Beranda / Romansa / SETELAH TALAK TIGA / Pangeran Bugatti Hitam

Share

Pangeran Bugatti Hitam

Penulis: Nurhayati Yahya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-03 05:16:29

Hingga beberapa saat tak ada yang menghampiri. Aku sudah tidak tahan lagi, nyamuk dan rintik hujan yang mulai turun mendorong sisi otakku untuk menghadang siapa saja agar menolongku.

Sadar tak punya pilihan lain, aku melangkah maju. Dari mengacungkan jempol hingga mengibaskan lengan ke atas sudah kulakukan. Namun tak ada satu pun yang peduli, kesal aku melepas hak tinggi yang masih membungkus sebagian kaki.

Kemudian melangkah maju hampir ke tengah jalan, aku menunggu mobil yang sudah tampak sorot lampunya dari kejauhan. Saat hampir mendekat aku langsung berdiri menghalangi.

Aku menutup telinga saat suara ban beradu dengan aspal khas rem mendadak berdecit nyaring. Bodoh amat! Yang penting tidak tertabrak dan berhasil menghentikan pemilik mobil agar aku bisa minta bantuan dan pulang.

"Woi! cari mati, ya?" teriak orang itu, aku melepaskan kedua tangan dari telinga berjalan ke sisi kanan, tepatnya di bangku pengemudi, gementar aku memanggil pria yang berteriak tadi, wajahnya tampak garang.

"Pak, tolongin saya! Motor saya lagi ngadat, nggak mau menyala, saya nggak tau harus pulang naik apa," ucapku menghiba dengan kedua tangan menyatu, memohon agar pria itu sudi menolongku.

 "Nggak bi—"

"Suruh dia masuk, Pak Joko!" aku tersentak, suara itu ... bukankah itu suara si bos mesum? Aku berusaha mengintip mencari kebenaran praduga, tapi penerangan yang minim dari lampu jalan dan kaca mobil yang gelap membuatku tak bisa melihatnya.

"Ya sudah, masuk!" seru pria galak tadi. Aku mengangguk antusias, "Makasih, Pak! Bentar ya, saya ambil tas dan kunci motor dulu," ucapku. Setelahnya aku segera berlari dengan kaki telanjang ke arah motor, menepikan ke emperan sebuah kedai yang sepertinya sudah lama tutup.

Gegas kuraih high heels, menjinjingnya hingga ke mobil, aku hendak membuka pintu depan, tapi si sopir galak itu menyuruhku duduk di belakang, kuturuti saja, dari pada nggak bisa pulang. 

Kutarik knop pintu mobil, kemudian mengenyakkan tubuh di samping pria itu, "Jalan!" serunya pada sopir, lagi-lagi aku dibuat terpana dengan suaranya yang benar-benar mirip suara si bos, siluetnya pun sangat mirip. 

Ah, tidak mungkin! Ini pasti halusinasiku saja, gara-gara kepikiran dengan tingkah dan kata-katanya kemarin. Ya, itu benar. Aku harus berterima kasih dia sudah menolongku, jangan sampai diturunkan di tengah jalan, bisa apes lagi nanti. Aku berdeham, hanya ingin memecah kesunyian, siapa tahu orang itu sedang melamun dan tidak mendengar perkataanku nanti.

"Maaf, saya mau berterima kasih, Anda sudah menolong saya," ucapku seramah mungkin. Aku memicingkan mata, hanya untuk melihat siluet wajahnya dari samping ketika lampu jalan yang kami lewati menyuluh dalam mobil.

"Tentu saja, ini yang kedua kalinya,"

"Maaf?" 

"Aku sudah menolongmu dua kali," Semakin penasaran diriku dibuatnya, suara berat itu semakin familiar saja di telinga.

"Maaf, apa kita pernah bertemu sebelum ini?" tanyaku hati-hati.

"Ya, kita pernah bertemu saat kau ingin bunuh diri, dan aku menyelamatkanmu," Alisku menaut kian dalam, apa orang ini salah alamat atau salah minum obat? Bunuh diri? Kapan aku bunuh diri? Aku terkekeh dengan rasa aneh.

"Maaf, mungkin Anda salah orang," ucapku memaksa tetap tersenyum dalam keremangan.

