Beranda / Romansa / SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN! / Bab 31-Kencan Dengan Mas Hanafi

Share

Bab 31-Kencan Dengan Mas Hanafi

Penulis: Amie Yasmine
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-07 11:14:07

Makan usai. Aku dan Mama kembali sibuk mengurus urusan dapur. Bang Kay dan Ayah berangkat ketempat kerja masing-masing. Mama menyalakan mesin cuci dan bergerak kekamarnya. Mama pasti akan kembali eksis dimedia sosial. Aku tak mau melongo sendiri. Aku masuk kamar dan melanjutkan online yang tertunda.

[Siang ini ada dirumah?] W-a Mas Hanafi masuk.

[Ya Mas, pagi dirumah saja, siang dirumah saja dan malam dirumah aja] selorohku, menirukan iklan covid 19.

[Bagaimana kalau kita keluar? Makan siang diluar sama Mas?] balas Mas Hanafi.

[Nggak ada duit. Buang- buang duit makan di luar] balasku. Aku berusaha beralasan menghindar.

[Ditraktir … nanti Mas jemput kerumah ya.] pesan Mas Hanafi lagi.

“Duh ini Mas kok maksa banget, sih?” benakku.

[Jangan Mas, nanti Ayah dan Mama marah. Enggak sopan punya tamu cowok] aku menolak halus.

[Yaudah, nanti aku kerumah Maya untuk bertemu Ayah dan Mama Maya aja, nggak ketemu Maya.] Mas Hanafi berkelit.

[Jangan Mas, kan ga kenal, apa ga malu?]balasku.

[Ngapain m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 32-Mas Hanafi Menyatakan Cinta

    Pramusaji datang membawa hidangan yang aku dan Mas Hanafi pesan,“Silahkan dinikmati hidangannya Mbak, Mas …”ucap Pramusaji itu ramah.“Ya, terimakasih,” balasku tak kalah ramah. Kulihat hidangan di depanku sejenak. Jika kutaksir harganya mencapai hampir 500.000. Semaha itu? bagaimana tidak? sedangkan teh kosong saja harganya mencapai 75.000.“Ini nih rumah makan orang Kaya, pantesan orang kaya jarang ada yang berlemak”. Aku membathin, tidak cocok sekali harga semahal itu, dengan menu yang sangat sedikit.“Pemilik rumah makan ini keterlaluan, pelit bin medit. Mau dapat keuntungan sebanyak-banyaknya nih,” benakku.Aku merasa pemilik rumah makan mewah ini, tidak sedang menjual harga, tapi hanya menjual nama, kemasan, dan pelayanan. “Orang-orang kaya ini Kok kayak ga mikir gitu ya, seharusnya kalau mau makan ya cari tempat makan yang bener-bener menjual makanan, bukan cuma jual merk doang.” Benakku.“Loh, kok termenung? Ayo dimakan …” ucap Mas Hanafi mengagetkan lamunanku.“I, iya Mas, s

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 33- Dilema

    “Bagaimana ini? apakah aku harus mengatakan kepada Mas Hanafi bahwa aku telah menikah?”Ku tatap lagi matanya, begitu sayu lebih sayu dari mata Bang Kay yang memelas. Sisi hatiku menyuruh aku harus mengatakan kalau aku sudah menikah, namun sisi hati yang lain menyuruhku untuk jangan mengatakannya.Jika tidak ku katakan bahwa aku telah menikah, aku khawatir akan berlanjut hubungan asmara yang dilarang, karena tidak dinafikan, ada benih-benih cinta di hatiku untuk orang asing didepanku ini yang baru saja ku kenal. Namun jika ku katakan, aku akan menyakiti hatinya. Bagaimana mungkin air susu ku balas air tuba, Mas Hanafi sangat berjasa menyelamatkanku dan kehormatanku, bagaimana mungkin ku balas dengan menyakitinya?” Hatiku berkecamuk, Sisi baik dan sisi buruk saling berargumen.Mengeluarkan hujjahnya, hingga tidak terang mana yang benar dan mana yang salah. Seolah pendapat keduanya sama-sama kuat.Akhirnya setelah cukup lama berfikir, kupilih saja menyembunyikan kebenaran, khawatir pria

