Share

BAB 33

Penulis: Aina D
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-08 08:04:34

"Aku rindu pelukan ibuku," gumamnya.

"Sebaiknya tahan dulu rindumu, Rin. Beliau akan sangat sedih jika melihatmu dalam kondisi seperti ini. Kumohon pulihkanlah dulu kesehatanmu agar bisa bertemu beliau dalam kondisi sehat. Apa kau sudah menghubungi beliau. Kabarilah beliau dengan berita yang baik-baik agar beliau tidak kepikiran." Rini menggeleng.

"Apa kau hapal nomor ponselnya? Biar kuhubungi dengan ponselku. Obatilah rindumu dengan mendengar suara beliau." Aku tau ponselnya pasti ada di rumah kontrakannya. Karena Eko membawanya ke sini dalam kondisi pingsan.

Rini mengangguk, kemudian menyebutkan beberapa digit nomor ponsel Bu Endang.

Kubiarkan Rini berbicara dengan Bu Endang melalui ponselku setelah terhubung dengan ponsel beliau.

Aku mencuci mukaku di wastafel yang ada di ruangan ini. Kupandangi wajahku sendiri di cermin yang ada di atas wastafel. Aku hampir tidak mengenali diriku sendiri, rambutku kusut dan mataku merah. Bahkan kemarin putraku Aldy juga menanyakan kenapa mataku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
ANi Ridho
rugi beli cerita ber ulang3
goodnovel comment avatar
Febriana Prihandini
maaf thor ...,cerita'a kl bisa jgn diulang² trima kasih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 34

    Aku tidak tau harus berkata apa, tiba-tiba ada rasa bersalah terselip dalam hatiku. Kemarin aku begitu marah dan memaki Rini dengan kata-kata kasar. Mendengar semua cerita mas Andri membuatku sedikit merasa menyesal. Rini, gadis itu bahkan sampai melukai dirinya sendiri karena tidak sanggup berada di posisinya sekarang. Lalu aku menambah perih lukanya dengan makianku padanya. Namun sisi lain hatiku masih memendam amarah. Wajar saja aku marah, wajar saja aku memaki. Suamiku menikahinya, apapun alasannya aku tetap tersakiti, sangat tersakiti. Kutarik tubuhku menjauh dari mas Andri ketika sisi amarahku kembali menguasai. Mas Andri menatapku sayu."Maafkan Mas, Sayang. Mas bahkan tidak tau apa kata maaf bisa mengobati luka yang sudah Mas torehkan. Sungguh, Mas tidak pernah berniat bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran untuk menduakanmu. Katakan apa yang harus Mas lakukan agar kita kembali seperi dulu lagi. Mas bahkan belum menyentuh Rini," ucapnya. Aku menatap matanya, tidak ada ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-08
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 35

    "Ri, kamu sakit?" Andin teman sekantorku yang biasa disapa Bu Nyai itu menyapaku."Nggak Din, cuma sedikit kelelahan aja.""Istirahat kalau capek, Ri. Kamu masih ingatkan bunyi undang-undang per-ibu-an?""Undang-undang apaan tu Din?""Itu loh undang-undang yang bunyinya gini. Satu, Ibu-ibu gak boleh sakit. Dua, jika ibu-ibu sakit, maka kembali ke pasal satu."Aku tertawa. Andin memang selalu begitu, suka melucu. Tapi jangan ditanya jika lagi serius, dari mulutnya akan keluar kalimat-kalimat sakti. Oleh sebab itulah dia dijuluki Bu Nyai. Karena gaya bicaranya saat memberi masukan atau nasehat sudah seperti Bu Nyai di pesantren-pesantren."Din, aku mau nanya nih. Misalnya nih ya, seseorang dihadapkan pada kondisi di mana dia harus menikah padahal sebenarnya kedua belah pihak tidak ada keinginan menikah terlebih pihak si pria juga sudah memiliki istri. Dan pernikahan itu terjadi tanpa sepengetahuan istrinya. Itu gimana hukumnya?""Wah berat nih pertanyaanmu, Ri. Aku takut salah dalam men

