Share

34. BEBAN PIKIRAN

Penulis: Novisi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hizkia tidak begitu fokus dengan pekerjaan di kantornya. Segala laporan hanya dibaca sekilas, lalu ditandatangani. Syukur saja hari ini tidak ada agenda rapat sehingga ia hanya akan menghabiskan waktu di dalam ruang kerjanya. 

Hizkia meminta pada Melina untuk menolak tamu dadakan yang ingin bertemu dengannya.

Fokusnya pecah dengan persoalan yang kini membelit hubungannya dengan Ruth. Perempuan itu bahkan tidak menemui dirinya saat akan ke kantor. Ia juga menilai tidak ada rasa segan Ruth pada Endang. Namun, ia menyadari penyebabnya adalah kejadian di kantor kemarin.

Siang hari, makan siang Hizkia diantar oleh Melina. Bukan Ruth yang datang ke ruangan. 

"Siapa tadi yang mengantar ini, Mel?" tanya Hizkia.

"Ojek online, Pak," jawab Melina.

Melina izin keluar. Hizkia menatap nanar makan siang di meja kerjanya. Ia tidak yakin yang mengemas makan siang in

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   35. MEMAHAMI SITUASI

    Ruth kembali duduk sesaat setelah Hizkia keluar lalu menutup pintu. Air matanya kembali berderai sewaktu ia menutup mata sembari meraup udara segar. Terdengar nafasnya bergetar. Hizkia tidak ingin berpisah. Itulah kesimpulan dari komunikasi mereka. Pria itu akan mengikat Ruth dalam perkawinan yang membuat mentalnya jatuh. Tidakkah Hizkia memiliki simpati sedikit pada dirinya? Ruth merasa kewalahan dengan respon hati dan tubuhnya. Suara-suara 'perpisahan' begitu kencang menggodanya, tetapi suara 'pertahankan' kecil terdengar hanya saja begitu sendu. Pada suara yang mana Ruth harus memberi perhatian lalu mengikutinya? Meskipun kata maaf telah terlontar dari Hizkia, akan tetapi pasti saja hubungan dengan Naomi terus terjalin disebabkan kerja sama perusahaan. Ruth berusaha menghentikan tangisnya dengan menghirup udara sebanyak-banyaknya, menahannya sejenak, lalu dilepaskan kembali ke udara. Hizkia yang masih menggunakan pakaian kantor, tengah berd

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   36. SUAMI YANG LAGI PUSING

    Sarapan bersama dengan kehadiran Ruth pagi itu, membuat suasana hati Hizkia sedikit membaik. Ruth masih belum banyak bicara, tetapi senyum tidak lepas dari bibirnya.Senyum untuk Elkana dan Endang, bahkan pada Ratmi dan Riyem juga mendapat senyuman itu. Sayangnya, pada Hizkia masih saja ditahan, yang lain tidak menyadarinya.Pria itu gerah, ia merasa seperti sejenis tikus yang menjijikkan dipandang sepasang mata indah itu. Ohh! Tanpa sadar Hizkia menekan sendok ke piring dengan agak kasar hingga dentingnya begitu nyaring terdengar."Kenapa, Papa El?" tanya Endang menoleh pada anaknya.Hizkia berdehem untuk menormalkan dirinya kembali, "Tidak, Ma. Tidak ada masalah," ujarnya melirik sekilas Ruth yang fokus pada aktivitas makannya.Dalam kesempatan itu, Endang kembali menyampaikan akan kembali ke Medan besok karena mendapat jadwal mentoring dari istri pekerja perkebunan sawit milik

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   37. ISTRI BERSAMA PRIA LAIN

    Sore hari saat Hizkia akan kembali pulang ke rumah, suara notifikasi pesan pendek terdengar dari ponselnya. Ada seseorang tanpa identitas mengirimkan pesan berupa gambar. Hizkia mengunduh gambar tersebut. Ia melotot mendapati istrinya duduk di sebuah cafe bersama laki-laki yang tidak lain adalah Kris. Di gambar itu menunjukkan istrinya sedang tertawa bahagia. Pikiran Hizkia semakin terganggu dengan gambar yang baru saja diterimanya. Mau ngapain lagi sih dia ini? Pikir Hizkia. Pria itu melihat nama cafe di dalam gambar, ia mengetik di pencarian nama cafe itu dan didapati bahwa lokasinya tidak jauh dari rumah Hizkia. Hizkia langsung saja melaju meninggalkan kantor menuju cafe yang dimaksud. 💕💕 Ruth sore ini izin pada mama mertuanya untuk ke supermarket dekat rumah mereka untuk membeli keperluan dapur. Ia ditemani oleh Danu. Hizkia hari ini memang tidak diantar Danu ke kantor, menyetir sendiri. Danu diminta menunggu di parkiran, Ruth akan men

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   38. TIDAK ADAKAH KESEMPATAN KEDUA?

