Home / Thriller / SITUATION / Eps 3: Bayangan Mantan

Share

Eps 3: Bayangan Mantan

Author: LiEunSaVaLove
last update Last Updated: 2021-03-09 15:05:51

Seorang wanita berlari dari pria yang mengejar. Wanita itu terus berlari, walaupun pria itu sudah meneriaki nama.

"Sofia! Kenapa kamu lakukan ini padaku? Kenapa kita harus putus?"

Wanita itu dengan berani membalikkan tubuh. "Kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Kita sudah selesai."

"Apa maksud dari selesai ini adalah pria difoto ini?" Pria yang sudah dijadikan mantan pun mengeluarkan foto pria lain. "Apa benar dia tunanganmu?"

Jika aku menjadi wanita itu, aku akan pindah planet. Berani sekali dia menipu pria kaya itu. Kaya iya, tampan iya, gagah iya, romantis juga iya.

"Iya, dia tunanganku. Dan sebentar lagi kita akan menikah," balas wanita itu dengan senyum licik.

Tidak ada yang beres dengan wanita itu. Pasti ada sesuatu yang dia rencanakan.

"Kamu membohongiku? Kenapa? Hanya ingin hartaku?"

"Tentu saja," jawab wanita itu. Kali ini dengan senyum lebar.

Menyebalkan sekali. Lebih baik aku yang menjadi pacar pria itu.

"Kamu itu kaya dan hubungan kita ini tidak ada apa-apanya-"

Ganti acara lain saja, dari pada emosi.

"Zoe, kenapa diganti? Ibu sedang asik menonton drama."

Sejak kapan ibu menonton drama? Biasanya ibu selalu mengomel karena drama, malah aku sekarang yang mengomel.

Sebenarnya, hari ini aku masuk sekolah, tapi pihak sekolah mengijinkanku dan William untuk libur sehari. Mereka bilang, mungkin kami masih ada rasa trauma saat peristiwa kemarin.

"Astaga ... Nikki Jones meninggal?"

Nikki Jones? Oh, pria yang berada diberita itu. Tadi aku sempat ganti acara televisi. Tapi, kenapa ibu terkejut? Ibu kenal pria itu?

"Ibu harus menelpon teman Ibu dulu. Mungkin saja, dia butuh dukungan dari Ibu," ijinnya pergi meninggalkanku ke kamar.

Ibu seperti mengenal pria itu. Aku sangat yakin. Apa ibu berencana untuk menikah lagi? Tapi, ibu tidak pernah cerita.

"Korban ditemukan gantung diri di rumah saat kedua orang tua korban baru saja pulang dari kerja. Masih belum diketahui alasan mengapa pria dari keluarga Jones ini meninggal. Namun, kekasih dari Nikki Jones ini menghilang entah ke mana ... "

Jangan bilang, Nikki meninggal karena hubungannya putus dengan pacarnya. Drama di mana-mana.

Sepertinya, aku terlalu banyak minum air putih. Ingin ke kamar mandi dulu, sudah tidak tahan.

Keanehan pun muncul saat aku sedang mencuci tangan. Lampu yang terang mulai berkedip, hawa yang biasa saja mulai menjadi dingin, bahkan dicermin terlihat seperti ada bayangan hitam di belakang. Aku menepuk kedua pipi berkali-kali. Jangan lagi, kumohon. Carilah anak indigo lain.

"Bantu aku ... "

Aku langsung menoleh ke belakang.

Seorang pria berambut pirang dan bekas luka dileher. Seperti luka bekas gantung diri, tapi rasanya ada yang janggal. Tunggu, sepertinya aku ingat sesuatu. "Apa kamu Nikki Jones?"

"Kamu bisa melihatku?" tanyanya balik.

Aku tidak akan bertanya, jika tidak bisa melihat. Kuputar kedua mata tanpa menjawab pertanyaan.

"Senang rasanya ada yang bisa melihatku. Aku ingin kamu membantu untuk mencari pacar- maksudku mantan pacar. Buat dia menerima konsekuensinya dan kembalikan semua barang-barang yang sudah kuberikan. Dan juga pria itu, tunangannya. Mereka berdua sudah bekerja sama untuk membunuhku."

Oh wow, jadi dia meninggal bukan karena bunuh diri? Entah kenapa, ceritanya hampir sama dengan drama ditelevisi tadi. Aku jadi mulai kesal sendiri.

