Share

Dua puluh sembilan

Penulis: alindaana97
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rencana Marlin untuk pulang bersama Benji batal. Karena tiba-tiba Benji ada urusan dan akhirnya pulang duluan.

"Maaf ya Mar, kak benjinya udah pulang duluan" ucap Mentari tak enak.

Marlin mengangguk.

"Yaudah, nggak papa. Sekarang kita harus atur rencana baru. Gimana caranya biar gue bisa keluar berdua sama Benji"

"Aku nggak yakin sih kalau kak Benji bakal mau" jawab Mentari. Pasti bakal susah buat bujuk Benji mau keluar sama Marlin.

Marlin berpikir sejenak. Dia juga tau kalau Benji pasti nggak akan mau.

"Ha.. gue punya ide" ujar Marlin dengan tersenyum senang.

"Gimana kalau Lo ajak Benji makan malam. Tapi nanti, yang Dateng gue bukan Lo."

Mentari hanya diam, kenapa rasanya dia jadi takut.

"Lo tenang aja, masalah tempat gue yang urus. Tugas Lo cuma nyuruh Benji ke sana. nanti gue kirim alamatnya, oke!" ucap Marlin lagi.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Tiga puluh

    "Lo gimana sih Tar, ya jelas lah Benji pasti marah" ujar Mila heran.Sekarang mereka sedang berada di kamar Mentari. Mila sengaja datang kerumah Mentari, karena Mentari minta dia datang kesini.Dan .entari menceritakan semua masalahnya dengan Benji."Aku haru gimana sekarang?" Tanya Mentari.Mila merebah kan tubuhnya."Ya minta maaf. Karena yang Lo lakuin itu udah keterlaluan" ujar Mila, bukan mau memojok kan Mentari.Tapi memang begitu kenyataan.Mendengar ucapan Mila membuat Mentari semakin merasa bersalah. Bahkan sekarang nomornya sudah di blok buat Benji."Padahal niat aku kan baik" ujar Mentari."Baik menurut Lo, belum tentu baik menurut orang lain. Lo bayangin deh, gimana rasanya jadi Benji. Saat dia cinta sama Lo setulus hati, tapi Lo malah nyuruh dia deket sama perempuan lain. Sama kayak yang Lo rasain dulu. Saat Lo cinta sama Romi setulus hati

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Tiga puluh satu

    Semenjak kejadian kemarin, hari-hari Mentari semakin parah, dia semakin di bully di kampus.Dia berusaha menebal kan telinganya, mencoba tak peduli. Tapi walau bagaimana pun tetap saja sakit hati mendengar hinaan mereka.Mentari menghembus kan napasnya, rasanya semakin berat untuk datang ke kampus besok.Sekarang Mentari sedang menyiapkan keperluan nya untuk besok, dia akan pergi kemah, sekaligus baksos yang di adakan di kampusnya. Mereka akan mengunjungi salah satu desa terpencil.Mentari menyiapkan keperluannya selama tiga hari di sana."Tari..." Panggil ibu Mentari."Benji ikut acara besok?" Tanya ibunya.Membuat Mentari terdiam, ibunya belum tau kalau hubungannya dengan Benji sedang tidak baik."Heh, malah melamun orang ditanya juga" ujar ibu Mentari dengan, menyentuh bahu Mentari."Nggak tau Bu" hanya itu yang bisa di

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Tiga puluh dua

    Mereka sudah tiba di tempat tujuan, Mentari tersenyum cerah, dia menghirup udara segar yang ada disini. Sungguh dia sangat suka suasana pedesaan seperti ini."Wah .... Siapa tu?" Teriak seseorang yang ada di sana.Membuat semua orang menoleh termasuk Mentari.Deg...Jantung Mentari berdetak cepat, dia melebar kan matanya, saat melihat Benji keluar dari mobil bersama seorang wanita."Wah Benji pergi dengan siapa tuh?""Cantik banget..."Terdengar bisik-bisik dari mereka semua. Ada yang kagum dengan Benji dan perempuan itu karena terlihat sangat cocok. Namun ada juga yang kesal karena iri."Mereka berdua cocok banget, nggak kayak yang di sebelah gue nih".. seseorang menyindir Mentari dengan senyum mengejek dan di ikuti tawa yang lainya.Mentari memejamkan matanya men

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Tiga puluh tiga

    Mentari kembali lagi ke tenda, dia melihat semua temanya sudah berkumpul.Mentari segera berlari dan berdiri di barisan paling belakang. mereka di jelas kan apa saja kegiatan yang akan di lakukan selama di sini.Setelah ini mereka akan membagi kan sembako yang mereka bawa ke pada warga setempat.Mentari mengambil beberapa sembako dan membagi Kan nya ke pada warga yang lewat."Makasih nak..." Ucap seorang ibu-ibu."Sama-sama Bu..." Ujar Mentari dengan tersenyum senang.Bug...Seseorang menabrak bahu Mentari dengan keras.Sehingga Mentari terjatuh. Hingga terduduk di tanah."Aw..." Ringisnya. Telapak tangannya tergores batu.Mentari menggeleng kan kepalanya. Pasti orang itu sengaja menabrak nya Hinga jatuh.Benji yang yang tak sengaja lewat, dia melihat Mentari terjatuh.

