Beranda / Pendekar / SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API / 134. NEGERI QI YANG MENGANCAM

Share

134. NEGERI QI YANG MENGANCAM

Penulis: Evita Maria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 22:17:51

"Ibu jahat!" jerit gadis kecil itu histeris, sebelum berlari masuk ke kamarnya. Yao Pang dan Xiao Lin segera menyusul putri mereka satu-satunya.

"Yao Chen, Ibu datang jauh-jauh untuk bertemu denganmu. Mengapa kau berbuat seperti ini?" Yao Pang mengetuk pintu kamar putrinya dengan hati-hati.

"Ibu jahat!" teriak Yao Chen masih dipenuhi amarah.

Xiao Lin menahan Yao Pang yang hendak memaksa masuk untuk kembali membujuk Yao Chen. "Dia pantas untuk marah, aku telah meninggalkannya sejak ia masih bayi."

"Xiao Lin, maafkan Yao Chen ... ia mungkin masih kecewa padamu," ujar Yao Pang, ada kecemasan dalam nada suaranya. ia sungguh khawatir wanita di hadapannya akan pergi lagi gara-gara sikap putri mereka.

"Tidak apa-apa, aku akan berusaha merebut hatinya kembali," Xiao Lin tersenyum, meski hatinya sebenarnya hancur menerima penolakan Yao Chen.

'Dan aku juga akan berusaha merebut hatimu kembali,' Yao Pang berjanji dalam hati, menatap wanita yang masih selalu mengisi setiap sudut hatinya.

***

Ri
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   135. SANG PUTRA MAHKOTA

    "Kita harus membantu Ayah menangkap si Topeng Hantu," gumam sosok yang paling tinggi, Pangeran Qi Lung, sang Putra Mahkota. Cahaya lilin yang menembus tirai membuat mata hitamnya bersinar penuh ambisi.Pangeran Qi Zheng Yi mengusap lengannya gelisah, "Tapi ... Ibu pasti marah kalau aku meninggalkan istana." Bayangan wajah murka ibunya membuat bulu kuduknya meremang."Bagaimana kalau kita minta izin pada Ibu Kedua?" Qi Lung menepuk pundak saudara tirinya, berusaha menenangkan. Setelah saling sepakat, mereka bertiga bergegas menuju taman istana. Di sebuah gazebo yang berdiri di tengah kolam yang dihubungkan dengan jembatan, Putri Qi Yue duduk anggun merajut syal biru tua. Jemarinya yang lentik menari di antara benang-benang sutra, sementara Bibi Wu setia mendampingi di sampingnya.Wajah Qi Yue seketika berseri melihat kedatangan mereka. Syal yang tengah dirajutnya diletakkan dengan hati-hati di atas meja batu. Ia bangkit menyambut, namun matanya hanya tertuju pada satu sosok."Qi Lung,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   136. DENDAM MEMBARA SANG PUTRI

    Aroma bebek panggang mengepul di dalam ruang makan besar di kediaman Putri Qi Yue. Cahaya dari lampion-lampion kertas yang digantung di setiap sudut menciptakan suasana makan yang hangat. Empat sosok duduk mengelilingi meja bundar, namun ketegangan tak kasat mata membuat jarak di antara mereka terasa begitu jauh.Qi Yue dengan telaten mengambilkan sepotong paha bebek yang berukuran paling besar ke dalam mangkuk porselen Qi Lung. Gerakan tangannya lembut dan penuh perhatian saat menuangkan teh hangat ke cangkir sang Putra Mahkota. Uap teh jasmine menari-nari di udara, seolah berusaha mencairkan atmosfer beku yang menyelimuti ruangan.Qi Zheng Yi dan Yun Hao duduk tegang di kursi mereka, jemari menggenggam sumpit erat-erat. Mata mereka tak lepas dari bebek panggang yang menggiurkan, namun tak berani mengulurkan tangan tanpa izin sang Ibu. Keduanya hanya bisa mengaduk-aduk sayuran di mangkuk masing-masing."Kalian berdua mengapa hanya makan sayur saja?" Qi Yue tiba-tiba mendorong piring