"Maaf, aku tidak bisa. Minta saja pertolongan pada anak indigo lain. Aku tidak ingin melibatkan diri lagi pada masalah hantu."

Sebenarnya aku juga tidak enak menolak permintaannya, tapi aku lelah menjalani semua ini, walaupun pernah bilang merasa lega telah membantu hantu. Masa iya setiap hari harus membantu mereka? Di setiap kasus yang berbeda?

"Kamu tidak ingin?"

Tiba-tiba suara kunci pintu terdengar jelas. Dia mengunciku di kamar mandi! Lalu kedua tangannya berada dileherku. Dia mencekik leherku dengan sangat kuat.

"Ke-kenapa kamu mencekikku? A-aku tidak me-mengenalimu. Lepas ... "

Suara ketukan ibu membuatku bisa bernapas kembali. "Zoe, masih lama di kamar mandi? Ikut ke rumah teman Ibu, yuk."

"Ya ... Nanti aku menyusul ...," balasku sambil mengatur napas. Nikki sudah tak terlihat, tapi aku melihat pesannya melalui cermin.

"Bantu aku atau kamu akan selalu kukejar."

Padahal, yang memiliki masalah hanya dia dan dua orang itu saja. Kenapa aku jadi dilibatkan? Untung saja leherku tidak lepas.

***

Aku melihat ibu yang sangat serius menyetir sekarang. Sepertinya, Nikki dan teman ibu yang memiliki hubungan, itulah kenapa ibu bilang tadi ingin menelpon teman untuk memberi dukungan.

Sampai di rumah yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, seorang wanita membukakan pintu. Dia dan ibu langsung berpelukan dan mengeluarkan air mata.

"Ghina ...," panggil wanita itu pada ibuku.

"Kuatkan dirimu, Julie. Aku tahu pasti ada alasan kenapa anakmu pergi," balas ibu.

Jadi, Nikki anak dari Nyonya Julie Jones, dan ibu berteman dengan keluarga Jones. Pantas saja ibu sangat terkejut melihat berita tadi.

"Seharusnya, kami menemaninya saat dia kesulitan atau sedih, tapi ... "

Selagi Nyonya Julie berbincang dengan ibu, aku pergi menemui Tuan Jones yang sedang duduk di tepi ranjang kamar Nikki.

Aku bisa merasakan aura sedih dan kesal. Aura Nikki masih terasa. Harusnya aku pakai jaket dulu. Hawa dingin mulai muncul kembali, tapi aku tidak melihat Nikki di sini.

Walaupun aku tidak kenal dengan ayahnya Nikki, tapi aku tahu bagaimana kesedihannya. Jadi, aku duduk di sebelah untuk memberi dukungan.

"Dia anak yang baik dan selalu membuat kami senang ... "

"Ayah ... " Nikki berdiri di depan ayahnya tanpa kusadari.

Sudah pasti Tuan Jones tidak akan bisa melihatnya, apa lagi mendengar.

"Maaf, jika aku mengecewakan Ayah dan Ibu. Aku seperti ini bukan karena keinginanku. Seseorang melakukan ini. Tolong sampaikan padanya," pintanya menatapku.

Sepertinya, dia sudah lupa apa yang terjadi di kamar mandi tadi. Baiklah, karena aku anak baik, akan kulakukan. Aku akan menolongmu.

"Jika Nikki berada di sini, anda ingin mengatakan apa?" tanyaku basa basi.

"Ayah minta maaf sebesar-besarnya, jika Ayah masih belum bisa membuatmu senang. Kamu sudah dewasa dan Ayah sangat senang dengan pilihanmu. Ayah sudah mengecewakanmu."

Anaknya bilang sudah mengecewakan kedua orang tua, sedangkan Ayahnya juga bilang mengecewakan anaknya.

"Jika Nikki bilang padamu ... bahwa dia dibunuh?"

Tuan Jones menatapku terkejut, seakan tidak percaya. Sudah pasti. Aku sudah menyiapkan bokongku untuk kau tendang, Tuan Jones.

"Apa benar itu yang Nikki katakan? Kamu bertemu dengannya? Kapan? Apa kalian saling kenal?"

"Tidak, Tuan Jones. Aku tidak kenal sama sekali dengan anak anda, walaupun ibu saya berteman dengan istri anda, tapi ... "

"Tapi apa?"