    Ruth yang baru saja tiba dengan nampan di tangan merasakan aura ketegangan di antara kedua pria di hadapannya. Ia meletakkan nampan dan mempersilakan keduanya untuk minum. Kris menyesap singkat minumannya."Ruth, aku harus undur diri duluan ya. Tadi ada panggilan dari saudaraku," kata Kris. Pria itu sudah tidak ingin berlama-lama."Loh! Minumannya belum juga habis setengah, Kris," heran Ruth.Kris tergesa menandaskan minuman yang telah dipesan oleh Ruth, meninggalkan bekas minuman di bibirnya."Hei, jangan terburu-buru nanti tersedak!" Hizkia melihat ada kekhawatiran dari Ruth pada temannya ini, padahal saat ia tadi meneguk minuman dengan tergesa-geram, Ruth bahkan tak memberi komentar.Hati Hizkia sedikit tercubit melihat adegan ini."Kris! Maaf... ada bekas minuman, di sini." Ruth menunjuk pinggiran bibirnya sendiri, ia melihat Kris mengelap dengan punggung tangan persis putranya Elkana lakukan bila makan.Ruth tertawa melihat tingkah temannya itu."Kamu ini lucu banget, pakai tisu

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   39. AMUKAN ENDANG

    Endang mendengar penuturan menantunya lantas berdiri kemudian berlalu lalang, kepanikan tersirat jelas di wajah cantik yang mulai menua."Mama El yakin? Maaf! Mama ingin memastikan saja," ujar Endang setelahnya. Ia buru-buru menyampaikan maksud sebelum Ruth salah paham pada kalimatnya.Ruth mendongak, "Iya Ma. Hubungan mereka tidak pernah berakhir."Ia telah memutuskan berterus terang pada mama mertua agar kelak bila terjadi perpisahan, bukan karena alasan yang dibuat-buat.Nenek Elkana menjadi tidak sabar. Ia keluar kamar mencari anaknya untuk mengetahui kebenaran akan informasi yang baru saja diperoleh dari menantunya.Endang menengok Hizkia ke kamar anaknya, yang dicari tidak ditemukan. Lalu, ia mencari ke ruang kerja barulah menemukan Hizkia tengah membongkar berkas dari dalam lemari."Papa El!" Endang masuk tanpa banyak kata dengan suara tegas. Hizkia terperanjat di tempat."Eh, Mama," ujar Hizkia setelah membalik tubuhnya

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   40. PERSIAPAN

    Ruth telah selesai membenahi pakaian anaknya. Kini ia berada dalam kamar sendiri untuk mengemas pakaiannya. Ia dan Elkana akan turut Endang ke Medan.Hizkia melangkah ke kamar pribadinya setelah terlibat pembicaraan dengan Endang. Dari arah pintu, ia sempat memerhatikan Ruth yang sedang berkemas.Pria itu berjalan masuk perlahan, tiba di samping istrinya ia menahan tangan Ruth yang sedang memasukkan pakaian ke dalam koper. Ruth sempat terdiam melihat genggaman Hizkia di tangannya. Darahnya berdesir.Ruth lantas menolak, ia melanjutkan melipat pakaiannya dan menaruh ke dalam koper."Aku bakal jemput kalian," ucap Hizkia masih berdiri di samping Ruth.Ruth membisu."Aku akan ambil keputusan dalam dua pekan ini," ujar Hizkia serius.Ruth mondar-mandir berkemas agar tidak ada barang penting yang ketinggalan. Kali ini Hizkia merasakan aura cantik terpancar dari dalam diri Ruth terlebih saat istrinya berlenggak-lenggok di dalam kamar. Keteguhan, ketenangan, senyuman, tangisan hingga amarah

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   41. BERPISAH

    Pagi hari Ruth tengah bersiap-siap di dalam kamar. Pakaian kerja Hizkia pun masih dipersiapkan olehnya. Tidak banyak bicara, ia melakukan saja apa yang menjadi tugasnya sebagai seorang istri.Hizkia memerhatikan apa yang dikerjakan oleh istrinya sesaat setelah keluar dari kamar kecil."Makasih ya Mama El, sudah siapkan pakaian kerjaku," ujar Hizkia."Emm," sahut Ruth sembari berlalu-lalang di dalam kamar."Apa... tidak dipikirkan kembali rencana ke Medan? Dua minggu rasanya terlalu lama bila berjauhan," ucap Hizkia menaruh handuk di senderan sofa."Setelah mandi, biasakan taruh handuk di gantungan kamar kecil. Handuk ini bikin sofanya lembab," kata Ruth tidak menanggapi perkataan Hizkia melainkan mengingatkan kebiasaan lama Hizkia yang suka menaruh handuk sembarangan. Sewaktu Hizkia akan mengambil handuk kembali, Ruth telah terlebih dulu menyambarnya lalu menaruh ke dalam kamar kecil."Kamu bisa ambil keputusan terbaik untuk pernikahan ini menjelang dua pekan mendatang." Ruth menangga