"Nyalakan lampunya, Pak Joko!" serunya pada sopir itu. Bagus, kenapa tidak dari tadi, aku penasaran dengan wajah orang salah alamat ini, masa dia bilang aku ingin bunuh diri, ish! Ada-ada saja.

 

Lampu sudah menyala, dengan gerak santai aku menoleh pada lelaki itu, begitu fokus netra tertuju sempurna padanya, pantatku refleks berpindah tempat, saking terperanjatnya aku sampai berdiri, walhasil kepala menubruk atap mobil.

"Aduh," ringisku. Pria itu ... Ya Tuhan, ternyata kecurigaanku sejak tadi benar, itu Pak Abimana—bos killer super mesum itu, bagaimana sekarang?

"Kau bisa merusak mobilku dengan jurus karatemu itu," Dia berucap santai, sedangkan aku sudah menciut karna syok terapi darinya satu menit lalu. Aku kembali duduk, kali ini menempel ke pintu mobil, dia melepas kaca matanya seraya menatapku datar.

"Kenapa? Kau terkejut? Iya Hanindiya Atmojo. Aku Abimana—atasanmu sekaligus orang yang sudah menolongmu dua kali," paparnya lagi, netraku membola dengan mulut yang kurasa sudah menganga.

"Bedanya kau tidak berterima kasih seperti malam ini, kau menghadiahkan tendangan di tulang keringku saat itu," 

Sempurna! Dia berhasil membuat aku menahan napas, dengan kepala tertunduk menatap dengkul. Bodoh, bodoh! Mimpi apa aku semalam hingga kesialan bertubi-tubi menghampiri hari ini.

"Ma—af, Pak ... ta—pi saya tidak pernah mencoba bunuh diri," cicitku gugup. 

"Seperti yang saya katakan sebelumnya. Maaf tidak akan menyelesaikan masalah, terlepas dari apa pun alasannya, kamu hutang budi dua kali, so harus patuh dan ikut semua keinginan saya," ucapnya tegas. Sedang aku sudah menciut di pojok mobil, mau membantah takut diturunkan di sini, mana jalanan sepi lagi. Sial! Terpaksa aku duduk diam tanpa bantahan sedikit pun.

"Di mana rumahmu?" tanyanya lagi.

"Lurus saja, Pak. Ujung sana belok kanan," terangku meliriknya dari sudut mata. 

———

Tiba di depan rumah, aku memberanikan diri menoleh pada pria itu, dia terlihat tenang setelah membuatku gugup setengah mati.

"Terima kasih tumpangannya, Pak! Saya permisi," ucapku seraya beranjak turun.

"Wait!" Aku berhenti kala mendengar panggilannya, kaca mobil yang sudah tertutup dia turunkan, aku merunduk demi melongok menanyakan ada apa. Baru hendak membuka mulut.

"Ambil sepatumu, saya bukan pangeran dalam kisah Cinderella, lagi pula tidak perlu meninggalkan jejak, kita akan bertemu besok dan ... seterusnya, di kantor," 

What the f*ck? 

Aku bangkit lantas menengadah, menghirup pasokan oksigen sebanyak-banyaknya. Rasanya ingin kumakan saja lelaki kepedean macam dia, dengan geram aku tarik pintu mobil cepat, meraih sepatu dengan gerak kasar, kutatap dia dengan hati dongkol.

"Dasar ge-er!" Kubanting pintu mobilnya keras setelah membalas dia, rasanya sangat jengkel, tak kuhiraukan tatapan terkejut pria itu, mungkin heran dengan kelakuanku barusan, bodo amat! Yang penting aku sudah sampai rumah. 

Gegas aku melangkah masuk, meninggalkan Bugatti hitam mewah yang pemiliknya mungkin masih plonga-plongo di dalam sana. Rasain! Memangnya aku nggak bisa melawan, belum kenal saja dia siapa Hanin. Huh! Menyebalkan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
MOON
novel ini karakternya gak konsisten. membingungkan, karna dikit2 astagfirullah, wallahi, tapi selang seling nyebut f*ck
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SETELAH TALAK TIGA   Si Individualis yang Posesif