"Aku memang bisa melihat sesuatu yang tidak bisa orang lihat."

"Kalau begitu, di mana Nikki sekarang?" tanyanya sambil memegang kedua lenganku dengan erat.

"Dia sudah menghilang sekarang, tapi sempat berdiri di depanmu." Kenapa Nikki pakai acara menghilang segala?

"Baiklah, dengarkan aku. Ini rahasia antara kita berdua. Kamu bilang bahwa Nikki dibunuh, berarti kita harus bekerja sama."

Apa lagi ini? Kemarin dengan William, sekarang dengan ayahnya Nikki. Apa tidak ada yang lain?

"Kerja sama bagaimana maksud anda?"

"Jika kamu mendapat bukti, aku akan bilang pada polisi tentang Nikki, bahwa gantung diri itu tidaklah benar."

Apa ini bisa dikatakan kerja sama? Mencari bukti kenapa hanya aku saja, ya?

"Baiklah. Akan saya usahakan." Karena aku bisa melihat hantu, dan informasi yang mudah didapatkan juga dari hantu. Pintar sekali aku, tidak maksudku Tuan Jones yang pintar.

"Kalau begitu aku butuh informasi dari anda juga. Aku lihat diberita, kalau mantan pacar Nikki menghilang."

"Mantan? Jadi, dia sudah putus dari Anette? Apa kamu tahu kenapa mereka putus?"

Perlukah aku jawab? Sepertinya tidak sekarang. Sekarang bukanlah waktunya. Yang kubutuhkan bukti terlebih dahulu. Jika bukti yang kudapatkan cocok, maka aku akan memberi tahu. Serasa bekerja untuk bos. Dikasih upah tidak ya, hehe.

***

"Adikku sampai bertanya terus-menerus tentangmu, dan juga si Darwin itu sampai membuatku kesal. Dia tertarik denganmu. Katanya, lihat hantu itu keren ya, kak? Pfftt... Padahal kukejuti dia dengan topeng hantu langsung menangis."

Malam hari mendengar cerita William lewat panggilan video, rasanya membosankan. Jadi, kubuat kedua tangan ini bergerak untuk menggambar sesuatu.

"Kamu dengar ceritaku, tidak?"

"Hm? Dengar. Telingaku masih ada ditempat," jawabku masih asik menggambar.

"Kamu gambar apa?" tanyanya penasaran.

"Lanjutkan saja ceritamu. Ceritamu lebih menarik daripada pertanyaanmu." Pft ... Padahal aku berbohong.

"Apa hari ini ada pesanan lagi?"

Aku menaikkan salah satu alis. Memangnya aku penjual?

"Permintaan pertolongan dari hantu maksudku."

"Ya ... ada, tapi tidak terlalu berat."

"Ceritakan."

"Sejak kapan kamu mulai tertarik dengan dunia hantu? Sejak kamu bilang 'itu bukan urusanku'?" Aku melihat ada yang aneh padanya. Biasanya, dia selalu mengejek atau tidak percaya, tapi dari gelagatnya, dia sudah tidak menunjukkan hal tidak percaya. Apa dia membantuku hanya karena kasihan?

"Aku tidak tahu. Mungkin aku terkena karma," jawabnya malu sambil terkekeh.

Aku tersenyum miring mendengar jawabannya. Jika dia bisa begitu, apa semua murid di kelas akan terkena karma juga? Atau William ikut diejek? Entahlah.

Semua yang kualami, kuceritakan padanya secara lengkap. Senang rasanya ada pendengar lain selain orang tua.

"Kurang ajar sekali hantu itu. Minta tolong saja sampai mencekikmu. Tidak punya sopan santun."

William marah karena Nikki mencekikku, itu terdengar sangat menggelikan. Dan dia membicarakan sopan santun, padahal ... ah, sudahlah.

"Lalu ayahnya Nikki memintamu kerja sama, padahal tugasnya hanya memberikan bukti pada polisi. Itu tidak bisa dikatakan kerja sama. Kecuali, kamu dan pak tua itu pergi bersama untuk mencari, lalu sang istri mengira kalian menjalin hubungan."

"Itu tidak lucu, Will," balasku tanpa tertawa. Aku tidak mengerti dengan jalan pikirnya.

"Maaf."

Hasil gambarku sudah jadi dan kutunjukkan pada William yang sedang memakan cemilan.

