SUAMI ONLINE 20 A
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Rasa takut kejadian lalu terulang kembali terkadang bisa membuat hati menjadi bimbang menentukan tindakan apa yang akan dipilih. Bibir ingin memilih diam tapi hati menciut membayangkan pria yang sedang duduk bersama wanita itu kembali membuat keributan.
"Haish! Khusus malam ini baiknya aku berusaha sendiri menyelesaikan jika ada keributan. Toh, ada Anto. Lagian ada wanita itu. Semoga Ratan bisa menjaga sikapnya layaknya lelaki," batinnya lagi.
Yuyun menarik napas dalam dan membuangnya perlahan, lalu melangkah menuju meja nomor tiga di mana Ratan dan wanita itu duduk bersama.
Kantung mata sang pria terlihat sembab, persis seperti habis menangis. Sedangkan binar mata wanita itu tampak bersinar, seolah sedang memberikan kekuatan yang entah apa.
Yuyun mengh
SUAMI ONLINE 20 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKini ia baru bisa memahaminnya. Rasanya nanti malam bisa tidur dengan nyenyak. Hati yang hampir menghitam sekarang mulai memutih perlahan.~Matahari pagi telah bersinar dengan warna kekuningan di ufuk timur. Lukisan alam yang selalu saja membuat rindu semua makhluk bumi. Awan-awan seakan berlomba menjadi kecantikan yang luar biasa. Perpaduan alam itu akan selalu memberi memori indah bagi siapa saja yang melihatnya.Seperti kehidupan rumah tangga Kenes yang selalu diselimuti banyak warna, entah biru, putih, dan hitam. Mereka menjalani hari-hari seperti biasa. Selalu berangkat bersama dan saling perhatian. Meskipun kegiatan yang dilakukan selalu sama, tetapi perasaan mereka kian bertambah. Apalagi setalah cincin pernikahannya ketemu dan masalah yang ada sudah selesai. Hidupnya seakan berada dalam satu kata, sempurna.
SUAMI ONLINE 20 COleh: Kenong Auliya ZhafiraKenes bangkit dan berdiri sembari menghirup napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Jalan takdir memang unik dan tidak pernah bisa ditebak. Ia percaya kalau usaha dan doa ibu akan selalu menjadi senjata utama untuk merayu Tuhan."Mungkin lantainya udah kering setelah istirahat beberapa menit. Tinggal mengumpulkan baju kotor dan mencucinya. Faighty!" ucapnya penuh semangat empat lima.Kenes melangkah memasuki rumah yang langsung terasa sejuk setelah dibersihkan. Wangi lavender juga masih tercium kuat oleh hidungnya. Ia menuju ke kamar dan membawa keranjang berisi pakaian kotor. Namun, sebelum itu Kenes membereskan kamarnya. Mulai dari melipat selimut dan menata bantal.Biasanya ia hanya melipat dengan asal, tetapi kali ini ia melipatnya dengan rapi. S
SUAMI ONLINE 21 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraSetiap kekurangan yang kita punya pasti tidak ingin terlihat di depan pasangan. Entah itu sifat atau pun kebiasaan. Bukan karena tidak boleh mengenal lebih bagaimana karakter asli kita, melainkan karena hati yang belum siap menanggung rasa malu.Dengan langkah yang dibuat setenang mungkin seperti pencuri, Kenes berjalan mengendap menuju kamar mandi. Kedua matanya melotot menatap mesin cuci yang isinya kosong, tetapi colokan masih tertanam pada stopkontak.Perlahan tangan Kenes menarik colokan dan meletakkan di atas mesin cuci. Kepalanya terus mengingat kejadian saat di mana dirinya duduk di kursi menunggu bilasan baju berhenti."Tadi siang aku duduk di sini, apa mungkin aku ketiduran lalu digendong Danesh? Lalu di mana baju-bajunya," batinn
SUAMI ONLINE 21 BOleh: Kenong Auliya Zhafira"Sudah gak usah bahas masalah yang sudah berlalu. Mau goreng pisang?" tawar sang ibu yang sudah menyiapkan semua bahannya.Kenes memasukkan pisang yang sudah dibalut gandum ke wajan. Ia menunggu dengan sabar hingga matang. Rasanya tidak sabar untuk mencicipi pisang goreng rumahan dan bercanda dengan keluarga. Hampir tiga puluh menit kedua wanita itu berteman dengan dapur.Satu piring pisang goreng kini berada di meja ruang tamu. Bapak terlihat antusias mencium aroma yang menggiurkan. Dengan semangat, tangannya mengambil satu pisang goreng yang masih panas. Lalu bergantian dengan yang lainnya.Danesh mengunyah sembari menilai rasa."Enak, kan, Nak? Dulu aku sama ayahmu sering makan pisang goreng ini sambil cerita banyak tentang hidup." Bapak mertua
