Bismillah
"SUAMI DARI ALAM LAIN"
#Part_49
#by: R.D.Lestari.
"Ren ... apa kabar Indri, ya?" Sri menatap temannya sayu saat suapan mie ayam masuk ke mulutnya.
Slurppp !
Rena menyeruput es jeruk kesukaannya. Bola matanya memutar seolah enggan membicarakan sahabatnya itu. Tangannya kembali memainkan pipet es dan memutar-mutarnya hingga bunyi es yang beradu dengan gelas menimbulkan suara berisik.
"Ren ! di tanyain kok diam aja, sih !" gerutu Sri. Mukanya berubah masam.
Rena melirik ke arah Sri, ia menjawab," loe tau sendiri, Indri itu bucin. Mana tau dia cowok asli sama demit !"
"Hussst, Ren. Awas loe udah pernah di bawa ke sana. Entar loe jatuh cinta sama orang sana baru tau rasa,"
"Amit-amit ! ga bakalan, Sri. Begini-begini aku tau kali mana cowok asli mana demit !" sungut Rena.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"# Part_50#by: R.D.Lestari. "Indriiii!" "Huekkkkk .... huekkkk!" Dok!dok!dok! Bima menggedor pintu kuat. Semua yang berada di ruangan menatap penuh khawatir. Krietttttt! Indri keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat pasi. Tubuhnya limbung. Beruntung Bima dengan sigap memapahnya sampai ke peraduan. Ia di baringkan dengan segera. "Kamu kenapa, In?" Bima menatap istrinya penuh khawatir. Indri menjawab pelan,"Entah, Kak, tiba-tiba kepalaku pusing dan mual," "Mungkinkah Indri hamil?" kening Ibu mengernyit melihat kondisi menantunya yang tiba-tiba sakit mual dan muntah-muntah. "Benarkah, Bu?" mata Bima berbinar karena ucapan Ibu. Raut kebahagiaan terpancar di wajah gantengannya. "Kalau begitu, apa kita bawa ke do
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_51#by: R.D.Lestari. "Bima!" "Lha?" "Kok pikiran kita sama, Sri?" Rena tergelak bersamaan dengan Sri. Wanita berhidung bangir itu terdiam sesaat lalu menoleh ke sahabatnya, Sri. "Apa itu makhluk sejenis Bima, ya?" ia mengernyitkan dahi. Mikir. Telunjuknya menepuk-nepuk dagu. "Ah, sudahlah, Ren. Loe terlalu banyak mikir hari ini. Beruntung loe selamat tadi. Mata loe di taruh mana sih, sampe mau ketabrak?" omel Sri.. " Loe tu yang pikirannya ke mana ! ngapain manggil-manggil gue tadi!" Rena mencebik. "Gue? ga ada tuh, Ren. Loe ni, mikir apa sih, Ren?" "Ah, ga taulah," Rena berjalan meninggalkan Sri yang masih geleng-geleng dengan sikap Rena yang amat aneh hari ini. Ia mengikuti sahabatnya itu dari belakang. Rena yan
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_52#by:R.D.Lestari. Pluk! Bima menepuk pelan pundak temannya itu, membuat lelaki berotot dengan tubuh tinggi itu terjingkat. Seketika ia menoleh dan matanya membulat melihat Bima yang kini berdiri di belakangnya. "Ko--komandan?" "Kamu ngapain di sini, James?" selidik Bima. Mata lelaki itu menatap tajam penuh keingin tahuan. "Sa--saya ...," "Ayo, kita duduk dulu," Bima merangkul James duduk di dalam kedai. Beberapa orang pembeli menatap takjub James dan Bima yang berjalan melewati mereka. Walaupun sudah lewat tengah malam tapi kedai mamang sate masih juga ramai. "Mang, minta sepuluh porsi sate, ya," ucap Bima yang diiringi anggukan dari Mamang sate. "James, kita lanjutkan obrolan kita. Kamu tau kan konsekuen
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_53#by: R.D.Lestari. Benda itu berwarna coklat dan terbungkus rapi di dalam kantong plastik transparan. Rena menyentuh dan mengangkat benda itu, memperhatikan dengan seksama. "Sate?" ia mengernyitkan dahi dan menatap bungkusan itu dengan penuh keheranan. Bayangan orang tadi? bungkusan sate? Rena mengendus aroma sate yang menguar saat ia membuka bungkusan berwarna coklat, nikmat dan amat menggoda. Perutnya mendadak keroncongan. Ia menelan saliva, seleranya muncul seketika. Satu tusukan daging berpadu kuah kacang dan taburan bawang goreng kriuk juga lontong yang diiris tipis membuat indra pengecap Rena bersorak. Lidahnya bergoyang menikmati kunyahan demi kunyahan sate yang masuk ke dalam mulutnya. Saking nikmatnya, Rena tak bisa berhenti mengunyah hingga satu porsi sate habis tanpa tersisa.