Edwin Federick, 49 tahun. Sangat mencintai Ike sejak kecil dan ingin menikahinya, namun harapan itu pupus ketika Ike tiba-tiba hamil dan menikah dengan teman kuliahnya. Edwin yang kecewa, menikah dengan wanita yang dijodohkan keluarganya. Untung saja, Edwin tidak memiliki anak sama sekali dengan mantan istrinya, sehingga ketika mendengar Ike kecewa karena suaminya selingkuh, Edwin langsung menceraikan istrinya. Edwin mudah menerima Harsa dan Genta, namun tidak bisa menerima Bora yang wajahnya sangat mirip dengan pria yang menghamili Ike. Sekitar tiga tahun lalu, Edwin memberikan pengaruh ke Ike saat wanita pujaannya sedang bingung karena teror dari mantan suaminya. "Berikan saja Bora, kenapa kamu bingung?"Ike menggeleng pelan. "Bora anakku, darah dagingku. Bagaimana bisa aku berikan kepada Aji? Dia sudah menikah dengan wanita yang memiliki anak sendiri, kamu tahu 'kan berita mengenai ibu tiri yang tidak suka kehadiran anak tirinya?"Edwin membelai kepala Ike. "Kenapa kamu harus p
PLAK!Suara tamparan terdengar keras di dalan ruangan, orang-orang yang menyaksikan pun hanya diam menyaksikan seorang ayah sedang mendidik keras putrinya yang nakal.Aji memijat keningnya, setelah menampar keras pipi Bora. "Bagaimana bisa aku memiliki anak seperti kamu, Bora? Apakah kamu tidak bisa diam saja sampai istirahat selesai?"Tangan Bora menyentuh pipi yang ditampar dan menundukkan kepala, rasa sakit di hati jauh lebih sakit daripada hukuman fisik yang diterimanya."Aku tidak pernah mendidik kamu seperti ini, Bora. Tapi kenapa kamu malah menjadi liar? Apa yang telah aku lakukan sampai kamu bersikap seperti ini kepadaku?"Semua orang dewasa, kecuali Hendra. Menatap simpati walikota kesayangan rakyat Indonesia. Bora pun terkenal sebagai anak nakal, di media sosial.Hendra melindungi Bora. "Walikota, tidak bisakah anda bertanya dulu kepada Bora? Apa yang sebenarnya terjadi?"Aji mengerutkan kening lalu menunjuk Bora dengan marah. "Tanpa diberitahu, aku sudah tahu perilaku buruk
Fendi tidak bisa berkomentar banyak ketika melihat seorang perempuan muda, memakai baju rumah sakit berwarna merah muda dengan mulut cemberut, muka sembab dan kaca mata baca duduk di hadapannya, membawakan buah strawberry yang dimasukan ke dalam plastik mika dan sepertinya dijual di pinggir jalan. Fendi juga tidak bisa mengeluarkan kritikan tajam ketika melihat aura sedih di sekitarnya. "Jika kamu masih ingin istirahat, kamu tidak usah menjenguk aku."Bora menggeleng lalu mulai menangis sambil melepas kaca matanya.Fendi menjadi panik, tidak ada tisu ataupun sapu tangan, di dalam ruangan hanya ada mereka berdua. "Aku- tidak tahu kenapa kamu menangis, tapi aku-"Bora menggeleng lagi. "Tidak, aku tidak butuh hiburan. Aku hanya ingin menangis saja."Fendi menghela napas panjang. "Aku bukan pendengar yang baik, tapi jika kamu butuh teman untuk berkeluh kesah- aku tidak cocok melakukannya."Bora tertawa kecil, meskipun masih menangis. "Aku juga tidak mengharapkan penghiburan dari orang la
Opdon diambil dari kata Open Donasi. Shelter membutuhkan uang untuk biaya perawatan hewan terlantar dari Open Donasi, namun ada beberapa orang yang menyalahgunakan donasi dan tidak mendaftarkannya secara hukum, dan juga ada orang-orang yang berusaha menjatuhkan nama baik shelter. Sebagai orang awam, Bora tidak tahu mana yang benar dan tidak mau ikut campur masalah orang lain. Bora sendiri tidak pernah tahu perseteruan tentang shelter dengan masyarakat awam serta pecinta hewan, dia baru paham ketika membuka grup media sosial yang ditunjukan sistem. Di sana terlihat berbagai macam ejekan dan juga tuduhan orang-orang terhadap shelter, orang awam juga menampilkan kekerasan pada hewan dan mempostingnya dengan bangga.Open donasi-Shelter-Ejekan-Bora menghentikan langkah dan akhirnya mulai paham dengan cara kerja sistem yang diberikan Bern. "Dengan kata lain, informasi yang didapat berdasarkan internet ataupun gosip yang beredar, namun jika tidak ada info yang muncul di permukaan namun s