"Lihat, entah kenapa aku bisa menggambar seorang perempuan. Padahal aku tidak ada niatan untuk menggambar manusia." Memang, tadinya ingin menggambar sawah dengan dua bukit tinggi dan burung beterbangan.

"Perempuan yang cantik," pujinya pada perempuan di kertas yang kugambar.

Aku menghela napas sambil berkata. "Kupikir kamu akan bilang gambar yang bagus."

"Kamu bicara sesuatu?"

"Tidak."

"Di bawah kamu menulis dua huruf. Mungkin itu inisial nama perempuan itu."

Benar juga. Aku tidak sadar, jika ada huruf A dan M.

"Apa kamu sudah lihat bagaimana wajah mantan pacar Nikki? Siapa namanya?"

"Namanya Anette, tapi aku belum lihat wajahnya. Tuan Jones tidak memberiku foto Anette."

"Maaf Zoe, aku dipanggil ibuku." William mematikan panggilan.

Setelah dipikir-pikir, di kamar Nikki juga tidak ada foto Anette saat itu. Sepertinya, masalah ini sudah ada sejak sebelum Nikki mengakhiri hidup. Masalah ini janggal.

Mari kita lebarkan teori ini. Diberita tadi pagi, mantan pacar Nikki menghilang. Lalu, Nikki menginginkan Anette dan tunangan Anette untuk dibawa ke keluarganya, dan juga dia bilang bahwa dia dibunuh. Tapi, yang terlihat adalah dia gantung diri. Ini sudah direncanai oleh Anette dan tunangannya.

Aku bukannya menuduh Anette dan tunangannya, tapi pikiranku ke arah sana. Apa lagi permintaan Nikki sudah terdengar jelas bahwa dia menginginkan Anette dan tunangannya.

Mau apa pun alasannya, aku tetap harus mencari bukti dulu. Bagaimana caranya? Besok aku juga sudah mulai sekolah. Mudahkan jalanku, kumohon.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
RieeHime
ceritanya bgs bgt...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SITUATION   Eps 3: Bayangan Mantan II

    Aku membuka kedua mata dengan berat. Rasanya tidak ingin bangun, tapi sekolah harus tetap berlanjut.Tunggu, ini bukan kamarku. Aku di mana? Aku diculik? Aku melihat sekeliling kamar dan sungguh, ini bukan kamarku. Ini seperti kamar laki-laki.Terdapat foto di sana. Satu pria dan satu wanita. Aku baru sadar. Pria difoto ini adalah Nikki. Tampan, tapi mengingat dia pernah mencekik, membuatku tidak menyukainya.Biar kutebak, wanita ini pasti Anette. Tidak buruk juga. Pakaiannya sangat mewah dengan perhiasan serba berlian. Pasti dibelikan oleh Nikki."Kenapa begitu?"Eh? Suara orang? Kupikir hanya aku di sini. Kutaruh kembali foto itu dan keluar dari kamar.Aku bisa melihat ada tiga orang di bawah. Ya, aku di lantai dua. Salah satunya wanita dan aku yakin dia adalah Anette, lalu ada dua pria. Pasti salah satunya Nikki.

    Last Updated : 2021-03-09
  • SITUATION   Eps 3: Bayangan Mantan III

    Saat turun dari taksi, aku terpukau dengan rumah Anette. Sangat bagus, tapi sayang, aura jahat terasa sekali. Nikki memang meneror Anette tanpa belas kasih."Kamu tinggal sendiri?" tanya William sambil menunggu Anette yang sedang membuka pintu."Orang tuaku tahu apa yang terjadi. Mereka lebih memilih meninggalkanku," jawab Anette dengan nada sedih."Tentu saja, mereka pasti kecewa berat- Aw!"Sekali lagi, kusikut perut William. Tidak peduli dia meringis kesakitan. Dia tidak mengerti perasaan wanita sama sekali."Kalian tunggu di sini saja. Kalau mau minum atau makan, ambil saja di dapur. Aku ingin mengumpulkan semua barang Nikki," pesan Anette langsung meninggalkan kami berdua.Aku mengikuti William ke dapur untuk melihat seisi rumah, sedangkan William dengan santai mengambil makanan di kulkas."Menurutmu, apa Nikki akan memaafkan Anette semudah itu, walaupun Ane

