Share

Nomor tanpa nama

Author: Siska_ayu
last update Last Updated: 2021-12-19 11:59:22

SENTUHAN HARAM SUAMIKU

Deru motor terdengar berhenti di depan rumahku, ketika aku baru saja selesai melaksanakan salat zuhur. Terdengar pintu depan dibuka sambil terucap salam. Mas Fajar sudah pulang rupanya.

Teringat pesan bapak tadi, sebesar apapun kesalahan suami, tetaplah hormati dia. Lakukan semua kewajiban dengan baik. Aku menghela napas kasar. Mengusir rasa tak nyaman yang menelusup relung hati.

Gegas kuhampiri dia, yang ternyata sedang menuangkan air putih ke dalam gelas.

"Sudah pulang, Mas?"

Dia mengangguk seraya tersenyum lalu duduk di kursi meja makan seraya meneguk air hingga tandas.

"Sudah makan, Dek? Mas lapar banget ini." Mas Fajar bangkit berjalan menuju rak piring.

"Belum, Mas."

"Kita makan bareng, yah." Mas Fajar mengambil dua buah piring. Aku segera menghampirinya.

"Biar ak

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Pesan dari Rina

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUPov FajarSelama seminggu ini aku sudah mencoba berkeliling mencari lowongan pekerjaan. Memasukkan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan. Pun bertanya kepada teman-temanku. Tapi hasilnya nihil. Aku sadar, sekarang nama baikku sudah tercemar. Tidak mudah bagi sebuah perusahaan untuk menerima karyawan dengan latar belakang yang buruk, kecuali memang tidak mengetahuinya. Ah, bagaimana mungkin tidak mengetahui, sementara ketika kita interview saja selalu ditanya, kenapa keluar dari perusahaan sebelumnya? Haruskah berbohong? Tentu itu bukan jalan yang baik untuk memulai sesuatu. Karena cepat atau lambat, kebohongan itu akan kembali terungkap.Sebagian teman-temanku pun, sepertinya enggan untuk membantu. Jangankan untuk memberitahu lowongan pekerjaan di tempatnya bekerja, ketika aku baru saja menghubunginya, kebanyakan mereka langsung pura-pura sibuk dan mematikan sambungan telep

    Last Updated : 2021-12-19
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   POV Rina

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUPov RinaSekarang hidupku sudah hancur. Aku tidak tahu lagi, apa yang harus kulakukan untuk masa depanku. Hari itu, sesaat setelah aku dipecat dari pekerjaan, Mas Doni marah besar kepadaku. Keluarganya meminta untuk menceraikanku."Pokoknya kamu harus ceraikan wanita mur*ahan ini!" pinta bapak mertua kepada Mas Doni.Mas Doni yang sedang tertunduk dengan kedua tangan menutup wajahnya, seketika mendongak ke arah bapak mertua."Tapi Pak ...,""Tidak ada tapi-tapian." Bapak segera menyela ucapan Mas Doni. "Apalagi yang mau kamu harapkan dari istri seperti dia?" telunjuk bapak tepat mengarah kepadaku yang sedang terisak di sofa."Benar yang Bapak kamu katakan, Don." Ibu yang dari tadi hanya diam, kini ikut berbicara. "Mau ditaruh dimana muka kita mempunyai menantu seorang pezina? Malu kita Don. Rina sudah mencoren

    Last Updated : 2021-12-19
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   POV Rina 2

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUPov RinaDi saat aku putus asa untuk mendapatkan Mas Fajar, Mas Doni datang ke rumahku. Dia membujukku untuk kembali pulang ke rumah orang tuanya. Sebelumnya dia memang pernah beberapa kali datang kesini, hanya saja waktu itu aku tak pernah mau menemuinya."Sayang, kamu ikut aku pulang yah? Maafkan aku kalau aku belum bisa jadi suami yang baik. Aku janji akan berubah," janjinya waktu itu."Maaf, Mas. Aku tidak mau. Aku mau kita bercerai. Aku sudah cape, Mas.""Tolong jangan bicara seperti itu. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya." Mas Doni mencoba meyakinkan aku."Tolong beri aku waktu, Mas!" pintaku.Aku yang sudah tak tahan ingin ke kamar mandi, berlalu begitu saja meninggalkan mas Doni di ruang tamu.Setelah aku kembali, Mas Doni menatapku tajam. Tangannya memegang gawai yang kuletakkan tadi di atas meja."Oh, jadi ini alasan kamu ingin berpisah dariku?" Dia memper