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_53#by: R.D.Lestari. Benda itu berwarna coklat dan terbungkus rapi di dalam kantong plastik transparan. Rena menyentuh dan mengangkat benda itu, memperhatikan dengan seksama. "Sate?" ia mengernyitkan dahi dan menatap bungkusan itu dengan penuh keheranan. Bayangan orang tadi? bungkusan sate? Rena mengendus aroma sate yang menguar saat ia membuka bungkusan berwarna coklat, nikmat dan amat menggoda. Perutnya mendadak keroncongan. Ia menelan saliva, seleranya muncul seketika. Satu tusukan daging berpadu kuah kacang dan taburan bawang goreng kriuk juga lontong yang diiris tipis membuat indra pengecap Rena bersorak. Lidahnya bergoyang menikmati kunyahan demi kunyahan sate yang masuk ke dalam mulutnya. Saking nikmatnya, Rena tak bisa berhenti mengunyah hingga satu porsi sate habis tanpa tersisa.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_54# by: R.D.Lestari. Hingga orang-orang yang berada di tempat melihat Indri aneh. Tubuh mungil dan ramping tapi selera makan melebihi kuli, rakus. Bima melirik istrinya lembut saat Indri memancarkan mata merah dan ingin mendekati orang yang mengatai nya dalam hati. Panas membara menjalari hati dan tubuhnya. "Kamu jangan marah, Sayang. Kita berada di duniamu, di mana manusia akan selalu menjelekkan. Berbeda dengan duniaku yang masa bodoh. Itulah mengapa kita punya kemampuan untuk mendengar walau dalam hati, dengan begitu kita malu jika ketauan lagi ngomongin orang," Bima mengelus punggung tangan Indri sayang. Indri menggeram. Apa salahnya jika ia makan banyak? toh ini bukan cuma untuk dirinya, tapi untuk anak dalam kandungan nya. "Sayang, kamu jangan marah-marah, nanti kamu bisa mencelakakan orang," Bima berbisi
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_55#by: R.D.Lestari. Tubuh Rena menegang dan tak dapat bergerak saat ia merasakan sentuhan-sentuhan lembut di tengkuk dan lehernya, seperti ciuman-ciuman manja dari bibir mungil seseorang. Rena memejamkan mata seolah menikmati sentuhan demi sentuhan sosok tak kasat mata itu, percuma. Rena memberontak pun, sosok itu dengan gampang membuat Rena kalah. Rena merasakan pinggangnya di lingkari tangan kekar yang memeluknya erat. Hembusan hangat beraroma mint di telinga yang ia nikmati hingga indra penciumannya, amat menenangkan. Rena nyaman, tapi tak dapat di pungkiri ia amat ketakutan. Jin jenis apa yang kini menggerayangi tubuhnya. "Aku bukan Jin, Rena. Aku bukan hantu, aku sama sepertimu hanya berbeda dunia saja," suara lirih nan serak mengaung di telinga Rena. Membuat Rena seketika membuka mata.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_56#by: R.D.Lestari. "Uwentira? maksudnya?" Rena melongo mendengar ucapan Indri, begitu juga Sri. "Aku mencium bau orang Uwentira di sekitarmu. Kau pun habis bersentuhan dengannya. Apa kamu sering bertemu dengan pemuda yang aneh? baunya amat lekat di tubuhmu,"cecaran Indri membuat Rena salah tingkah. "Hmmh, jangan-jangan makhluk yang sering mengganggu loe beberapa hari ini?" celetuk Sri. "Mungkin, dan ia kemarin sempat nemui gue. Wajahnya amat jelas. Loe tau siapa, Sri?" Rena melempar pandangan nya pada Sri. Sri menggeleng pelan. "Cowok tampan brewokan yang nolong gue tempo hari, Sri," Rena menghela napas dalam. "Lho? dia makhluk Uwentira?" "Ya, dan dia rupanya dendam ke gue. Gara-gara omongan kita di kedai mie itu," mata Rena berkaca-kaca. Ia amat sedih dan ga
