap. "Jangan biarkan mereka tahu tentang keberadaan kita," perintahnya sekali lagi, suara keras dan tegas, menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk kesalahan. "Akan segera diselesaikan, Pak Aidan," jawabnya dengan suara penuh ketakutan. Aidan mengakhiri percakapan itu dengan sebuah ketukan cepat pada layar ponselnya. Ia berbalik dan menatap ruangannya, lalu menyeringai pelan. ***Damay tersentak dari lamunannya ketika mobil van berhenti mendadak. Salah satu pria membuka pintu dan menarik Damay keluar. "Ayo turun! Jangan bikin ribut, atau anakmu jadi korban!" Damay memeluk Baby Rain erat, tubuhnya menegang. Ia digiring ke sebuah bangunan tua yang terlihat seperti gudang terbengkal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   221. Informasi

    "Pak, kami baru saja mendapatkan informasi lebih lanjut dari para penculik. Mereka menyebutkan nama seseorang yang diduga sebagai bos mereka." Saga menatap anak buahnya itu dengan penuh perhatian. "Siapa?" "Nama yang disebutkan adalah Aidan," jawab petugas itu, mengerutkan kening. "Sepertinya dia terlibat dalam jaringan besar yang memiliki pengaruh di beberapa sektor. Namun kami belum bisa memastikan apa keterlibatannya secara langsung." Saga menggertakkan giginya, rasa marah dan gelisah bercampur padu jadu satu. "Aku harus ke kantor polisi sekarang," lanjutnya, suara penuh tekad. Damay, yang mendengar percakapan itu, menatap suaminya dengan mata penuh pertanyaan. "Mas Saga... Apa yang terjadi?" Saga menatapnya dengan lembut, memastikan bahwa ia tetap tenang meskipun hatinya gelisah. "Sesuai dugaanku, Aidan dibalik semua ini." Damay terdiam.

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   220. Penyelamatan

    "Sebentar ya, aku hubungi Mega dulu.""Mega?""Ya, Rain aman bersama ibu dan Mega di Rumah sakit.""Rumah Sakit? Apa Rain terluka?" tanya Damay dengan cemas."Tidak, Sayang. Rain kelelahan dan dehidrasi, tapi sudah ditangani sama pihak medis. Dia akan baik-baik saja. Kamu yang tenang ya."Saga menghubungi Mega, panggilan video call dan langsung menyerahkannya pada Damay. Damay berbincang dengan Mega sambil menangis terlebih saat Mega memperlihatkan Baby Rain. "Rain udah mau makan, Mbak. Mbak tenang saja, dia di sini baik-baik saja. Dari tadi memang tidur lalu nangis, tapi sekarang udah agak tenang dia. Mbak gak usah khawatir ya, yang penting sekarang Mbak selamat dan bisa kembali bersama lagi."Tak lama panggilan pun berakhir. Damay menghela napas lega saat tahu dan melihat kondisi anaknya."Gimana, Sayang? Udah tenang sekarang hmm?" tanya Saga lalu mengecup keningnya pelan.Damay mengangguk pelan. "Te

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   219. Kamu Aman

    Saga menggenggam tangan Damay dengan erat, memimpin langkahnya keluar dari pesawat dengan cepat, namun hatinya tak tenang. Ia bisa merasakan tubuh istrinya bergetar dalam pelukannya, tangisannya belum berhenti. "Rain hilang, Mas. Aku gak tau dia dimana? Mereka menyemprotkan obat bius, saat sadar aku udah di pesawat dan terpisah dengan Rain," ucap Damay dengan suara tercekat, matanya penuh kecemasan, air mata terus mengalir.Saga berhenti sejenak, menghadap istrinya. Dengan tangan yang masih menggenggam erat, ia menatap dalam-dalam mata Damay. "Rain aman, Sayang. Jangan khawatir. Aku janji, semuanya akan baik-baik saja."Damay menatapnya dengan mata merah, masih tak sepenuhnya percaya. "Tapi tadi... mereka...""Semuanya sudah diatasi. Rain aman di tempat yang paling aman sekarang," kata Saga, suaranya penuh keyakinan. "Aku sudah pastikan itu. Kamu jangan khawatir lagi ya."Damay mengangguk perlahan, meski masih terlihat cemas. S

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   218. Penyergapan

    "Jangan coba-coba kabur!" katanya, dengan nada yang lebih kasar.Begitu pintu pesawat terbuka, para penumpang mulai berdiri dan mengambil barang bawaan mereka.Suasana di dalam kabin terasa tegang, Di luar, tim keamanan bandara bersama anggota TNI sudah bersiap. Mereka berdiri dalam posisi strategis, beberapa petugas berpakaian sipil menyamar sebagai staf bandara, sementara yang lainnya terlihat berjaga di pintu keluar dengan sikap siaga penuh.Seorang petugas keamanan memasuki pesawat dengan langkah mantap."Mohon maaf, kami akan melakukan pemeriksaan. Harap semua penumpang tetap tenang," ucapnya dengan suara tegas.Mata pria kekar itu langsung berkilat waspada. Damay merasakan cengkeraman di lengannya menguat, seakan pria itu ingin memastikan dirinya tetap di tempat.Petugas mulai memeriksa satu per satu penumpang, meminta mereka menunjukkan identitas. Beberapa orang terlihat bingung, tetapi tetap menurut.Saat gi