    Malam merangkak semakin larut, aku bergegas tidur setelah menyelesaikan makan malam seorang diri. Jika sudah seperti ini, ajakan Dian sepertinya akan jadi opsi terbaik.Aku merebahkan bobot tubuh di ranjang, menarik selimut hingga batas leher. Baru sekejap memejamkan mata, ponsel di nakas bergetar mengusik lena yang sudah hinggapi pelupuk mataku."Halo?" sapaku seraya menguap dengan mata setengah terbuka. Aku tak melihat siapa yang menelepon, asal saja.[Besok datang lebih awal, jam tujuh kurang sepuluh menit harus stand by di ruangan saya, telat satu menit hukuman kamu saya tambah,] Aku tahu ini si mesum, malas sekali bicara dengan orang sombong sepertinya."Hmmm," jawabku tanpa bicara, selain kantuk yang semakin menyerang, rasa malas menanggapi pun ada.[Hmm apa? Kau mendengarku atau tidak?]"Hmmm,"[Dasar wanita aneh, awas kalau terlambat!]"Hmmm,"Gerutuannya samar-samar terdengar, entah apa lagi yang dibicarakannya setelah itu, aku sudah tidak tahu, ngantuk.***Kriiiiiiiiing!Su

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • SETELAH TALAK TIGA   Bos Medit

    Setelah kecanggungan yang mendera di peristiwa pantry, aku langsung ditunjuki ruangan oleh pria penuduh itu. Dia bilang aku asyik pacaran? Dengan Brian? Ya Tuhan ... sungguh membangongkan.Pak Abi bahkan tak membiarkan Brian mengantarku, dia langsung menyuruh pria itu kembali ke mejanya."Kamu tempati ruangan lantai atas, agar lebih cepat datang saat saya panggil," ucapnya dengan raut tegas."Baik, Pak!" sahutku kesusahan mengikuti langkahnya yang lebar. Hingga tiba di depan sebuah ruangan dia berhenti mendadak, walhasil aku hampir saja menabrak punggung tegap itu.Aku melangkah masuk menyusulnya, ruangan bernuansa krem menyapa penglihatan, dia menunjukkan meja kerja lengkap dengan kursi putar, dan semua kebutuhan yang diperlukan untukku bekerja."Oke, saya akan mengirim jadwal saya melalui email, tugas pertama kamu hari ini, atur sebaik mungkin jadwal rapat dan kepemimpinan!" serunya. Aku mengangguk paham."Baik, Pak! Akan saya kerjakan," sahutku."Bagus!" ucapnya, kemudian berbalik

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • SETELAH TALAK TIGA   POV Abimana

    Hari itu sepulang dari kantor, aku enggak sengaja melihat seorang gadis cantik yang tengah berdiri di pinggir pembatas jembatan. Dia menangis, menatap nanar ke bawah sana, Ya Tuhan, apa dia mau bunuh diri? Kasihan, mana masih muda.Gegas aku turun, menarik tangannya secepat kilat, takut kalau terlambat malah dia terjun duluan ke bawah sana. Wajahnya menubruk dadaku, really itu bukan sebuah kesengajaan, aku menariknya terlalu kencang hingga kami bertabrakan.Namun reaksinya diluar dugaan, dia berhenti menangis, raut wajahnya berganti marah, lalu ....Trak! Shit! Ouch damn girl! Dia malah menendang tulang keringku, aku meracau sembari menahan sakit, kujelaskan bahwa maksudku menolong dia, berharap dia paham, minimal minta maaf dan mengatakan terima kasih. Tapi dugaanku meleset lagi, dan sekarang dia mengataiku cabul dan melenggang pergi begitu saja. Come on, pria sebaik aku? Cabul? Ya Tuhan, siapa gadis itu, berani sekali dia mengabaikan dan berkata kasar pada seorang Abimana. Awas ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • SETELAH TALAK TIGA   Restu

    Selama satu hari ini aku dibuat tak sabar oleh wanita itu, Hanindiya Atmojo, apa sebenarnya yang dia miliki hingga aku begitu tertantang untuk mengetahui lebih banyak tentangnya? Terlebih setelah pertemuan kami malam itu, saat motornya mogok dan menghadang mobilku di tengah jalan, keberaniannya serta sikap yang terlihat percaya diri bagai magnet yang membuat aku semakin tertarik dan penasaran.Aku menelepon Aldo—anak buahku untuk mengambil motor wanita ceroboh itu di jalan, dia bahkan tak takut motor itu akan dicuri, ya walau pun motornya seburuk itu. Lebih pantas dijual di penampung barang rongsokan.Aku menyukai ekspresi terkejutnya, raut wajahnya saat mendadak marah, itu semua bagaikan mood booster, layaknya candu yang memaksaku kembali menjahilinya. Oh Tuhan, apa aku terpikat janda sekarang? Come on Abi! Wanita itu hampir menguasai pikiranmu saat ini!Saking tak bisa tidur aku meneleponnya, mencari alasan agar kami bisa bertemu lebih cepat besok. Meski sedikit tidak puas dengan j