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   137. DENDAM MEMBARA SANG PUTRI 2

    Qi Zheng Yi berdiri tegak, matanya berkilat-kilat menatap langsung ke arah ibunya, "Ibu belum menjawab pertanyaanku, aku mirip dengan siapa?" Suaranya gemetar menahan emosi ketika melanjutkan, "Apakah sebenarnya aku bukan anak Ibu?"Warna menghilang dari wajah Qi Yue yang cantik, "Apa yang kau katakan ini? Jelas-jelas kau anakku!" Namun ada getaran dalam suaranya yang mengkhianati kepercayaan diri yang ia tunjukkan."Tetapi Ibu memperlakukanku seperti orang lain selama bertahun-tahun!" Qi Zheng Yi akhirnya meledak, melepaskan semua kekecewaan yang selama ini terpendam. "Aku selalu berusaha menyenangkan hatimu tapi Ibu tak pernah sekalipun memuji atau menunjukkan kasih sayang seperti sikap Ibu pada Qi Lung. Mengapa?"Qi Yue membisu, lidahnya seolah membeku. Di bawah meja, jari-jarinya terkepal begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih, menahan badai emosi yang mengancam akan memporak-porandakan topeng keanggunannya."Apakah jangan-jangan aku juga anak hasil perkosaan seperti Kakak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   138. MURID KETUA SEKTE PEDANG LANGIT

    Siang itu di langit Kotaraja Qi, sinar mentari menciptakan semburat keemasan di atas atap-atap rumah. Para pedagang masih sibuk menjajakan dagangan mereka, sementara warga berlalu lalang memenuhi jalan utama yang dilapisi batu granit. Aroma rempah-rempah dan makanan hangat berbaur dengan hiruk pikuk aktivitas kota.Mendadak, derap kaki kuda menggetarkan tanah. Seekor kuda putih melesat bagai kilat, menghalau kerumunan yang seketika menepi dengan panik. Di atas punggung kuda itu, Pangeran Yun Hao duduk dengan tegap, wajahnya yang tampan terlihat tegang menahan emosi. Si Awan Putih, kuda kesayangan Yun Hao sejak kecil, seolah memahami gejolak hati tuannya. Tanpa perlu dipandu, ia mempercepat larinya meninggalkan hiruk pikuk kota, menuju padang rumput luas yang terbentang hingga kaki langit. Kaki-kakinya yang kuat menghentak tanah dalam irama yang sempurna.Setibanya di tengah hamparan rumput yang menguning, Yun Hao menarik tali kekang kudanya. Si Awan Putih melambatkan langkah sampai k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   139. DI BALIK KASIH IBUNDA RATU

    "Yang Mulia Ratu ingin bertemu," jawab Panglima Taban tanpa ekspresi, suaranya pun terdengar dingin.Yun Hao mengangguk patuh, "Baik, Panglima!"Mereka berjalan dalam diam menyusuri koridor-koridor istana yang diterangi lampion merah. Panglima Taban memimpin di depan, langkahnya lebar-lebar menuju ruang baca. Di belakangnya, Yun Hao mengikuti dengan langkah ringan seorang pendekar.Ruang baca Ratu Sayana luas dan megah. Aroma dupa wangi terhirup saat Yun Hao memasukinya, bercampur dengan wewangian kertas-kertas tua. Di sana, Ratu Sayana duduk anggun di kursi ukir, tenggelam dalam sebuah buku filsafat tebal."Hormat Yun Hao pada Yang Mulia Ratu," Yun Hao membungkuk dalam.Sayana mengalihkan pandangan dari bukunya, senyum manis mengembang di wajahnya yang cantik. Ia meletakkan bukunya dengan hati-hati di atas meja kayu cendana, lalu bangkit menghampiri putra dari madunya, Qi Yue."Yun Hao, anakku!" Jemari lentiknya yang dihiasi cincin giok menyentuh bahu Yun Hao dengan kelembutan seoran