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   42. MENGAMBIL KEPUTUSAN

    Sebuah notifikasi masuk kembali ke ponsel Ruth, ia mengira suaminya masih berusaha menjahilinya, ternyata yang masuk adalah pesan dari Kris.Setelah berbasa-basi menanyakan kabar, Kris mengajak Ruth untuk bertemu. Ini belum ada seminggu dari mereka jumpa di supermarket tempo hari.Ruth menyampaikan bahwa ia sedang tidak berada di Jakarta. [Kamu sedang di Medan 'kan?] begitu tebakan pesan dari Kris.[Dari mana kamu tahu?] Ruth agak terkejut sebab Kris mengetahui posisinya kini.[Dari mananya tidaklah penting, Ruth. Aku juga sedang ada di Medan.] respon Kris enteng.Ruth mengerjap. Beberapa kali pertemuan tidak sengaja membuat kedekatan diantara mereka terjalin baik. Ruth mengabaikan perasaan aneh yang terbit dalam hatinya.[Mau ketemu di mana? Tapi aku bawa Elkana dan pengasuh ya. Tidak bisa aku tinggal sendiri karena Medan ini suasana yang baru] pesan Ruth. Ia menerima tawaran dari Kris.[Mall di Medan saja, ada arena bermain anak. Nanti aku kirim alamatnya ya.] balas Kris.Setelah p

Bab terbaru

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   117. BERSAMAMU

    Lima bulan berlalu. Sepanjang periode itu ada kabar mengejutkan dari Lidya. Perempuan itu membuat pengakuan melalui video yang dipublikasi pada media sosial miliknya.Sembari menangis perempuan itu berkata, "Saya Lidya Prameswardjo memohon maaf telah membuat masalah, keributan dengan pengusaha muda Hizkia Perkasa Alamsyah. Saya telah menuduhnya melakukan kejahatan penganiayaan dan asusila yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Adapun motivasi saya tidak lain karena memiliki kekaguman pada yang bersangkutan. Tidak ada pihak lain di belakang saya, seperti yang diberitakan beberapa media. Besar harapan saya, Hizkia berkenan memaafkan saya."Video itu telah sampai pada Hizkia, dikirim oleh Hidayat. Penasihat hukum Hizkia tahu bahwa kliennya tidak begitu aktif mengikuti pemberitaan di media sosial."Dasar Lidya! Malah melindungi orang-orang yang di belakangnya!" seru Hizkia tidak habis pikir. Pengakuan itu tidak mendapat maaf dari Hizkia, sebab bukan seperti itu yang dimaksud oleh Hizkia.

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   116. LIDYA AJAK DAMAI

    "Mama Elkana...," bisik Hizkia.Tidak ada sahutan dari Ruth, tadi dirinya langsung bertudung selimut dengan posisi membelakangi Hizkia. Perempuan itu tidak bersedia bicara padanya, maka Hizkia berusaha merayu dengan ucapan penjelasan."Aku bukannya tidak percaya sama kamu. Hanya antisipasi kalau-kalau ada yang masuk rumah tanpa izin," ucapnya perlahan sembari sedikit mengguncang tubuh Ruth. "Aku memang sudah menyediakan tenaga pengamanan untuk di rumah, tetapi aku tetap perlu waspada dengan CCTV tersembunyi itu, Ma," terangnya detail.Ruth masih bergeming, tidak menyahut sama sekali. Hizkia menyusun kembali kalimatnya. "Kamu jangan ngambek. Ini tandanya aku sayang kamu dan anak-anak. Tidak ingin terjadi hal buruk pada kalian," imbuhnya lagi. "Sini loh, bicara sama aku," tambahnya.Mama Elkana masih tidak bersedia membuka selimut yang membungkusnya. Lantas, Hizkia perlahan menyingkap dari arah kepala Ruth. Sebenarnya, ia agak ragu melakukannya, khawatir Ruth akan mengamuk.Saat Hizkia