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 34-Romantis dan Loyal

    “Alhamduillah ... Kita sampai.” ujar Mas Hanafi.Mobil Mas Hanafi berbelok kekanan. Sebuah gerbang besar setinggi tiga tombak menyambut kedatangan kami. Pintu gerbang masih tampak tertutup rapat. Seseorang menghampiri Mas Hanafi, mereka berbicara beberapa saat, lalu Mas Hanafi menyerahkan uang seratus ribu rupiah dua lembar. Orang tadi kembali kearah dia datang, tiba-tiba pintu gerbang terbuka. Mobil bergerak melewati gerbang besar itu. mobil bergerak perlahan, didepan sana terhampar pemandangan yang memukau, danau besar dikelilingi pohon-pohon tinggi tampak begitu indah. Jalan kearah danaupun tak kalah hebatnya, patung-patung ikan raksasa berjejer sepanjang jalan.Mobil berhenti disebuah tanah lapang dipinggiran danau. Hampir seisi tanah lapang itu diisi oleh mobil, hanya sedikit motor yang terparkir disini.“Ayo turun….” Ajak Mas Hanafi.Tiba-tiba dia sudah berada diluar mobil dan membukakan pintu mobil untukku. Romantis sekali bukan? Aku turun dengan perlahan, jantungku berombak se

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 35- Mertua Sayang Menantu

    “Hati-hati dijalan, bawa motor jangan kencang-kencang.” ucap Mas Hanafi memberi perhatian.Aku mengangguk dan menutup kaca helmku, dan motorku pun melaju. Azan Magrib berkumandang. Ku arahkan motor kearah asal suara azan. Aku shalat dimesjid dipinggir jalan raya, setelah salam aku bergegas melanjutkan perjalanan, Khawatir sebenarnya pulang agak malam sendirian, tapi mau bagaimana lagi, daripada nanti ada masalah jikalau diantar oleh Mas Hanafi.“Assalamualaikum Ma!” ucapku saat telah masuk kedalam rumah.“Waalaikumussalam.” jawab Mama sambil monoleh kearahku.Mama duduk di sofa ruang tamu. Tangannya menggenggam remot TV, dimeja penuh dengan cemilan, ada kacang goreng, kue bawang, kerupuk udang dan lainnya. Mama pasti sedang nonton drama Korea favoritnya, drama Korea tentang si gadis cantik nan anggun berubah jadi gadis macho yang sedang tenar dan selalu jadi bahan diskusi emak-emak kala beli sayuran ditukang sayur.“Dari mana saja jam segini baru pulang?” selidik Mama. Nada suaranya m

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 36-Pulang Kerumah Bang Kaylani

    “Tak baik membuat suami kesepian sendiri Nak. nanti dia cari hiburan sendiri, banyak gadis cantik berkeliaran diluar sana. Tak kuat iman bisa mendua hati. apalagi sekarang banyak wanita nggak bener, wanita seumuran anak SMP aja banyak yang menjajakan diri dengan tarif lima puluh ribuan, bahaya.” sambung Ayah.“Tapi Bang Kay nggak gitu kok Yah.” jawabku bimbang.“Syukurlah dia tidak begitu, tapi seberapa lama seseorang mampu bertahan May? batu saja yang keras bisa pecah tersiram air yang terus menerus, apalagi hati manusia. Maka jangan coba-coba bermain api, jika keimanan tak sekokoh batu, jangan biarkan air terjun sebagai ujian, apalagi dipukul palu. Intinya begini May. jangan pernah sengaja menguji ketabahan hati, jika hati bertahan itu bagus, tapi jika hati berobah dan berpaling? Siapa yang rugi? Rela kamu suamimu selingkuh atau poligami?” cecar Ayah.“Tidak Yah.” jawabku tegasAda sesuatu yang membara didalam jiwaku saat Ayah mengatakan kata suami selingkuh dan poligami, tak akan b