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 36

    Entah kenapa sekarang perasaanku sudah tenang bertemu dengannya. Sesungguhnya Allah maha membolak balikkan hati manusia. Bahkan kemarin aku masih begitu emosi dan marah ketika mendengar namanya. Tapi sekarang, tanpa dia mendatangiku pun aku pasti akan mencarinya, bukan untuk memakinya seperti yang kulakukan saat terakhir kali bertemu dengannya. Tapi untuk mengajaknya berbicara tentang bagaimana hubungan kami kedepannya. Walaupun aku sama sekali belum punya pandangan akan seperti apa hubungan kami kedepan."Nuri, Andin, besok kalian ikut saya ke Lapas pinggir kota ya. Kita akan mendampingi kasus di sana. Ini berkas kasusnya silahkan kalian pelajari dan cari solusi apa kira-kira yang akan kita ajukan." Pak Indera atasan kami di kantor memberi instruksi padaku dan Andin.Kami ditempatkan bekerja pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kami selalu berurusan dengan kasus-kasus yang melibatkan perempuan dan anak. Entah itu kasus KDRT, kasus eksploitasi anak, maupun kasus is

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 37

    "Pernikahanmu dan Mas Andri sah di hadapan Allah. Namun aku bukan wanita yang menyetujui poligami. Mengenai keinginanmu meminta talak pada suamimu itu bukanlah urusanku. Karena kelak kepadamulah Allah akan bertanya alasanmu meminta ditalak oleh suamimu, bukan kepadaku." Air mata Rini mulai menetes membasahi pipinya."Aku malu berhadapan denganmu, Mbak. Sungguh hatimu begitu kuat. Sedangkan aku? Baru dihadapkan pada sedikit masalah saja sudah membuatku berpikiran picik sampai berani melukai diriku sendiri. Padahal aku tak sedikitpun punya hak atas tubuh ini.""Sudahlah, Rin. Aku juga punya kekurangan, bahkan sangat banyak. Beruntungnya Allah masih menutupi aib-aib ku sehingga tidak terlihat olehmu. Maafkan aku jika kemarin melukai hatimu dengan lisanku, sungguh aku meminta maaf.""Tidak, Mbak. Aku tidak pernah terluka olehmu. Justru aku yang melukaimu, Mbak.""Maaf, Rin. Aku harus balik sekarang. Anak-anak menungguku." "Iya Mbak, terima kasih sudah sudi menemuiku," jawabnya.Kami mel

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 38

    "Aku akan memilih berpisah dengan Rini, dan menjalani hidup kita seperti sebelumnya kembali. Toh pernikahan ini bukan atas keinginan kami."Aku terkejut. Tadi Rini, dan sekarang Mas Andri yang mengatakan hal yang sama. Apakah mereka tidak takut Allah murka karena mempermainkan pernikahan dan ijab kabul? Lalu aku harus bagaimana. Aku terdiam menatap tajam pada Mas Andri yang balas menatapku dengan mata hazelnya. "Aku akan berpisah dengan Rini, dan menjalani hidup kita seperti sebelumnya kembali."Aku menarik nafas sejenak."Semudah itukah kau mempermainkan pernikahan mas?""Aku menikahinya karena keadaan, Dik. Lagipula aku belum menyentuhnya. Kurasa tidak ada yang akan dirugikan jika aku mejatuhkan talak padanya.""Mas, kamu mau jadi laki-laki pengecut? Tidak ada yang namanya ijab kabul itu terpaksa mas. Mas mengucapkannya dalam keadaan sadar." Aku mengulangi sebagian kalimat Andin tadi. "Lalu apa yang harus kulakukan? Apa kamu bersedia dipoligami?" Suaranya lantang."Kamu kenal siap

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 39

    (Di Lapas.)Aku meminta izin pada Pak Indera untuk menemui Kak Rizal. Kasus yang kami dampingi memang tidak terlalu pelik sehingga tidak terlalu membutuhkan banyak pendapat untuk beradu opini. Aku duduk di ruang tunggu yang disiapkan untuk bertemu narapidana. Tak lama kemudian Kak Rizal muncul dari pintu."Hai, Kak. Assalamualaikum," sapaku sambil tersenyum."Walaikumsalam, kok ke sini lagi, Dek? Jangan sering-sering ke sini. Selain jauh tempat ini auranya kurang bagus untukmu.""Apaan sih Kak pake aura-aura segala. Aku ada kerjaan tadi di sini jadi sekalian nengokin Kak Rizal. Nih sedikit makanan buat Kak Rizal." Aku menyodorkan beberapa kotak makanan yang sengaja kubeli di perjalanan tadi. Kak Rizal bingung mendengar aku ke sini dalam rangka pekerjaan, akupun menceritakan tetang profesiku dan kerjaanku."Kamu agak pucat, Dek. Lagi nggak enak badan?""Nggak kok, Kak. Cuma lagi ada sedikit masalah.""Masalah sama suamimu?" Aku hanya diam. Kak Rizal pembawaannya terlihat seperti aya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 40