SUAMI ONLINE 21 COleh: Kenong Auliya Zhafira"Semoga keinginan kita semua didengar Tuhan," ucap Kenes yang diamini oleh semua keluarga.Harapan akan selalu ada jika mau bersungguh-sungguh berusaha menggapai mimpi. Danesh percaya itu.~Waktu terasa begitu cepat apabila keluarga melebur menjadi satu. Sekarang saatnya mereka berpisah. Setelah semua piring kotor dibersihkan oleh ketiga wanita tangguh dengan kerja sama luar biasa, mereka berpamitan pulang.Orang tua Kenes pulang lebih dulu karena sudah menginap satu malam. Tidak ada oleh-oleh istimewa yang diberikan Kenes pada sang ibu. Karena semua sudah tersedia di rumah. Hanya satu oleh-oleh yang belum bisa diberikan, yakni cucu."Ibu sama Bapak pulang dulu. Kamu hati-hati, jangan bertengkar, yang rukun. Kalau ada masalah dibic
SUAMI ONLINE 22 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPerdebatan hati tentang hal yang belum jelas semakin membuat Danesh bingung. Ia masih berpikir kalau panasnya Kenes tidak ada sangkut pautnya dengan kehamilan. Sejauh yang ia tahu orang mengandung bawaannya mual dan muntah. Namun, Kenes tidak memiliki gejala seperti itu.Danesh mengingat sekali lagi wajah sang istri yang pucat dan terlihat sangat lelah. Ia tidak mungkin tega membangunkannya karena baru beberapa menit terlelap."Buruan, Dan ... malah bengong," ucap sang mama lagi yang merasa geregetan karena anaknya tak kunjung berangkat."Kalau harus bawa ke sana ... kayaknya gak mungkin, Ma. Kasian ... selama ini Kenes selalu sibuk dan pulang malam. Mungkin sekarang tubuhnya butuh istirahat," jawab Danesh."Kalau gitu kamu jemput aja ke s
SUAMI ONLINE 22 BOleh: Kenong Auliya Zhafira"Ma ... kok, mukanya begitu?" tanya Danesh bingung."Mama pikir tadi Kenes lagi hamil. Makanya suruh kamu panggil bidan. Takut salah kasih obat," jawabnya terdengar kecewa. Besar harapannya jika Kenes saat ini benar-benar mengandung cucu pertamanya.Bu Rose yang mendengar hanya menahan tawanya. Memang kalau pengantin baru godaannya selalu tentang buah hati. Padahal prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.Beberapa obat tersimpan dalam plastik berwarna bening, lalu Bu Rose memberikan pada pria yang wajahnya sudah tidak sekhawatir saat pertama bertemu.Sebelum bidan itu berlalu pergi, mamanya Danesh ingin bertanya tentang seputar kehamilan. Rasanya ingin sekali mempunyai cucu secepatnya."Maaf, Bu ... apa ada cara untuk membuat m
SUAMI ONLINE 22 COleh: Kenong Auliya Zhafira"Siang menjelang sore, Bu ...," sapa Abang penjual sayur."Siang juga, Mas. Boleh milih-milih, kan?" tanyanya meminta izin."Boleh, Bu."Mamanya Danesh kepikiran untuk memasak semua menu dengan olehan toge. Kebetulan sekali ada beberapa plastik toge."Mas, aku ambil togenya, ya? Berapa semuanya?"Penjual sayur itu melirik lima plastik toge yang tersisa. "Lima ribu, Bu."Semua toge telah berpindah di kantong plastik, dan beberapa daun bawang juga ikut masuk dalam belanjaan. Bahkan tempe dan tahu juga dibeli sebagai pelengkap."Semuanya jadi berapa?" Mamanya Danesh menunjukkan semua barang belanjaannya."Tempe lima, satu plastik tahu, daun bawang, sama toge, semuanya empat belas r