    Last Updated : 2021-12-19
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   POV Rina akhir

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUAku menajamkan penglihatan. Ingin memastikan bahwa apa yang kulihat itu nyata, bukan sekadar bayangan. Aku sempat ragu karena dia terlihat memakai jaket hijau khas sebuah aplikasi driver online. Tapi setelah dilihat lagi dengan seksama, itu memang Mas Fajar. Aku hafal betul, postur tubuh lelaki yang sudah hampir sembilan tahun satu kantor denganku itu."Pak, saya ga jadi langsung pulang lagi. Ada urusan dulu. Makasih ya!" Aku menyerahkan uang untuk ongkos kepada tukang ojek yang disuruh untuk menunggu tadi. Tukang ojek pun langsung melesat setelah menerima uang dariku.Dengan hati yang berdebar-debar, aku berjalan sedikit cepat untuk menghampiri Mas Fajar yang sedang berada di bawah pohon beringin. Lelaki yang pernah menempati hatiku itu terlihat sedang memainkan gawainya di atas motor. Hatiku terasa berbunga-bunga. Ribuan kumbang terasa berterbangan dalam hatiku. Secercah harapan mulai muncul dalam relung hati. Rindu ini ser

    Last Updated : 2021-12-19
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Terjual

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUHari ini cuaca tidak begitu terik. Aku sedang membolak-balik jemuran ketika mas Fajar datang."Lo, Mas kok sudah pulang? Ini kan masih siang?" tanyaku ketika mas Fajar sudah turun dari motor dan mencopot helem."Mas sepertinya kurang enak badan, Dek. Maaf, ya! Padahal hari ini baru dapat sedikit.""Ya, sudah ga apa-apa. Mas istirahat saja. Atau mau langsung makan?""Nanti saja, Dek. Mas belum lapar," jawabnya sambil berlalu masuk ke dalam kamar.Aku mendengkus pelan. Membiarkan mas Fajar beristirahat sejenak. Entah apa yang terjadi padanya. Wajahnya terlihat murung dan kurang bersemangat.Aku tahu pekerjaan ojek itu tidak mudah. Mungkin mas Fajar belum terbiasa. Dulu, dia cukup duduk di kursi. Mengerjakan pekerjaan di ruangan tertutup, ber_AC pula. Tapi sekarang, dia harus menunggu orderan masuk, berperang di

    Last Updated : 2021-12-21
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Kontraksi

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUSalah satu cara mempercepat menambah pembukaan saat lahiran yaitu dengan berjalan. Kegiatan berjalan bisa membantu terjadinya proses turunnya bayi, mendorong rotasi janin, dan perubahan pada sendi panggul. Akan tetapi, berjalan harus dilakukan secukupnya agar tidak terlalu lelah dan masih memiliki tenaga yang cukup untuk melahirkan.Aku berjalan pelan di dalam rumah. Dari kamar, menuju tengah rumah, dapur, menyusuri setiap sudut rumah. Mulas yang kurasakan sudah mulai sering, bahkan terasa hampir lima belas menit sekali. Sesekali kuhirup napas dalam-dalam dari hidung, kemudian mengembuskannya lewat mulut.Kulirik jam dinding yang tergantung di tengah rumah. Sudah pukul empat pagi. Rasanya ingin sekali waktu pagi segera datang."Mas buatkan teh manis ya, Dek, biar kamu ada tenaga."Aku mengangguk sambil terus berjalan pelan memegangi pinggang."Ini, Dek, teh manisnya." Mas Fajar meletakkan gelas berisi teh manis dan seb

    Last Updated : 2021-12-21
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Melahirkan

