Di tengah kegamangannya, Rehan mendapatkan kabar dari anak buahnya, kalau Leona sekarang tinggal di dekat rumah kedua mertuanya. Namun, ada satu hal yang membuat dia berpikir dua kali untuk kembali mendekati Leona yaitu, kembalinya ingatan Leona."Apakah kamu membenciku sayang? Aku hampir membuatmu meregang nyawa, bahkan aku juga membuat anak kedua kita meninggal? Maafkan aku sayang," sesal Rehan diiringi isak tangis.Setelah berpikir panjang lebar, Rehan memutuskan untuk pulang dan meminta maaf pada Leona. Toh, dia dan Leona masih suami istri. Dia akan mencoba untuk mengetuk kembali hati Leona. Meskipun dia tahu, itu sangat sulit.Sementara itu, di Indonesia, Ryu sedang menggoda Leona, supaya wanita itu mau diajak bermesraan."Papi ngapain sih, Mami ngantuk nih," rengek Leona tak ingin diganggu.Saat Ryu akan mendekatkan wajahnya, terdengar ketukan pintu kamarnya. Rupanya Revan menangis mencari dirinya. Leona segera membukakan pintu dan menggendong putra bungsunya."Kenapa dedek menan
"Kalau aku tidak mau?" tanya Rehan."Aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku. Meskipun kamu tidak menceraikan aku, aku tidak akan pernah mau bersamamu. Biarlah aku hidup di sini bersama kedua orang tuaku. Silahkan kamu kembali ke Jepang. Karena sampai mati pun aku tidak akan pernah memaafkanmu," tekan Leona.Rehan pun tergugu di lantai. Dia menyesali perbuatannya yang tidak sanggup mengontrol emosinya hingga dia harus kehilangan orang yang dia cintai."Apa tidak ada satu kesempatan lagi untukku?" tanya Rehan."Aku sudah memberimu kesempatan saat aku hilang ingatan. Namun, kamu tidak memanfaatkannya dengan baik. Kamu lagi, dan lagi menyakitiku dengan pukulan-pukulanmu. Maafkan aku Rehan ... Aku lelah dengan keadaan semua ini. Aku ingin hidup normal, tanpa adanya drama pemukulan lagi," pinta Leona dengan deraian air mata.Melihat tangisan orang yang dia cintai membuat hati Rehan seolah teriris. Dia tak ingin Leona trauma jika hidup dengannya. Dengan berat hati, Rehan akhirnya mengambil
Jantung Leona seolah ditusuk pisau berkali kali mendengar suara wanita memanggil suaminya 'Hani' bahkan wanita itu tahu kalau Ryu sedang bersamanya. Dan wanita itu menyebutnya istri pertama, apakah itu artinya Ryu telah menikah lagi saat dia diculik oleh Rehan dulu."Pantas saja kamu tetap menerimaku meski aku telah dilecehkan oleh Rehan, karena kamu sendiri sudah menikah dengan wanita lain. Jadi, inikah alasannya kamu membawaku ke Indonesia, supaya kamu bisa bebas menemui istri keduamu di Jepang tanpa harus ketahuan olehku. Kamu jahat Ryu, kamu jahaaaat," teriak Leona.Dadanya begitu sesak, saat mengetahui mantan suaminya ternyata tidak sebaik yang dia kira. Leona meratapi nasibnya, kenapa kebahagiaan yang dia rasa semuanya semu, mulai dari Rehan, dan kini Ryu."Mengapa, kamu membawaku kembali kalau hanya ingin mengembalikanku pada orang tuaku, kamu tidak perlu berpura pura menjadi malaikat, tapi ternyata kamulah iblis itu, cukup bilang, aku sudah menikah lagi. Aku menolongmu hanya ka