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 37-Sakit

    Tepat pukul 06.00 pagi kami beranjak dari rumah Mama. Ayah dan Mama mengantar kami kedepan. Aku memeluk Ayah dan Mama bergantian, aku tidak bisa menahan gerimis hatiku, perlahan netraku basah.“Jaga dirimu baik-baik Nak, jaga harta suamimu dan jaga suamimu.” pesan Mama terisak.Sama dengan pesan Mama saat pertama kali aku pindah kerumah Bang Kay setahun silam, saat aku baru resmi jadi istri Bang Kay.“Maya akan berusaha Ma.” jawabku dalam sedu sedan.Acara perpisahan ibu dan anak tak berlangsung lama, karena Bang Kay sudah menstster motornya. Bang Kay pasti tak mau telat ketempat kerja. Dia sering tidak sarapan karena tidak mau telat. Dia lebih sering makan siang ditempat kerja dengan makanan yang kubekalkan dan makan malam dirumah.“Lani insyaAllah, besok Kay jemput ya Ma, tolong dijaga sehari ini.” ucap Bang Kay, Lani kucing Persiaku tak bisa kubawa, karena motor Bang Kay sudah penuh.Aku naik kemotor suamiku. Koper ku taruh ditengah antara aku dan Bang Kay. aku juga sudah mulai ris

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 38-Strategi Maya

    “Terimakasih. Nggak usah Mas, Maya hanya butuh istirahat. Beberapa jam lagi akan sembuh.” Aku menolak dengan halus.“Ya sudah kalau Maya nggak mau berobat kerumah sakit. Istirahat saja dirumah ya. nanti Mas kirimkan obat dan makanan sehat kesana.” ucap Mas Hanafi kembali.“Jangan Mas. jangan membuat Maya sulit, Maya lagi nggak enak badan, Maya tidak mau kena marah juga, cukup nggak enak badan ini saja.” Aku memohon.“Maya tak perlu khawatir, Maya tenang saja, nanti Mas ngirimnya tidak pake nama Mas, Mas akan kirim pake nama perempuan.” bujuk Mas Hanafi.Aku tidak bisa menolak lagi, tak ada alasan dikepalaku, ditambah lagi aku masih sangat pusing, otakku tak bisa diajak kompromi untuk memikirkan hal-hal yang rumit.“Baiklah, tapi kirimnya jangan ke alamat Maya yang kemarin ya. nanti Maya kirim alamatnya via W*.” ucapku.“Baik, cepat sembuh Maya, Mas rindu ingin cerita banyak.” ucap Mas Hanafi.“Sudah dulu ya Mas. Maya masih pusing dan ngantuk, Maya harus istirahat. Assalaamualaikum.” A

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 39- Hadiah Mas Hanafi

    Aku berjalan meninggalkan pasar ikan. Aku masuk kekawasan penjual sayur-sayuran. Aku membeli terong asam dan daun “Modang Pawe.” Daun ini adalah rahasia gulai asam pedas enak orang di kampungku. Daun inilah yang menjadikan gulai asam pedas istimewa, rasa dan aromanya tiada duanya. Aku juga membeli jeruk nipis, daun salam, kunyit dan serai sebagai bumbu tambahan. Lalu aku kekedai barang harian, ditoko barang harian aku membeli satu bungkus kerupuk dan satu kilo mentimun. Tidak lupa ku beli bumbu gulai cabe rawit.Setelah belanja lauk pauk dan sayuran usai, aku kembali kerumah dengan langkah pelan. Berat belanja yang ku bawa turut memperlambat langkah kakiku. Sepuluh menit berjalan akhirnya aku sampai kerumah. Aku mengambil kunci pintu dikotak meteran listrik dan membuka pintu.“Assalamualaikum.” Sebuah suara asing memalingkan wajahku kearahnya.“W'a..waalaikumsalam.” jawabku kaget.“Maaf bu mengganggu. Saya mau mengantar barang kiriman untuk ibu Maya Safeera.” ucap sang kurir.“Ya deng