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUPerbedaan HPL ( hari perkiraan lahir ) antara bidan dan hasil USG kini membuat proses kelahiranku bermasalah. Ya, memang saat pertama kali aku dinyatakan hamil, bidan langsung memberitahu HPL, tentu berdasarkan keterangan dariku setelah bertanya kapan terakhir kali aku datang bulan. Tapi saat kehamilanku memasuki usia tujuh bulan, aku melakukan USG kembali, ternyata HPL-nya lumayan jauh dengan prediksi bidan. Bedanya hampir satu bulan. Makanya saat prediksi lahiran dari bidan sudah terlewati, aku masih santai saja. Toh menurut prediksi USG masih lama. Aku tidak tahu, ini akan menjadi penghambat proses lahiran."Tolong, Pak, diusahakan di sini saja." Ibu kembali mengiba pada Pak Budi. Sepertinya dia sudah tak tega melihat aku yang semakin meringis kesakitan. Sementara Mas Fajar hanya pasrah dan terus mengelus pinggangku."Maaf ya, Bu, kami tidak bisa melanggar prosedur," jawab

    Last Updated : 2021-12-25
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Baby blues

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUMas Fajar baru saja kembali setelah keluar membeli makanan untukku dan ibu. Sementara aku sedang belajar menyusui bayi sambil duduk diarahkan oleh bidan. Meskipun aku dulu pernah menyusui, tapi rasanya lupa teknik menyusui yang tepat. Air susu yang belum keluar menjadi salah satu kendala."Ibunya makan dulu ya. Kasian tadi tenaganya habis," titah bidan yang melihat mas Fajar sudah datang menenteng keresek berisi makanan. Di klinik ini memang tidak disediakan makanan untuk pasien. Jadi harus bawa sendiri.Akupun mengangguk dan memberikan bayi yang belum di beri nama itu kepada ibu."Makan yang banyak ya, Bu, biar ASI-nya cepat keluar. Saya permisi dulu." Sang bidan pun melenggang keluar.Mas Fajar membuka keresek. Membuka bungkusan berisi nasi, ayam serundeng dan orek tempe. Kemudian dia duduk di bibir ranjang bersebelahan denganku."Mas suapi ya, aaa .... "Aku pun membuka mulut dan menerima suapan demi su

    Last Updated : 2021-12-25

Latest chapter

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Extra part

    Sentuhan Haram SuamikuExtra part"Bagaimana para saksi? Sah?""Sah."Riuh terdengar kata 'sah' dari semua orang yang berada di ruangan besar bercat nuansa putih tersebut.Di depan sana, Mas Fajar terlihat masih gagah dan tampan dengan balutan jas hitam senada dengan celana yang dikenakan. Tangannya terlihat berkali-kali mengusap sudut matanya yang mulai basah. Ketegangan yang tadi begitu tergambar jelas dari wajahnya, kini berangsur hilang berganti kelegaan dan keharuan.Gadis 20 tahun yang duduk di sampingku, meremas pelan tanganku, lalu menggenggamnya erat. Aku menoleh, dia tersenyum simpul sambil mengusap jejak air mata yang tadi sempat jatuh di pipi.Ya, gadis itu bernama Fitri. Anak ketiga dariku dan Mas Fajar. Dua bulan setelah liburan berdua bersama Mas Fajar, aku dinyatakan hamil. Sungguh anugrah yang luar biasa. Menambah keharmonisan keluarga kami yang sebelumnya memang telah kembali harmonis.Di sisi yang lain,

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Akhir kisah ini

    Sentuhan Haram SuamikuSelalu ada harapan ketika kita masih mengingat Alloh. Aku selalu yakin, Rob-ku akan selalu memberikan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya.Aku dan Neni terus menjaga Mas Fajar bergantian. Neni sempat pulang dulu tadi siang untuk membawa baju ganti untuknya sekaligus untukku. Juga keperluan lainnya selama kami berada di RS. Sesekali aku melakukan video call dengan ibu dan anak-anak. Melepaskan kerinduan yang menggelayut dalam dada.Tak lupa aku selalu berbisik tepat di telinga Mas Fajar yang sedang melawan maut, untuk berjuang agar bisa kembali bersama di tengah-tengah keluarga kecil kami. Selalu kubisikkan kata-kata penyemangat untuknya. Berharap meskipun dia belum sadar, tapi mampu mendengar apa yang kukatakan.Setiap selesai salat 5 waktu di masjid RS yang letaknya tak begitu jauh dari ruang ICU, tak henti-hentinya aku mengiba, tak hentinya aku merayu pada sa

