Share

bab 58. Cinta Segitiga

Penulis: ananda zhia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-09 10:19:21

Pipi Mutia memerah. Mereka saling menatap. Tanpa mengatakan apapun, mereka tahu bahwa mereka telah memiliki rasa yang sama.

"Sejak kapan mas Aksa mulai perhatian pada saya?" tanya Mutia akhirnya.

"Hm, kapan ya? Entah lah. Yang pasti sejak saya tahu kalau kamu pekerja keras, smart, dan punya banyak kelebihan."

"Tapi saya janda, Mas. Saya juga baru kuliah. Mas Aksa kan dokter, ganteng lagi! Pasti tidak sulit untuk mendapatkan pasangan."

"Tapi saya hanya mau kamu, Mut. Saya akan menunggu kamu lulus kuliah. Bahkan kalau kamu mau bekerjapun, saya akan mendukung nya. Yang penting kamu sudah tahu tentang perasaan saya."

Mutia tersenyum malu. "Terimakasih, Mas Aksa. Apa Bu Mawar tidak keberatan dengan pilihan mas Aksa pada saya?"

"Mamaku demokratis. Mama akan selalu mendukungku selama apa yang menjadi tujuan ku itu baik. Tapi bagaimana dengan perasaan mu padaku, Mut?"

Mutia terdiam sejenak. "Sayang nya saya tidak bisa, Mas."

Wajah Aksara tampak terkejut. "Tapi kenapa kamu tidak bisa, Mut? S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 59. Meminta Pertimbangan

    Novela mengetuk pintu kamar Aksara dengan hati-hati. Lalu sejenak diam dan menunggu respon dari kembaran nya dari dalam kamar."Masuk saja, Nov. Nggak dikunci."Mendengar sang empunya kamar sudah memberi persetujuannya, Novela pun membuka pintu kamar Aksara dan langsung duduk di tepi ranjang saudara kembar nya itu. Aksara yang sedang mengangkat barbel empat kilonya di depan kaca full body yang terpasang di lemari bajunya. "Kenapa nih? Manyun amat tuh wajah? Apa kamu nggak bisa merencanakan langkah selanjutnya untuk membalas Larasati jadi manyun? Tumben, biasanya kamu banyak ide kalau ngasih pelajaran buat tokoh antagonis kayak di novel-novel kamu," ucap Aksara sambil tetap mengayunkan barbelnya. Dokter yang berusia 27 tahun itu mengenakan kaus oblong tanpa lengan sehingga otot bisep dan trisepnya terbentuk dengan jelas saat dia mengayunkan barbelnya. Keringat Aksara yang membasahi kausnya juga mencetak otot perut kotak-kotak.Novela menghela nafas kasar. "Aku punya berita yang sang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 60. Kesengsaraan Larasati

    "Aaminn. Mama selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua. Ngomong-ngomong ayo makan dulu. Mama sudah masakin bebek goreng dan lalapan untuk makan malam," ujar Mawar."Iya Ma."Mawar lalu keluar lebih dulu dari kamar Aksara. Aksara menatap ke arah kembarannya. "Nov, jangan bilang-bilang mama tentang masalah Herman, Larasati, dan anak-anaknya. Mama pasti nggak suka kalau dengan acara balas dendam yang kita lakukan pada Larasati. Lagipula aku nggak mau mama kepikiran tentang hubungan ku dan Ridho," bisik Aksara pada Novela saat Mawar sudah menjauh. Novela mengacungkan ibu jarinya. "Oke. Jangan khawatir. Aku tidak akan bilang apapun pada Mama kok."***Riska menatap ponselnya. Di layar hpnya tampak foto Aksara, Novela, Ridho dan dirinya sedang berfoto bersama di sebuah kafe. Gadis itu tersenyum dan mengusap layar ponsel tepat di wajah Aksara. Ingatan nya kembali saat dia bertemu beberapa kali dengan dokter muda itu. Dokter muda yang simpatik, cool, dan tampan tapi terlihat perha