SUAMI ONLINE 44 C Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira Sementara di tempat prasmanan, Kenes melihat romantisnya Ratan mengambil banyak makanan untuk Silviana yang tengah merasakan ngidam. Ternyata ia bisa menjadi suami siaga. Meski pesonanya masih kalah jauh dibanding Danesh–suaminya. Setelah puas menikmati hidangan acara, Kenes memutuskan pulang. Apalagi Athalla terlihat mengantuk. Kasian kalau harus tidur dalam gendongan. Keduanya berpamitan, lalu meninggalkan acara. Danesh sengaja melajukan motor kecepatan sedang agar sampai ke rumah dengan cepat. Hanya sepuluh menit akhirnya mereka bisa menidurkan Athalla di kamar. Tubuh mungilnya menggeliat merasakan pergerakan. Suasana kamar yang sejuk membuat tidurnya kembali anteng. "Mas, tungguin ya ... aku mau ganti baju dulu," pinta Kenes sembari menuju ke lemari untuk
SUAMI ONLINE 44 BLast EpisodeOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang tampah menahan air matanya menjawab penuh binar bahagia. "Wah, makasih, Mbak Bos!"Inilah yang membuat Yuyun bertahan di sini. Mempunyai juragan royal dan tidak pelit. Selain itu kepercayaan yang diberikan itu penuh totalitas. Kali ini mereka bisa bertemu dengan keadaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan banyak kebaikan yang menyertai kehidupan mereka.Kebahagiaan mereka bertambah kali lipat kala mendapati kedatangan orang tua dan mertuanya. Mereka terlihat tengah berjalan memasuki warung. Setelah menangkap gerombolan orang yang dikenal, mereka menghampiri dengan binar penuh kerinduan.Athalla yang tengah anteng dalam gendongan mendadak tertawa mendapati ciuman bertubi-tubi dari kedua neneknya."Ibu ke sini, kok, nggak bilang
SUAMI ONLINE 44 ALast EpisodeOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat orang yang telah lama tidak bertemu dengan penampilan berbeda pasti merasa terpesona. Apalagi jika itu mengarah hal lebih baik. Ditambah lagi itu adalah sesuatu yang memang menjadi kewajiban wanita muslim.Yuyun masih menatap takjub kecantikan Mbak Bosnya. Ada keinginan merayap ke hati jika nanti sudah siap lahir batin berpenampilan seperti wanita panutannya dalam bekerja.Rasa haru tersingkir untuk menyapa kehadiran pemilik warung seblak yang tiap hari bertambah ramai."Ya, Allah, Mbak Bos! Tambah cantik aja tidak bertemu berbulan-bulan. Dari tadi kenapa nggak bilang, malah diem aja!" protes Yuyun sambil melepaskan pelukan. Kemudian beralih menatap bayi mungil yang tengah memperhatikannya dengan seksama. Seperti ada rasa takut bertemu orang baru."Dika
SUAMI ONLINE 43 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraEnam bulan kemudian ....Athalla yang kini berusia enam bulan lebih terlihat menggemaskan. Momen terbaik perkembangan Athalla menjadi memori yang tidak akan terlupakan oleh keduanya. Bagaimana lelahnya begadang dan memahami tangisannya menjadi pengalaman melelahkan tapi membahagiakan.Mereka saling bahu membahu menjaga buah hati bergantian. Ketika Kenes membersihkan diri, maka Danesh bertugas menjaga anaknya. Mengajak bercanda dan bermain cilukba telah menjadi candu yang mengembalikkan rasa penat."Sayangnya Ayah, sekarang udah bisa ketawa ... bajunya juga bagus, jadi tambah ganteng," puji Danesh sembari menciumi perut Athalla. Suara tawanya terdengar begitu bahagia.Kenes yang baru selesai mandi menjadi gemas dengan tingkah suaminya. Ia s
SUAMI ONLINE 43 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMendapat menu sarapan lain dari biasanya, rasanya sedikit menurunkan nafsu makan. Hidup sekarang bukanlah seperti zaman orang tuanya. Di mana sudah banyak kemajuan di bidang teknologi dan ilmu kesehatan. Akan tetapi, sekarang harus disuguhkan kehidupan yang sama seperti ibunya dulu.Kenes menatap isi meja makan. Meski rasa masakan ibunya selalu menjadi juara di hati, tetapi jika harus menu seperti ini setiap hari dipastikan bosan.Sang ibu yang tiba-tiba berdiri di belakangnya mengamati gerak anaknya. Ia tahu kalau menu sarapannya pasti tidak sesuai selera."Kenapa hanya diliatin? Ayo, sarapan. Biar ASI kamu lancar," ucap wanita yang melahirkannya 32 tahun lalu.Kenes menoleh, menatap sang ibu. "Apa cuma ini, Bu? Masa sayur bening sama rebusan tempe?" keluhnya.