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14

Bab terbaru

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 57- Bimbang

    Kata-kata Mbak Wulan membuatku ngeri. Benar kata Mbak Wulan. Wanita hanya mengandalkan kepercayaan saat menikah. Perempuan tidak tahu pasti sama sekali status laki-laki sebenarnya, apakah dia belum pernah melakukan aktifitas suami istri atau sudah berulang kali melakukannya, wanita dan orang tuanya hanya mengandalkan kepercayaan atas kesaksian sebuah KTP. Jika di KTP tertulis “Belum Kawin” maka dia dianggap perjaka. Seharusnya para laki-laki di sumpah sebelum menikah, di sumpah apakah dia sudah pernah melakukan hubungan suami istri dengan wanita atau laki-laki atau tidak. dengan demikian wanita tidak akan menjadi korban para perjaka palsu. Berbeda dengan laki-laki. Status wanita bisa diketahui dengan cepat, suami bisa mengetahui apakah istrinya masih perawan atau tidak saat malam pertama. Bentuk dan kondisi “itunya” bisa diketahui dengan mudah, rasanya juga akan sangat berbeda. Apabila suami merasakan malam pertamanya terasa mudah dan tanpa bercak darah, maka sudah bisa di

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 56-Duda Perjaka dan Janda Perawan

    “Hahaha ... Mbak Maya ini ada-ada saja. Begini Mbak, Papa yang lagi main sama Devi itu bukan Ayahnya. Tapi temanku, karena dia sering datang kerumah, dia juga akrab denganku dan suamiku, dia sangat menyayangi Devi. Jadi kami mengizinkan Devi memanggilnya Papa. Kebetulan dia juga sangat senang di panggil Papa sama Dewi. Secara biologis dia bukan Ayah Devi, tapi secara perhatian dia lebih perhatian kepada Devi ketimbang Ayah kandungnya.” Mbak Wulan bercerita panjang lebar.Alhamdulillah, lega hatiku mengetahui Bang Kaylani bukan suami Mbak Wulan. Bang Kaylani hanya teman Mbak Wulan dan suaminya. Tapi itu tidak berarti mereka tidak ada hubungan, keakraban Devi dengan Bang Kaylani bisa saja menyatukan Mbak Wulan dan Bang Kaylani.“Apa ada niat di hati Mbak untuk menikah dengannya setelah Mbak bercerai nanti?” aku semakin berani bertanya masalah yang sangat pribadi.“Tidak, itu tidak mungkin. Dia itu sudah seperti Abang kandungku sendiri. Kami berteman dari kecil, kami d

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 55-Kaylani Suami Wulan?

    “Ayah lihat kamu sedih terus dari kemaren. Kamu ada masalah sama suamimu?” tiba-tiba Ayah bertanya.“Eh iya Yah, Maya memang lagi banyak masalah.” jawabku.“Cerita sama Ayah. biar Ayah yang selesaikan semua permasalahan itu.” Ayah mendesakku.Aku diam. Aku mau cerita sama Ayah, tapi takut Ayah jadi tambah sakit mendengar ceritaku. Namun aku juga belum menemukan alasan untuk tidak menceritakan semuanya kepada Ayah.“Biar Maya sendiri yang akan menyelesaikannya Yah.” Aku berusaha merahasiakannya dari Ayah.“Begini Nak, suatu pekerjaan akan cepat selesai jika banyak yang mengerjakannya. Begitu juga dengan masalah. jika banyak yang bantu menyesaikannya maka masalah itu akan cepat selesai.” Ayah masih berusaha mengorek informasi.Akhirnya ku putuskan untuk menceritakan semuanya kepada Ayah. ku sampaikan semua kekurangan Bang Kay. ku sampaikan juga kemungkinan Bang Kay selingkuh seperti yang ku lihat kemarin.“Ini memang masa

