"Kak, do you hear me?" tanya Revan.
"Ya, aku mendengarnya. Sebelum kamu menghukumnya, bolehkah aku bertanya terlebih dahulu padanya. Dia pasti memiliki alasan yang kuat untuk melakukannya," jawab Rayyan."Apapun alasannya, tidak dengan membunuh kekasihku Kak. Aku harap Kakak tidak membelanya, karena meski kau tidak setuju, aku akan tetap melakukannya."Klik. Panggilan diputus.Rayyan menghela nafas panjang, dia sendiri tidak habis pikir, kenapa sang Ayah melakukan hal keji seperti itu.Rehan sangat menyayangi Rayyan, meski Rayyan tidak pernah mau mengunjunginya, lelaki itu tidak pernah lupa menafkahi dan juga meneleponya saat sang Ayah senggang.Bahkan perusahaan yang sedang dijalankan oleh Rayyan saat ini, adalah perusahaan pemberian Rehan sebagai hadiah kelulusannya."Dad, tolong jujur padaku, apa benar Daddy telah membunuh seorang gadis yang sedang koma?" tanya Rayyan saat sang Ayah mengangkat panggilannya.DegJantung Rehan seolah keluar dari"Cari tahu kebiasaan gadis bernama Nayumi itu, culik dia begitu ada kesempatan," titah Revan pada anak buahnya."Baik Tuan," jawab mereka.Revan tengah memandangi wajah cantik Nayumi yang sedang tersenyum duduk di kursi roda."Sepertinya, aku harus memberikan shock terapi buat Rehan dan juga keluarganya," gumam Revan.Revan lalu membawa kursi rodanya ke makam sang kekasih. Dia merasa bersalah karena tak bisa melindungi sang kekasih."Maafkan aku sayang, kamu tunggu saja ya, kita akan balas mereka," lirihnya.Cukup lama anak buah Revan mengintai kediaman Rehan, tapi Nayumi tidak pernah terlihat. Gadis itu terus mengurung dirinya di dalam kamar.Bukan karena tak ingin keluar, meski hatinya cocok, tapi tubuhnya menolak adanya organ baru, sehingga gadis itu masih sering menderita sakit."Bos, gadis itu tidak pernah keluar," lapor anak buah Revan."Kamu terus lakukan tugasmu, suatu saat, dia pasti keluar dari sarangnya," titah Revan."Baik Bos," ja
"Kenapa tiba tiba kepalaku terasa pusing," keluh Nayumi.Gadis itu pun tak sadarkan diri di dalam taksi online. Sang sopir pun tersenyum menyeringai."Bos, target sudah kita dapatkan," ujar anak buah Revan."Bawa ke tempat biasa," titah Revan.Mereka akhirnya membawa Nayumi ke markas. Tangan dan kakinya mereka ikat supaya gadis itu tidak bisa kabur.Sementara di MallKeiko yang baru saja selesai membuang hajat kebingungan mencari sang putri. "Kemana Nayumi? Apa dia sudah pulang duluan?" gumamnya.Keiko akhirnya mengeluarkan gawainya, dia berniat menghubungi sang putri. "Yah, matii, pasti gara gara semalam lupa nge-charge," keluh Keiko.Wanita itu pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Saat dia menyetop sebuah taksi, tiba tiba ada yang menarik tubuhnya kemudian memasukkannya ke dalam van."Bos, target kedua sudah ditangan," lapor sang bawahan."Bawa dia ke rumah," titah sang atasan.Saat kedua tawanan sudah berada di tangan. Revan akhirnya pergi mendatangi penjara tempat Rehan d
"Dek, sejak kapan Kakak tidur disitu?" tanya Leona yang baru saja keluar dari kamarnya.Raina terjerembab karena kaget mendengar suara sang Mami. Selama ini, tidak ada yang tahu kemampuannya yang mampu membaca pikiran orang. Gadis itu sengaja tidak ingin memberitahu siapapun."Hampir satu jam yang lalu," tulis Raina.Leona hanya mengangguk kemudian menyiapkan makan malam untuk suami dan putranya. "Ma, makan malam sudah siap?" tanya Ryu yang baru saja bangun.Lelaki paruh baya itu kelelahan setelah menggempur sang istri sampai beberapa ronde."Sudah sayang, kamu bangunkan Rayyan, Mami akan panggil Raina," jawab Leona."Rayyan disini?" tanya Ryu tak percaya."Kata Raina sih udah sejam yang lalu," jawab Leona."Apa dia tadi mendengar suara merdumu?" tanya Ryu menggoda sang istri."Jangan ngaco, bukankah kamar kita kedap suara," ujar Leona sedikit panik pasalnya, suara merdunya tadi begitu nyaring, karena ulah sang suami yang begitu agresif kali