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Tiga puluh empat

    Mentari membaring kan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Kegiatan hari kedua disini, mereka mengunjungi pemukiman warga, mereka juga ke sekolah, membantu membersih kan masjid. Dan ke tempat-tempat umum masyarakat lain nya.Mentari membuka matanya lagi, walaupun tubuhnya terasa sangat lelah, tapi tetap saja matanya tidak mau tidur.Dia menghela napas berat, semenjak bertengkar dengan Benji. Entah mengapa dia merasa serba salah. Hatinya menjadi gelisah. Banyak ketakutan yang tidak bisa dia jelas kan.Semoga semua yang di rasa kan tidak benar, dia tidak boleh suka sama Benji. Karena mungkin sekarang sudah terlambat di ucap kan. Dia akan terlihat sangat egois nanti.Bahkan hari ini, Benji seperti nya makin membenci dirinya. Kalau biasa nya Benji akan melihat atau melirik nya sekilas saat mereka berpapasan. Tapi tadi Benji sama sekali tidak melihat nya sedikit pun.*****Hari k

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Tiga puluh lima

    Hari ini waktunya mereka semua pulang."akhirnya pulang juga...." Ujar Mentari dengan berjalan menuju bus.Baru saja Mentari hendak naik ke bus, namun seseorang lebih dulu menarik tangannya.Mentari menoleh ke orang itu."Loh kak mau kemana..?" Tanya Mentari.Orang itu adalah Benji, dia menarik Mentari entah kemana."Lepasin kak..." Ujar Mentari lagi, dia berusaha melepaskan tangannya. Namun tenaga Benji jauh lebih kuat dari pada dia.Benji terus menarik tangan Mentari, hingga sampai di mobilnya. Dia segera membuka pintu belakang mobilnya dan memasukan Mentari dengan paksa."Loh kak aku nggak....""Tari...." Ujar Lea memotong ucapan Mentari."Ha... Hai.." jawab Mentari dengan kaku.Benji pun masuk kedalam mobil.Dia langsung menyalakan mobilnya."A...ku naik bus aja kak" ujar Men

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Tiga puluh enam

    Mentari tak sabar ingin cepat sampai kerumahnya. Dia sudah tidak betah berada di motor Romi.Kalau dulu dia akan sangat senang, pergi berdua bersama Romi. Tapi sekarang dia malah membencinya.Semua hal pasti akan berubah pada waktunya, begitu juga perasaan.Romi terus mengajak Mentari bicara, namun Mentari hanya diam tidak menanggapi nya.Akhirnya, mereka pun tiba di rumah Mentari. Mentari segera turun dari motor Romi."Makasih.." ucapnya.Baru saja Romi mau menjawab, namun Mentari sudah lebih dulu masuk ke dalam rumahnya.Romi menatap sedih punggung Mentari."Sekarang kita jauh banget..." Ujarnya sedih. Dia merasa hubungannya dengan Mentari tidak akan membaik lagi seperti dulu, bahkan untuk berteman saja tidak mungkin.Sedalam itu luka yang dia berikan dulu, sehingga Mentari sangat membencinya.Andai Mentari ta

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Tiga puluh tujuh

    Sudah seminggu berlalu dan Benji tidak melakukan apa-apa. Membuat Mentari bernapas lega.Walaupun rasa khawatir nya juga belum hilang, dia takut Benji merencana kan sesuatu di luar pikirannya.Bahkan selama seminggu ini pun Mentari tidak pernah melihat Benji."Ye.. di tanyain malah melamun" ujar seseorang di sebelah Mentari."Eh.. kenapa?" Tanya Mentari tersadar dari lamunan nya."Lo mau mampir makan apa enggak?" Danu mengulang pertanyaan nya."Terserah..." Jawab Mentari.Dia ikut saja, karena dia yang menumpang di mobil Danu.Semenjak dari kemah kemarin hubungannya dan Danu semakin dekat sebagai teman.Dan Danu juga beberapa kali mengantar nya pulang, seperti hari ini."Dasar cewek..." Keluh Danu."Apa-apa terserah..." Ujarnya lagi.Mentari tersenyum melihat Danu yang kesal."Oh ya tumben kamu bawa mobil?" Tanya Mentari, karena biasanya Danu membawa motor."Lagi musim hujan,

