“Maksudnya, anda ingin saya melakukan seperti apa yang saya lakukan semalam?”
“Tapi nggak sekarang, Leon. Hari ini badanku sakit semua, entah gaya apa yang kamu lakukan semalam, aku tidak menyadarinya, tapi semalam sungguh sangat luar biasa. Biasanya aku yang memuaskan Alan dan Jimmy, tapi semalam aku sangat terpuaskan oleh permainanmu. Aku jadi merasa dicintai bukan dibutuhkan."
Jessi bangun dari duduknya, meninggalkan Leon yang masih terbengong dengan ucapan sang nona.
Leon juga masuk ke dalam kamarnya dengan kebingungan atas kebodohannya sendiri. ‘Kenapa saya menyetujuinya saat Nona Jessi mengajak saya untuk melakukannya lagi? Sepertinya kamu sudah masuk perangkapmu sendiri, Leon.’
Leon kembali melihat rekaman cctv semalam sewaktu ia bercinta dengan sang nona. Ia menjadi senyum-senyum sendiri melihat kelakuannya dengan sang nona.
“Kenapa saya begitu ganas, padahal itu pertama kalinya saya melakukan hal seperti itu. Ternyata ada bakat
Leon segera menghampiri sang nona, lalu mengusap-usap punggung wanita seksi itu. “Hati-hati makannya, Nona!”Ia pikir Jessica tersedak karena makan terburu-buru, padahal ia terkejut mendengar ucapan pengawalnya.“Aku tidak apa-apa, Leon,” ucap Jessi saat ia sudah merasa baikan. “Terima kasih ya, makanan ini sangat enak.”Jessi bangun dari duduknya, lalu pergi ke kamar. Perubahan sikap Leon membuatnya jadi bingung.‘Apa maksudnya dimasak dengan cinta? Apa dia menyukaiku?’ Di sepanjang langkahnya Jessi bertanya-tanya dalam hati tentang perubahan sikap Leon setelah bercinta dengannya.Wanita cantik itu duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya. Memikirkan apa yang terjadi pada pengawalnya.“Aku memang ingin mempunyai anak dari dia, tapi aku tidak berniat untuk menikahinya. Dia laki-laki yang baik, jika aku disuruh memilih antara Alan dan Leon, aku akan memilih pengawalku itu, tapi apa P
“Apa maksudnya, Nona?” Leon terkejut mendengar ucapan boss-nya.“Kamu tidur di kamarku, siapa tahu aku bisa tidur jika ada temannya. Sejak tadi mataku susah terpejam.”‘Kenapa Nona mengalami hal yang sama dengan saya? Sejak tadi saya juga tidak bisa tidur,’ batinnya.“Kamu tidak mau ya?”“Mau, Nona.” Leon menjawabnya dengan cepat. Padahal sejak tadi ia berusaha untuk menghilangkan wanita itu dari pikirannya, tapi ketika mendapat tawaran tidur bersama langsung disetujui begitu saja.“Ayo kita tidur, ini sudah larut malam.” Jessi mengulurkan tangannya pada Leon.Namun, bukannya menerima uluran tangan itu, tapi Leon malah membopongnya. “Nona Jessi kelihatannya sangat lelah, jadi saya gendong saja, tidak apa 'kan?”“Aku harus bilang apa? Sekarang saja sudah berada dalam gendonganmu.” Jessi mengalungkan tangannya sambil menatap wajah tampan sang
“Lehermu masih terlihat merah-merah, biar aku tutupi dengan ini. Kalau kamu pergi ke kantor dalam keadaan seperti ini, bisa-bisa kamu jadi pusat perhatian.” Jessi terkekeh sambil mengolesi alas bedak untuk menutupi tanda merah di leher pengawalnya. ‘Saya kira Nona mau melakukan itu karena semalam tidak melakukan apa-apa. Ternyata otak saya yang selalu berpikir kotor,’ gumam Leon dalam hati sambil menahan senyum. “Sudah, ayo kita berangkat kerja!” Jessi mengambil tasnya yang ada di atas meja makan, lalu segera keluar dari rumah itu. Sesampainya di kantor Jessi langsung disibukkan dengan pekerjaan yang sudah menunggunya. ‘Apa saya menyukai Nona Jessi?’ batin Leon sambil mencuri-curi pandang pada wanita cantik yang sedang fokus dengan laptopnya. ‘Kalau saya menyukainya, apa yang harus saya lakukan?’ Ketukan pintu membuyarkan lamunan laki-laki yang berdiri di belakang sang CEO, Julie datang bersama dengan laki-laki muda utusan dari Albert Gr
“Suruh Leon masuk!” titah Jessi ketika Julie hendak keluar.“Baik, Nona.”“Bagaimana kalau Leon benar-benar menyukaiku?” gumam Jessi setelah Julie keluar dari ruangannya. “Dia memang laki-laki yang baik, tapi aku tidak mau berkomitmen. Alan dan Jimmy saja sudah sangat merepotkan.”Sang pengawal masuk ke dalam ruangan dan langsung menghadap boss-nya. “Nona memanggil saya?”“Duduklah!” Jessi menatap tajam sang pengawal.‘Kenapa saya jadi berdebar-debar seperti ini?’ batin Leon sambil duduk di hadapan sang nona. 'Sepertinya Nona Jessi marah kepada saya?'“Apa kamu menyukaiku?” tanya Jessi tanpa basa-basi.“Iya." Leon menjawabnya dengan cepat. "Nona adalah Boss yang baik, kalau saya tidak menyukai anda pasti saya sudah berhenti bekerja menjadi pengawal.”“Apa hanya itu?” Jessi memicingkan matanya. Ia y