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 61. Awal Mula

    Setahun yang lalu, Herman dan istri nya dalam perjalanan ke luar kota untuk berlibur. Mereka duduk di jok kursi belakang mobil. Sedangkan sopir mereka duduk di belakang kemudi. Suasana malam yang lengang membuat Herman dan istri nya terkantuk-kantuk. Istri Herman bahkan telah terlelap di samping bahu suami nya. "Sayang, apa kita perlu menginap di hotel saja malam ini? Aku kasihan pada mu yang harus tidur di mobil. Kita bisa kan istirahat di hotel dulu lalu melanjutkan perjalanan lagi besok pagi?" usul Herman membangun kan sang istri yang sudah terlelap.Istri Herman membuka mata perlahan. Perempuan yang masih terbilang cantik walaupun sudah berkepala lima itu mengucek mata dan tersenyum sekilas pada suaminya."Nggak usah, Mas. Aku memang ingin menikmati perjalanan malam ini. Nanggung lho. Sebentar lagi kan sudah sampai vila."Istri Herman meraih ponselnya dari dalam tas dan melihat layarnya."Kurang 1,5 jam lagi kita sampai di vila. Aku sudah tidak sabar untuk tidur di sana dan mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 62. Pernyataan Cinta

    Lelaki itu itu mengaku tidak sengaja menabrak mobil Herman karena anaknya yang terkena serangan asma. Dan orang itu pun mengebut untuk segera sampai di rumah sakit. Dan duda itu sangat menyesali perbuatannya serta meminta Herman agar memaafkannya. Awalnya, hati Herman bercabang dan bingung antara memaafkan penabrak itu atau meneruskannya ke jalur hukum.Tapi melihat anak perempuan berusia sekolah dasar yang sedang terbatuk-batuk karena asma saat dia cemas melihat sang ayah yang akan dipenjara, hati Herman pun luluh. Lelaki itu memilih memaafkan lelaki yang dijadikan kambing hitam penabrak istri nya. Berbulan-bulan Herman masih belum mengetahui kejadian sebenarnya. Hingga akhirnya fakta terungkap dari mang Udin, saat Herman bertemu dengan Larasati pertama kali, bahwa Larasati lah yang terakhir dilihat oleh mang Udin sebelum dia pingsan karena kecelakaan. Herman segera mencari tahu tentang penabrak mobil nya setahun yang lalu dengan mencari lelaki yang telah menjadi kambing hitam un

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 63. Kerusuhan di Rumah Aksara

    Beberapa saat sebelumnya, Anak buah Herman mengangguk memahami saat Herman baru saja menjelaskan tentang tugas baru mereka. "Sudah paham semua tentang apa yang saya jelaskan?" tanya Herman menegaskan. "Sudah, Pak!""Kalau begitu lakukan sekarang. Ingat, jangan meninggalkan jejak. Kacaukan acara tasyakuran peresmian klinik dokter Aksara. Lalu esoknya tabrak dokter itu. Awas kalau kalian sampai ketahuan!""Siap, Pak!"Tiga orang preman bayaran Herman langsung melesat pergi dan meninggalkan Herman. Herman tersenyum menyeringai ke arah anak buahnya pergi. Tangan orang tua itu terkepal. "Tidak ada yang boleh menyakiti Larasati selain aku. Apalagi sampai mempermalukan aku di hadapan para klien," gumam Herman. "Tak peduli kamu adalah calon ipar dari anakku, kamu juga harus mendapatkan pelajaran, Aksara!"***Anak buah Herman menaiki satu motor. Mereka mengenakan baju hitam, masker, sarung tangan, dan topi yang sewarna dengan bajunya. Tak lupa mereka merekatkan lakban hitam di plat nomor

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 64. Pertemuan Kedua Damar dan Larasati

    Aksara menatap Riska dengan serius. "Ris, masalah nya di klinikku hanya ada pengobatan dan perawatan luka dasar. Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus dan foto Rontgen. Kalau menurut ciri-ciri fisik kamu, saat ini kamu sehat dan normal, dalam keadaan sadar penuh. Tidak menunjukkan tanda atau gejala cedera kepala. Hanya luka luar yang tidak terlalu dalam dan bisa dijahit. Tapi nanti kamu akan kuberikan pengantar ke rumah sakit untuk foto Rontgen ya," sahut Aksara. Riska hanya mengangguk kan kepala nya dengan patuh. Dalam hati, diam-diam Riska bertekad ingin memperjuangkan perasaan nya walaupun dia tahu Aksara sudah mempunyai kekasih. Selama janur kuning belum melengkung, kamu masih punya banyak kesempatan, bukan?***Sementara itu, Larasati sedang duduk memeluk lutut lengkap dengan piyamanya di dalam kamar mandi dengan mengguyurkan air hangat dari shower ke seluruh tubuh nya. "Aku sudah nggak kuat lagi dengan Mas Herman! Lebih baik aku minggat saja! Aku akan pergi sejauh mungki