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   140. KEPERGIAN YUN HAO

    Fajar belum sepenuhnya merekah, akan tetapi Yun Hao sudah bangun dan mengenakan baju zirah prajurit biasa. Tangannya bergerak cepat mengemas beberapa keperluan seperti pakaian dan bekal makanan, termasuk pedang kesayangannya yang ia bungkus dengan kain hitam. Dalam keremangan kamar tidurnya yang hanya diterangi sebuah lilin kecil, ia meletakkan sebuah surat di atas meja bundar, lalu menyelinap keluar sebelum diketahui para pengawal maupun dayang-dayang istana.Di gerbang utara, ia bergabung dengan pasukan Jenderal Lo yang bersiap menuju Gunung Huolong. Di antara ratusan prajurit berseragam sama, tak ada yang mengenali sosok sang pangeran.Selang beberapa jam kemudian, mentari pagi baru mulai menghangatkan taman istana ketika Bibi pengasuh yang mengantarkan baskom berisi air hangat, menemukan kamar Yun Hao telah kosong. mata tuanya membelalak melihat sepucuk surat di atas meja. Tangan gemetar membaca nama Qi Yue sebagai penerima surat.Dengan langkah tergopoh-gopoh, wanita tua itu ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   141. KASIH IBU

    Kepala Biksu segera mengangguk tanpa banyak bertanya, pria berusia tujuh puluh tahun itu sudah mengetahui siapa ‘dia’ yang dimaksud Putri Qi Yue. "Baik, akan Hamba panggilkan Tuan Chang."Langkah-langkah sang biksu menggema saat ia menghilang ke bagian dalam kuil, meninggalkan Qi Yue sendirian di aula utama. Wanita cantik itu berdiri tegak di depan altar, matanya menatap patung Buddha besar yang duduk bersila di atas meja altar, seolah mengawasinya dengan tatapan penuh makna. Di tangannya, surat Yun Hao masih tergenggam erat, kini telah kusut tak berbentuk.Suara langkah kaki mendekat membuyarkan lamunan. Qi Yue berpaling, berhadapan dengan sosok pria berambut dan berjenggot abu-abu yang baru keluar dari dalam. Pakaian pria itu sangat sederhana, tetapi dari gerakannya yang ringan menunjukkan ia bukanlah orang biasa melainkan berilmu tinggi."Apa kabar, Tuan Chang Kong?" Senyum samar menghiasi bibir Qi Yue."Salam, Tuan Putri Qi Yue," Chang Kong membungkuk hormat. Sebagai guru dari m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   142. PETUALANGAN SANG PANGERAN

    "Jenderal Tua yang memerintahkan saya bergabung, Jenderal," suara Yun Hao berusaha terdengar meyakinkan. "Beliau ingin saya memperoleh pengalaman."Jenderal Lo mengamatinya dengan tajam. "Misi kita adalah misi berbahaya, bukan untuk seorang yang ingin belajar. Apakah kau tidak takut mati?""Tidak, Jenderal!" Yun Hao menggeleng tegas. "Saya siap mati demi melenyapkan pemberontak dari Negeri Wu."Kekaguman melintas di wajah keras Jenderal Lo. Namun sebelum ia sempat menanggapi, derap kaki kuda terdengar mendekat. Rombongan berkuda tersebut adalah para pedagang yang kebetulan lewat. Mereka menyapa Jenderal Lo dengan ramah, mengabarkan tentang pasar malam di kota terdekat yang menarik pengunjung dari berbagai penjuru."Jenderal, kalau kita melepas ketegangan sebentar, apa salahnya?" A Lung berbisik pada Jenderal Lo, matanya berbinar penuh harap."Jenderal, misi kita sangat penting," Yun Hao menyela dengan nada serius. "Sebaiknya kita berfokus pada tujuan utama, bersenang-senang bisa dilak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   206. MENYELAMATKAN ADIK

