"Apa kamu tahu keberadaannya?"
Leon mengangguk sambil menunjuk kursi yang diduduki Tuan Hans. "Saya sudah berbicara dengan asistennya dan beliau mengizinkan Nona bertemu dengannya."
Jessi tersenyum sambil memerhatikan dua laki-laki yang Leon tunjuk tadi.
"Mari, Nona." Leon mempersilakan Jessica untuk berjalan lebih dulu.
Sang asisten Tuan Hans bangun dari duduknya untuk menyambut Jessi.
"Apa anda pemimpin Beauty Corporation?" Daniel mengulurkan tangannya pada Jessi.
Jessi tersenyum, lalu menyambut tangan yang ia yakini sebagai pemimpin perusahaan pesaingnya.
"Anda benar. Saya Jessica Anastasya Moris, CEO Beauty Corporation." Jessi tersenyum manis pada laki-laki itu.
'Jadi ini si pecundang itu,' ucap Jessi dalam hatinya.
"Ternyata anda lebih cantik dari perkiraan saya, Nona Jessica. Kalau tidak keberatan bergabunglah dengan kami di sini."
"Tentu!" sahut Jessi sembari tersenyum. Memang itu yang dia
“Saya pikir Nona Jessi bersama anda,” jawab Leon.“Sejak tadi dia bersamamu. Lagi pula kamu itu pengawalnya, harusnya tidak membiarkan boss-mu sendiri.”“Maafkan saya, Tuan.” Leon menunduk meminta maaf kepada Alan.“Aku sudah mencarinya ke mana-mana, tapi tidak menemukannya. Tidak biasanya dia seperti ini,” kata Alan. “Bukannya tadi Jessi mau bertemu dengan Tuan Hans? Mungkin dia bersamanya.”“Iya, Tuan. Waktu saya tinggal, Nona Jessi bersama dengan Tuan Hans, tapi sekarang Nona pergi entah ke mana, Tuan Hans pun tidak tahu keberadaannya.”“Cepat cari dia! Aku sudah menghubunginya, tapi tidak dijawab.” Alan pun mulai khawatir kepada kekasihnya karena sang pengawal yang selalu ada di sisinya sedang tidak bersama sang kekasih.“Baik, Tuan.”Leon segera mencari sang nona ke toilet wanita, tapi tidak menemukannya. Ia mulai khawatir dengan
“Bukan apa-apa, lupakan saja!” Leon merogoh ponselnya saat benda pipih itu bergetar di dalam saku jasnya. ‘Leon, cepat bawa aku pergi dari sini!’ itulah isi pesan Jessica kepada Leon. Leon menunjukkan isi pesan itu kepada Daniel. “Cepat lacak keberadaan Nona saya!” titah Leon pada asistennya. “Maksud saya Nona Jessi.” “Tidak apa-apa, Tuan, Nona Jessica memang Nona anda.” Daniel tersenyum sambil mengotak-atik ponselnya. Beberapa detik kemudian, ia sudah menemukan di mana keberadaan Jessica. “Kamu tidak perlu ikut, nanti Nona Jessi curiga!” “Biak, Tuan. Saya akan menyiapkan mobil anda.” Daniel pergi keluar, sementara Leon pergi ke salah satu kamar di hotel tempat diadakannya pesta. Leon mencari kamar sesuai petunjuk dari ponselnya. Ia langsung menendang pintu kamar hotel dengan sangat keras ketika menemukan kamar yang dimaksud. Ia melihat Jessica sedang duduk di sofa sambil meraba-raba lehernya. Ia pun seger
“Jangan-jangan, Si tua itu memasukkan obat ke dalam minuman Nona,” gumam Leon. Ia menambah kecepatan mobilnya supaya cepat sampai di rumah sang nona.“Bagaimana cara menyembuhkannya?” Leon tidak tahu caranya supaya sang nona tersadar. Ahirnya ia menghentikan mobilnya di bahu jalan, kemudian menelepon sang asisten.Namun, ketika sambungan teleponnya terhubung ia memutus kembali sambungannya.“Kalau dia tahu Nona Jessi dalam pengaruh obat perangsang, dia bisa berpikir yang tidak-tidak terhadap saya.” gumamnya. “Lebih baik saya cari tahu sendiri.”Daniel kembali menelpon sang tuan karena merasa khawatir sambungan teleponnya tiba-tiba terputus sebelum ia mengatakana sesuatu.“Ada apa, Tuan? Apa ada masalah?” tanya Daniel saat sambungan teleponnya kembali terhubung.“Tidak ada, saya salah pencet nomor,” jawab Leon asal. Kemudian menutup teleponnya tanpa menghirauk
Leon dan Jessi terlelap setelah bercinta hingga dini hari. Untung saja hari ini hari libur, jadi mereka bisa beristirahat setelah melakukan pergulatan itu.Dering ponsel dari dalam tas yang tergeletak di atas nakas, membangunkan wanita cantik itu.Ia memegangi kepalanya sambil menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya. "Leon," gumamnya.Wanita cantik itu tersenyum manis saat melihat wajah tampan Leon. Ia merasa bahagia bisa tidur bersama dengan pengawalnya.Jessi segera mengambil ponsel dan membalas pesan dari Alan yang bertanya tentang keberadaannya. Wanita seksi itu menonaktifkan ponselnya, lalu menaruhnya kembali ke dalam tas'Baru kali ini aku merasa sangat bahagia ada seorang laki-laki yang menemaniku tidur hingga siang hari,' ucap Jessi dalam hati, lalu kembali merebahkan tubuhnya dan memeluk Leon.Tanpa disadari, Leon juga membalas pelukan sang nona yang membuat wanita cantik itu tersenyum dan kembali memejamkan mata.S