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 54- Terbakar Api Cemburu

    “Tapi ini beda Ma. meraka makan berdua, di mobil berdua, berjalan berdua, nah sekarang dia bertamu kerumah cewek itu, dan dirumah itu hanya ada mereka berdua. Mau ngapain coba?” aku semakin suudzon.“Sudah. Jangan membayangkan yang tidak-tidak, kalau kamu curiga pergi saja temui dia disana!” teriak Mama. Mama akhirnya terbawa emosi juga.“Ini lokasinya. Pergi sana biar hatimu puas.” tantang Mama.Untung aku punya Mama pintar, saat Bang Kay menerima telepon Mama mengaktifkan pencarian lokasi. Bahkan ternyata Mama merekam panggilan video call tadi.“Itu sudah Mama kirim lokasi dan rekaman panggilan tadi. Sana pergi! Jangan menangis disini, Ayah sedang sakit, nanti Mama marah.” Mama mengultimatum.Aku bangkit memeluk Mama, ku ucapkan terimakasih atas kejeniusan Mama. ku cium pipi Mama berulang-ulang.“Terimakasih Ma. Maya berangkat sekarang Ma.” Aku bersemangat. Sudah terbayang dibenakku bagaimana nanti aku akan menghajar gadis

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 53- Kaylani Selingkuh?

    “Ayo ikut!" Aku mengajak Mas Hanafi mengikutiku.“Kemana?” tanya Mas Hanafi.“Katanya mau kenalan sama suamiku? Itu dia yang duduk diwarung sana. Ayo Maya kenalkan sekarang.” Aku kembali mengajak Mas Hanafi yang terlihat ragu.Aku terus berdoa dalam hati di setiap langkahku, memohon kepada Allah agar Mas Hanafi dan Bang Kay tidak bertarung nanti. Aku melangkah dengan dada berdebar. Kakiku juga gemetar. Ini hal tersulit dalam hidupku, belum pernah aku melalui situasi yang sesulit ini. Semakin dekat dengan posisi Bang Kaylani ombak didalam dadaku semakin menggelora. Kurang dari 20 meter lagi akan sampai ketempat Bang Kay. Kakiku goyah, aku tak sanggup lagi lanjutkan langkah. Ku lirik Mas Hanafi, wajahnya juga memias, sepertinya dia didera ketakutan yang teramat sangat.Didepan sana. Bang Kaylani tampak berdiri dari bangku kayu yang di dudukinya. Gadis cantik dengan masker menutupi mulut dan hidungnya yang tadi duduk di depan Bang Kaylani juga berdi

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 52-Pemuda Gila

    “Iya. Kangen pake banget. bagaimana shalat istikharahnya? Sudah dapat jawaban?” tanya Mas Hanafi.“Belum. Kan belum 7 hari 7 malam.” Aku mengingatkan.“Mas mau bantu jawab, biar cepat dijawabnya.”ucap Mas Hanafi“Maksud Mas?” aku tidak paham.“Sekarang Mas lagi otw. Mas mau ketemu Ayah dan Ibu Maya sekarang.” jawab Mas Hanafi.“Ayah dan Ibu lagi sibuk kerja. Nggak bisa diganggu.”ucapku, memberi alasan.“Mas akan tunggu sampai mereka selesai melakukan kesibukannya.” Mas Hanafi memaksa.“Terserah Mas saja. Asal jangan bawa-bawa nama Maya jika terjadi sesuatu.” selorohku.“Setuju, deal.” Sahut Mas Hanafi bersemangat.“Maaf, udah dulu ya Mas, Maya sudah ngantuk. Maya mau tidur sekarang.” Aku mau memutuskan pembicaraan.“Baiklah. Selamat tidur siang.” seloroh Mas Hanafi.Aku menutup telponnya. Mataku sudah tidak mampu lagi untuk dibawa kompromi. Ku rebahkan tubuhku dikasur. Sangat nyaman,