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • SETELAH TALAK TIGA   CEO From Arktik Ocean

    Saat pulang kerja, aku mendapati pagar rumah terbuka, padahal aku yakin sudah menutupnya pagi tadi, tapi siapa yang membukanya, rasanya tak mungkin jika hanya tertiup angin, ini adalah pagar besi, lalu siapa?"Hanin!" panggil Bu Rami, aku menoleh lantas menghampiri saat wanita paruh baya itu semakin dekat, kini kami berhadapan hanya pagar sebagai penyekat."Ya, Bu?" tanyaku."Tadi ada yang nyariin kamu," terangnya, aku mengernyit alis penasaran, menanyakan siapa yang mencariku. Bu Rami terlihat menggaruk kepalanya sebentar."Itu ... suami kamu sama perempuan cantik, mereka naik mobil mewah," terangnya, aku sedikit terkejut, untuk apa pria itu datang lagi? Belum puaskah dia meremuk hatiku?“Terus motor kamu juga ada yang ngantar, sepertinya orang bengkel dari seragamnya, mereka nitip kunci ke saya,” ucapnya lagi, aku menoleh pada motor yang sudah terparkir di teras."Bentar ya, saya ambil kunci motor kamu dulu," Bu Rumi berlalu ke dalam rumah. Tak lama wanita paruh baya itu keluar, ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • SETELAH TALAK TIGA   Jeep Wrangler Rubicon

    Tiba di ruangan bos, aku bergegas masuk, di sana dia sedang sibuk dengan laptopnya, pria itu hanya melirik aku sekilas."Maaf, Pak, itu jadwal yang sudah saya atur, Bapak bisa memeriksanya sekarang," ucapku. Dia menutup laptopnya kemudian beralih memeriksa map yang kubawa."Bagus, sekarang pergi ke pantry dan buatkan saya mie, persis seperti yang kamu makan semalam, cepat!" serunya, aku membelalak. Jadi dia masih dendam? Ah, ya! Aku lupa, mana mungkin Pak Abimana yang sangat arogan itu bisa melupakan kejadian semalam."Tapi kan sebentar lagi meeting, Pak. Nanti kalau mulut bapak belepotan dan ada minyak-minyaknya gimana tuh? Nggak apa-apa diliatin sama relasi kita nanti?" tanyaku menakutinya, demi apa pun hanya lima belas menit lagi meeting kami akan dimulai.Dia terlihat berpikir, lalu menatap tajam padaku, "Oke, tapi setelah meeting nanti kamu harus buatkan untuk saya, are you understand?" Kata-katanya penuh penekanan, aku menabik padanya."Aye-aye, Boss!" seruku, dia semakin menaja

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • SETELAH TALAK TIGA   Part 12

    [Saya tau, Hanindiya. Saya di mobil, tepat di depanmu, cepat masuk! Jangan harap saya mau jemput pakai payung, ini bukan drama Korea. Hurry up, i don't like waiting,]"Tapi bagaimana dengan motor saya, Pak?""Ck! Biarkan saja! Nanti dijemput orang suruhan saya," sahutnya kemudian memutus panggilan. Aku menatap mobil itu ragu-ragu. Naik tidak ya?Biiiiiip!Aku terperanjat mendengar klakson mobilnya, kemudian meraih tas dan menarik kunci motor. Aku payungi kepala dengan tas lalu berlari secepat yang aku bisa ke arah mobil mewah Pak Abi.Sama saja, blazerku terlanjur basah dengan rinai hujan. Gegas membuka pintu mobil lantas memasukinya, di sampingku Pak Abi menatap dengan tatapan yang tak bisa di artikan.Pria itu seperti sedang menghindar, netranya bergerak seperti orang gelisah, lalu aksinya sukses membuatku beringsut dengan tangan yang refleks menutupi bagian depan tubuh, dia ... melepas jasnya."Buka blazermu!" titahnya lagi-lagi membuatku tersentak kaget. Apa yang akan dilakukannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • SETELAH TALAK TIGA   Bab 13

