Beranda / Rumah Tangga / SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN / Terimakasih Menceraikanku, Mas!

Share

Terimakasih Menceraikanku, Mas!

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-06 19:08:44

“Kalau memang kamu mau cerai, ya sudah kita cerai saja.” Suara Haris mampu menghentikan aktifitas Salma dalam sekejap.

Pria itu sudah merasa muak dengan sikap Salma, yang menurutnya sudah keterlaluan. Bukan cuma terlalu dekat dengan Reynand yang bukan mahramnya, Salma juga bersikap berlebihan dengan mengompori anak –anaknya mengenai perceraian mereka. Bukankah anak kecil seharusnya tidak mendengar hal –hal buruk mengenai mereka? Dan setelah ini Salma pasti akan puas mendengar kata –kata Haris.

Wanita hamil yang tadi tengah mengaduk susu dalam gelas menoleh ke arah Haris dengan cepat. Dua mata salma melebarkan mata, seolah tidak percaya bahwa Haris akan menuruti kemauannya. Dia pikir akan ada perdebatan pelik di Pengadilan nanti, karena Haris yang egois keukeh tidak mau menceraikan.

“Apa sekarang kamu menceraikan aku, Mas?”

“Stt ... pelankan suaramu. Apa kamu tidak memikirkan Abram? Dia masih syok dengan perpisahan ke dua orang tuanya,” bisik Haris menekan. Matanya menatap tajam ke ked
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
unai
klu hamil bukannya gak boleh cerai ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Permintaan Terakhir Haris

    Reynand menatap wanita yang berdiri di depan kamar pasien dengan tatapan redup. Seolah perjuangannya ikut meredup melihat bagaimana cara Salma menatap objek di dalam kamar tersebut. Dari tatapannya, Reynand bisa tahu bahwa cinta wanita itu ke pada Haris masihlah sangat besar.Lelaki yang mengenakan kaos dipadu jaket kulit itu bereaksi ketika akhirnya langkah Salma terayun masuk ke kamar di mana Haris dan Abram berada. Kakinya sempat ikut terayun, seolah –olah akan mencegah Salma agar tidak dekat –dekat dengan Haris lagi. Namun, ia lekas sadar posisinya. Bahwa Reynand bukanlah siapa –siapa dan hanya orang luar yang bisa menguasai dari kejauhan, tanpa boleh ikut campur.Dijatuhkan bobot ke kursi pasien kembali. Dan berusaha tenang berada di sana menunggu Salma. Dia perlu mendapat kepastian apa yang bisa ia lakukan untuk pujaan hatinya itu. Namun, tampaknya Salma lupa memberi tahu selain permintaan menjaga jarak. Ini semua karena kedatangan Haris.“Sabar ... sabar ... semakin berat perju

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Kontraksi

    Sampai di mobil, Haris tidak langsung menyalakan mesin. Dia jadi ingat kepada tiga anaknya yang masih berada di rumah mertua di Bogor. “Aku merindukan mereka,” gumamnya selagi tangannya kembali merogoh ponsel dalam saku kantong.Pria itu berniat menghubungi mereka dan menanyakan kabar. Nomor yang bisa dia hubungi adalah nomor Agni dan Ibu Aminah –ibu mertuanya. Yang pertama dia hubungi tentu saja adalah Agni putrinya, seseorang yang lebih dekat dibanding ibu mertuanya yang tempo hari juga ikut marah dan mengusir Haris.Panggilan itu sudah tersambung, akan tetapi Agni tidak mengangkat. “Apa dia sedang sibuk?” Haris bertanya –tanya.Setelah nada bip berhenti, Haris tak menyerah dan memanggilnya lagi. Hal yang sudah dia biasakan pada siapa pun, ketika menghubungi mereka. Tidak akan langsung menyerah di panggilan pertama, dan mencobanya hingga dua kali.Namun, tetap saja ... tidak ada jawaban dari orang di ujung telepon. Haris menyerah, dia merasa sungkan jika menghubungi Ibu Mertua yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Harga Sebuah Penyesalan