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#Part_131#by: R.D.Lestari.Anima melangkah pasti menemui semua orang yang saat ini sedang bersantai di ruang keluarga. Wajahnya cantiknya tertekuk ke dalam. Mata indahnya berkaca-kaca."Selamat malam, semua. Aku ingin memberi tahu sesuatu kepada kalian semua," ucapnya lantang.Ibu, Ayah, Indri dan Bima tercengang melihat gadis yang kini sudah menjadi istri orang itu berbicara tegas dan suaranya terdengar menggelegar di seluruh ruangan."An?""Dengarkan Kak, jangan dulu menyela," sentaknya."Maaf semua atas kerusuhan yang sudah aku lakukan. Aku tau ini salah, tapi aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan James,""Kenapa?!" Ayah yang sejak tadi terdiam lantas berdiri seketika."Maaf, Ayah. Tanpa mengurangi rasa hormat, aku mohon hargai keputusanku ini,"Setelah berucap, Anima berbalik dan berlari kencang menuju kamarnya. Menaiki a
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_130#by: R.D.Lestari.Gadis itu tertidur dengan wajah polosnya. James tau dalam lubuk hati Anima, ia bukanlah orang yang jahat. Hatinya baik, tapi tertutup rasa egois."An, maaf ... aku tak mungkin mencintaimu, hatiku sudah milik Rena," lirih James. Ia berbalik sembari melangkah pergi menjauhi Anima yang sudah ia selimuti.Tanpa James sadari, gadis bermata sendu itu mendengarkan semua ucapan lelaki yang telah menjadi suaminya itu.Kata demi kata yang terasa amat menyakitkan hatinya. Bagaimana bisa James mengucapkan nama perempuan lain saat bersamanya?Perlahan, kelopak cantik mata berwarna biru laut itu terbuka dan berembun. Ia memperhatikan punggung tetap lelaki tampan yang sudah membuat dirinya bagaikan tak berarti."James ... bagaimana caranya agar bisa membuatmu membuka hati untukku?"Srekk!Anima bangkit dan terduduk di
BismillahSUAMI DARI ALAM LAIN#part_129#by: R.D.Lestari"Dia ... Anima ...,""Anima? maksudmu Anima adiknya Bima?"James mengangguk. Kemudian melanjutkan ucapannya."Anima adalah ...,""Sahabatku," desis James."Sahabat? tapi kau tak pernah bicara denganku tentang Anima," Rena menekuk wajahnya, kecewa."Percayalah, Ren. Aku tak mungkin berkhianat denganmu. Kau tau aku sangat mencintaimu," James meraih punggung tangan Rena dan mengecupnya berulang kali.Gadis itu membelai pipi James. Ia terperangah dan menatap dalam kekasihnya yang terlihat tampan malam ini."James? kau menangis?" lirih Rena. Ia bingung melihat James yang begitu bersedih.James terdiam dan menatap Rena sendu. Pria itu menarik tengkuk Rena dan meraup dengan lahap bibir gadis yang amat ia cinta. Rasanya ia tak ingin melepas kecupan demi kecupan cinta dari Rena. Ia takut jika ini adalah hari terakhirnya bersama
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#Part_128#by: R.D.Lestari.Anima melenggak-lenggok di depan cermin. Berulangkali ia memuji kecantikan parasnya yang memakai make up tipis dengan gaun pengantin yang mewah bertaburan kristal swarowski.Indri sengaja menunggu di luar kamar pengantin milik Anima, adik iparnya. Wajahnya murung . Ia bimbang memikirkan nasib temannya, Rena.Ia pasti sangat terpukul saat tau kekasih yang ia cinta menikah dengan wanita lain tanpa sepengetahuan dirinya.Ia harusnya ikut bahagia atas pernikahan Anima, iparnya. Namun, melihat perbuatan Anima yang sudah diluar batas, ia menjadi benci dan enggan turut serta dalam kebahagiaan keluarganya itu.Begitupun Bima. Ia juga tak mengucap selamat untuk adiknya. Malah terkesan cuek. Ia pun amat kecewa dengan tingkah Anima, tapi ia pun tak mampu menolak karena ini bukan urusannya.Pesta pernikahan berlangsung khidmat di
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_127#by: R.D.Lestari."Sudah, jangan di pikirin. Rena pasti bisa sembuh. Asal ...,""Asal apa, An? kau membuatku bertanya-tanya," sungut James."Asal kau menikah denganku," ucapan Anima sontak membuat James ternganga."Menikah?""Ya, karena aku yang membuang semua ingatan Rena, dan hanya aku yang bisa mengembalikannya," jawab Anima santai tanpa beban."Apa?"Brakkk!James menggebrak kursi tunggu dan menatap Anima garang. Giginya bergemeretuk menahan geram."Apa maksud dari perbuatanmu, Anima? salah apa Rena padamu, hah?"James yang tak habis pikir dengan ulah Anima langsung berdiri dan menjauhinya. Gadis itu terhenyak dengan sikap James yang berubah."Dia tak salah. Yang salah itu kamu, Kak!" Anima menunjuk ke arah James."Aku?" kali ini James menunjuk dirinya sendiri."Ya, karena pesonamu