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   217. Tegang

    Saga memasuki helikopter dengan cepat, dibantu oleh beberapa anggota TNI yang sudah siap sedia. Suara mesin helikopter yang bergemuruh membuat suasana semakin tegang, seakan memaksa adrenalin Saga untuk bekerja lebih cepat. Angin yang kencang menyapu wajahnya, tetapi hatinya tetap fokus pada satu tujuan: menangkap mereka sebelum Damay hilang terlalu jauh."Semuanya sudah siap, Pak," ujar salah satu anggota TNI yang bertugas mengawasi peralatan di helikopter.Saga hanya mengangguk, matanya menatap horizon yang semakin jauh meninggalkan Soekarno-Hatta. Di balik kecemasan yang menggelayutinta, ada tekad yang semakin menguat. "Helikopter ini akan membawa kita langsung ke Juanda dalam waktu kurang dari satu jam, Pak. Kami akan mengatur jalur agar lebih cepat," lanjut anggota TNI lainnya.Saga menghela napas panjang. Pikirannya terus melayang pada Damay dan Aidan, mengetahui betapa besar ancaman yang ada di depan mata.“Setelah kita mendarat,

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   216. Pengalihan Rute

    Pak Tom mengangguk cepat. Begitu teleponnya dimatikan, Saga segera mengarahkan tim yang ada di bandara untuk membantu situasi darurat di lokasi kebakaran. "Kita butuh tim penyelamat sekarang. Segera kirim tim ke lokasi kebakaran Pak Jerry. Mereka harus cepat, pastikan mereka berhasil menyelamatkan Pak Jerry," perintah Saga."Beberapa dari kalian ada yang ikut aku ke Juanda, dan yang lain ikut dengan Pak Tom," ujar Saga dengan tegas, memberi perintah pada timnya.Meskipun ia harus fokus pada penculikan Damay, situasi ini membuatnya semakin terbebani. "Semoga semuanya berjalan lancar," gumamnya dalam hati.Setelah Saga memberi instruksi kepada timnya di bandara, ia melangkah ke luar menuju tempat yang telah disiapkan oleh pihak TNI. Di sana, ia bertemu dengan beberapa anggota TNI yang sudah menunggu. Salah satu dari mereka, seorang perwira dengan pangkat letnan kolonel, segera mendekatinya."Pak Saga, kami sudah siap membantu. Apa yang bis

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   215. Terlambat

    Saga tiba di bandara, wajahnya tegang dan matanya penuh tekad. Ia memerintahkan timnya untuk menyebar dan mencari setiap petunjuk yang ada. "Aku ingin kalian mengecek setiap pesawat dan setiap terminal. Mereka tidak boleh lolos begitu saja." Pak Tom mengangguk. "Kita harus menemukan mereka, Mas. Kalau tidak, semuanya akan semakin sulit." Mereka mulai bergerak cepat, menyisir setiap sudut bandara, mencari jejak yang bisa mengarah pada penculik Damay. Saga tidak bisa berpaling, hatinya masih tertinggal di rumah sakit, memikirkan Baby Rain yang tengah dirawat. "Kami sudah mengecek beberapa pesawat yang lepas landas hari ini. Dan ada satu pesawat yang kami curigai yaitu pesawat tujuan Korea." "Korea?" tanya Saga memicingkan matanya. "Benar, Mas Bos." Tangan Saga mengepal erat. "Tidak salah lagi, ini ada hubungannya dengan Aidan." Suara langkah kaki terdengar dari belakang. Seorang pr

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   214. Rumah Sakit

    Mereka segera menyebar, memeriksa setiap sudut bangunan terbengkalai itu. Saga memeriksa setiap pintu dan jendela, mencoba menemukan petunjuk lebih lanjut, sementara pikirannya terus berputar. Ia bisa merasakan gelisah di dalam dirinya. Damay dan Baby Rain harus segera ditemukan, sebelum semuanya terlambat.Di luar, udara mulai terasa dingin, angin berhembus kencang, membawa kabut yang mempersulit pandangan.Pak Tom, yang khawatir dengan keadaan Damay dan Baby Rain, menyarankan, “Mas, kita harus hati-hati. Kalau mereka sudah meninggalkan tempat ini, kita bisa saja kehabisan waktu.”Saga mengangguk, tatapannya tajam. “Tidak ada waktu untuk ragu. Mereka bersembunyi di luar sana, dan aku akan menemukannya.”***Baby Rain tergeletak lemas di lokasi yang sunyi, tak sadarkan diri karena dehidrasi dan kelelahan. Wajahnya pucat, tubuh kecilnya terbaring di dekat tumpukkan peti kayu.Tim Saga akhirnya sampai di lokasi, bergerak cepat deng

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   213. Di Lokasi

    Saga melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, menembus jalanan yang semakin gelap karena mendung. Matanya yang tajam terus memindai jalanan di depannya, berusaha mencari tanda-tanda yang bisa membawanya ke tempat Damay dan Baby Rain. "Pak, kami menemukan Pak Sammy! Dia tergeletak di pinggir jalan, dekat dengan hutan kota. Kritis, tapi masih hidup," ujar Pak Tom memecah ketegangan. Ia masih menatap tabletnya. Saga menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya, meskipun gelombang kecemasan terus menghantam dadanya. Tanpa berkata apa-apa lagi, Saga menekan gas lebih dalam. Hutan kota semakin dekat, dan jantungnya berdegup semakin cepat. Tak lama, Saga sampai di lokasi yang dimaksud. Ia melihat sebuah mobil yang tampak terbengkalai di pinggir jalan. Itu adalah mobil miliknya. Ia segera menghentikan mobil dan berlari menuju ke tubuh Pak Sammy yang tergeletak di samping kendaraan.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status