    Namun, baru saja akan meraih ponsel di tangan Reynand, tiba –tiba Salma berhenti. Tangannya kontan memegangi perutnya yang buncit. Ada rasa sakit hebat di perut bagian bawahnya yang membuat wanita itu kesakitan.Mata Reynand melebar karena itu. “Salma kamu enggak papa?”“Umi! Umi nggak papa?!” teriak Agni dan Haqi adiknya, yang melihat di layar ponsel.“Salma kamu nggak papa? Kamu pasti mengalami kontraksi karena terlalu lelah!” Reynand berspekulasi.“Aku nggak papa, Mas.” Salma merasa risih ketika tangan Reynand menempel di tubuhnya. Sekuat apa pun dia menahan, tetap saja rasa sakit itu memaksanya untuk menyerah saja.Benar kata Ryenand, bahwa Salma merasakan kontraksi hebat di perutnya. ‘Mungkinkah karena kecerobohanku, anakku akan lahir prematur?’ batin Salma menyalahkan diri sendiri.“Maaf, Salma. Aku tidak mungkin membiarkanmu.”Namun Reynand tidak peduli bagaimana reaksi tak nyaman dan penolakan Salma. Dia yang tidak bisa berpikir jernih, langsung membopong tubuh Salma untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Harus Melahirkan

    "Nek, ayok kita susul Umi!" rengek Agni yang sangat khawatir"Naik apa Agni?" Neneknya menolak dengan alasan transportasi. Namun, Agni adalah remaja yang pikirannya sudah dewasa dan berani ia langsung menjawab itu dengan solusi."Aku ada nomor Mbak Maya Nek. Sekarang Agni akan menelponnnga!" sahut Agni cepat. Dia bahkan langsung merogoh ponsel untuk menghubungi driver langganan keluarganya tersebut.Nenek hanya geleng-geleng. Di tak yakin apa harus pergi membawa anak -anak itu ke Bekasi. Takut saja jika malah jadi beban baru untuk Salma."Apa tidak sebaiknya kita tunggu Abi kamu saja, Agni?" Nenek memberi pertimbangan lagi."Heh, Abi?" Gadis remaja itu berdecih. Meremehkan. "Nenek. Masih mau menyimpan harapan pada pria sepertinya. Kalau Agni maaf saja. Tidak bisa Nek," jawabnya kesal. Namun, kekesalan itu segera teralihkan begitu orang di ujung telepon mengangkat panggilannya."Halo, Mbak Maya assalamualaikum." Disapa Maya dengan mengucap salam. "Waalaikumsalam warahmatullahi waba

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Meninggal Dunia

    “Salma harus melahirkan, Mas. Dia akan dioperasi. Aku harus bagaimana sekarang, Mas?” tanya Haris lemah.Reynand menghela napas berat. Ia berusaha mengendalikan emosinya yang ingin menghajar Haris. Karena ada Abram dan keluarga Haris yang harus Reynand hormati.Bagaimana mungkin Reynand tidak marah. Semua ini tidak akan menimpa Salma, dan wanita itu perlu semenderita sekarang, kalau saja Haris tidak melakukan perbuatan busuk pada Salma.Ditepuknya bahu Haris perlahan, lalu diremas karena ada emosi di sana. “Kamu ....”Mama Haris mendorong roda di kursinya sendiri. Sampai Lily terkejut dan mengangkat tangan akan meraihnya, akan tetapi wanita tua itu sudah bergerak mendekat ke arah Om –nya, Haris.“Apa maksud kamu, Ris? Salma harus melahirkan? Dioperasi? Tapi bukankah usia kandungannya belum cukup bulan?” tanya wanita tua itu syok.“Iya, Ma. Salma mengalami kontraksi.” Haris menjawab lirih. Suaranya nyaris tak terdengar karena rasa bersalahnya pada perempuan itu.“Apa yang terjadi seben