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 65. Tawaran Kerjasama

    Larasati mendekati Damar yang sedang memungut dan memakan sisa makanan dari tong sampah yang ada di samping nya. Keduanya bertatapan dalam diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Beberapa saat teringat saat mereka berbagi kehangatan di ranjang, lalu mendadak kondisi mereka sekarang yang berubah 180 derajat. Sampai Damar harus mencari makan di tempat sampah serupa gembel. "Kamu Damar, kan?" tanya Larasati menegaskan. Dia bahkan mengucek matanya karena tidak percaya dengan pemandangan mengenaskan yang ada di hadapannya. "Iya, aku Damar. Kamu, Larasati kan? Kurus sekali kamu sekarang, Bu!" sapa Damar kikuk. Larasati tersenyum kecut. "Ya, sekarang aku memang kurus dan mungkin tidak cantik lagi. Aku bertemu psikopat sial*n!" sahut Larasati kesal. Mereka lalu terdiam lagi. Saling memandang dan memindai kemalangan yang menyapa nasib mereka. "Kamu kenapa sekarang bernasib menyedihan seperti ini?" tanya Larasati memecahkan keheningan. Damar berpikir sejenak. "Hm, aku dipecat dari peru

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 66. Penculikan anak Herman

    "Anggap saja hal itu sebagai pembalasan karena kamu telah selingkuh dengan istri kedua saya. Ya kan?"Andi lalu menoleh ke arah kerumunan orang di sekitarnya yang penasaran dengan kelanjutan perkelahian antara Damar dan Andi. Dan memberi isyarat pada kerumunan orang itu agar membubarkan diri. Sementara itu, wajah Damar berubah. Lelaki itu terdiam setelah mendengar kan ucapan Andi. Dia menurunkan kedua tangannya dan menghela nafas. Beberapa orang yang ada disekeliling mereka mulai melanjutkan aktivitas nya tanpa mempedulikan tiga orang itu lagi. "Gimana? Kamu pasti merasa kalau ucapan ku benar kan? Karena itu anggap saja kita sudah impas. Ada hal penting yang membuat ku harus membahas tentang Herman padamu. Tapi aku keberatan kalau ada istrinya di sini," sahut Andi melirik ke arah Larasati. Dia belum mengetahui bahwa Larasati minggat dari rumah. "Kenapa dengan Herman? Apa kamu akan ngadu sama dia kalau aku minggat dari rumah dan sekarang sedang ada di sini bersama Damar? Kalau kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12

Bab terbaru

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 87. Dilamar dengan Mobil Ambulance (Ending)

    Aksara tampak tampan mengenakan kemeja lengan panjang keemasan dan celana hitam dari bahan drill. Di samping nya tampak Mutia yang berdandan natural dengan gaun selutut warna gold dari bahan perpaduan sifon dan kain tile.Di tempat duduk depan, tampak Riska sedang duduk manis mengenakan gaun dari satin setumit dengan ditemani oleh seorang laki-laki berkebangsaan Australia. Lelaki berambut pirang dan berwajah bule itu terlihat sangat mencintai Riska. Bule itu menggenggam erat tangan Riska lalu menciumnya dengan lembut. "Acara selanjutnya adalah acara yang pasti dinanti-nantikan oleh para undangan, yaitu melempar kan buket bunga kepada para undangan. Diharap semua tamu yang ingin mendapatkan lemparan bunga segera berkumpul di depan pelaminan."Suara pembawa acara membahana dan membuat aula hotel menjadi riuh. Beberapa tamu perempuan dengan bersemangat berkumpul di depan pelaminan dengan wajah harap-harap cemas. Aksara menyenggol Mutia dan memberikan kode pada kekasih nya untuk ikut b

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 86. Pernikahan Novela dan Ridho

    Novela berjalan perlahan memasuki kafe Gardenia. Hatinya berdebar kencang saat melihat laki-laki yang sangat dirindukannya. Sudah beberapa kali Novela mencoba membuka hati dan berkenalan dengan laki-laki lain di selama lebih dari enam bulan ini. Tapi entah kenapa tidak ada yang spesial seperti Ridho. Dan walaupun sudah lama sekali tidak bertemu dengan lelaki itu, Novela tetap masih hafal potongan rambut dan bentuk kepalanya sekalipun dari arah belakang. Novela menghentikan langkahnya sejenak lalu menghela nafas sebelum akhirnya dia maju lagi mendekat ke arah Ridho. "Mas Ridho."Ridho menoleh dan melihat ke arah Novela. Dua pasang mata saling menatap dengan penuh rindu. Dalam diam, tanpa kata, hanya hening di sekitarnya sudah cukup membuat sepasang anak manusia itu tahu bahwa mereka saling mencintai dan saling merindukan. "Kamu sudah datang dari tadi, Mas?" tanya Novela pelan. "Barusan kok. Oh ya, duduk Nov. Aku sudah memesan kan makanan favorit mu. Kwetiau kuah dengan jus jeruk d