    Aku tak dapat menolak ajakan Pak Abi yang katanya mau mengenalkanku pada seseorang, dia bilang ini adalah bagian dari hukuman atas semua kesalahan baik sebelum dan sesudah aku bekerja di perusahaannya.Saat jam pulang tiba, dia memanggilku ke ruangannya. Dan di sinilah aku, duduk berhadapan dengan pria yang paling menyebalkan seantero kantor."Kenapa Bapak melihat saya segitunya? Ada yang salah?" tanyaku sedikit risi dengan dia yang menatapku sejak tadi."No, sorry, saya ingin tanya satu hal," ucapnya menjeda ucapan, seperti tengah menunggu persetujuanku. "Sure, tanya apa?" "Kenapa gaya busanamu mendadak berubah?" tanyanya."Saya rasa itu urusan pribadi, Pak. Bapak tidak perlu tau," sahutku datar. Mana mungkin aku menjelaskan asal mula aku memakai baju tertutup padanya. Walaupun pada akhirnya aku memutuskan itu karena ingin berubah jadi lebih baik, tapi tetap saja."Hmm, oke. Tapi, kamu ikut saya setelah ini," ucapnya."Iya, Pak. Saya sudah setuju sejak siang, tidak usah diulang-ula

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13

Bab terbaru

  • SETELAH TALAK TIGA   Melabrak Pelakor

    Terhitung sudah satu minggu Mas abi mendiamkanku, sementara itu aku tetap bekerja seperti biasanya dengan posisi baru yang diberikan oleh eyang.Hari ini aku berangkat seperti biasa, suamiku tidak masuk, menurut informasi yang kudengar dia ada rapat di luar kantor bersama dengan rekanan bisnisnya yang juga akan ditarik ke kantor kami untuk investasi besar-besaran, dalam sebuah project baru yang digadang-gadang akan menjadi proyek terbesar selama perjalanan bisnis Wira Bangsa Group.Namun anehnya aku tidak dilibatkan di dalam rapat itu, tapi aku juga tidak melihat kehadiran Kiara hari ini, berbagai sangka buruk pun mulai merasuk, apa mereka pergi bersama dan sengaja tidak mengajakku?Karena hati tak tenang aku kemudian menghubungi eyang, dengan lugas aku menceritakan semuanya tentang project tersebut tanpa melewatkan satupun, "Aku tidak diberitahu apa-apa, Eyang, dan aku juga tidak melihat Kiara di sini," aduku.Aku mengangguk mendengar perkataan eyang di seberang sana, pemikiran kami

  • SETELAH TALAK TIGA   Dingin

    Para karyawan lain telah berlalu pergi, begitu pun Kiara, di dalam ruangan luas yang terasa pengap sebab suasana mencekam, aku tinggal dengan Mas Abi dan eyang.Lelaki itu berdiri dengan sebelah tangan memegangi sandaran kursinya, ia meraup wajah berkali-kali, helaan napasnya pun terdengar berat.Aku melihat ke arah Eyang, wanita sepuh itu terlihat duduk dengan tegak, tatapannya menyorot lurus tak goyah. Cucunya mengintimidasi, sementara ia tak merasa bersalah dengan keputusan yang sudah diambil ini.“Apa ada lagi yang ingin kau bicarakan, Abimana?” tanya Eyang. Tampak lelaki itu tersenyum getir, ia menatap lekat pada wajah sepuh, “Aku sangat tersanjung dengan kejutan ini, Eyang. Sekarang, bolehkah aku bicara dengan Hanin sebentar?”“Tidak.” Ia menoleh dengan tatap tajam pada suamiku, “Aku tahu kau ingin menekan Hanin karena keputusanku. Dia tidak bersalah, asal kau tahu Abimana. Jika ingin protes atau menentang keputusan ini, bicara langsung pada eyang, jangan serang istrimu yang tid

  • SETELAH TALAK TIGA   Peresmian (Kejutan Tak Terduga)