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Kondisi Akhir Salma

    “Ba ... pak?” Satu dua air mata Inggit jatuh menetes ke pipinya yang bersih.“Yang kuat ya.” Seorang suster mengusap punggung Inggit seolah ingin menguatkannya.Di ujung telepon yang belum Inggit matikan panggilannya, seseorang terus memanggil namanya.“Halo, Nggit? Apa yang terjadi? Siapa yang meninggal?” tanya Albi yang emosinya langsung reda ketika mendengar teriakan Ibu Inggit di seberang. Wanita itu histeris, memanggil Bapak Inggit dan tidak mau orang itu mati.“Sial.” Abi tidak mendapat jawaban lagi dari Inggit. Namun, meski tdaik mendapat jawaban, dia tahu kalau yang mati di rumah sakit adalah Karim, Bapaknya.Perempuan cantik itu pasti sedang syok sekarang.“Memangnya kecelakaan apa sih? Tabrakan?” gumam Albi sembari bangkit dari tempat duduknya dan bersiap pergi berganti pakaian.Dia berniat datang ke rumah sakit. Rasanya tidak pantas saja, sementara dia dekat dengan Inggit dan bahkan sampai melakukan hubungan suami istri, tapi dia diam saja di rumah. Lagi pula, Albi harus me

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Nikahilah Salma, Rey!

    Agni langsung menyerahkan ponsel ke tangan neneknya, setelah dia mengklik icon berwarna hijau untuk menerima panggilan dari Reynand, Om –nya. Kini posisi mereka sudah berada di atas mobil yang dikemudikan Maya, menuju Rumah Sakit di Bekasi di mana Salma dirawat. “Assalamualaikum.”“Waalaikumsalam.” “Halo, Rey, bagaimana kondisi Salma, Nak?” Wanita tua itu langsung menanyakan putrinya begitu mendapat panggilan dari Reynand.Aminah memiliki firasat buruk sejak tadi, itu kenapa dia akhirnya mengabulkan keinginan Agni untuk ikut datang ke RS bersama ke dua adiknya. “Kami masih menunggu di depan ruang operasi, Bi. Tolong berdoa saja, doa Ibu pasti Allah kabulkan untuk Salma.” Reynand mengucap sedih, menatap ke arah Haris yang duduk di seberang sana dengan raut wajah tak kalah sedihnya. Haris bahkan mendengar obrolan Reynand dan Ibu mertuanya, tapi bahkan dia tidak peduli apa yang mereka bicarakan. Dia juga tidak lagi peduli apakah orang tua itu mau bicara padanya atau tidak. "Salma te

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Tubuh yang Tertutup Kafan

    Albi langsung menuju ruang UGD, berdasarkan feelingnya sendiri, bahwa semua pasien darurat akan dibawa ke sana. Ya, seharusnya Karim sudah ke luar, kalau tiba –tiba ada hal yang menimpa, pasti petugas mengarahkannya ke sana.Dan benar saja. Saat datang ke UGD, pria melihat Inggit dan ibunya sedang duduk lesu di kursi tunggu pasien. Sementara mayat sang Bapak berada tak jauh dari ruang UGD. Mereka sedang menunggu armada yang bisa membawanya ke rumah sebelum jenazahnya diurus.“Apa kamu tidak menghubungi Haris, walau bagaimana dia masih suami kamu?” tanya Ibu Inggit sembari menyimpan ponsel ke dalam tas. Dia masih berharap Haris datang dan memberi uang sebagai tanggung jawabnya melakukan semua ini pada Karim.Wanita tua itu sudah menghubungi Wawan dan menceritakan kematian Karim, dengan begitu, adiknya tersebut langsung bergerak menyiapkan segala sesuatunya di rumah duka.“Sudahlah Bu.” Inggit menyahut lemah. Dia terlalu sedih dan tak ingin membahas Haris lagi.Tak lama, suara Albi terd