    "Kau harus bagaimana tanyakan pada hatimu sendiri. Orang lain hanya bisa memberi masukan, tapi hatimu sendiri lah penentunya."Aku menarik napas, selalu terasa sesak jika membahas masalah ini."Lebih baik melepaskan dengan keikhlasan dari pada bertahan dengan keterpaksaan. Kuharap kau bisa belajar dari pengalaman orang tua kita dahulu, Dek. Aku yakin kau bisa melaluinya. Maaf aku harus kembali ke sel. Jangan ragu mencariku jika kau perlu tempat untuk bercerita. Aku kakakmu."Aku terharu mendengar kalimat Kak Rizal. Aku benar-benar merasa punya saudara sekarang, sayang sekali kami harus dipertemukan dalam kondisi seperti ini. ***POV Andri Aku sedang di jalan menuju kantor setelah meninjau lokasi proyek terbaru perusahaanku. Perusahaanku yang dulunya hanya bergerak di bidang advertising sekarang perlahan mulai mengembangkan sayap ke bidang konstruksi. Tak kupungkiri peran Rini sangat besar terhadap perkembangan perusahaanku belakangan ini. Kecerdasannya dalam merencanakan dan membuat

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 41

    Nuri hanya terdiam saat aku mengabarinya namun kuyakinkan padanya bahwa semua akan baik-baik saja.Setelah menutup telpon, aku melirik Rini di sebelahku. Dia hanya terdiam tanpa ekspresi. Rini, istri yang rencananya akan kutalak sore ini. Namun ternyata harus tertunda karena insiden kecelakaan Bu Endang. Tidak mungkin aku mengajaknya bicara tentang hubungan kami disaat seperti ini. Kulajukan mobilku agak cepat ketika sudah memasuki jalan toll. Tak ada percakapan yang berarti di antara kami selama dalam perjalanan. Hanya sesekali aku menawarinya mampir ke toilet atau mampir mengisi perut di rest area namun Rini selalu menolaknya dengan alasan masih kenyang dan tidak perlu ke toilet. Dia hanya ingin segera melihat keadaan ibunya. ***Kami tiba di kampung saat matahari sudah mulai tenggelam. Aku menyetir sesuai dengan arahan Rini karena kami langsung menuju rumah sakit yang ada di ibu kota kabupaten.Setelah tiba dan memarkirkan mobilku, Rini segera turun dan berlari kecil mencari ruang

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10

Bab terbaru

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 190

    “Bang, pulang yuk! Kita nggak dianggap di sini. Dunia serasa milik mereka berdua tuh.” Andin menyebikkan bibirnya sambil menoleh pada Rizal.“Jangan pulang dulu dong, Ndin. Aku boleh minta sesuatu nggak?” tanya Nuri.“Apaan? Asal jangan meminta bayi dalam kandunganku. Kamu kan udah dapat bonus bayi dari Mas Andri.”“Sayang!” Rizal menegur lembut istrinya sambil menggelengkan kepalanya. Dia takut Andri tersinggung dengan ucapan istrinya.“Nggak apa-apa. Aku sangat terhibur dengan kalian berdua,” ucap Andri yang mengerti maksud Rizal.“Jadi minta apa, Ri?” tanya Andin.“Untuk beberapa hari kedepan bisa nggak kalian menginap di sini dulu menemani Ibu dan anak – anak.”“Maksud kamu, Ri?”“Aku dan Mas Andri berencana untuk berlibur keluar kota beberapa hari.”“Jadi kamu setuju, Dik?” tanya Andri dengan tatapan berbinar –binar.“Iya, Mas. Semoga anak-anak juga mengizinkan, ya.”“Wuihhh, aku cemburu pada kalian berdua. Yang pengantin baru siapa yang bulan madu siapa!” Andin kembali mengerucu

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 189

    “Tapi kita bukan pasangan pengantin baru, Mas.” Protes Nuri. Wajahnya sedikit bersemu merah menerima tatapan menggoda dari suaminya.“Bagiku kita adalah pengantin baru, Sayang. Dan akan selalu begitu. Kita akan menjalani hari-hari kedepan seperti pengantin baru setiap harinya. Kamu mau kan?” Andri menarik mengencangkan pelukannya di bahu Nuri yang membuat tubuh wanita itu masuk kedalam dekapannya. Andri mencium pucuk kepala Nuri. “Boleh minta lagi nggak?” tanyanya mengedipkan mata.“Aku ke sini buat manggil sarapan, Mas. Ayo, sepertinya yang lain sudah menunggu kita.” Nuri menjauhkan tubuhnya. Dia pun sebenarnya susah payah menahan hasratnya untuk tetap berada dalam dekapan hangat suaminya.“Ah, padahal aku ingin sarapan yang lain.” Andri masih menggodanya.“Udah ah, Mas!”“Makanya kamu ambil cuti ya, Dik. Kita liburan berdua.”“Kita bicarakan nanti ya, Mas. Yuk, sarapan dulu.” “Morning kiss dulu, dong,” pinta Andri memajukan bibirnya.Cup! Nuri mengecupnya sekilas. Mata Andri berbin