Setelah mengetahui kalau Leona telah pergi meninggalkannya, Ryu langsung mencari keberadaan sang istri. Tak sulit bagi Ryu untuk menemukan keberadaannya.Mata Ryu berkaca kaca melihat sang istri tengah melayani seorang pembeli yang sepertinya sedang marah itu."Kenapa bisa ada lalat di makanan saya, apa memang restoran tidak bersih?" Amuk pembeli itu."Tidak Pak, dapur kami sangat bersih, Bapak boleh melihatnya ke dalam kalau tidak percaya," bela Leona."Halah, alasan saja, pokoknya saya tidak mau bayar, bisa bisa saya sakit perut kalau makan makanan sampah seperti ini," tekan lelaki itu kemudian pergi meninggalkan restoran Leona.Wanita cantik itu pun mulai membereskan makanan di meja itu. Dia sendiri juga heran, perasaan di restorannya, tidak ada lalat yang masuk, kenapa bisa sampai di kuah soto lelaki tadi."Kurang ajar! Berani sekali kamu memarahi istriku, tunggu pembalasan dariku," geramnya kemudian menghilang dari sana. Esoknya, berita meninggalnya seorang lelaki tak dikenal sed
"Lihat ini!"Mata Ryu membola saat Leona melemparkan gawainya yang isinya penuh dengan foto foto dirinya dan juga Keiko, gadis Jepang yang menjadi istri keduanya."Sejak itulah aku meninggalkan dirimu, sekarang, jangan pernah temui aku lagi. Kamu boleh sesekali menemui Revan karena dia memang anak kandungmu. Itupun, kalau kamu masih menganggapnya anak," ujar Leona."Waifu, dengarkan penjelasanku," pinta Ryu."Berhenti memanggilku Waifu, karena sekarang aku bukan istri kamu lagi," bentak Leona."Oke, tapi, dengarkan penjelasanku dulu. Keiko adalah seorang ahli akupuntur. Dia mau mengobatiku dengan syarat aku menjadikannya sebagai istriku. Aku menerimanya karena aku ingin sembuh dan bisa berjalan lagi seperti sedia kala. Aku tidak mencintainya," terang Ryu."Tapi yang aku lihat tidak seperti itu, coba kamu perhatikan, bagian mana di wajah kamu yang menunjukkan keterpaksaan saat bersamanya. Bahkan kamu tertawa lepas saat bisa mengangkat tubuhnya," sinis Leona."Sayang …""Sekali lagi kamu
"Siapa dia? Apa dia orang jahat? Atau Pencuri? Ya Tuhan, tolong lindungi aku," pinta Leona.Entah apa yang dia lakukan. Orang itu pun mengambil baskom yang berisi air, kemudian mengompres dahi Leona. Dan menggantinya jika sudah mulai kering. Berulang kali Leona mencoba membuka mata, tapi sayang, dia tak sanggup melakukannya. "Ya Tuhan, tolong bantu aku membuka mata, jangan sampai lelaki itu melecehkanku dalam keadaan tidak bisa membuka mata," pinta Leona dalam hati.Namun, sepertinya, doa yang diucapkan oleh Leona belum dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa. Tubuh Leona tiba tiba menggigil dan badannya semakin bertambah panas. Lelaki itu tiba tiba membuka semua baju Leona saat dia merasakan suhu tubuh Leona kembali meningkat.Dengan mata terpejam, Leona merasakan kulitnya bersentuhan dengan lelaki itu. Dia memeluk Leona erat. Keringat dingin bercucuran dari tubuh Leona saat dia merasakan sesuatu yang keras sedang menekan perutnya."Ya Tuhan, apa dia akan menodaik
"Papii, cepat sini!" teriak Mami Leona."Ada apa sih Mi? Kenapa teriak teriak?" protes sang Papi."Lihat ini!" teriak Mami sambil menyerahkan bekas bungkus ko*dom di tangannya."Astaghfirullah, milik siapa ini Mi?" tanya Papi Leona kebingungan."Mami juga tidak tahu, Mami menemukannya di sela sela piring makan Leona," jawab sang Mami."Apa mungkin Leona Pi?" tanya Mami."Kan Leona lagi sakit Mi, masak main begituan, badannya aja panas gitu," sanggah Papi."Terus, punya siapa dong Pi, apa jangan jangan ada pencuri yang masuk lalu memperk*sa Leona Pi?" pikiran Mami sudah kemana mana."Bukannya tadi kita masuk rumah masih dalam keadaan terkunci?" kata Papi."Iya juga ya Pi, lalu siapa dong?" Mami mengetuk ngetuk tangannya di dagu."Apa mungkin pacar Leona yang baru Pi?" Mami masih berspekulasi."Mami tidak perlu banyak berpikir, kita tanyakan saat Leona sudah sembuh ya, sabar," pinta Papi.Mami hanya mengangguk saja, sejujurnya, dia tidak
