“Jangan-jangan, Si tua itu memasukkan obat ke dalam minuman Nona,” gumam Leon. Ia menambah kecepatan mobilnya supaya cepat sampai di rumah sang nona.
“Bagaimana cara menyembuhkannya?” Leon tidak tahu caranya supaya sang nona tersadar. Ahirnya ia menghentikan mobilnya di bahu jalan, kemudian menelepon sang asisten.
Namun, ketika sambungan teleponnya terhubung ia memutus kembali sambungannya.
“Kalau dia tahu Nona Jessi dalam pengaruh obat perangsang, dia bisa berpikir yang tidak-tidak terhadap saya.” gumamnya. “Lebih baik saya cari tahu sendiri.”
Daniel kembali menelpon sang tuan karena merasa khawatir sambungan teleponnya tiba-tiba terputus sebelum ia mengatakana sesuatu.
“Ada apa, Tuan? Apa ada masalah?” tanya Daniel saat sambungan teleponnya kembali terhubung.
“Tidak ada, saya salah pencet nomor,” jawab Leon asal. Kemudian menutup teleponnya tanpa menghirauk
Leon dan Jessi terlelap setelah bercinta hingga dini hari. Untung saja hari ini hari libur, jadi mereka bisa beristirahat setelah melakukan pergulatan itu.Dering ponsel dari dalam tas yang tergeletak di atas nakas, membangunkan wanita cantik itu.Ia memegangi kepalanya sambil menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya. "Leon," gumamnya.Wanita cantik itu tersenyum manis saat melihat wajah tampan Leon. Ia merasa bahagia bisa tidur bersama dengan pengawalnya.Jessi segera mengambil ponsel dan membalas pesan dari Alan yang bertanya tentang keberadaannya. Wanita seksi itu menonaktifkan ponselnya, lalu menaruhnya kembali ke dalam tas'Baru kali ini aku merasa sangat bahagia ada seorang laki-laki yang menemaniku tidur hingga siang hari,' ucap Jessi dalam hati, lalu kembali merebahkan tubuhnya dan memeluk Leon.Tanpa disadari, Leon juga membalas pelukan sang nona yang membuat wanita cantik itu tersenyum dan kembali memejamkan mata.S
Leon dan Jessica mandi bersama setelah kembali bergulat. Entah sudah berapa kali mereka mencapai puncak kenikmatannya."Terima kasih, Nona Jessi," ucap Leon dengan tulus sambil tersenyum."Sama-sama, Leon," balas wanita seksi yang berdiri di tiang pintu sambil menatap laki-laki yang hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya."Saya masuk dulu, Nona." Leon menjadi salah tingkah ditatap sang boss seperti itu.Laki-laki itu masuk ke dalam kamarnya, lalu menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur sambil memejamkan mata. Tidak lama kemudian ia bangkit dan terduduk karena ingin melihat rekaman CCTV di kamar sang nona.Leon senyum-senyum sendiri saat melihat dirinya yang seperti singa lapar saat menikmati gundukan kenyal sang nona."Dia memang begitu menggairahkan, pantas saja Tuan Jimmy dan Tuan Alan sangat tergila-gila padanya," gumam Leon sambil menyaksikan video mesum dirinya dan sang nona."Ah sudahlah, bisa-bisa saya kemba
“Kenapa kamu diam saja? Apa itu bekas kecu-"“Saya sedang alergi Tuan,” sela Leon sambil menggaruk-garuk lehernya. “Oh alergi," gumamnya."Iya, Tuan." Leon menggaruk-garuk lehernya supaya Alan tidak curiga.'Hampir saja,' batin Leon."Berobat sana! Kamu jangan mengkhawatirkan Jessi, saya akan tetap di sini sampai kamu pulang!” titah Alan pada pengawal kekasihnya berpura-pura perhatian padahal ada maksud tertentu.“Baik, Tuan. Terima kasih sebelumnya.” Leon tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia hanya bisa mengikuti perintah kekasih sang nona.Leon segera masuk ke kamarnya untuk mengambil jaket. Lalu kembali menghampiri sang nona. “Nona, saya pergi berobat dulu,” ucap Leon yang membuat Jessi tidak bisa menahan tawanya dengan tingkah Leon yang berpura-pura gatal karena alergi.'Kenapa Nona malah tertawa? Kalau sampai Tuan Alan curiga bisa bahaya,' gumam Leon dalam hati sambil menggaruk lehernya.“Kamu kenapa tertawa?” Alan memerhatikan ekspresi wajah sang kekasih dan pengawalnya secara be