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_126#by:R.D.Lestari.Pov Rena.Silau. Mataku mengerjap beberapa kali saat retinaku menangkap sinar yang amat menyilaukan. Kepalaku pusing dan seluruh tubuh teras nyeri juga sakit.Aku sebenarnya teramat lelah. Susah untuk membuka mata. Kelopak mata seakan di lem dan menempel.Namun, suara orang-orang berbincang riuh di telingaku. Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku?Perlahan ku buka mata dan membiasakan diri dengan cahaya. Ruangan serba putih. Tempat apa ini?"Rena! alhamdulillah kamu sudah sadar!"Aku sedikit menggeliat saat tubuhku yang terasa amat sakit tertindih oleh tubuh lain yang membuatku sesak dan sulit bernapas.Bulir air menetes di pipiku. Wanita ini menangis?Ia kemudian mengangkat tubuhnya dan kini wajahnya terlihat jelas di depan mataku. Ia menatapku khawatir dan tangisan yang tak henti mengalir.
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_125#by: R.D.Lestari"Terima kasih sudah mengantarku pulang, Kak James," Anima melempar senyum termanisnya saat tiba di rumahnya, James hanya membalas dengan senyum tipis."Aku permisi pulang dulu, An. Titip salam untuk Indri dan Pak Bima," sahut James. Anima mengangguk dan gegas James memaju mobilnya menjauhi rumah Bima.Anima melenggang dengan riang masuk ke dalam rumahnya. Senyum sumringah membingkai wajah cantiknya. Sembari berdendang ia melangkah menuju kamarnya."Ekhm, hem,"Suara deheman membuat Anima menghentikan langkahnya dan mengarahkan pandangannya pada si pemilik suara."Kakak?" lirihnya."Kenapa pulang sama James? bukannya kamu nemani Indri dan Stella?""Ohhh, Kak Indri! aku lupa, Kak," Anima menepuk jidatnya. Ia lupa jika bersama Indri sebelum janjian dengan James.Memang Anim
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#Part_124#by: R.D.Lestari.Tubuh itu limbung dan ambruk dengan darah yang mengalir deras dari perut, dada dan pinggang.Gadis itu menahan nyeri dan pedih di seluruh tubuhnya, tapi ia masih dalam keadaan sadar. Matanya menatap sayu kearah para penjahat yang lari tunggang langgang.Manik coklat itu berembun dan berkabut. Meneteskan bulir bening di ujung sudut matanya yang seakan lelah dan ingin terpejam.Ia mulai sesak dan sulit bernapas. Dalam pikirannya hanya bayangan James yang jadi kekuatan."Tolong... tolong...," dalam kelemahan dan ketidakberdayaannya, Rena masih berusaha mengeluarkan asa untuk bisa selamat dari kematian yang kini ada di depan mata.Ia masih berharap bisa berjumpa kembali dengan pujaan hatinya sekedar untuk mengucap selamat tinggal yang terakhir kalinya.Srek-srek-srek!"Ya, ampun. Apa yang terjadi padamu, Mba
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#Part_123#by:R.D.Lestari."Tapi, Nona...,"Rena menepis ucapan Bibi dan tetap melangkah riang bersama Sri menuju taman belakang rumah Gio yang megah.Kaki Rena terhenti saat ia melihat James sedang duduk santai dengan seorang wanita berhijab di hadapannya.Rena menyaksikan sendiri betapa riangnya James bersenda gurau dan berbincang hangat tanpa beban seperti tidak terjadi apa-apa pada dirinya.Hati Rena remuk redam. Apalagi saat tangan kekar yang amat dirindunya itu menyentuh bibir wanita cantik berkulit putih dan menghapus noda di ujung bibir mungilnya.Tangan Rena menekan bagian dadanya kuat. Ia tak sanggup menatap kemesraan James tepat di depan matanya.Perlahan bulir bening itu mulai tumpah. Sesak di dadanya dan matanya menjadi buram."Rena... kamu jangan berpikir buruk dulu, ayo kita ke tempat James," Sri yang juga mel