Aji tidak tahu penyebab Bora berubah banyak, padahal dulu dia selalu menuruti semua perkataannya. "Kenapa sekarang kamu menjadi anak tidak baik? Apakah selama ini kamu sudah terpengaruh orang lain?"Secara tidak langsung, Aji menuduh Hendra.Bora menepis perkataan Aji. "Yang membuat aku berubah adalah Papa sendiri, apakah Papa tidak sadar bahwa terlalu bias dan menutup mata terhadap dua kakak tiri?""Mereka hanya iseng.""Papa bisa melihat dengan jelas, kakak tiri mendorong aku hingga jatuh dari tangga.""Dia menyesal dan sudah minta maaf, tidak perlu dibahas lagi.""Dia minta maaf ke siapa? Padahal dia tidak pernah menjenguk aku sama sekali.""Karena kami tidak diizinkan menjenguk kamu!" bentak Aji dengan frustasi.Bora menghela napas panjang. "Tidak penting dia minta maaf ke siapa, yang penting aku ingin semua warisan yang diberikan kakek dan nenek, yang diwalikan oleh Papa- dikembalikan kepadaku."Aji hendak menekan Bora, tapi Hendra bicara terlebih dahulu. "Bora, saya punya kenala
Fendi yang sedang bermain lato-lato berwarna merah seperti buah strawberry di penjara karena bosan, tiba-tiba mendapat kunjungan dari istrinya, Rina. Kali ini Rina tidak minta ruang untuk pasangan, tapi lebih memilih ruang pertemuan khusus untuk keluarga yang menjenguk.Fendi menyipitkan kedua matanya ketika Rina muncul bersama anak bungsunya yang masih balita."Lihat, itu ayah." Tunjuk Rina.Fendi tidak menanggapi anak itu yang ketakutan melihat dirinya. Dihukum sepuluh tahun penjara karena kasus penipuan yang dilakukan Rina.Fendi masih ingat, bagaimana Rina menangis dan berlutut di kakinya lalu bersikeras mengatakan tidak bersalah.Fendi juga tidak sanggup membayar uang para korban Rina, dia lebih memilih masuk penjara daripada menghabiskan uang simpanan untuk anak-anak di luar negeri. Beruntungnya, Fendi tidak pernah cerita ke Rina maupun anak-anak mengenai harta di luar negeri, namun mereka menghabiskan harta Fendi yang ada di Indonesia.Berkat jatuhnya Fendi, Rina kembali bekerj
Satu bulan kemudian.Fendi minum yoghurt strawberry sambil melihat hasil laporan yang dikirim Hendra dari email. Setelah lima tahun di penjara, akhirnya dia bisa menggunakan handphone.Yah, sebenarnya Fendi bisa menggunakan akses privasi menggunakan uang, namun dia terlalu malas menggunakannya. Alasan yang paling utama adalah hutang budi, Fendi benci dengan namanya hutang budi pada keluarga yang sudah melakukan banyak kejahatan demi ambisi.Fendi lebih suka kaya dengan uang sendiri. Meskipun tidak dimulai dari nol, karena dia melarikan diri juga berkat bantuan kakak kedua saat ini menjadi kepala keluarga.Bora juga sudah melaksanakan ujian paket dan lulus, tinggal menunggu jadwal kuliah.Selain itu-Fendi membaca kembali laporan yang diberikan Hendra. "Kamu melakukan kecurangan?"Bora yang sedang makan bubur di pagi hari, mendongak ketika suaminya bertanya. "Hm?""Aku tidak akan mengulang pertanyaan, kamu pasti sudah mendengarnya. Kamu lolos dan masuk tahap selanjutnya, apakah yang me
Fendi segera menangkap burung pemenang itu dan tertawa mengejek. "Akhirnya aku dapat! Kamu tidak akan bisa mendapatkan ini hahahaha- lato-lato sebentar lagi ada di tangan aku!"Bora menjadi kesal dengan perilaku kekanak-kanakan Fendi. Kenapa pria berusia tiga puluh delapan tahun yang sudah menikah dan memiliki anak banyak, terobsesi dengan mainan lato-lato dan juga semua makanan atau minuman rasa strawberry?Fendi memasukan burung itu ke dalam keranjang rio berwarna merah dan tertawa mengejek. "Kita akan makan malam enak."Burung di dalam keranjang itu menggigil ketakutan.Fendi bertanya pada Bora. "Kita bawa kemana burung ini?""Ah, kita harus membawanya ke pemiliknya." Bora tersadar dari lamunan. "Aku tidak sabar mendapatkan uang sebanyak itu." Fendi tertawa.Bora menatap curiga Fendi.Tidak lama, mereka mencapai rumah pemilik burung pemenang itu, pemilik rumah menyambutnya dengan hangat."Terima kasih sudah menangkapnya, saya berusaha keras mencari tapi tidak ketemu sama sekali. T