"Menyelidikimu? Tentu saja. aku tidak suka kabar angin dan lebih meyakini hasil penyelidikanku sendiri," papar Cherry sambil bergelayut mesra pada tubuh Satya.Sangat risih dan juga menyebalkan sikap Tante girang yang satu ini. Tapi demi bisa menemui Hanna, maka Satya pun tak mempedulikannya.Setela
Satya terdiam sejenak. Dia tahu bahwa ini bisa menjadi kesempatan baginya untuk memperbaiki hubungan dengan Hanna dan kembali ke lingkaran hidupnya dengan Hanna. Meskipun dia tidak begitu percaya diri dengan kemampuannya dalam dunia dansa yang tidak sebegitu akrab dengannya, dia menyadari bahwa ini
Sore masih berpayung jingga di langitnya.Hanna duduk di ruang rapat kantor Soedibyo Group, terfokus pada berkas-berkas keuangan yang tersebar di meja. Pikirannya terus menerus melayang ke situasi rumit yang sedang dihadapinya. Bayangan hari itu terus muncul di benaknya.Kala itu.Ponselnya bergetar
Hujan masih saja terus mengguyur Jakarta. Sementara malam mulai beranjak kelam. David masih berada di ruangan lobi Soedibyo Group, Hanna tidak memperkenankannya untuk masuk ke dalam ruangannya. Pria itu berjalan bolak-balik sambil sesekali melirik ke arah eskalator yang menghubungkan lantai dasar
Satya memasuki kontrakannya dengan langkah yang lelah setelah harinya yang penuh perjuangan. Langit di luar telah berganti menjadi gelap, dan cahaya lampu-lampu jalan menyoroti jalanan kota yang sibuk. Dengan langkah gontai, dia segera menuju kamar mandi, merindukan kesegaran dari mandi setelah hari
Keramaian acara kontes dansa tersebut memang luar biasa. Para tamu, terutama para nyonya kelas atas, berbondong-bondong hadir dengan busana dan gaya yang mewah. Mereka bergerak di antara kesibukan, terlihat sangat menikmati percakapan dan pertemuan sosial yang terjalin di sekitar acara tersebut.Sat
Perasaannya bercampur aduk, mengalir di antara rasa terima kasih dan rasa malu yang tak terkendali. Baginya, menerima bantuan finansial sebesar itu bukan hanya masalah materi, tapi juga menyangkut harga diri dan martabat pribadi."Aku seperti sampah," bisiknya pada dirinya sendiri dengan suara yang
Tiba-tiba, Zeesha dengan tegas berkata, "Hanna, kamu harus berhenti membiarkan dirimu terjebak dalam fantasi masa lalu. Satya sudah pergi. Kamu harus bisa move on."Para tamu yang lain terkejut. Mereka saling bertatapan, tidak percaya dengan kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Zeesha kepada seor
Matahari pagi menyinari parkiran perusahaan dengan hangatnya. Satya turun dari mobilnya dengan pakaian formal yang rapi, siap memulai hari kerja yang baru. Langkahnya mantap menuju pintu masuk perusahaan, ketika tiba-tiba terdengar suara ceria yang memecah keheningan pagi."Hai, Papa!" teriak Hazel,
Satya merangkul Hanna dengan lembut, menyadari betapa lelahnya istrinya. Mereka berdua terbaring dalam keheningan, saat Satya mendekatkan bibirnya ke telinga Hanna. "Kamu hebat, Sayang. Terima kasih atas segala yang telah kamu lakukan hari ini. Aku sangat bersyukur memiliki kamu sebagai pasangan hi
"Tidurlah lagi, Hanna. Kau butuh istirahat yang cukup," kata Satya sambil menepuk lembut punggung Hanna. Hanna menggeleng lembut. "Tidak, aku ingin membantumu. Aku juga ingin menikmati momen bersama mereka." Satya tersenyum lembut, merasa begitu bersyukur memiliki seorang istri yang begitu peduli
Setiap pagi, cahaya matahari menyapa Satya dengan hangat di kamar tidurnya. Tawa kecil dari kedua bayi kembar yang terletak di tempat tidur mereka menggelitik hatinya. Dia memandang mereka dengan penuh kekaguman, seakan-akan melihat keajaiban yang tiada tara. "Hanna, lihatlah betapa indahnya pagi i
Pagi itu, suasana di ruangan bersalin terasa penuh haru dan kegembiraan. Hanna, wanita muda yang menjadi istri dari pewaris Soedibyo Group, sedang berjuang dalam proses kelahiran anak pertamanya. Dokter dan perawat bergerak cepat, memastikan bahwa semuanya berjalan lancar."Saya di sini, Hanna. Kamu
Kehadiran keluarga besar Soedibyo dalam acara baby shower Hanna menjadi sebuah penanda yang penting bagi Satya. Ini merupakan momen yang mengesankan karena keberadaannya yang diakui dan diterima sepenuhnya oleh keluarga besar kelas atas tersebut.Sebelumnya, Satya merasa sedikit cemas dan takut apak
Hari berganti menjadi minggu, dan minggu itu pun berubah menjadi bulan. Bagi Hanna, setiap detik yang berlalu adalah penuh dengan keajaiban. Dalam rahimnya, dua kehidupan kecil yang penuh dengan kebahagiaan terus tumbuh dengan sempurna. Setiap tendangan kecil yang dia rasakan menjadi pengingat akan
Meskipun melihat kondisi Hanna yang belum juga membaik, Satya merasa khawatir. Demam yang terus-menerus membuatnya semakin gelisah. Meskipun dokter sebelumnya memberikan penjelasan tentang penyebab demam, Satya tetap merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh guna mendapatkan informasi yang
Pagi itu, mentari mulai muncul dengan gemerlapnya, membangunkan Satya dari tidurnya yang nyenyak. Dia memandang istri tercintanya, Hanna, yang masih terlelap dengan damai di sampingnya. Dengan lembut, Satya mengusap mata Hanna dan mencium keningnya."Hanna, bangun sayang," bisik Satya dengan lembut