    Du Fei menunduk, memandang tanah yang masih basah oleh darah A Lung. Potongan-potongan tubuh prajurit malang itu masih berserakan, sebagai pengingat keji atas kekejaman orang-orang bangsa Wu. Hutan di sekitarnya hening, seakan menahan nafas menunggu keputusannya."Baiklah," akhirnya Du Fei mengangkat wajah, tatapannya tenang berkesan misterius. "Kita akan melakukan pertukaran. Tapi aku harus memastikan Yun Hao selamat dan tidak terluka sedikitpun."“Dalam posisimu yang lemah, kau tidak memiliki hak untuk memberikan persyaratan padaku, Bodoh!” bentak Panglima Lin disusul tawa Feng Wei, “Cepat berikan Pedang Naga Api atau kau akan melihatnya menjadi serpihan!”Du Fei berusaha menguasai emosi yang nyaris meledak, “Bila kalian mengusik sehelai rambut adikku, aku akan memastikan kalian tak bisa keluar dari hutan ini dengan selamat!” Feng Wei menyeringai, kantong serbuk peledak keemasan masih tergenggam erat di tangannya. Jari-jarinya yang berkuku panjang mengelus permukaan kantong itu, se

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   205. UPAH SEORANG PENGKHIANAT

    Kabut kelabu tiba-tiba muncul dari segala arah, menyelimuti rombongan Du Fei dan Jenderal Lo yang sedang menuruni gunung. Kabut itu tidak wajar—terlalu pekat dan bergerak melawan angin, seperti memiliki kehendak sendiri."Kabut sihir!" Du Fei berseru, berusaha menghalau kabut dengan mengibaskan tangannya, "hati-hati! Tetap bersama!"Akan tetapi kabut sihir tersebut bergerak dengan sangat cepat dan memisahkan mereka. Du Fei merasakan tangan Yun Hao yang menggenggam jubahnya terlepas. "Yun Hao!" teriaknya, tapi suaranya teredam oleh kabut yang seakan menelan segala bunyi."Tetap tenang," bisik Dilong dari dalam pedang. "Kabut ini tidak berbahaya secara langsung. Hanya bermaksud mengacaukan."Du Fei mengangguk, mengatur nafasnya. Dengan pedang naga api sebagai pemandu, ia mulai menyusuri jalan. Kabut sihir ini pasti buatan seseorang—ia mulai menduga penyihir dari Negeri Wu pelakunya.Setelah beberapa saat berjalan mencari kelompoknya kembali, kaki Du Fei tersandung sesuatu. Ia menunduk,

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   204. MENJADI PEMBELOT

    PLAKK!Tamparan keras Jenderal Lo mendarat di pipi A Lung. Suaranya menggema di keheningan hutan, meninggalkan bekas telapak tangan kemerahan di wajah prajurit muda itu."Lancang!" geram Jenderal Lo, matanya menyala-nyala. "Kau telah melanggar sumpah kesetiaan pada kerajaan!"A Lung memegangi pipinya yang panas, matanya berkaca-kaca menahan marah dan malu. Tanpa kata-kata lagi, ia berbalik dan berlari masuk ke dalam hutan lebat, menghilang di balik rimbunnya dedaunan."Biarkan dia pergi!" Chang Kong menghela nafas. "Kalau dia tidak menghormati anggota kerajaan, maka dia tak layak menjadi pasukan khusus istana."Du Fei menatap ke arah menghilangnya A Lung dengan pandangan prihatin. "Kebencian seperti itu tidak lahir begitu saja. Ada yang tidak kita ketahui tentang hubungannya dengan masa lalu ayah kita."Yun Hao mengamati Plakat Naga Emas di tangannya sebelum menyimpannya kembali dengan hati-hati, "Sebaiknya kita segera kembali ke kotaraja. Yang Mulia Yu Ping pasti sudah menunggu kabar