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 51-Nafkah

    Hal pertama yang aku lakukan saat sampai kerumah adalah mengecek tas yang tergantung didekat televisi. Bang Kaylani mengatakan bahwa dia menaroh uang belanja didalam tas dekat televisi. Aku harus mengecek keberadaannya. Ku buka tas, ku temukan didalamnya seikat uang. Ku taksir jumlahnya sekitar Rp. 5.000.000. entah darimana Bang Kay mendapatkan uang sebanyak itu, sekarang bukan waktu gajian, juga bukan hari besar yang ada tunjangan dari tempat kerja.Ku bawa seikat uang itu kekamar. Dikamar kuhitung semuanya. Jumlahnya lebih dari Rp. 5.000.000. kurang yakin ku hitung ulang, hasilnya tetap sama. Ku hitung lagi sampai empat kali hitung, khawatir salah hitung, namun hasil perhitunganku tetap Rp. 7.000.000. Hebat, baru kali ini Bang Kay memberiku uang belanja satu juta untuk satu hari, biasanya Bang Kay memberiku uang belanja satu juta untuk satu minggu. Mungkin Bang Kay mau menyogokku dengan uang ini, Bang Kay sengaja memberi banyak uang belanja agar aku tersentuh dan membatal

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 50- Lamaran Mas Hanafi

    “Jangan sampailah, saya yakin masih ada laki-laki perjaka yang mau denganku.” jawabku. Aku tersenyum membayangkan wajah Mas Hanafi, namun aku tidak yakin dia akan mau jika tau bahwa aku seorang janda. akan segera ku beritahu Mas Hanafi.“Wah kayaknya sudah ada calon nih?” Mbak Wulan menebak.“Ada seorang pemuda yang menyatakan ingin melamarku, aku belum memberi tahu dia statusku. Aku khawatir dia akan berubah pikiran setelah tau statusku.” jawabku sedih.“Waduh … waduh … waduh … ini kejam!Sumpah ini kejam! Kasihan suamimu. Seharusnya Mbak selesaikan dulu urusan Mbak dengan suami, seharusnya Mbak jujur dari awal. Mbak bisa menghancurkan kedua laki-laki malang itu.” Mbak Wulan terlihat prihatin dengan nasib Bang Kaylani dan Mas Hanafi.“Maya akan segera memberi tahukan status Maya, Maya janji.” ucapku.“Bagus. Semoga semua berjalan lancar.” sahut Mbak Wulan.“Aamiin.”Hampir dua jam aku dirumah Mbak Wulan. Aku pa

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 49-Janda Perawan

    Mobil Mbak Wulan berhenti didepan sebuah rumah makan yang cukup besar dan mewah. Aku memarkirkan motorku ditempat parkir motor dan menunggu. Mungkin Mbak Wulan akan membeli makanan untuk makan siang kami nanti. aku duduk menunggu di atas motorku. Aku tak mau membayar uang parkir hanya karena menunggu seseorang. Mbak Wulan yang keluar dari mobil melambaikan tangan kearahku. Terpaksa aku turun dari motor dan berjalan kearahnya.“Iya Mbak?” ujarku saat berada didekat Mbak Wulan.“Kita makan siang disini ya. nanti kalau masak dirumah bisa mengurangi waktu kebersamaan kita.” Mbak Wulan menjelaskan.“Ini restoran saya, sudah 5 tahun saya mengelola restoran ini sendiri. Orang tua saya meninggal saat saya masih gadis. Jadi saya yang melanjutkan usaha ini. Sekitar 4 tahun yang lalu saya menikah dengan salah seorang karyawan saya, dia lelaki yang baik saat itu, dia pintar dan cekatan. Selama menikah aku tidak pernah menuntut nafkah kepadanya, karena aku tau aku lebi

DMCA.com Protection Status