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 188

    Kembali Andri dan Nuri tak sanggup menahan keharuan ketika mereka bersujud dalam salat, sajadah keduanya basah dengan air mata penuh rasa syukur atas semua yang sudah mereka lalui.“Aku mencintaimu, Nuri-ku. Perasaanku tidak pernah berkurang meski takdir memisahkanku darimu,” ucap Andri lembut dan memberi kecupan pada kening Nuri setelah mereka melewati malam panjang berdua.“Aku juga mencintaimu, Mas,” jawab Nuri manja sambil menyandarkan kepalanya di dada lelaki yang tak pernah pergi dari hatinya itu.“Sarapan apa pagi ini, Bi?” tanya Nuri pada Bi Ina yang sedang sibuk di dapur.“Ini lagi bikin nasi goreng, pancake dan roti bakar, Bu.”“Ooh, ada yang pesan nasi goreng, Bi? Nggak biasanya sarapan nasi goreng.”“Nggak ada yang pesan, Bu. Bibi hanya membuat nasi goreng kesukaan Pak Andri.”Nuri tersenyum. Beruntung sekali dia dulu menerima Bi Ina ketika seorang keluarga jauhnya merekomendasikan Bi Ina saat Nuri sedang mencari tenaga ART. Bi Ina orang yang jujur, baik dan sangat menyaya

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 187

    Andri mengetuk pintu kamar Nuri kemudian membukanya perlahan. Nuri yang sedang merapikan beberapa barang diatas meja riasnya menoleh ke arah pintu dan tersenyum melihat kehadiran Andri di sana.“Silakan masuk, Mas. Maaf aku masih merapikan beberapa barang yang tadi berantakan di sini,” ucapnya.“Mau kubantu, Dik?” tanya Andri.“Nggak usah, Mas. Sebentar lagi beres kok. Oiya, ibu masih nginap di sini?”“Ibu sudah pulang ke rumah, Dik. Katanya nggak bawa baju ganti jadi tadi minta antar pulang. Maaf nggak sempatin pamit, tadi ibu nyari kamu untuk berpamitan tapi sepertinya kamu sedang mandi tadi.”“Oh, nggak apa-apa, Mas. Insya Allah besok kita jemput ibu lagi ke sana. Kasian beliau sendirian di sana.”“Iya, Dik. Besok aku ada janji dengan perawat Bilqis juga dan ibu juga ingin ikut menengok Bilqis.”Nuri mengangguk tersenyum. “Besok kita ke sana bersama-sama ya, Mas.”“Teririma kasih, Sayang,” ucap Andri dengan suara serak. Nuri tersipu malu mendengar kata ‘sayang’ bibir lelaki itu. P

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 186

    Rizal tersenyum bahagia melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Nuri. 'Aku akan menebus kesalahanku padamu dengan menjaga Nuri, Ayah. Aku melihat senyummu di balik senyumannya,' batin Rizal. Setelah tamu satu persatau mulai meninggalkan rumah Nuri, Andri dan Nuri yang sedang duduk bersantai di ruang tengah terkejut dengan kemunculan Bi Ina dengan deraian air mata di sana.Bi Ina sedari tadi tidak kelihatan diantara para tamu karena sibuk di belakang. Dengan deraian air matanya, Bi Ina memberi selamat pada kedua majikan yang begitu dihormatinya itu.“Bi Ina kok nangis gitu? Nggak suka saya balik ke rumah ini lagi?” tanya Andri sengaja bercanda. Dia tau Bi Ina dari dulu sangat berharap dia kembali ke rumah ini. Bi Ina bahkan beberapa kali menangis memohon padanya agar majikannya itu kembali bersama seperti dulu lagi.“Tidak, Pak. Justru sebaliknya saya sangat bahagia. Saya bahagia melihat keluarga Pak Andri dan Bu Nuri kembali bersatu. Ini adalah impian saya selama ini. Saya hanya