    Last Updated : 2021-03-09
  • SITUATION   Eps 4: Kecerobohan

    Hari baru, wajah baru. Karena kesulitan tidur, wajah ini terlihat buruk. Mata seperti mata panda. Rasanya ingin kupecahkan kaca di depan."Zoe, kalau kamu nanti pulang sekolah, tapi rumah masih dikunci, kabari Ibu ya.""Hm? Memangnya Ibu mau ke mana?" tanyaku sambil menoleh pada ibu."Tante Grace mengajak Ibu ke rumah temannya yang baru saja menjadi pengantin baru. Keluarga Thompson. Mereka bingung bagaimana cara menaruh barang-barang yang nyaman dilihat. Nanti Ibu akan dijemput Tante Grace."Ugh ... Tante Grace yang menyebalkan. "Salam untuk Keluarga Thompson.""Kamu tidak ingin memberi salam pada Tante Grace?" tanya Ibu sambil memberiku bekal makan."Tante Grace tidak akan berubah. Aku berangkat dulu ya, Bu."Aku lupa memberi tahu, jika ibu mempunyai ahli, yaitu mendekorasi ruangan. Makanya, Tante Grace memanggil ibu. Semua dekorasi di rumah juga ibu yang mengu

    Last Updated : 2021-03-11
  • SITUATION   Eps 4: Kecerobohan II

    "Kakak?"Huh? Kakak? Aku menoleh ke belakang. Di sana ada anak perempuan dengan wajah pucat dan pakaian yang basah. Dia terlihat seperti berumur 6 tahun."Kakak sedang apa di sini?" tanyanya dengan wajah polos.Aku mendekatinya, lalu jongkok supaya tinggi kami sama."Dan siapa mereka semua?""Ada ibuku, tanteku dan kedua orang tuamu," jawabku dengan santai.Dia memiringkan kepala seperti orang bigung. Lucu sekali. Aku jadi menginginkan seorang adik."Orang tuaku? Orang tuaku sudah pergi dan mereka tidak kembali. Mereka bukan orang tuaku. Aku tidak kenal mereka."Lantas, aku langsung bingung. Jika Keluarga Thompson bukan orang tuanya, lalu anak ini siapa? Kenapa bisa ada di sini?"Namaku Isabelle Brooks. Aku sudah berada di sini sebelum mereka datang."Brooks? Entah kenapa, aku seperti pernah dengar marga itu. Aku te

    Last Updated : 2021-03-11
  • SITUATION   Eps 4: Kecerobohan III

    Saat turun dari taksi, aku terpukau dengan rumah Anette. Sangat bagus, tapi sayang, aura jahat terasa sekali. Nikki memang meneror Anette tanpa belas kasih."Kamu tinggal sendiri?" tanya William sambil menunggu Anette yang sedang membuka pintu."Orang tuaku tahu apa yang terjadi. Mereka lebih memilih meninggalkanku," jawab Anette dengan nada sedih."Tentu saja, mereka pasti kecewa berat- Aw!"Sekali lagi, kusikut perut William. Tidak peduli dia meringis kesakitan. Dia tidak mengerti perasaan wanita sama sekali."Kalian tunggu di sini saja. Kalau mau minum atau makan, ambil saja di dapur. Aku ingin mengumpulkan semua barang Nikki," pesan Anette langsung meninggalkan kami berdua.Aku mengikuti William ke dapur untuk melihat seisi rumah, sedangkan William dengan santai mengambil makanan di kulkas."Menurutmu, apa Nikki akan memaafkan Anette semudah itu, walaupun Ane

    Last Updated : 2021-03-11
  • SITUATION   Eps 5: Gadis Kamar Mandi Sekolah

    Setelah kejadian kemarin, David sudah merasa tenang dan ceria. Beban akan rasa bersalahnya sudah menghilang. Dia selalu pergi dan pulang sekolah bersama teman sekelas."Mendengar ceritamu kemarin, aku jadi tidak ingin membiarkan adikku sendirian." William membuka suara, ketika aku sudah tidak memperhatikan David lagi."Itu sudah pasti. Aku jadi ingin memiliki adik," ujarku sambil tersenyum."Wildan bisa menjadi adikmu," balas William membuatku menoleh dan bersorak bahagia.Kelas yang biasa kami tempati sekarang harus ditutup untuk sementara. Guru bilang, kelas kami sedang dipakai untuk urusan penting. Entahlah, aku tidak terlalu memikirkan itu. Jadi, kami harus pindah ke lantai tiga untuk bergabung dengan kelas lain. Untung pelajarannya sama."Rasanya seperti menjadi murid baru, ya?" tanya William sambil terkekeh. "Aku tidak pernah ke lantai tiga sebelumnya. Untuk apa ke sana? Pemandangannya ju