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10

Bab terbaru

  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Ending

    Rus masih fokus melihat petugas. Ia kemudian terhentak begitu mendengar suara notif pesan masuk ke ponselnya. Wanita tua itu kemudian merogoh ponsel dalam tasnya lagi. Lalu menggeser layar ponselnya untuk melihat pesan apa yang dikirim padanya.“Dari Wawan,” gumamnya sembari mengklik isi pesan itu.Matanya nyaris saja terlepas dari tempatnya begitu membaca isi pesan itu.[ Innalillahi waa inna ilahi rojiun, bayi Inggit sudah tidak tertolong Mbak. Sebaiknya Mbak cepat ke mari, kita harus mengurusnya. ]“Ini tidak mungkin! Wawan pasti salah lihat. Dia pasti tidak mendengar dari Dokter secara langsung!” sangkalnya selagi bangkit dari duduk dan merapikan tas untuk kemudian dibawa dengan tergesa, menuju tempat di mana bayi Inggit selama ini dirawat, dan Wawan sudah menunggu di sana.Langkahnya bergerak begitu cepat, karena ia tak ingin kehilangan waktu sedikit pun. Seolah ia bisa datang tak terlambat dan mencegah kematian cucunya itu.“Ya Tuhan, bagaimana ini? Bagaimana kami bisa mendapatk

  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Tak Ada Rujuk untuk Khuluk

    “Jadi benar, kalian tidak bisa rujuk lagi?” Suara di seberang terdengar sedih.Sementara Haris, tak ada yang bisa ia lakukan. Lelaki itu hanya bisa menyimpan kesedihan dan penyesalannya untuk diri sendiri. Sejak awal ia sudah tahu, bahwa segalanya tidak akan bisa diperbaiki seperti dulu lagi.“Ris!” panggil sang ibu karena tak ada jawaban dari putra sulungnya di ujung telepon.“Ah, ya, Ma.” Haris terhenyak dari lamunan. “Bagaimana?”“Hem, kamu pasti sedang memikirkan hal berat sekarang.”“Hem.” Haris tersenyum miris. Jelas saja pikirannya berat. Tapi justru perceraian yang terjadi, membuatnya sebagian beban di kepalanya terangkat. Entah kenapa? Mungkin karena dia harus terus melihat bagaimana keluhan Salma saat bersamanya. Dia mana bisa terus melihat wanita yang dicintainya tidak bahagia.Ternyata begini rasanya, mencintai tanpa bisa memiliki, sesuatu yang dulu tak pernah ia pikirkan karena kehidupannya dengan Salma benar –benar bahagia.“Jadi sudah tidak bisa rujuk lagi kan?” sang Ma

  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Pilu

    “Kenapa aku harus terus mengurus sesuatu yang bukan jadi tanggung jawabku? Apa mereka tidak lelah memeras dan memanfaatkanku sejak dulu?” gumam Haris yang belakangan semakin menyadari bahwa segala hal yang dilakukan di masa lalu adalah kesalahan.Pria itu sedang berada di sebuah pondok pesantren. Dan terpaksa mengatakan bisnis agar tidak dipaksa datang oleh Wawan dan Ibu Inggit. Ia merasa sudah cukup dengan mengirimkan uang kepada mereka. Di padepokan ini, Haris sudah menjalani ruqyah rutin atas rekomendasi ustaz Fawwas. Ada hal –hal yang tadinya tak terpikirkan tiba –tiba saja terlintas dalam pikiran mengenai keluarga Inggit.Baru saja menaruh ponsel di nakas dan bersiap untuk bersuci, tiba –tiba sebuah panggilan terdengar. Ia pun mengurungkan sejenak niatnya ke luar kamar dan mengambil ponsel itu untuk melihat siapa yang menelepon.“Mama?” gumamnya sembari mengklik icon berwarna hijau untuk menerima panggilan.“Assalamualaikum. Ya Ma?”“Waalaikum salam. Ris, gimana kabar kamu?”“Alh