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 185

    Andri dan Nuri serta Aldy dan Nanda masih berkeliling menyapa semua keluarga mereka yang hadir di rumah Nuri. Bu Susi yang dari tadi hanya diam menyaksikan semua yang terjadi di sana memeluk Nuri dengan erat ketika Nuri dan Andri serta kedua anak mereka menghampirinya.Tak ada kata yang keluar dari bibir wanita tua itu, hanya terdengar tangisan lirih membungkus keharuan yang dirasakannya. Nuri pun kembali menitikkan air mata harunya dalam dekapan ibu mertuanya itu.“Ibu tak bisa berkata apa-apa, Nak. Kebahagiaan yang ibu rasakan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Pemandangan ini membuat perasaan ibu sesak dengan rasa bahagia. Sayang sekali Bapak dan adikmu Nindya tak bisa menyaksikan ini,” ucap Bu Susi sambil menyeka air matanya.“Iya, Bu. Kita akan mengabari Bapak dan Nindya nanti,” sahut Nuri lembut.“Terima kasih, Bu. Andri yakin ini semua juga tak lepas dari doa – doa ibu selama ini. Terima kasih untuk selalu meminta kebahagiaan anakmu ini dalam setiap doamu Ibu,” ucap Andri d

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 184

    Andri terpaku mendengar ucapan Nuri, ucapan Nuri membuatnya merasa terbang ke awan – awan. Hatinya yang tadinya sesak dengan kepedihan kini berganti sesak dengan kebahagiaan.Begitu mudahnya Allah membolak – balikkan keadaan dan hati seseorang, maka sesungguhnya kita hanya perlu berpasrah pada ketentuan-Nya. Kun Fayakun, tidak ada satu hal pun yang mustahil bagi Allah jika Dia menghendakinya.Setelah semuanya setuju, Andri duduk dengan gagahnya menggantikan posisi yang tadinya diisi Adit. Kemeja kuning pucat hadiah dari Nuri yang dikenakannya tampak serasi dengan kebaya putih kombinasi kuning gading yang digunakan Nuri.Jika dilihat sekilas, tidak akan ada yang menyangka jika posisi Andri ada di sana untuk menggantikan Adit. Semua tampak serasi, seperti telah direncanakan dengan sempurna. Ya, semua rencana Allah. Itulah yang membuat semua terlihat sempurna.“Andri Firmansyah, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan adik kandung saya yang bernama Nuri Wulandari binti Muhammad Rasyid d

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 183

    Ayah Andin, yang merupakan pemuka agama khusus datang dari Kalimantan memenuhi undangan anak dan menantunya untuk memberi khutbah dan wejangan pada calon pengantin. Jantung Adit berdegup kencang ketika tiba saatnya Rizal menatap tajam padanya dan menggenggam erat tangannya, sedangkan Nuri hanya duduk tertunduk di sampingnya sambil sesekali menghela napas pelan.“Danis Raditya, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan adik kandung saya yang bernama Nuri Wulandari binti Muhammad Rasyid dengan maskawinnya berupa uang sebesar Lima Ratus Ribu Rupiah dan seperangkat alat sholat dibayar TUNAI!”Hening. Tidak ada jawaban dari Adit. Ujung mata pria itu melirik pada sesosok pria di sudut ruangan yang tertunduk dengan bahu terguncang naik turun sambil memangku gadis kecil yang terlihat heran melihat pria itu menangis. Bola mata Adit menatap tajam pada Rizal kemudian kembali melirik ke sudut ruangan lalu melirik Nuri yang hanya menunduk dan menunggunya mengucapkan ijab kabul.Rizal menyipitkan m

  • SUAMIKU SUAMIMU   BAB 182

    Andri membuka lemari pakaiannya dan memilih kemeja berwarna kuning pucat yang merupakan kemeja favoritnya. Kemeja itu menjadi hadiah ulang tahun terakhir yang dihadiahkan Nuri padanya sebelum akhirnya takdir memisahkan mereka. Bu Aisyah, Aldy dan beberapa kerabat Nuri menyambut kehadiran Bu Susi dan Andri ketika mereka ibu dan anak itu tiba di sana. Bu Aisyah tampak ramah seperti biasanya mengajak Bu Susi mengobrol membicarakan beberapa hal. Sementara perhatian beberapa orang yang ada disana terpusat pada Andri ketika pria itu datang. Nuri hanya mengundang beberapa keluarga dekatnya, dan mereka semua yang ada disana mengetahui siapa Andri. Aldy yang menyambut kedatangan papanya mengajak Andri masuk kedalam rumah dan memilih menemani papanya itu duduk di pojok ruangan. Beberapa orang terlihat hilir mudik mempersiapkan keperluan acara. Rizal menghampiri Andri ketika melihat lelaki itu duduk di pojok ruangan ditemani Aldy. Rizal dan Andri terlibat perbincangan ringan beberapa saat sebe

DMCA.com Protection Status