    Last Updated : 2021-03-11
  • SITUATION   Eps 5: Gadis Kamar Mandi Sekolah II

    "Kamu pegang ponselku, biar aku yang pegang kameramu."Aku sengaja memberikan ponsel pada Karen. Kalau William memberi kabar, dia yang membaca."Entah kenapa aku tidak yakin, Zoe." William menggelengkan kepala berkali-kali. Dia memang tidak mengatakan setuju tadi, tapi dia tidak bisa meninggalkanku sendirian. Ma-maksudku, aku juga butuh lelaki untuk pelindung."Ini tidak berbahaya. Kamu cukup menjadi pengawas saja," balasku mulai masuk bersama Karen. "Kami tidak akan lama."Aku mulai mengatur napas untuk menenangkan diri. Di sebalah, ada Karen yang menggandeng lengan kiriku. Kamera berada ditangan kananku, supaya dia bisa melihat juga."Dingin, ya?" tanya Karen sambil melihat ke arah lampu."Kamu juga merasakannya?" tanyaku balik, tanpa menjawab karena sudah terbiasa."Kadang-kadang," jawabnya singkat.Aku dan Karen sudah berdiri di depan kamar ma

    Last Updated : 2021-03-11
  • SITUATION   Eps 5: Gadis Kamar Mandi Sekolah III

    Aku bersama William kembali memasuki kelas kemarin, karena kelas kami masih ditutup. Tapi sebelum itu, aku ijin pada William untuk ke kamar mandi lagi.Walaupun kamar mandi perempuan bukanlah tempat Stephanie dibunuh, tapi dia pasti bisa memberi petunjuk lain. Misal, muncul tulisan berembun dikaca atau membisikku sesuatu, seperti saat dia marah pada Karen.Sekarang aku berdiri di depan kaca. Berharap Stephanie bisa memberi petunjuk."Baiklah Stephanie, aku tidak punya banyak waktu. Kamu harus memberiku petunjuk lain. Aku tidak bisa diam tanpa petunjuk. Aku temukan apa yang kamu maksud, yaitu nama. Lalu, apa selanjutnya?"Lampu kamar mandi pun berkedip. Berikan aku petunjuk, Stephanie.Apa yang kuharapkan sirna. Lampu kembali normal, ketika ada beberapa murid perempuan masuk ke kamar mandi. Ini bukan waktu yang tepat."Bagaimana?" William bertanya padaku, saat aku keluar dari kam

    Last Updated : 2021-03-11

Latest chapter

  • SITUATION   Eps 27: Manusia Berjiwa Iblis III

    Kubuka pintu dengan kunci cadangan, lalu masuk perlahan. Tidak ingin membuat mereka, lebih tepatnya Elizabeth terkejut. Menyerang dari belakang itu bagus.Aku lihat semuanya. William tiduran di ranjang dengan telanjang dada. Sedangkan Elizabeth, dia sangat liar dengan ciuman yang dia berikan.Sudah saatnya aku menarik dan membantingnya ke lantai.Tapi, sebelum hal itu terjadi, dia menoleh dan langsung mencekikku. Padahal, sudah sangat perlahan tanpa suara."Oh, ada tamu tak diundang ternyata." Dia mendorong masih dengan cekikan ke dinding, bahkan sampai membuatku tak menapak. "Aku sudah tahu, jika kamu akan datang untuk menyelamatkan sang pacar."Lengannya kupukul berkali-kali untuk berusaha lolos, tapi sulit."Kamu tahu? Mudah sekali membuatnya terpancing. Lelaki memang lemah akan sentuhan perempuan. Ingat saat kita di kafe? Ya, dia terkejut karena aku menyentuh pahanya. Dan ba