    Setelah satu minggu aku menerima kabar dari Eyang, beliau meenelepon dan mengatakan padaku agar bersiap-siap, karena besok adalah hari pertamaku di Wirabangsa Group, tentu saja tanpa sepengetahuan suamiku, mas Abimana.Dan di sinilah aku sekarang, berdiri di depan cermin dan menatap pantulan bayanganku yang sudah siap dengan balutan busana formal yang sudah begitu lama tidak kukenakan.Kurapikan hijab label Bella square putih yang kukenakan, blus berwarna baby blue ini sangat cocok kala kupadupadankan, bawahan celana cutbray putih dan tas senada, aku melangkah keluar dengan hak tinggi yang menunjang penampilanku.Mas Abi sudah berangkat sejak pagi, aku menemui Daisyhara, ia juga terlihat cantik dengan baju senada denganku, kami akan berangkat ke kantor itu bersama-sama, sesuai arahan Eyang, bahkan begitu kami keluar mobil utusannya sudah menunggu."Kau siap, my little princes?" Daisyhara mengangguk dengan senyum semringah terpatri di bibirnya, "I'm ready, Mom!" Kami berdua lantas turu

  • SETELAH TALAK TIGA   Menemui Eyang

    Setelah percakapan panas semalam kami tidak saling bicara lagi, aku putuskan menemui Eyang untuk membicarakan masalah di perusahaan kami. Aku pergi ke sana tanpa sepengetahuan mas Abi, walaupun ia akan membiarkanku pergi, tapi aku tetap tidak ingin memberitahunya. mobil yang aku tumpangi berhenti di depan pelataran rumah besar di mana pertama sekali mas Abi membawaku kemari untuk dikenalkan pada satu-satunya keluarga yang dia miliki, bahkan kenangan manis itu masih melekat di ingatan.Aku bersama Daisy masuk ke dalam, ART baru yang dipekerjakannya mengatakan bahwa Eyang sedang di belakang, ia tidak berubah walaupun masa telah berganti, wanita sepuh itu suka menghabiskan waktunya di kebun kecil penuh anggur yang ia tanam dengan tangan sendiri.Aku langsung menuju ke arah sana, kami menghampirinya yang sedang memetik beberapa anggur dengan keranjang di tangannya, "Eyang ... assalamu'alaikum," panggilku. "Walaikum Salam." Wanita sepuh itu menyahut salamku seraya menoleh, tampaknya ia t

  • SETELAH TALAK TIGA   Pilihan Untuk Abimana

    Menjelang sore mas Abi pulang, wajahnya tampak lesu hari ini, priaku sepertinya kelelahan. Lekas aku menyambut tas yang ia bawa kemudian meraih tangan itu dan mencium dengan takzim. “Mau kuambilkan kopi?” tawarku. Dia mengangguk seraya tersenyum tipis, selanjutnya menjatuhkan tubuh di sofa, tampak jemari tangannya memijit pangkal hidung, itu pertanda ia sedang dalam masalah, aku berlalu mengambilkan kopi untuknya, setelah itu menghidangkan di meja. Mas Abi mengambilnya lantas hanya menyesap sedikit, ia memutar-mutar cangkir di atas piring tersebut, seterusnya pria itu termenung. Yang aku herankan, dia tidak bercerita sepatah kata pun, biasanya suamiku begitu ekspresif, ia akan membagi semua masalahnya denganku, sekecil apapun itu. “Mas, kamu baik-baik saja?” tanyaku, dia menoleh sejenak, kemudian mengangguk, “Mas oke, Sayang, hanya sedikit lelah,” sahutnya. Ia seperti baru tersadar, menoleh ke sekitarnya lalu menanyakan keberadaan putri kami, “Di mana Daisy?” “Tadi sopir eyang jemp

  • SETELAH TALAK TIGA   Tawaran Kiara

    Aku dan Kiara duduk berhadapan di ruang tamu, sejenak kami saling terdiam, aku melihat tatapannya sendu kala menatap Daisy, putriku itu memang terkesan cuek dengan orang yang tak dikenalnya.Sikapnya juga seperti orang dewasa, jika ada tamu, ia tak akan datang kalau tak dipanggil lebih dulu, apalagi mengganggu, Daisyhara tak sama dengan bocah seusianya, dia manja pada orang tuanya, tapi tahu waktu.aku memanggil Bibi Wara untuk menyajikan minuman, bagaimanapun wanita ini tamu, aku harus menghormatinya terlepas dari apapun status yang berhubungan denganku di masa lalu. Jika dipikir-pikir ini sungguh gila, bagaimana tidak, Kiara adalah mantan istri dari mantan suamiku, juga mantan pacar dari suamiku yang sekarang. Lihatlah, dunia yang sempit membuat kami berada dalam lingkaran yang rumit, tapi itulah takdir yang sudah tertulis.“Apa dia putrimu?” tanya Kiara tiba-tiba, ia tak mengalihkan tatapannya dari gadis kecilku.“Ya, dia putriku dan mas Abi.” Kiara tersenyum, “Cantik sekali, mata