  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Lepas Tangan

    “Mas, apa Mas tidak ingin melihat anak Mas Haris?” tanya Wawan di sambungan seluler yang terhubung ke pada Haris. “Inggit masih koma.”Ia merasa sangat miris. Sampai sekarang Inggit masih belum sadar, sejak ia melahirkan prematur minggu lalu. Sepertinya sudah tidak ada harapan untuknya hidup. Sementara ibu Inggit terus saja menangis tanpa tahu apa yang harus diperbuat selain menunggu dengan sabar anaknya akan sadar.Hati Wawan teriris melihat kondisi kakak perempuan dan keponakannya, hingga ia berinisiatif untuk menghubungi Haris. Barang kali pria itu terketuk untuk datang dan membantunya memberi support.“Apa uang yang saya kirim kurang, Pak?” tanya Haris yang mulai kesal terus dihubungi. Padahal, dia sudah mengirim uang. Pekerjaannya terus tertunda karena mengurus Inggit dan anak mereka. “Saya sedang berada di luar kota mengurus pekerjaan. Tidak mudah kalau memutuskan pulang dalam waktu dekat. Saya pikir uang yang saya kirimkan sudah lebih dari cukup. Sebelum pergi saya juga sudah m

  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Senyum-senyum Lega

    [ Jadi kali Unie duluan yang menggugat cerai ke Pengadilan Agama? ] tanya Ameena yang mendengar kabar perceraian Salma dan Haris.[ benar, Umm. Kali ini pengacara memasukkan berkas dan sudah diproses. ][ sudah masa iddah ya? ] tanya Ameena lagi. Seolah ia tak memahami jarak waktu yang terjadi. [ cepat sekali waktu berlalu. ][ benar. Saya memutuskan menerima pinangan kakak sepupu saya. ][ hem, tak masalah, Un. Berarti khuluk. Jadi memang tidak perlu lagi menunggu dirujuk. ] tulis Ameena lagi.Mata Salma melebar karena itu. Bagaimana bisa dia tidak memahami hal sepenting ini? Padahal dia lebih dulu berhijrah.“Apa Mas Haris mengetahui ini, tapi dia diam saja karena ingin memanfaatkan situasi?” gumam perempuan beranak enam itu.“Ada apa?” Ibu Salma datang membawakan makanan dan minuman di atas nampan untuk putrinya. Lalu meletakkan di nakas samping ranjang, agar Salma lebih mudah menjangkaunya.Melihat kedatangan sang Ibu, Salma buru –buru menyimpan ponsel. Ia tak mau membuat wanita t

  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Pada Akhirnya

    "Di mana kalian menyembunyikan Inggit?" tanya Salma. Ia mungkin membenci perilaku wanita perebut suami orang itu. Namun, tidak untuk menyakiti fisiknya. Apalagi sekarang Inggit sedang hamil.Abyaz merasa ragu untuk menjawab pertanyaan Umi Hania, hingga ia menoleh ke arah Hania yang ternyata juga menatap Abyaz takut –takut. Ya, pemuda itu tahu dengan jelas bahwa gadis itu tidak sedang baik –baik saja. Ia kemudian mendongakkan kepala sekali, memberi isyarat pada Hania, dan bertanya apa yang harus dilakukannya di situasi seperti ini? Ia tak mau jawabannya nanti akan menyudutkan gadis itu.Hania tak menjawab dan hanya menunjuk tas yang dibawanya dengan tatapan mata. Saat itulah mata Abyaz membeliak. Sadar bahwa itu adalah tas Inggit yang tertinggal. Pasti karena keberadaan tas tersebut yang membuat mereka ketahuan.Pemuda itu menghela napas lelah. Kenapa dia bisa lupa mengamankannya? Dan Hania yang sedari tadi berada di rumahnya, apa tidak menyimpannya di tempat yang aman? Di gudang misa