"Ya Tuhan kenapa seluruh badan aku sakit semua? Pasti gara gara aku tidur di kursi semalam," gumam Leona.Wanita itu pun akhirnya memutuskan untuk mandi, tapi, saat membersihkan area bawahnya, dia jadi bingung sendiri."Kenapa selalu basah? Ya Tuhan, sepertinya aku terlalu lama menjomblo hingga setiap malam aku bermimpi basah," gumamnya sambil meneruskan mandinya.Selesai mandi, dia menyiapkan sarapan untuk kedua putranya. Melihat rambut sang atasan yang basah membuat baby sitter Revan malu sendiri. Pasalnya semalam dia mendengar suara suara aneh dari dalam ruang kerja majikannya saat dia hendak mengambil air minum untuk Rayyan."Sebenernya, siapa kekasih Nyonya? Kenapa aku tidak pernah melihatnya? Padahal tadi malam mereka bercinta hingga hampir menjelang pagi. Apa Nyonya malu memperkenalkannya pada Mami dan Papi?" batin baby sitter itu bertanya tanya.Setelah sarapan, Rayyan pergi ke sekolah diantar oleh sang Mami bersama dengan Revan dan juga Tini, baby sitte
"Ayra … Nevan … apa yang kalian lakukan?" teriak Raina penuh amarah.Kedua orang itu pun langsung menjauh. Mereka sama sama menunduk karena takut dimarahi oleh sang mama."Maafkan kami Ma. Tolong jangan salah paham. Nevan cuma pamit aja tadi. Dan itu, ciuman perpisahan," jujur Ayra.Nevan merutuki kebodohannya yang tak bisa menahannya tadi. Harusnya dia tidak melakukan itu."Maaf Ma. Nevan yang salah. Bukan Ayra. Kami tidak ada hubungan apa-apa kok," aku Nevan.Raina pun menyuruh kedua remaja itu duduk. Dia pun menjelaskan kemungkinan yang terjadi kalau mereka berhubungan. Dan dia tidak ingin, apa yang dia alami dengan Rehan dan Revan, terulang kembali pada Ayra dan juga Nevan."Sekarang kalian paham kan maksud Mama?" tanya Raina pada dua remaja di hadapannya ini.Keduanya pun mengangguk secara bersamaan. Mereka pun kembali ke kamar masing-masing. Di kamar, Raina mendengus kesal pada sang suami. Lelaki tampan itu tersenyum sambil melambaikan tangannya. Dia menyuruh sang istri duduk di
"Lah, kok malah pingsan," gumam Revan.Lelaki itu tidak terlihat panik saat sang istri jatuh pingsan. Dia dengan santainya menggendong tubuh istrinya kemudian menidurkannya di ranjang.Beberapa jam kemudian, Raina sadar. Dia melihat putra sulungnya ada di sampingnya sambil tersenyum manis."Ngapain kamu senyum-senyum?" Kesal Raina."Hehehe, akhirnya, adik Varo udah jadi. Ternyata, tak sia-sia aku kemarin meminta Papa membuat Mama hamil," celetuk remaja tampan itu.Raina pun bangkit dan menjewer telinga sang putra. "Jadi, semua ulah kamu dan Papa ya. Gara-gara kalian, Mama hamil lagi. Kalian pasti yang menukar obat yang biasa Mama minum," omelnya."Aduh Ma, ampun, sakit Ma. Bukan Varo yang melakukan itu. Varo cuma menyuruh Papa supaya Mama bisa hamil," aku remaja itu."Sama saja, kalian telah bersekongkol rupanya," kesal Raina.Wanita itu pun melepaskan tangannya. Dia juga tak tega menyakiti putranya. Mungkin, memang sudah takdirnya harus memiliki anak lagi. Namun, dia masih harus meng
"Astaga Nevan? Kenapa kamu bisa ada di kamar Papa? Kenapa tidak ketuk pintu dulu saat masuk?" amuk Revan.Bocah kecil itu langsung menundukkan kepalanya. Dia tidak pernah dibentak oleh Mamanya. Maka dari itu, dia takut saat mendengar suara Revan yang meninggi.Raina yang mengerti pikologis Revan langsung menyenggol lengan suaminya.Raina pun menarik selimut sampai menutupi tubuhnya. "Sayang, maaf, Mama belum sempat bicara sama Papa. Sekarang, kamu tunggu Papa dan Mama di luar. Setelah ini, kami akan mengantarkanmu mendaftar sekolah," ujar Raina penuh kelembutan.Bocah kecil itu pun mengangguk, lalu keluar masih dengan kepala menunduk. Raina menghela nafas panjang."Pa, jangan terlalu keras sama Nevan. Dia itu belum pernah dibentak sama Nayumi. Wanita itu mungkin terlalu menyayanginya hingga tak pernah memarahinya. Kita didik dia secara perlahan. Nayumi tidak memiliki suami, tentu dia bisa dengan bebas masuk kamar mamanya," nasehat Raina."Ahh iya, aku lupa. Nanti aku akan meminta maaf