"Maksudnya aku butuh teman tidur, aku tidak mau tidur sendiri.""Maaf, Nona, saya sudah bertanya yang tidak-tidak." Leon tersenyum malu."Tidak apa-apa." Jessi tersenyum manis pada Leon. "Ayo kita tidur lagi!""Nona, anda belum makan malam. Makanlah sesuatu supaya perut anda tidak sakit."Sejak tadi Leon mengkhawatirkan wanita cantik itu, ia tidak bisa tidur nyenyak hingga tengah malam pun terbangun karena teringat akan boss-nya."Aku tidak lapar, Leon. Aku hanya ingin tidur, aku lelah, badanku terasa sakit semua."Baiklah, ayo kita istirahat." Leon kembali membaringkan tubuhnya di tempat tidur. "Selamat malam Nona.""Malam, Leon." Jessi tidur di lengan sang pengawal sambil memeluk tubuh kekar itu."Nona, apa saya juga boleh memeluk anda?" tanya Leon pelan."Kenapa harus bertanya? Kamu tidak lihat aku juga memelukmu tanpa izin.""Nona 'kan Boss saya, jadi saya harus meminta izin dulu kepada anda.
Semakin hari Leon semakin tidak bisa mengontrol perasaannya, bahkan ia lupa dengan rencananya untuk menghancurkan wanita itu."Iya, aku lupa kalau kamu seorang laki-laki," ucap Jessi sambil tersenyum. Wanita itu segera menghabiskan sarapannya sebelum Leon berbicara yang macam-macam lagi.Setelah makanannya habis, Jessica bangun dari duduknya. "Pengawalku yang tampan, ayo kita berangkat!""Baik, Nona cantik."Jessica berjalan lebih dulu. Senyuman di wajahnya tidak pernah pudar. Akhir-akhir ini Leon selalu membuatnya tersennyum-senyum sendiri.'Aku tidak pernah merasa sebahagia ini jika bersama Alan dan Jimmy. Mungkin karena mereka datang disaat ingin menikmati tubuhku saja, tidak seperti Leon yang selalu memberikan perhatian kecil, tapi manis. Aku jadi merasa dicintai. Tapi, apa Leon mencintaiku?'"Nona, silakan masuk!" Leon memerhatikan sang nona yang masih berdiri sambil tersenyum-senyum sendiri.Jessica mengerjap, lalu s
"Saya janji tidak akan melakukannya sekali lagi, tapi dua kali atau tiga kali lagi, mungkin juga lebih." Leon tersenyum, lalu turun dari mobil untuk segera membukakan pintu mobil untuk sang nona."Sepertinya aku salah berbicara." Jessica keluar dari mobilnya sambil melirik Leon dengan sinis. 'Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu,' ucapnya dalam hati sambil tersenyum.CEO cantik itu berjalan dengan anggun masuk ke dalam kantornya. Lengkungan indah di sudut bibirnya menghiasi wajah cantik sang penguasa Beauty Corporation itu.Begitu pun dengan pengawalnya, di sepanjang jalan, Leon selalu tersenyum tanpa melepas pandangannya pada wanita cantik yang berjalan di depannya.Para pegawai yang mengira mereka pacaran, juga tersenyum-senyum sendiri."Mereka sangat serasi," ucap pegawai wanita yang memakai baju berwarna merah muda sambil menggigit ujung jarinya. "Aku iri sama mereka.""Tapi, status mereka beda jauh, Nona seorang CEO di per
"Maafkan saya karena tidak mengetuk pintu terlebih dulu." Julie menundukkan pandangannya. "Saya akan kembali lagi nanti."Sekretaris CEO itu hendak keluar lagi dari ruangan boss-nya, tapi Jessi mencegahnya."Ada apa Julie? Kenapa kamu terlihat sedih?"Julie sekretarisnya sejak ia menjabat sebagai CEO di Beauty Corporation. Tidak pernah sekalipun ia bersikap seperti itu sebelumnya."Nona, maafkan saya karena telah mengganggu anda." Julie tidak berani menatap sang boss yang sangat dekat dengan laki-laki yang ia sukai itu.Bukan karena kecewa ataupun cemburu melihat Leon bersama boss-nya, tapi ia sungguh tidak enak hati karena telah mengganggu mereka."Kamu tidak mengganggu saya. Katakanlah ada apa?" Jessi semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada Julie. Ia yakin ada sesuatu yang membuat sekretarisnya masuk tanpa permisi dulu."Ibu saya masuk rumah sakit, Nona. Apa boleh saya pulang sekarang?"Sebelumnya Julie tid