  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Tanpa Jejak

    "Itu punya tamu Abi." Hania mengucap lemah. Melihat bagaimana cara Salma menatapnya, gadis itu kesulitan untuk berbohong."Tamu? Siapa?" Dahi Salma mengerut. Siapa tamu Haris dengan pakaian seperti itu. "Ehm, dia .... sedang pergi.""Umi tanya siapa dia? Bukan sedang di mana dia?"Hania menatap pada Agni, bingung. Begitu juga dengan Agni. "Han, katakan. Jangan mencoba mengalihkan topik! Apalagi cari pembelaan."“Kamu seharusnya tidak melakukan itu, Kak.” Agni mengkritik sikap sang kakak yang sudah sangat keterlalulan. Sebenci apa pun bukankah merka dilarang berbuat dzolim dan menyakiti orang lain.“Apa yang aku lakukan?” Hania melirik tajam ke arah sang adik.“Ya?” Agni menatap sang kakak tak percaya. Padahal, niatnya baik. Dia ingin menegaskan bahwa itu salah.“Bagaimana dengan kamu? Aku tidak membunuhnya Agni!” tandas Hania ang tidak mau disalahkan. Dia masih berbaik hati mau merawat Inggit, bahkan dalam kondisinya yang sememprihatinkan sekarang.“Ap –apa?” Mata Agni berkaca –kaca

  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Masa Depan Hania dan Abyaz

    Hania terlalu tenang untuk ukuran seorang anak yang kabur dari rumah. Dia tahu, bahwa Uminya tidak akan semarah ibu-ibu lain ketika menghadapi anaknya yang nakal. Meski kabur, dia berusaha keras untuk tidak pergi ke tempat-tempat yang membawanya pada keburukan. Dia tidak melakukan maksiat, dan hanya berniat menemui ayah kandungnya sendiri. Bukan yang lain. Jika pun ada setitik kebencian di hari gadis remaja itu pada Harus, tetap saja yang namanya seorang ayah, tetaplah seorang ayah. Ia tak bisa bebas membencinya. Suara deru mesin mobil terdengar di depan. Hania sengaja tidak langsung membuka pintu rumah, melainkan membuka gorden lebih dulu untuk melihat siapa yang datang. Gadis ayu itu menghela napas berat begitu melihat sosok umi pertama kali, lalu Agnia yang turun dari dalam mobil. Menyusul kemudian Papa Abyaz.Uminya dan Om itu terlihat seperti pasangan suami istri saja. Apa mereka pasangan yang sudah menikah? Atau mereka akan menikah? Mengingat ke duanya sekarang adalah pria da

  • SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN    Terimakasih Reynand

    “Yaz, kamu sudah melakukannya?” tanya Hania.Abyaz mengangguk. Walau anggukan itu tidak terlihat oleh Hania yang berada di ujung telepon. “He’em.”“Apa dia menolak?” tanya Hania kemudian.“Hem, ya. Tentu saja. Justru aneh kalau dia pasrah begitu saja.” Abyaz menyahut. Tersenyum miring. Membayangkan bagaimana tadi istri muda Om Haris terus memakinya, dan berusaha berontak untuk pergi. Untungnya, tenaga Abyaz jauh lebih kuat.“Ehm, sekarang aku sedang berada di Masjid.”“Ya?” Hania tidak mengerti maksud Abyaz. Apa pria itu sedang berbicara tentang dirinya sendiri sekarang? Sesuatu yang tidak akan Abyaz jelaskan kalau mereka tidak terlibat dalam sebuah misi seperti sekarang.“A ... maksudku, aku sekarang masih berada di Masjid. Jadi ... aku meninggalkannya bersama orang lain.”“Oh.” Hania manggut-manggut memahaminya. “Kamu perlu bantuan? Apa aku harus ke sana?” tanya khawatir, kalau –kalau Inggit nekad kabur, dan orang yang menjaganya kualahan menghadapi perempuan bar –bar itu.“Ah, aku

DMCA.com Protection Status