Bab terbaru

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh lima

    Benji meraih tangan Mentari, lalu menggenggam nya erat. "Untuk orang yang pertama kali jatuh cinta, gue bingung sebenarnya mau bertindak bagaimana. Makanya akhirnya yang bisa gue lakuin cuma maksa lo buat jadi pacar gue.." ujar Benji melanjutkan ceritanya. Dia ingat banget waktu itu, dia memacari Mentari tanpa persetujuan Mentari, alias maksa. "Dan lo selalu nangis setiap gue deketin.." ujar Benji dengan tertawa lucu. Mentari pun ikut tertawa, dia takut banget sama Benji waktu itu. "Gue sempat mikir waktu itu, apa muka gue serem banget.." ujar Benji lagi. " Bukan serem, kakak tu ganteng. Cuma galak.." sanggah Mentari. "Kalau gue ganteng, kenapa lo nggak mau sama gue waktu itu?" Tanya Benji heran. "Ya... Karena aku nggak yakin kakak suka sama aku. Aku tu mikir kok bisa, orang kayak kakak, suka sama aku yang biasa aja.." ucap Mentari

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh empat

    "semakin gue perhatiin semakin gue tertarik sama lo.." ujar Benji melanjutkan ceritanya, nggak mau Mentari berlarut-larut dalam kesedihan nya.Mentari pun kembali mendengarkan cerita Benji."Walaupun lo sering di Jahatin, lo tetap semangat pergi kuliah, itu yang bikin gue salut. Lo tetap senyum setiap masuk ke kampus, dan walaupun sendirian gue ngelihat lo tetap bahagia, lo kayak punya dunia sendiri.." ujar Benji.Waktu itu tanpa sadar saat melihat Mentari tersenyum, Benji juga ikut tersenyum, seakan tertular."Akhirnya gue sadar, kalau ternyata kita sama, sama-sama sendirian dan kesepian. Lo sendirian karena di jauhi teman-teman lo, gue sendirian karena nggak mau dekat sama siapa pun.."Kala melihat Mentari dia seperti melihat dirinya sendiri, kesepian nggak punya teman. Tapi sebenarnya hidup mereka, nggak semenyedihkan itu. Mentari dan Benji sama-sama menikmati kesepian mereka. Karena itu membuat mereka tenang."Dari situ pula, gue m

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh tiga

    "turun dulu kaki gue kesemutan.." ucap Benji ke Mentari, akibat terlalu lama memangku Mentari."Lemah." Ucap Mentari pelan, dengan turun dari pangkuan Benji."Apa?" Ujar Benji, dia masih bisa mendengar ucapan Mentari."Nggak.." ujar Mentari dengan tersenyum semanis mungkin takut di amuk Benji. Karena sudah mengatainya.Sementara Benji nggak mau ambil pusing, dia meluruskan kakinya. Supaya kesemutan nya hilang."Kak gimana kalau kita ceritanya dengan duduk di sana aja" ajak Mentari dengan menunjuk sofa besar yang ada di dekat jendela kamar mereka.Mereka berdua biasanya duduk di sana kalau malam, terus lihat bintang-bintang.Mentari langsung berjalan ke sofa itu tanpa menunggu jawaban dari Benji."Wah... Banyak banget bintang nya..." Ujar Mentari dengan duduk di sofa itu.Tak lama Benji pun menyusul duduk di sana, saat kakinya sudah mendingan.Mau cerita aja, banyak Drama nya."Terus gimana?" Tanya Mentari t

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh dua

    "aku takut banget rasanya hiks..." Ujar Mentari di sela tangisnya.Benji menjauhkan wajah Mentari dari lehernya. Wajah Mentari terlihat sembab, dan matanya juga bengkak.Jujur Benji tidak suka kalau melihat Mentari menangis, apalagi itu karena dirinya."Udah.." ucapnya dengan menghapus air mata Mentari."Aku terus berpikir buruk, aku bingung kenapa kakak begitu? Apa aku ada salah?" Ujar Mentari mengungkapkan semua unek-unek nya.Benji terus menghapus air mata Mentari yang keluar, dia diam saja membiarkan Mentari mengeluarkan semua isi hatinya."Aku takut kalau kakak ninggalin aku sama Bachtiar, terus aku harus gimana?" Ujar Mentari sedih."Nggak akan..." Jawab Benji tegas.Cup.Benji mengecup bibir Mentari."Udah ya.." ujarnya sekali lagi, dengan mengelus pipi Mentari."Ta

