Share

22. Gengsi

"Suka-suka aku dong, mau manggil apa pun. Kalau mau aku pertanyakan, kenapa kamu juga memanggilku Om Do? Namaku Muhammad Refaldo." Pria itu mengangkat pundaknya seakan menantangku.

"Aku aku cuma mengikuti Rendy yang menyebutmu seperti itu." Aku membela diri dan memang itu alasan yang sebenarnya.

"Rendy sudah jelas keponakanku jadi dia sudah sepantasnya memanggilku dengan sebutan Om. Lalu apakah pantas seorang istri memanggil suaminya dengan sebutan Om?" Jawabnya penuh penekanan.

"Dengar ya, Om. Apa perlu aku tegaskan sekali lagi. Om itu suamiku hanya di atas kertas, jadi jangan permasalahkan, aku mau memanggil Om dengan sebutan Paman, Bapak, atau apa pun."

Aku kembali menutup pintu dengan keras. Perasaan kesalku sudah di ubun-ubun, mungkin bisa jadi karena efek lapar ditambah sikap Om Do yang keras kepala.

***

Satu jam aku hanya mondar-mandir di dalam kamar. Mau tidur juga tidak terlelap karena memang tadi sudah tidur sepulang dari kampus. Apalagi sekarang perutku sudah sangat lapar.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Najib Rizkon
ceritanya bagus ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status