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   203. MENGUNGKAP IDENTITAS DIRI

    "Terima kasih, adikku," Xie She Tai Tai berbisik, tangannya mencengkeram jantung Zhi Zhu yang masih berdenyut. "Pengorbananmu tidak akan sia-sia."Tubuh Zhi Zhu bergetar hebat, matanya satu per satu meredup seperti lilin yang dipadamkan. Mulutnya terbuka, menjerit tanpa suara saat Xie She Tai Tai menarik keluar jantungnya dalam satu sentakan kuat.Darah menyembur ke segala arah, membasahi dinding gua dengan warna merah pekat. Tubuh Zhi Zhu melunglai, kaki-kakinya mengerut seperti daun kering.Xie She Tai Tai tidak memakan jantung itu. Sebaliknya, ia mulai merapal mantra dalam bahasa siluman. Jari-jarinya menari di udara, menciptakan simbol-simbol kuno yang bersinar ungu."Jiwa bersatu dengan jiwa, daging bersatu dengan daging," ia menggumamkan mantra. "Berikan kekuatanmu padaku!"Dengan kedua tangannya, ia memegang jantung Zhi Zhu yang masih berdenyut lemah dan perlahan mendekatkannya ke luka menganga di dadanya sendiri. Jantung itu seolah tertarik oleh kekuatan magis, melayang di uda

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   202. TUMBAL

    "Kau benar," Yun Hao bangkit berdiri, tubuhnya sudah jauh lebih kuat. "Ayo kita pergi. Kuharap mereka masih baik-baik saja."Bersama, dua bersaudara itu melangkah keluar dari istana Kristal Hitam."Apakah kita akan melepaskan kedua siluman itu begitu saja, Kak?" Yun Hao menoleh ke arah istana kristal hitam yang kini tampak suram di bawah cahaya fajar."Untuk saat ini ya," Du Fei mengangguk, pedang naganya berpendar lembut di tangannya. "Siluman Ular Kalajengking terluka parah. Butuh seratus tahun bertapa untuk memulihkan kekuatan yang hilang. Sedangkan Siluman Laba-laba tak bisa berbuat banyak tanpa saudarinya. Gunung ini aman untuk sementara waktu."Yun Hao mengangguk, lalu melempar pandang ke atas dengan ragu. Tebing curam di hadapan mereka tampak mustahil untuk didaki."Bagaimana kita naik ke atas?" Yun Hao mengamati dinding jurang yang nyaris vertikal.Du Fei tersenyum, "Jangan cemas, aku tak akan meninggalkanmu, Adik Yun."Ia meraih pergelangan tangan Yun Hao. Dengan satu lompata

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   201. PERTEMUAN KAKAK ADIK

    Du Fei melepaskan Pedang Naga Api, membiarkannya melayang di atas tubuh Yun Hao. Dengan gerakan cepat, ia menggores telapak tangannya. Darah mengalir dari luka, menetes ke bilah pedang yang menyala."Api Suci, murnikanlah darah ini," Du Fei memejamkan mata, memusatkan energinya.Api keemasan menyelimuti darah yang menetes, mengubahnya menjadi cairan berkilau seperti emas cair. Dengan lembut Du Fei membuka bibir Yun Hao. "Kembali padaku, Adik!" bisiknya, meneteskan cairan dari ujung Pedang Naga Api itu ke mulut Yun Hao.Sedetik dua detik tak ada reaksi apapun, namun di detik ketiga tiba-tiba tubuh Yun Hao menegang seperti busur yang ditarik. Punggungnya melengkung ke atas, matanya terbuka lebar. Dari mulut, hidung, dan telinganya keluar asap hitam dengan suara mendesis— pertanda sihir pemikat sedang dikeluarkan secara paksa."ARGH!" jeritan pertama Yun Hao bergema di seluruh ruangan. Tubuhnya bergetar hebat, warna iris matanya berubah-ubah—dari merah darah perlahan kembali ke warna as