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 85. Kematian Damar

    Lalu kedua anggota Intel itu melompat dan membekap mulut dan memukul leher belakang anak buah Damar. "Hmmmph! Hhmphhh!"Kedua anak buah Damar yang sedang berjaga di luar pintu depan lainnya berpandangan. Mereka langsung memahami jika telah terjadi sesuatu yang mencurigakan. Kedua anak buah Damar langsung mencabut pistol dari pinggang mereka dan langsung menuju ke arah semak-semak tempat kedua teman mereka menghilang. Namun baru berjalan beberapa langkah, dua anggota polisi melompat dari arah belakang. Dorrr! Dorrr! Namun sayang sekali kedua anggota polisi yang terakhir hendak melakukan penyergapan, tertembak karena rupanya anak buah Damar lebih dulu menarik pelatuk nya. Kedua anggota polisi itu langsung roboh di atas rerumputan. Kedua anak buah Damar mendelik lalu menodongkan pistol ke arah kepala anggota polisi. "Jangan bergerak! Katakan siapa yang menyuruh kalian!" seru salah seorang anak buah Damar.Salah seorang anak buah Damar lalu menunduk mendekat ke arah salah seorang

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 84. Penggerebekan

    Beberapa saat yang lalu,"Aksa, lokasi mobil pak Damar sudah ditemukan. Dua mobil ada di kota ini. Dan satu mobil di luar kota. Saat ini sedang dikejar oleh Ragil dan anak buahnya."Aksara yang sedang duduk di mobil di samping Ridho yang sedang mengemudikan mobilnya, sontak menoleh ke arah Ridho. "Mas, minta para polisi itu untuk share loct posisi nya sekarang! Ayo kita ikuti mobil polisi itu dan menuju ke tempat Mutia!""Tapi bahaya, Aksa! Biar polisi saja yang mengurus dan menyelamatkan Mutia!""Nggak bisa, Mas! Aku tidak akan bisa makan dan minum dengan tenang kalau belum memastikan Mutia baik-baik saja."Ridho tampak berpikir sejenak. "Tapi mereka bersenjata, apa kamu tidak takut terjadi sesuatu pada diri kamu?" "Aku juga punya senjata, Mas."Aksara menengok jok tengah mobilnya dan berdiri lalu menjulurkan badannya ke belakang untuk mengambil tas olahraga dari dalam nya.Mata Ridho membeliak saat melihat isi tas milik Aksara. Sepasang senjata api lars pendek, pelurunya, stunt g

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 83. Operasi Penyelamatan Mutia

    "Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu, Mas! Kamu sudah melakukan banyak hal yang membuat orang lain menderita. Kamu bukan lagi mas Damar yang aku kenal dulu!" seru Mutia tegas. Damar tertawa. "Hahaha, kamu benar sekali, Mutia. Aku memang bukan Damar yang miskin dulu. Damar yang dulu kan nggak punya apa-apa. Tapi lihatlah aku sekarang! Aku punya semuanya! Kamu bisa bahagia kalau menikah dengan ku!"Mutia terdiam sejenak. "Kalau kamu memang kaya, kenapa kamu malah ingin kembali padaku? Kamu kan bisa memilih perempuan lain yang masih gadis, ataupun janda lain yang lebih cantik dan seksi dariku kan banyak? Kenapa harus kembali padaku?! Atau kamu kan bisa kembali pada Larasati?" tanya Mutia. Damar tertawa menyeringai. "Karena aku mencintaimu, Mut!""Jangan bohong, Mas. Kalau kamua mencintaiku, kamu nggak akan selingkuh dengan Larasati! Jadi katakan saja apa alasan dan rencana kamu menculikku sampai melukai teman kosku?""Hm, nggak ada alasan khusus sih. Aku cuma merasa kalau ka

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 82. Menghubungi Polisi

    Aksara dan Ridho sampai di polres dan langsung bertemu dengan Ragil, intel polisi yang juga merupakan teman Ridho. Ragil mendengarkan penuturan Aksara dan Ridho secara sungguh-sungguh. "Baiklah ini harus diselidiki lebih lanjut. Karena masalahnya begitu kompleks, aku tidak bisa menyelesaikan hal ini sendirian. Perlu bantuan dari teman-teman ku yang lain, Dho," seru Ragil. Aksara menangkup kedua tangan Ridho. "Saya mohon tolong temukan Mutia secepatnya. Saya bersedia membayar berapapun agar Mutia ditemukan," sahut Aksara dengan sungguh-sungguh. Ragil menatap ke arah Aksara. "Saya akan melakukan upaya semaksimal mungkin untuk menemukan Bu Mutia. Bapak tenang dulu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan," sahut Ragil. Lalu tak kemudian Ragil meraih ponsel dan menghubungi seseorang, lalu menjauh dari Aksara dan Ridho. "Halo, Elang darat satu. Cari semua Informasi tentang lelaki bernama Damar Wiryawan dan semua aset dan alamatnya. Saya membutuhkan jawaban secepatnya."