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh satu

    "cium dong..." Ujar Benji dengan memajukan wajahnya ke depan muka Mentari.Dari acara kejutan tadi, sampai sekarang Mentari masih terus mendiaminya. Bachtiar juga gitu.Tadi Benji menitipkan Bachtiar dulu ke rumah mertuanya, dia harus membujuk Mentari dulu sekarang. Kalau masalah anaknya gampang, tinggal di beliin mainan aja nanti juga baik lagi."Tari..." Seru Benji, saat Mentari diam saja."Suaminya lagi ngomong juga, malah sibuk main handphone.." ujar Benji lagi.Benji mengambil hp yang ada di tangan Mentari, lalu mengantongi nya.Mentari menatap Benji dengan kesal."Makanya ngomong dulu..." Ucap Benji.Mentari membuang mukanya, dia masih kesal sama Benji. Mentari mengambil laptopnya, biarin aja hp nya di ambil sama Benji. Dia masih bisa main game dan nonton di laptop.Benji menghembuskan napasnya sabar. Dia ikut naik k

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh

    Benji jadi menyesal melakukan rencana kejutan ini. Dia menyesal membuat Mentari menangis sampai seperti ini.Selama mereka menikah, mereka nggak pernah merayakan anniversary. Bahkan Benji dan Mentari juga nggak pernah merayakan ulang tahun mereka selama mereka kenal. Kecuali ulang tahun Bachtiar.Alasan nya, kalau Mentari dia memang nggak suka ngerayain ulang tahun. Kalau Benji sendiri dia pasti sedih kalau ingat tentang perayaan ulang tahun, membuatnya jadi ingat dengan perlakuan papinya dulu.Kado ulang tahun yang Benji sangat ingin kan dari dulu. Yaitu di peluk dan di sayang sama papinya, tapi sayang sampai sekarang keinginan itu belum terwujud.Makanya Benji malas kalau merayakan ulang tahun.Dan di perayaan pernikahan mereka yang ke enam tahun ini lah, akhirnya Benji punya ide untuk pertamakali nya mereka harus merayakan nya."Rani siapa?" Tanya Mentari masih me

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Delapan puluh sembilan

    Mentari melajukan mobilnya menuju rumahnya. Dia harus segera pulang untuk bertemu dengan Benji.Walaupun mungkin Benji nggak ada di rumah. Mentari akan menunggu nya sampai Benji pulang."Mi.... kita langsung pulang?" Tanya Bachtiar.Mentari mengangguk kan kepalanya."Yes.." ucap Bachtiar senang."Kasihan Bambang, Sri sama Joko belum di kasih makan.." ujar Bachtiar.Bachtiar ingat sama binatang peliharaan nya. Yang dari kemarin dia tinggal, pasti mereka semua kelaparan.Mentari menggelengkan kepalanya, dia berharap semoga semua binatang peliharaan Bachtiar mati.Salah sendiri pelihara binatang aneh, kecoak, tikus bahkan kecebong.Nanti Mentari harus cari cara untuk membuang mereka semua.Setelah tiga puluh menit mobil Mentari pun tiba di depan rumahnya.Tin...tin...

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Delapan puluh delapan

    Mentari membereskan semua barang-barang nya, dia akan pulang hari ini.Nggak ada guna nya pergi-pergi begini, lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah.Lebih baik di hadapi dan selesaikan semuanya.Rasa kesal nya ke Benji semakin menjadi-jadi, karena sampai pagi ini Benji sama sekali nggak menghubungi nya dan mencarinya.Apa dia nggak khawatir anak dan istrinya hilang, batin Mentari."Mommy kita pulang sekarang?" Tanya Bachtiar, dia sibuk memasukan mobil-mobilan nya ke dalam tas sekolah nya."Iya, Tiar kan mau sekolah..." Ujar Mentari.Sebelum pulang Mentari harus mengantar Bachtiar sekolah dulu, dan menunggui nya sampai selesai. Setelah itu mereka baru pulang ke rumah."Tiar sini deh..." Panggil Mentari, menyuruh anaknya untuk mendekat ke arahnya."Kenapa Mommy..." Ujar Bachtiar, dengan berlari mendekat ke Mommy

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Delapan puluh tujuh

    Mentari mengajak Bachtiar untuk menginap di hotel. Mereka sudah pulang dari rumah Mila tadi.Mila menyuruh nya untuk bicara baik-baik dulu sama Benji.Tapi Mentari masih mau sendiri, jadi dia pura-pura pulang saja. Padahal dia sama sekali nggak pulang ke rumah. Dia lebih memilih untuk menginap di hotel untuk malam ini.Mentari menidurkan Bachtiar di kasur, Bachtiar sampai ketiduran sangking capek nya."Maaf ya nak..." Ucap Mentari sedih, dengan memandang wajah anaknya.Dia merasa bersalah karena harus membawa-bawa anak nya untuk pergi kayak gini.Mentari merebahkan tubuhnya, dia menatap langit-langit kamar hotel. Mentari menghembuskan napasnya berat.Kenapa harus ada cobaan begini di rumah tangganya.Apa mungkin Benji selingkuh? Tapi Mentari juga takut kalau dia salah paham.Mila menyuruhnya bicara baik-baik dulu sama Benj

DMCA.com Protection Status