"Mau kemana kalian pagi pagi begini?""Mati aku," batin Rayyan.Rayyan menoleh ke belakang. "Hehehe, itu Pi, mengajak Mami jogging," bohong Rayyan.Ryu menelisik pakaian istrinya dan juga Rayyan."Mami pergi jogging dengan baju satin begini?" omel Ryu."Mami ganti baju dulu," ujar Leona kemudian langsung berlari ke dalam kamar.Ryu memandang Rayyan dengan tatapan curiga. "Kamu, nggak ada niat bawa kabur Mami kan?" tuduhnya."Hehehe, nggak lah Pi, masa aku menculik Mami," elak Rayyan."Kalau begitu, Papi dan Raina ikut jogging, kamu tunggu disini. Papi mau ganti baju dulu," titah Ryu."Ya Tuhan, itu singa tua kenapa juga ikutan segala, gimana caranya gua pergi kalau begini?" kesal Rayyan.Ryu dan juga Raina telah selesai berganti pakaian."Ayo kita berangkat," ajak Ryu.Rayyan memandang sang Mami seolah meminta pertolongan sementara Leona hanya mengedikkan bahunya tanda tak tahu apa yang harus dia lakukan.Akhirnya, mereka berempat
"Kamu mau melakukan apapun?" ulang Leona dengan senyum liciknya."Apapun Tante," jawab Nayumi."Oke aku akan membujuk Revan," ujar Leona kemudian pergi meninggalkan gadis itu."Mama sudah melihatnya?" tanya Revan begitu sang Mami keluar dari kamar Nayumi."Sudah," jawab Leona datar."Lalu, hukuman apa yang cocok untuknya?" tanya Revan."Lebih baik kau jadikan istri saja dia, kamu ambil rumah sakit milik Ayahnya, lalu jadikan dia pembantu di rumahmu," jawab Leona.Mata Revan seketika itu membola. "Apa Mama sudah gila? Aku tidak sudi memiliki istri seperti dia," amuknya."Jangan kau jadikan dia istri beneran Revan, jadikan saja dia pembantumu, dengan begitu, dia akan menderita bukan, lalu disaat dia putus asa barulah kau ceraikan dia setelah itu terserah kamu," usul Leona.Revan tersenyum menyeringai, sepertinya, itu sedikit menyenangkan. "Baiklah, aku akan memanggil pengacara untuk mengambil alih rumah sakit itu," ujarnya.Leona tersenyum tipis
"Ya Tuhan, lindungi aku," pinta Leona dalam hati.Tak lama, pintu diketuk dari luar. Nayumi melirik ke arah Rehan, jantungnya sudah bertalutan. Dia sudah berpikiran Revan menyuruh dokter datang kemudian mengambil hatinya."Bukakan pintu," titah Revan.Nayumi kemudian membuka pintu kamarnya. Matanya membola saat melihat seorang wanita cantik dengan pakaian kekurangan bahan."Jangan bilang kamu memanggil pelacur dan melakukannya di hadapanku," amuk Nayumi."Kenapa? Mau protes? Atau kamu ingin hati Mama kamu menjadi santapan Rocky disana," kata Revan penuh amarah."Dan satu lagi, dia bukan pelacur. Tutup saja mata dan telinga kamu," kecam Revan."Kemarilah sayang," titah Revan pada wanita tidak tahu diri itu.Wanita itu pun berjalan dengan melenggak lenggokkan bokongnya kemudian duduk di pangkuan Revan."Kunci pintunya," titah Revan pada Nayumi."Apa kamu tidak memberi tahu padanya statusku sayang?" tanya wanita itu pada Revan."Dia tidak per
"Apa kamu mau menjadi istri keduaku?" ulang Revan."Jadi, kamu sudah menikah?" Maria malah balik bertanya.Revan hanya diam. Lelaki itu pun kembali meneruskan pekerjaannya. Dia sudah tidak berminat lagi pada Maria. Biarlah dia akan mencari wanita lain untuk membuat batin Nayumi tersiksa.Melihat Revan yang hanya diam membuat Maria langsung mendekatinya. Maria tidak ingin kehilangan kesempatan, tak masalah meski jadi istri kedua, ketiga, atau keempat sekalipun. Yang penting dia bisa memiliki Revan."Saya mau Dok," ujar Maria lantang.Revan tersenyum tipis. Dia lalu mengeluarkan sebuah kertas berisi perjanjian kontrak pernikahan antara di dan juga Maria."Baca, kemudian tanda tangani," titah Revan.Maria pun menandatangani surat itu dengan semangat. Dia tidak peduli apa isinya. Yang penting dia bisa memiliki Revan."Tidak kau baca terlebih dahulu?" tanya Rehan."Tidak perlu Dok, bagi saya bisa menjadi istri Dokter adalah anugerah terbesar dalam hidu
"Apa aku harus menggodanya supaya dia mau tidur denganku seperti kata Maria?" batin Nayumi.Revan memegang dahi Maria, masih sedikit hangat. "Panasnya sudah turun," gumamnya.Lelaki itu pun keluar. "Nayumi, ambilkan Maria makan, aku harus kembali ke rumah sakit," teriaknya."Iya Tuan, nanti akan saya bawakan ke kamar," sahut Nayumi.Wanita itu pun ikut keluar bersama sang suami. Saat Revan hendak memasuki mobilnya, Nayumi mengambil tangannya kemudian menciumnya.Deg deg degJantung Revan berdetak kencang, seolah darahnya mengalir deras dari ujung kepala hingga ujung kaki."Hati hati Kak," teriak Nayumi saat Revan melajukan mobilnya.Di perjalanan, Revan selalu memegangi dadanya. "Kenapa aku jadi deg degan saat dia mencium tanganku tadi," gumamnya.Lelaki tampan itu pun tersipu malu sepanjang perjalanan.Di rumah, Nayumi akhirnya menyuruh Bibi untuk menyuapi Maria, meski dia tidak menyukainya, bukan berarti Nayumi harus berbuat jahat padanya.