SUAMI ONLINE 42Oleh: Kenong Auliya ZhafiraKekuatan memberi senyum pada pasangan kadang bisa menjadi penyemangat diri sendiri untuk terus berjuang melawan ribuan luka. Melihat pasangan menangis bukan hal yang ingin dilihatnya saat ini.Kekuatan itu mampu memberi sugesti positif untuk tetap bertahan menghadapi berbagai macam keadaan. Walaupun dalam kondisi terlara sekali pun.Kenes yang mulai menemukan kembali kekuatannya langsung fokus pada arahan Bu Rose. Tekadnya berjuang perlahan membara demi kehidupan yang didambakan keluarga. Memiliki buah hati sebagai penerus adalah imipan bagi setiap perempuan. Sedangkan dirinya hanya tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan malaikat kecil."Sekali lagi ya, Mbak ... tarik napas dalam ... lalu mengejan." Bu Rose tidak lelah memberi arahan.Kenes menghirup napas sedalam mu
SUAMI ONLINE 41Oleh: Kenong Auliya ZhafiraMerasakan sakit luar biasa pertama kali karena proses spesial menjadi seorang ibu merupakan pertaruhan hidup dan mati. Di mana harus berjuang memberikan kehidupan baru tanpa memedulikan kehidupannya sendiri.Kenes tengah merasakan awal perjuangan itu. Perut yang semakin terasa kencang dan sakit dalam durasi lebih lama membuat perasaan tidak menentu. Apalagi ditambah tidak ada orang yang dikenal melewati depan rumahnya.Kepala Kenes sudah dipenuhi berbagai pikiran buruk. Daripada menunggu orang lain, lebih baik ia masuk mengambil ponsel dan menghubungi sang suami. Namun, baru saja berbalik rungunya mendengar suara yang cukup dikenalnya."Mbak Kenes ... Mbak Kenes ... Mbak, nggak apa-apa? Apa perutnya sakit?" Bu Hesti mengelus lengan wanita di
SUAMI ONLINE 40Oleh: Kenong Auliya ZhafiraDebaran dada akan selalu mewarnai jika berbicara soal hubungan. Rasa semakin bergelora dan tidak menentu meski hanya lewat tatapan mata. Momen indah dalam rumah tangga yang tidak akan pernah habis memberikan sensasi istimewa untuk sebuah keharmonisan.Kenes tahu betul jika prianya kini ingin membuktikan ucapannya. Senyum itu terlihat nyata, menyiratkan satu gairah cinta. Akan tetapi, semua itu tertahan karena keadaan yang tidak lagi sama seperti dulu. Ada sesuatu yang lebih membuatnya berharga dari apa pun. Namun, sorot matanya seolah mengunci setiap gerakannya.Pria di depannya kian mendekat, hingga embusan napasnya terasa hangat menerpa wajah. Kenes menggenggam erat bajunya ketika bibir yang sering menyesap manis madu hampir menempel di atas bibirnya.Danesh t
SUAMI ONLINE 39 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKenes mengerutkan dahi, memikirkan ucapan wanita yang seperti ibunya sendiri. "Em ... kalau perutnya ke bawah pertanda itu kah? Memang bulan ini udah sembilan bulan jalan," terangnya sembari menatap wajah Bu Hesti yang terlihat jelas guratan kerutan di matanya.Bu Hesti mengangguk sebagai jawaban. Banyak doa terselip dalam malamnya untuk kesehatan keluarga kecil Mbak Kenes. Sedetik kemudian, Bu Hesti berjalan mendekat sambil membisikkan sesuatu. "Satu rahasia lagi biar bayinya mau cepat keluar," ucapnya.Wanita yang masih bingung itu menatap Bu Hesti penuh tanda tanya. Rahasia apa yang sebenarnya dimaksud olehnya. "Ra--rahasia? A--apa?" tanya Kenes terbata."Berhubungan. Sekalian sebagai tanda kalau sang ayah menengok keadaan bayinya," jawab Bu Hesti lalu tersenyum ja