"Siapkan alat pacu jantung," titah Revan pada perawatnya.Lelaki itu pun menempelkan alat itu pada dada sang putra. Dua kali kejut, tubuh Revan masih belum menunjukkan reaksi. Padahal, Revan sudah dua kali menaikkan tenaga listriknya."Sus, naikkan lagi," titahnya."Dok, ini sudah yang paling tinggi," ucap perawat itu.Revan pun mengangguk. "Kita coba sekali lagi," ujarnya.Revan akhirnya bernafas lega, saat terlihat garis halus di layar monitor jantung. Tubuhnya pun merosot ke lantai, karena tak sanggup lagi menahan bebannya. Andai dia bisa, dia ingin menggantikan putranya yang sedang terbaring lemah itu.Raina pun membantunya berdiri. Wanita itu terus mengusap punggung sang suami, supaya lelaki itu lebih kuat."Kita tunggu Nevan di sana ya," bujuk sang istri sambil menggiring suaminya ke sofa.Revan pun menurut, lelaki itu membenamkan kepalanya di bahu sang istri. Tangisnya kembali pecah, karena dia mengetahui, kemungkinan sembuh putranya sangat kecil."Sabar Kak, kita doakan saja y
"Hai Boy, gimana kabarmu?" tanya Revan saat dia berada di ruangan sang putra."Baik Pa," jawab bocah kecil itu dengan lesu.FlashbackBegitu mereka turun dari bandara, Revan sudah menunggunya dengan ambulan. Dan langsung dia bawa ke rumah sakit tempat Raina dirawat.Dahi lelaki itu mengerut saat membaca laporan kesehatan yang dilampirkan oleh dokter dari rumah sakit sebelumnya."Kenapa sudah sampai separah ini Nayumi tidak memberi tahunya. Apa wanita itu sudah tidak menganggapnya lagi?" batin Revan kesal.Lelaki itu pun mencari dokter terbaik untuk Nevan. Dia bahkan mencari donor hati, seandainya Nevan memerlukannya.Flashback off"Papa sangat merindukanmu Boy," ucap Revan."Nevan juga Pa. Sekarang, Nevan bahagia, bisa di sini bersama Papa," ucap bocah itu.Tak lama, pintu terbuka, datang Raina sambil menggendong putranya didorong oleh sang mami."Sayang, kenapa kemari? Apa kamu sudah baikan?" tanya Revan khawatir.Melihat raut wajah sang papa yang berubah saat kedatangan wanita canti
"Papa ….""Ayo Mami, semangat. Papa di sini menemani Mami," bisik lelaki itu.Revan terus menciumi kening istrinya sebagai penyemangat sang istri. Setelah meraup oksigen. Raina akhirnya mengejan hingga terdengarlah suara tangisan bayi yang melengking.Oweek oweek oweekRevan tersenyum bahagia saat melihat putranya lahir dalam keadaan sehat dan selamat."Mami hebat! I Love You Mami," bisiknya.Tak lama, Raina pun memejamkan matanya. Tenaganya sudah habis hingga membuat dia tak sanggup untuk membuka mata."Sus, istri saya kenapa? panik Revan saat melihat sang istri yang hanya terdiam.Dokter itu pun memeriksa keadaan Raina. Wanita itu kembali tersenyum dan berkata, "Ibu hanya kelelahan Pak. Nanti juga bangun."Revan bernafas lega. Dia sudah berpikir yang tidak tidak tadi. Sungguh, dia tak sanggup jika harus kehilangan orang yang dia cintai untuk kedua kalinya.Raina sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Revan terus menggenggam tangan sang istri. Sesekali dia menciumnya."Mi, ayo bangun!