  • SITUATION   Eps 27: Manusia Berjiwa Iblis II

    Aku tidak boleh menyerah. William tidak hanya pacar, tapi juga rekan. Ini tidak boleh terjadi. William pasti bisa menjaga janjinya, 'kan?Kudatangi rumah William dan bertemu dengan ibunya. "Halo tante, ada William?""Bukannya dia pergi menemuimu?" Ibu William saja terkejut mendengar pertanyaanku. Pasti William berbohong pada ibunya sendiri."Tidak. Dia bilang ingin pergi, tapi tidak bilang ke mana," jawabku jujur.Ibu William menghela napas. "Anak itu ... beraninya berbohong. Kutendang nanti bokongnya. Masuk dulu, yuk. Kasihan calon menantuku datang sendiri," ajaknya ke ruang tamu."Tante, apa ... William bertingkah aneh dari kemarin?" Aku tidak punya waktu untuk basa-basi. Aku datang hanya memastikan bahwa William berubah atau tidak. Ya ... aku ini pacarnya, pasti berhak tahu.Ibu William datang membawa air putih dengan wajah bingung. "Dia baik-baik saja kemarin. Ada apa? Kalia

  • SITUATION   Eps 27: Manusia Berjiwa Iblis

    Sudah lima hari kami berkabung. Tidak baik selalu berada pada kesedihan. Vinny kembali sekolah dan ibu sudah mulai bekerja lagi.Dan aku, memutuskan untuk jalan-jalan tanpa William. Dia harus menjaga Wildan sementara.Kesedihanku berubah menjadi khawatir. Ada teman dari grup kelas mengatakan bahwa ada kanibal. Sulit untuk percaya, tapi hal itu memang ada.Katanya, ditemukan pria tewas dengan tubuh yang telah tercabik, seakan telah dimakan hewan buas. Korban ditemukan di sebuah gang kecil yang gelap. Apa ada hewan buas yang lepas?Yang aku bingungkan adalah, bekas cabikan bukanlah dari hewan buas, tapi juga bukan dari manusia. Lalu, di mana kanibalnya?Ada saksi yang tidak sengaja melihat manusia sedang memakan manusia.Biar kusimpulkan. Ada saksi yang melihat manusia memakan manusia yang tidak memiliki gigi manusia, dan juga kuku yang seperti hewan buas. Hey, itu bisa saja terja

  • SITUATION   Eps 26: Kado Terburuk II

    Esok hari, aku dan William sudah berada di kantor polisi, berdiskusi dengan Opsir Justin di kantor meja yang sedikit berantakan."Aku sudah menyuruh anak buahku untuk mencari nama dari orang yang membebaskan ayahmu. Namanya Benedict Thorez. Katanya, dia salah satu keluarga ayahmu.""Keluarga? Ayahku anak tunggal dan tidak memiliki saudara atau sepupu," balasku sambil terkejut.Opsir Justin mengangguk. "Itu yang kucurigakan. Dilaporan tentang nomor plat mobil Ferrari, yang sahabatmu katakan kemarin, itu milik Benedict Alfred."Entah kenapa, setelah mendengar nama belakang Alferd, tubuhku seakan membeku. Ada apa ini?"Jadi maksudmu, ada dua pelaku bernama Benedict dengan nama belakang berbeda?" tanya William kebingungan."Aku tidak yakin dengan itu. Karena, hasil dari rekaman CCTV dan biodatanya, mereka adalah orang yang sama," balas Opsir Justin.Mereka berbincang

  • SITUATION   Eps 26: Kado Terburuk

    Pagi ini, kami semua sudah bersiap untuk pulang. Aku berniat untuk pergi menemui ayah dulu bersama William. Ibu dan Vinny kusuruh pulang terlebih dahulu.Tapi, entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal dihati. Seperti ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Ayolah, Zoe. Kamu baru saja berulang tahun.Sedang asik minum teh, ayah William membuatku menoleh. Ada kado besar yang ayah William bawa."Kado untukku?" tanyaku mendekat."Ayah menemukan itu di depan pintu. Tidak ada pengirim nama, hanya ucapan selamat ulang tahun."Hal ini membuat kami yang berada disatu ruangan menjadi penasaran. Mereka mendekat ingin tahu."Apakah isinya televisi?""Itu pasti mainan!""Entahlah, tunggu Zoe buka kadonya dulu."Sebelum kubuka, aku membaca dulu kartu ucapan yang ada di atas kado. Isinya, selamat ulang tahun Zoe Veronica. Semoga suka dengan kado yan