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 81. Diculik Damar

    Damar tersenyum menyeringai. Lalu segera meraih pistol yang memang telah disiapkan nya di pinggang nya lalu mengarahkan nya ke arah para penghuni kos. "Awas, kalian! Berani berteriak atau memanggil polisi, kalian akan kutembak!"Mutia dan warga kos lainnya terhenyak dan terkejut melihat perbuatan Damar. Damar segera melihat ke arah gelas berisi teh dan obat tidur di dekatnya. Lelaki itu dengan cepat mencengkeram bahu Mutia dan menodongkan pistol ke kepala Mutia. "Minum teh itu sampai habis sekarang! Atau kuledakkan kepala kamu!"Mutia terdiam. Sampai matipun dia tidak akan pernah mau minum teh dengan obat tidur itu. Mutia juga berusaha untuk mengulur waktu agar Aksara bisa membujuk Ridho untuk lapor polisi dan membuka kembali kasus adik dan ayahnya. "Heh, kenapa kamu diam, Hah! Kamu tuli, Mut? Minum tehnya atau aku tembak teman kamu ini!"Mutia terkesiap. Dalam hati bertanya-tanya apakah Damar tega menembak beneran. Tapi dia yang menduga Damar melakukan pembunu han terhadap Herman,

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 80. Rencana Cadangan

    Beberapa saat sebelumnya, firasat Mutia yang mengatakan bahwa ada yang aneh dalam diri Damar, membuatnya mempunyai sebuah ide. Mulai dari pertemuan mereka hingga cerita Damar tentang orang yang memberikan kepercayaan pada Damar untuk mengelola tiga bentuk usahanya membuat Mutia sangat meragukan keterangan mantan suaminya itu. Maka dari itu dia meminta Damar untuk mampir ke apotik terdekat dengan alasan membeli obat merah dan plester untuk Damar padahal Mutia juga membeli obat tidur. Untung saja Damar tidak ikut masuk ke dalam apotik, dan bersedia menunggu di mobil. Sesampainya di kos miliknya Mutia segera turun dari mobil Damar dan menuju ke kamarnya. Mutia yang beralasan mengisi ulang ponselnya ternyata menelepon Aksara. "Halo, apa kamu sibuk, Mas?" tanya Mutia terdengar panik. "Baru saja jalan ke klinik. Mau praktek di klinik. Kenapa, Mut?""Aku bertemu dengan mas Damar.""Astaga, Damar mantan suami kamu itu?""Iya. Dan kejadian nya sangat aneh, Mas. Apa kamu ada waktu untuk me

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 79. Adu Siasat

    Mutia tercengang mendengar kata-kata Damar. Setahu Mutia, saat dia terakhir bertemu dengan Damar, Damar dan ibunya sedang mengemis di jalan. Mendadak sebuah ide melintas di kepala Mutia. Diam-diam dia ingin menyelidiki apakah ada hubungan motor nya yang terkena paku dengan kedatangan Damar, ataukah hanya murni sebuah kebetulan saja. Sekaligus Mutia ingin tahu bagaimana mungkin Damar bisa menjadi kaya dalam waktu singkat. "Ya sudah. Ayo, Mas."Mutia berjalan mengikuti langkah Damar memasuki mobilnya dengan waspada. Begitu masuk ke dalam mobil, langsung tercium aroma wangi yang menyergap hidung Mutia. Damar menyalakan mesin dan AC mobil nya. Keheningan menyergap sesaat. "Apa kabarmu, Mutia? Aku tidak sengaja lewat daerah sini saat bermaksud menengok kost-an ku di timur jalanan ini," ujar Damar tanpa diminta. "Alhamdulillah, baik. Sekali lagi aku mengucap kan terimakasih padamu karena telah menolong ku, Mas," sahut Mutia tersenyum. "Yah, sudah kewajiban ku kan menolong kamu, Mut.""O

DMCA.com Protection Status