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Kritis

    Sentuhan Haram SuamikuAroma kayu putih samar terendus penciumanku. Perlahan aku membuka mata. Kepala masih sedikit terasa pusing."Yu, kamu kenapa?" Ibu terlihat cemas. Tangan beliau terus saja menggosok kakiku.Pertanyaan ibu membuatku mengingat telepon yang baru saja aku terima."Mas Fajar, Bu." Aku menangis meraung-raung."Fajar, kenapa?" tanya ibu panik."Mas Fajar kecelakaan."Aku terus saja menangis, tak mempedulikan adanya anak-anak yang memperhatikan dengan mimik tak mengerti."Astaghfirullah, Yu. Terus sekarang gimana? Di mana?" tanya ibu lagi."Tadi polisi bilang, Mas Fajar sudah dibawa ke RS Mitra Husada.""Kamu tenang. Tarik napas dalam-dalam, istighfar. Kamu harus ke sana sekarang. Tapi kami harus tenangkan diri dulu," ujar Ibu.Aku pun menurut. Aku mengucap istighfar berkali-kali. Menghirup napas dalam-dalam kemudian mengembuskan perlahan."Ini sudah malam, Bu

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Kecelakaan

    Sentuhan Haram Suamiku"Kamu tidak tau, betapa kesepiannya aku setiap hari sendirian di rumah. Apalagi kalau anak-anak sudah tidur. Sementara kamu juga belum pulang. Harus sama siapa aku bercerita, Mas? Coba lihat kembali ponselmu, apa kamu sering mengirimkan pesan untukku? Jarang bukan? Kalau bukan aku duluan yang mengirimkan pesan, sekedar untuk bertanya, apa Mas sudah makan siang atau belum." Aku berbicara dengan nada lumayan tinggi, meluapkan emosi yang selama ini terpendam.Air mata terus saja berjatuhan. Membasahi pipi yang tadi sempat dipoles bedak.Mas Fajar memegang kedua bahuku, merengkuh tubuhku dalam pelukannya."Maafkan aku, ya, Dek. Semua ini memang salahku. Aku belum bisa membahagiakanmu. Hanya luka dan air mata yang selalu aku berikan padamu. Maafkan aku, jika perhatianku padamu berkurang akhir-akhir ini," ucap Mas Fajar dengan suara parau. Tubuhnya masih memeluk tubuhku. Kurasakan guncangan dari tubuhnya. Ternyata dia ikut m

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Kecemburuan Fajar

    Sentuhan Haram Suamiku"Kamu nggak usah khawatir, aku baik-baik saja. Semua itu hanya masa lalu. Suamiku hanya sedang khilaf waktu itu. Tapi bukan berarti dia suami yang tidak baik. Toh tidak ada manusia yang benar-benar sempurna." Akhirnya aku menjawab setelah aku bisa mengontrol hatiku menjadi lebih stabil."Syukurlah kalau begitu. Semoga suamimu tidak lagi menyakiti wanita baik sepertimu. Kalau kamu merasa tersakiti lagi, jangan ragu untuk pergi. Ingat, di luar sana masih banyak yang mengidamkan wanita baik dan setia sepertimu, termasuk aku." Ucapan Bambang membuatku merasa sedikit tak nyaman. Aku jadi salah tingkah. Takut kalau ternyata Bambang benar-benar masih mengharapkanku."Aku pulang dulu, ya. Sudah lewat waktu duhur ini." Aku melirik jam tangan kecil yang melingkar di pergelangan tangan. "Anak-anak juga sebentar lagi sudah waktunya tidur siang," lanjutku lagi.Bambang mengangguk ragu. Dari wajahnya masih tergambar jelas kecemasan.