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   200. MELAWAN PENGARUH SIHIR

    Pusaran energi itu melesat ke arah Du Fei. Namun pemuda itu tetap tenang, pedangnya teracung ke depan."Api Pemurnian!"Bilah Pedang Naga Api berubah menjadi cahaya putih menyilaukan. Du Fei menusukkan pedang ke dalam pusaran energi hitam. Kedua kekuatan beradu, menciptakan gelombang energi yang mengguncang seluruh istana.BLARR!Cahaya putih berhasil membelah pusaran hitam dan menghantam telak tubuh Xie She Tai Tai. Siluman itu menjerit kesakitan, tubuhnya terpental hingga menabrak dinding kristal. Darah hitam mengucur dari luka menganga di dadanya."KAKAK!" Zhi Zhu menjerit ngeri. Ia menatap Du Fei dengan campuran ketakutan dan kebencian. Lalu pandangannya beralih pada Yun Hao yang masih berdiri kaku di altar."Suamiku!" perintah Siluman Laba-laba betina sambil menunjuk ke arah Du Fei. "Bunuh dia! Bunuh penyerang ini!"Wajah Yun Hao dingin tanpa ekspresi. Perlahan ia mengambil pedang yang berada di atas meja altar, lalu berbalik menghadap Du Fei."Yun Hao, sadarlah!" Du Fei menurunk

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   199. MENGUASAI PEDANG NAGA API

    "Kendalikan apinya, Du Fei!" suara Dilong menggema. "Api bukan hanya elemen penghancur, tapi juga pemberi kehidupan. Rasakan iramanya, dengarkan bisikannya."Du Fei memejamkan mata, perlahan ia merasakan denyut kehidupan dalam api - seperti detak jantung makhluk hidup. Tubuhnya mulai bergerak mengikuti irama itu, tangannya terangkat dalam gerakan melingkar yang anggun."Ya ... seperti itu," Dilong terbang mengelilinginya. "Api adalah perpanjangan jiwamu, bukan musuhmu."Jari-jari Du Fei bergerak lembut, seperti menari. Api putih merespon, berubah dari kobaran liar menjadi pusaran elegan yang mengikuti gerakan tangannya. Panas yang tadinya menyiksa kini terasa seperti aliran kehangatan yang menyenangkan."Luar biasa," bisik Dilong takjub.Du Fei membuka mata. Pandangannya berubah - ia bisa melihat setiap percikan, setiap lidah api sebagai entitas tersendiri. Dengan satu gerakan tegas, ia mengarahkan sebagian api membentuk lingkaran di sekeliling tubuhnya. Dengan gerakan lain, ia memeri

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   198. DEWA NAGA DILONG

    "Namaku Dilong," naga mungil itu terbang mengelilingi kepala Du Fei, "aku yang menyelamatkanmu dari kobaran api Sumur Suci.""Dewa Naga?" Du Fei mengamati makhluk ajaib itu dengan takjub. Sisik-sisiknya berkilau seperti permata di bawah cahaya api hitam. "Tapi mengapa kau menyelamatkanku?""Karena sudah ribuan tahun aku menantikan orang sepertimu," Dilong hinggap di telapak tangan Du Fei. “Seseorang yang memiliki hati bersih dan tekad kuat untuk melindungi yang lemah.”Du Fei menatap sang naga dengan mata membelalak, “Apakah kau penjaga Pedang Naga Api yang dicari banyak orang dari dunia persilatan bahkan negeri lain?”“Bukan hanya penjaga,” Naga Dilong terbang ke tengah perisai kristal, “Aku adalah Pedang Naga Api itu sendiri.”Du Fei menggeleng kebingungan, “Bagaimana bisa?”"Selama menjaga Pedang Naga Api, seiring waktu, jiwaku dan jiwa Pedang Naga Api telah menyatu.""Lalu di mana pedangnya?"Dilong tertawa kecil, “Pedang hanyalah bentuk fisik dari kekuatan sejati. Mereka semua se

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status