Leon dan Jessica mandi bersama setelah kembali bergulat. Entah sudah berapa kali mereka mencapai puncak kenikmatannya."Terima kasih, Nona Jessi," ucap Leon dengan tulus sambil tersenyum."Sama-sama, Leon," balas wanita seksi yang berdiri di tiang pintu sambil menatap laki-laki yang hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya."Saya masuk dulu, Nona." Leon menjadi salah tingkah ditatap sang boss seperti itu.Laki-laki itu masuk ke dalam kamarnya, lalu menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur sambil memejamkan mata. Tidak lama kemudian ia bangkit dan terduduk karena ingin melihat rekaman CCTV di kamar sang nona.Leon senyum-senyum sendiri saat melihat dirinya yang seperti singa lapar saat menikmati gundukan kenyal sang nona."Dia memang begitu menggairahkan, pantas saja Tuan Jimmy dan Tuan Alan sangat tergila-gila padanya," gumam Leon sambil menyaksikan video mesum dirinya dan sang nona."Ah sudahlah, bisa-bisa saya kemba
“Kenapa kamu diam saja? Apa itu bekas kecu-"“Saya sedang alergi Tuan,” sela Leon sambil menggaruk-garuk lehernya. “Oh alergi," gumamnya."Iya, Tuan." Leon menggaruk-garuk lehernya supaya Alan tidak curiga.'Hampir saja,' batin Leon."Berobat sana! Kamu jangan mengkhawatirkan Jessi, saya akan tetap di sini sampai kamu pulang!” titah Alan pada pengawal kekasihnya berpura-pura perhatian padahal ada maksud tertentu.“Baik, Tuan. Terima kasih sebelumnya.” Leon tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia hanya bisa mengikuti perintah kekasih sang nona.Leon segera masuk ke kamarnya untuk mengambil jaket. Lalu kembali menghampiri sang nona. “Nona, saya pergi berobat dulu,” ucap Leon yang membuat Jessi tidak bisa menahan tawanya dengan tingkah Leon yang berpura-pura gatal karena alergi.'Kenapa Nona malah tertawa? Kalau sampai Tuan Alan curiga bisa bahaya,' gumam Leon dalam hati sambil menggaruk lehernya.“Kamu kenapa tertawa?” Alan memerhatikan ekspresi wajah sang kekasih dan pengawalnya secara be
“Alan, sebaiknya kamu pulang, aku ingin beristirahat.” Jessi mematikan televisi, lalu bangun dari duduknya. Laki-laki yang memakai kemeja putih itu mencekal tangan kekasihnya “Jes, kamu kenapa? Dari tadi tingkah kamu aneh.” “Kamu yang aneh Alan, aku menertawakan Leon, salah. Sekarang aku menertawakan acara televisi yang aku tonton juga salah. Sebaiknya kamu pulang, aku ingin sendiri.” Tapi Leon tidak ada di rumah, kalau ada pengganggu bagaimana?” Aku akan tetap menemanimu sampai pengawalmu pulang.” “Pengganggu aku itu kamu Alan,” sahut Jessi. “Pekerjaan di kantorku akhir-akhir ini banyak sekali, setiap hari aku pulang malam terus, jadi biarkan di hari libur ini aku beristirahat.” “Baiklah, aku pulang sekarang. Mungkin kamu memang sedang lelah, butuh istirahat, tapi aku datang bukan di waktu yang tepat, maafkan aku, Jes.” Alan memeluk Jessi, lalu mencium kening kekasihnya dengan mesra. “Istirahatlah!” “Aku akan istirahat.” J
“Tentu saja bisa, apalagi anda laki-laki sehat, pasti Nona Jessica cepat hamil jika anda dan Nona tidak memakai pengaman,” sahut Daniel.“Ini bukan tentang saya dan Nona Jessi, saya hanya bertanya saja." Leon menatap tajam asistennya. 'Kenapa saya tidak bisa membohonginya,' batin Leon.“Maaf, Tuan.” Daniel menunduk sambil menahan senyumnya.Daniel memang sejak remaja sudah berada di samping Leon karena ia anak dari orang kepercayaan keluarganya. Sudah pasti ia mengenal Tuan muda Karl itu dengan baik.“Keluar sana! Bangunkan saya satu jam lagi.” Leon merebahkan tubuhnya, lalu memejamkan mata.“Baik, Tuan.” Daniel segera keluar dari kamar sang tuan sambil bergumam dalam hatinya. ‘Anda sudah masuk perangkap Nona Jessica, andai saja Nona tahu kalau anda hanya berpura-pura menjadi seorang pengawal untuk menghancurkan Nona Jessi, Bukan hanya pemimpin Beauty Corporation saja yang merasa han