Masih jelas di ingatannya senyum ceria saat lelaki itu berlutut di hadapannya untuk kembali melamarnya."Maafkan Mami Dad. Hanya saja, Mami takut dan trauma dengan kehilangan. Dan sekarang, Daddy malah pergi meninggalkan Mami, Selamat Jalan Dad. Cinta Mami untuk Daddy akan tetap ada di sini," batin Raina.Sementara gadis kecil itu, hanya menangis sesenggukan di samping makam sang ayah."Daddy, maafkan Ay. Ay sayang sama Daddy. Meski kebersamaan kita tidak lama. Namun kasih sayang Ay pada Daddy sangat besar. I Love You Dad," lirihnya.Saat Rayyan hendak membantu tubuh Raina berdiri, wanita itu mendadak limbung dan tak sadarkan diri.Rayyan lalu menggendong tubuh adiknya ke dalam mobil. Ryu memeriksanya, setelah sang ayah mengangguk. Mereka pun membawanya pulang ke rumah.Raina sudah membuka matanya, tangisnya kembali pecah kala mengingat apa yang dia alami saat ini. Rasanya, baru kemarin lelaki itu tersenyum bersamanya. Kini, dia harus kehilangan senyum itu.Raina baru menyadari kalau c
"Daddy, berdiri," ujar Raina setengah berbisik."Tidak, aku tidak akan berdiri sebelum kamu menerimaku," kekeh Rehan.Raina berdecak. "Baiklah, aku menerimamu, sekarang berdirilah," ujar Raina.Sorak sorai bergema di taman kolam renang itu. Senyum menghiasi wajah Rehan. Namun, senyum itu pudar saat mendengar ucapan dari mantan istrinya."Daddy, aku menerimamu hanya karena tidak ingin kamu merasa malu di hadapan mereka. Daddy kan tahu, aku tidak ingin menikah lagi."Rehan hanya mengangguk saja. Benar kata Raina, dia pasti akan malu kalau wanita itu menolaknya mentah-mentah.Acara pun dilanjutkan kembali. Yang laki-laki memilih membakar daging, ayam, sosis dan juga pentol. Sementara yang wanita menyiapkan saus dan makanan lainnya.Semua bahagia hari itu, kecuali Rehan. Lelaki yang hari ini bertambah usia itu hanya bisa menghela nafas panjang mengingat ucapan Raina tadi. Ayra duduk di samping sang ayah. Gadis itu seolah tahu kegundahan hati ayah kandungnya."Dad, kenapa murung gitu?" tany
Entah berapa lama Raina tak sadarkan diri. Wanita itu bangun kala adzan subuh telah terdengar. Raina segera melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.Selepas salam, dia ingin membantu sang mama membuat sarapan. Namun tiba-tiba tubuhnya mendadak limbung. Dunia terasa berputar-putar. Hingga wanita itu pun kembali tak sadarkan diri.Wanita itu terbangun, dia menghembuskan nafas kasar kala melihat dirinya berada di rumah sakit kembali. Raina melirik ke samping. Makin kesal lagi saat dia melihat mantan suaminya ada di samping."Apa tidak ada orang lain? Kenapa mesti menyuruh dia menungguku di sini?" gerutu Raina dalam hati.Wanita itu pun membalikkan tubuhnya. Melihat ranjang yang bergetar membuat Rehan membuka matanya."Rai, kamu sudah sadar?" tanyanya."Huumm," jawab Raina singkat."Ada yang kamu inginkan?" tanya Rehan lagi."Aku ingin pulaaang. Kenapa aku dibawa kesini lagi? Kalau di rumah, kan aku bisa melihat semua barang peninggalan kak Revan, hiks, hiks," tangis Raina."Rai,