“Alan, sebaiknya kamu pulang, aku ingin beristirahat.” Jessi mematikan televisi, lalu bangun dari duduknya. Laki-laki yang memakai kemeja putih itu mencekal tangan kekasihnya “Jes, kamu kenapa? Dari tadi tingkah kamu aneh.” “Kamu yang aneh Alan, aku menertawakan Leon, salah. Sekarang aku menertawakan acara televisi yang aku tonton juga salah. Sebaiknya kamu pulang, aku ingin sendiri.” Tapi Leon tidak ada di rumah, kalau ada pengganggu bagaimana?” Aku akan tetap menemanimu sampai pengawalmu pulang.” “Pengganggu aku itu kamu Alan,” sahut Jessi. “Pekerjaan di kantorku akhir-akhir ini banyak sekali, setiap hari aku pulang malam terus, jadi biarkan di hari libur ini aku beristirahat.” “Baiklah, aku pulang sekarang. Mungkin kamu memang sedang lelah, butuh istirahat, tapi aku datang bukan di waktu yang tepat, maafkan aku, Jes.” Alan memeluk Jessi, lalu mencium kening kekasihnya dengan mesra. “Istirahatlah!” “Aku akan istirahat.” J
“Tentu saja bisa, apalagi anda laki-laki sehat, pasti Nona Jessica cepat hamil jika anda dan Nona tidak memakai pengaman,” sahut Daniel.“Ini bukan tentang saya dan Nona Jessi, saya hanya bertanya saja." Leon menatap tajam asistennya. 'Kenapa saya tidak bisa membohonginya,' batin Leon.“Maaf, Tuan.” Daniel menunduk sambil menahan senyumnya.Daniel memang sejak remaja sudah berada di samping Leon karena ia anak dari orang kepercayaan keluarganya. Sudah pasti ia mengenal Tuan muda Karl itu dengan baik.“Keluar sana! Bangunkan saya satu jam lagi.” Leon merebahkan tubuhnya, lalu memejamkan mata.“Baik, Tuan.” Daniel segera keluar dari kamar sang tuan sambil bergumam dalam hatinya. ‘Anda sudah masuk perangkap Nona Jessica, andai saja Nona tahu kalau anda hanya berpura-pura menjadi seorang pengawal untuk menghancurkan Nona Jessi, Bukan hanya pemimpin Beauty Corporation saja yang merasa han
Leon segera masuk ke dalam kamarnya untuk memeriksa CCTV yang ia pasang di kamar sang nona.“Nona tidak melakukannya,” gumam Leon setelah melihat rekaman CCTV itu. “Apa mereka melakukannya di ruang tamu? Saya harus memastikannya."Laki-laki berkaus hitam itu hendak keluar dari kamarnya, namun saat ia memutar kenop pintu baru tersadar dengan perbuatannya.“Kenapa saya begitu peduli degan hal seperti ini? Yang terpenting saya sudah mengantongi beberapa rekaman dia bersama para kekasihnya. “ Leon kembali terduduk di tepian tempat tidur. “Apa saya sedang cemburu? Itu tidak mungkin ‘kan?”Leon mengacak-acak rambutnya saat menyadari kalau kelakuannya akan berdampak buruk pada dirinya.“Saya harus menjaga jarak dengan Nona Jessi, tapi … bagaimana kalau dia hamil? Seorang Hans Leonard Karl menghamili musuhnya sendiri, itu sangat menggelikan,” gumamnya sambil menyeringai me
“Apa aku orang special di hatimu?” Jessica mencondongkan wajahnya pada Leon sambil tersenyum.“Tentu saja, Nona,” jawab Leon dengan cepat. “Maksud saya Nona adalah orang yang special yang harus saya jaga. Hanya andalah yang menjadi prioritas saya saat ini.” Leon meralat ucapannya setelah sadar dengan apa yang ia ucapkan.'Ada apa dengan saya?' batin Leon.Jessica duduk di hadapan makanan itu. “Kamu bukan hanya seorang pengawal, tapi sudah seperti pelayanku. Jangan lakukan ini lagi! Ini bukan tugasmu."“Membuat anda senang adalah tugas saya di luar pekerjaan saya sebagai seorang pengawal.”Kali ini Leon bukan hanya menjaga wanita cantik itu saja tapi ia juga selalu ingin terlihat baik di hadapan wanita yang telah merenggut keperjakaannya.“Baiklah, kamu duduk di situ! Kita makan bersama. Sekarang kita sedang libur, anggap saja aku ini temanmu bukan boss-mu.”
Jessica menatap tajam pengawalnya yang membuat laki-laki itu bangun dan menunduk minta maaf.“Maafkan saya, Nona. Maksud saya tidak seperti itu.”“Leon kamu terlalu sering minta maaf padaku. Sebesar apa kesalahanmu padaku? Apa ada yang kamu sembunyikan, hingga sehari saja kamu sudah berkali-kali minta maaf padaku."Jessi melipat tangannya di bawah dada sambil memerhatikan laki-laki jangkung yang mempunyai rahang tegas dengan rambut halus yang memenuhi pipi bagian belakang sampai dagunya.“Maafkan saya karena telah melakukan itu pada anda, Nona.”“Itu apa?” Jessi pura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud pengawalnya.Berhubungan badan dengan laki-laki yang tidak ia cintai sudah biasa bagi CEO muda itu. Jadi, tidur bersama dengan seorang pengawal bukan masalah besar baginya.“Seperti semalam, Nona."Jessica berdiri lalu memeluk pengawalnya. ”Kalau dalam satu bulan ini a