  • SETELAH TALAK TIGA   SEASON 2 (Bab 1)

    Lima tahun kemudian ....Di dalam sebuah mansion mewah tampak sepasang suami istri sedang mengawasi seorang anak perempuan berusia kisaran empat tahun yang sedang aktif-aktifnya.“Daisy jangan ke sana, Nak!” seru Hanindiya, wanita itu mengejar buah hatinya yang sedang berlari keluar. Abimana yang sudah siap berangkat kerja langsung bangkit menyusul mereka.Pasca menikah dengan Hanin Abi membeli sebuah mansion untuk ditinggali bersama dengan keluarga kecilnya, ia memutuskan pindah dari apartemen lama yang ditinggali saat masih bujang.Kini keluarga mereka utuh dan bahagia, dikaruniai seorang putri yang sangat menggemaskan.Abi bangkit dari duduknya, ia bergegas mendekat pada pintu utama yang terbuka lebar, tampak istrinya sedang menggendong Daisyhara putri tunggal mereka yang cantik dan pintar.“Sayang, mas berangkat dulu, ya?” Hanin mengangguk, ia mendekat, meraih tangan suaminya dan mencium dengan takzim, Abimana meraih belakang kepala sang istri, balas mengecup keningnya lembut.“Ha

  • SETELAH TALAK TIGA   Bab 45

    Gema doa-doa terbaik memenuhi aula gedung berdekorasi indah, aku pun ikut menadahkan tangan meminta pada-Nya, semoga biduk kedua yang kutumpangi tidak karam di tengah jalan seperti sebelumnya. Aku memiringkan tubuh menghadap suamiku, meraih tangannya kemudian mencium takzim, dia menyentuh kepala ini melantunkan doa di atasnya. Kemudian aku menegakkan tubuh, netra kami beradu, dia tersenyum padaku. Kubalas senyum itu seiring jantung yang kian berdentam hebat, dia mengikis jarak di antara kami, kemudian sebuah kecupan mendarah di dahi ini, lama dan sanggup membuat hatiku menghangat karenanya. "Ciyeeee!!! " Itu suara Dian dan para karyawati lain, mereka beramai-ramai memfoto bahkan mungkin saja memvideokan kami, tak seperti biasanya, Mas Abi kali ini tersenyum, tak ada raut marah padanya, aku tau dia tengah berbahagia, aku pun begitu. Setelahnya kami diiring ke luar gedung, lalu berjalan berdampingan menuju pelaminan, Dian mengangkat ujung gaunku yang menjuntai, sedangkan aku menggan

  • SETELAH TALAK TIGA   Bab 44

    Desember sendu, hujan mengguyur di luar sana, aku tengah menyesap secangkir kopi, cairan hitam terfav buatan calon istri. Ya, masih calon, sebutan itu akan segera berganti."Kira-kira di wedding reseption kita bakalan ujan nggak ya, Mas?" tanyanya menatap lurus bulir-bulir rahmat yang tengah tumpah di luar sana, aku meletakkan kembali cangkir kopi di meja."Entahlah, Mas juga nggak bisa jamin, kalau penghujan terus terpaksa kita ganti konsep dari outdoor ke indoor," sahutku menoleh padanya, alis serupa sabit itu langsung menaut."Nggak bisa gitu, dong! Kita udah sewa tempat dan udah bayar jugak, masa dibatalin lagi, sih?" protesnya tak terima, kutarik napas dalam.Satu minggu berlalu, hubunganku dan Hanin semakin intens, kami melakukan semua bersama, begitulah kami akhir ini, sering beda pendapat, kadang bisa cek-cok karna hal kecil.Tapi demi Tuhan aku tak mempermasalahkan perbedaan ini, justru itu adalah warna sendiri dalam hubungan kami, kutatap wajahnya lekat."Terus mau bagaimana

DMCA.com Protection Status