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Perhatian Bambang

    Sentuhan Haram Suamiku[ Jangannnn][ Memangnya kenapa kalo aku ke rumahmu?][ Ya ... ga apa-apa sih, nggak enak aja sama tetangga. Kecuali lagi ada suamiku di rumah.][ Ogah, ah. Suamimu kan ga suka sama aku.]Ya, memang benar. Mas Fajar memang ga suka sama Bambang. Teringat kejadian beberapa belas tahun lalu, saat aku masih kuliah. Bambang yang sedang pulang ke kota ini, memintaku menemaninya mencari buku di mall dekat kampusku kuliah. Sore, sekitar pukul empat sore setelah habis mata kuliah, aku pun menemani Bambang sesuai permintaannya. Setelah buku yang dicari Bambang ditemukan, dia mengajakku untuk makan terlebih dahulu di food court yang ada di lantai tiga mall terbesar di kotaku itu. Entah dapat informasi dari mana, ternyata Mas Fajar mengetahuinya. Malam itu malam Minggu. Mas Fajar menemuiku dan menanyakan langsung padaku. Aku menjawabnya dengan jujur, toh aku dan Bambang hanya teman, dan kami tidak melakukan apapun. Tapi Mas

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Pertengkaran

    Sentuhan Haram Suamiku[ Bambang, ya?]Kuketik balasan mencoba menanyakan langsung. Takutnya salah menebak. Meskipun sebenarnya aku yakin dia.[Alhamdulillah sekarang sudah ingat]Ternyata memang benar ini nomor Bambang.[ He, iya ][ Kok, cuma gitu jawabannya][ Emang harusnya gimana?][ Aku, kan, tadi tanya, sudah tidur belum?][ Kalau aku sudah tidur, terus siapa yang balas chat ini.][ Eh, iya. Bener juga. Tapi ... bisa jadi suami kamu kan.][ Suamiku belum pulang. Lembur dia. Kerjaannya lagi lumayan banyak. ][ Oh, kasihan dong. Kesepian. Boleh aku temenin?][ Iihhh ... enak aja.][ Temenin chatingan maksudnya. Kamu mikirnya apa, hayooo?][ Ga mikir apa-apa ][ Anak-anak kamu udah tidur belum?][ Udah. Baru saja pada tidur.][ Berarti kamu sendirian dong. Aku masih kangen sama kamu. Udah lama banget ga ketemu. Sekalinya ketemu t

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Dibuntuti

    Sentuhan Haram SuamikuSenyum terkembang di bibirku saat motor yang dikendarai melaju santai. Ya, aku terbiasa membawa motor dengan pelan. Pernah dulu terburu-buru mengendarai motor karena ada urusan penting, malah jatuh terperosok ke pinggir selokan. Hal itu menyebabkan badanku terasa remuk, kakiku terluka dan tidak bisa berjalan selama beberapa hari. Sejak saat itu, Mas Fajar melarangku untuk kembali membawa motor. Tapi aku protes, keberatan. Akhirnya Mas Fajar mengijinkan kembali membawa sepeda motor dengan syarat pelan-pelan dan hanya jarak dekat.Dari kaca spion, terlihat mobil Faj*ro hitam persis seperti milik Bambang membuntutiku. Tadi, aku sempat melihat plat nomornya, jadi bisa dipastikan itu memang benar mobil Bambang. Tapi untuk apa dia mengikutiku? Ah, mungkin hanya kebetulan dia akan pergi ke arah yang sama denganku.Aku pun kembali fokus pada jalanan di depanku. Tak ingin kembal

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Setelah sekian lama

    Sentuhan Haram SuamikuDuh ... gimana ya? Mau nolak, tapi ga enak. Lagipula, cuma ngobrol sambil minum, apa salahnya? Benar yang dikatakan Bambang, ini pertemuan pertama kami setelah belasan tahun yang lalu.Bambang adalah temanku waktu SMA. Bahkan, aku mengenal Bambang terlebih dahulu sebelum mengenal Mas Fajar. Kami dulu cukup dekat. Meski hanya sebatas teman, tapi Bambang selalu memperlakukanku dengan istimewa. Karena perhatiannya, dulu aku pun sempat naksir sama dia. Tapi karena dia tak pernah sekalipun mengungkapkan perasaannya, aku mundur pelan-pelan sampai aku bertemu Mas Fajar dan jatuh hati padanya.Bambang memang tidak pernah mengatakan langsung 'aku mencintaimu', tapi dia selalu bilang padaku dan semua teman-temannya bahwa suatu saat, jika dia sudah sukses akan datang melamar-ku. Bahkan saat Bambang tahu aku jadian sama Mas Fajar, karena sering melihatku di antar jemput, Bambang pernah bilang, 'sekarang kamu boleh pacaran sama siapa saja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status