  • SITUATION   Eps 25: Ulang Tahun

    Entah kenapa, aku ingin sekali bangun di subuh hari. Anginnya dingin sejuk, bukan hawa dingin. Kubuka jendela untuk melihat pemandangan yang sudah sering kulihat."Kak, tutup jendelanya. Dingin tahu." Vinny menarik selimut sampai menutupi kepala. Pakai AC saja bisa, masa kena udara saja tidak.Aku biasanya tidak terlalu memikirkan hadiah ulang tahun karena ... jarang sekali dirayakan. Cukup bermodalkan ucapan saja sudah senang. Masih ada orang yang ingat dengan kelahiranku.Karena sekarang William yang mengurus semua, aku jadi penasaran sekali. Tempat sudah dia pilih, dekorasi katanya dia juga, ibu, orang tua William, dan para sahabat. Belum lagi kado ulang tahun. Sangat penasaran.Terlalu lama penasaran malah jadi halu. Mandi sajalah."Anak Ibu sudah rapi saja. Mau ke mana?" Tiba-tiba ibu mengecup pipiku dari belakang, sebelum bertanya. "Selamat ulang tahun, sayang.""

  • SITUATION   Eps 24: Hantu Rambut Panjang III

    Melelahkan sekali hari ini. Besok masih ada satu hari lagi sebelum hari ulang tahun. Aku ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat, supaya tidak menjadi beban nantinya.Aku baru saja pulang dari rumah Opsir Justin. Sudah kuceritakan semua apa yang kulakukan bersama Vinny. Dan juga rambut hantu itu, juga sudah kuberikan.Untung saja dia sudah membaik. Kalau masih dalam keadaan sakit, aku yang dimarahi oleh istrinya.Oh ya, ngomong-ngomong ... William apa kabar, ya? Terakhir dia hanya mengabari kalau tidak bisa ikut ke TKP. Apa urusan keluarganya masih lama?Aku tidak enak mengganggunya. Telpon? Beri pesan?Hey, Will. Apa urusan keluargamu sudah selesai? Tidak, terlihat sekali aku sedang kesepian.Kamu sedang apa? Tidak, terlalu formal.Harus dengan kalimat apa aku mulai? Ah, sudahlah. Aku berendam saja dulu. Membersihkan diri setelah bertemu dengan hantu rambut hi

  • SITUATION   Eps 24: Hantu Rambut Panjang II

    "Vin, tolong turunkan baju belakangku. Tanganku tidak sampai." Aku meminta tolong karena selain tanganku tidak sampai, jahitan dipunggung masih sedikit nyeri."Masih sakit, Kak?" tanyanya sambil meraba jahitan dipunggungku."Jangan sentuh tepat di situ," larangku sambil menahan nyeri. "Jika disentuh, ketika aku membungkuk, atau tiduran di tempat yang keras, rasanya nyeri. Kata dokter, rasa nyeri akan hilang sekitar satu minggu."Vinny mengangguk mengerti. "Untung Kakak bukan akrobat, yang suka salto dan kayang," ejeknya dengan tawa keras.Aku ikut tertawa ketika ada notifikasi pesan masuk."Aku tidak bisa menemanimu ke TKP. Ada urusan keluarga. Ayah memintaku untuk tidak pergi ke mana-mana hari ini."Tawaku berubah menjadi cemberut. Aku juga tidak bisa memaksa, apalagi tentang keluarganya. Ya sudah, satu-satunya orang yang bisa menemani adalah orang yang ada di depanku sekarang.

  • SITUATION   Eps 24: Hantu Rambut Panjang

    Air dingin ini menenangkan. Pikiranku yang runyam, seketika hilang begitu saja. Mandi di tengah malam ternyata asik juga. Kutambahkan banyak sabun cair supaya bisa mandi busa.Ketika menuangkan sabun cair, ada sesuatu yang muncul dari belakang, berwarna hitam seperti rambut.Ini tidak masuk akal. Rambutku berwarna cokelat, dan juga dijepit ke atas. Bagaimana bisa ada rambut hitam yang muncul di bathub? Apa muncul dari punggungku?Kuraba punggung yang ternyata memang tidak ada apa-apa.Akan kulihat melalui cermin- Ah! Rambut-rambut ini mengikat kakiku!"Lepas!" Rambut-rambut ini semakin mengencangkan ikatan. Bahkan, rambut yang sedang kulepas sekarang malah berpindah ke tangan.Seperti benang layangan yang mudah membuat luka, rambut ini juga. Kaki dan tanganku sekarang sudah mengeluarkan darah, sehingga air di bathub berub

DMCA.com Protection Status