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   115. PERKARA CCTV

    Sorenya, Hizkia pulang ke rumah setelah berdiskusi di kantor bersama tim kuasa hukum yang dikoordinatori oleh Hidayat. Sementara, Ruth dan Elkana telah menanti kedatangan dirinya."Sepertinya kamu lelah sekali," ujar Ruth di depan teras."Sangat," sahutnya pendek. Hizkia berjongkok menyapa Elkana yang sangat senang melihat papanya pulang dari kantor."Papa punya hadiah buat kamu, El," ucap Hizkia menyerahkan bungkusan dalam tas jinjing."Hore...," respon Elkana. Ia melonjak senang mendapat bingkisan dari papanya. "Apa ini, Papa?" tanyanya."Yang waktu itu pernah kamu bisikin ke Papa," sahut Hizkia, "buka di dalam ya, Nak," imbuhnya."Siap, Papa." Lantas, Elkana masuk ke dalam rumah menuju ruang keluarga untuk membuka hadiah dari papanya.Kini, tinggal Ruth dan Hizkia di teras. "Aku senang kasus kamu tidak terbukti, tadi aku sempet nonton berita," jelas Ruth.Mereka bergerak masuk ke dalam rumah. "Ya, pihak berwajib menghentikan kasus ini karena tidak ada unsur tindak pidana. Dan... ya

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   114. HASIL PIHAK BERWAJIB

    Setelah menunggu proses yang cukup alot dari pihak berwajib, hari ini ditetapkan bahwa dugaan penganiayaan dan kekerasan seksual yang dialami oleh Lidya tidak terbukti dilakukan oleh Hizkia."Kita telah memeriksa saksi dan bukti CCTV tidak ada bukti pendukung ke arah sana." Begitu berita yang diliput oleh salah satu media televisi. Ruth sedang duduk menonton berita di televisi setelah suaminya pergi ke kantor. Ia mengelus dada menandakan kelegaan.Ruth sebenarnya tidak diperbolehkan oleh Hizkia untuk mengonsumsi berita terkait dirinya yang berkonflik dengan Lidya. Pria itu tidak menginginkan sang istri banyak pikiran dan berimbas pada kehamilannya."Syukurlah, kebenaran yang menang," ujar Ruth mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Ia pun merasa lebih lega karena apa yang dilihatnya di apartemen bukanlah seperti yang dipikirkannya saat memergoki Lidya dan Hizkia.Nama Hizkia telah kadung buruk di tengah masyarakat, pria itu pernah menyatakan rencana pada Ruth untuk melaporkan Lidya.

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   113. INDAH

    Ruth mendengar suara kendaraan suaminya memasuki halaman rumah. Ia sedang duduk di ruang tamu sambil mengecek ponsel, ada banyak berita terkait suaminya.Perempuan itu menyambut kepulangan suaminya. Dengan wajah kurang semangat, Hizkia memasuki rumah."Papa El, sudah pulang. Tidak jadi ke kantor?" tanya Ruth heran.Hizkia mendesah sembari menjatuhkan bokongnya di sofa ruang tamu. "Aku dikejar-kejar pemburu berita. Nama baikku jatuh, susah payah aku membangunnya," sesalnya.Ruth hanya diam menatap suaminya. "Mau bagaimana... harus kamu hadapi," sahut Ruth.Hizkia menoleh pada istrinya, "Ini salah aku sama kamu... dari awal harusnya aku dengerin kamu untuk waspada terhadap suster itu," sesalnya lagi. Ia menyentuh tangan istrinya. "Menyesal aku tidak gubris intuisi kamu, Mama El," tambahnya lagi.Ruth tersenyum mendengar penuturan suaminya. Belum pernah ia mendengar suaminya mengakui kebenaran nalurinya sebagai istri. Perkataan itu membuat satu rasa yang istimewa dalam diri Ruth. Darahny

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   112. MENULAR

    Pagi ini Ruth telah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan. Setelah semua beres, ia kembali ke dalam kamar untuk membangunkan suaminya.Hizkia semalam berpesan untuk dibangunkan pagi hari, ia ada janji bertemu dengan kuasa hukumnya setelah beberapa hari lalu mengalami kondisi badan yang kurang fit. Saat Ruth akan membangunkan suaminya, mendadak perut perempuan itu bergejolak hebat. Lantas, ia beralih ke kamar kecil untuk menuntaskannya.Hizkia terbangun saat mendengar suara Ruth yang asing dari kamar kecil. Segera saja ia menyingkap selimut dan gegas menuju sumber suara."Heh, kamu kenapa?" tanya Hizkia khawatir, ia hanya bisa menyentuh punggung istrinya tanpa tahu harus berbuat apa. Ruth tidak menjawab karena tenggorokannya terasa penuh dan harus dikeluarkan.Huek...Ruth kembali memuntahkan isi perutnya yang kosong. "Ya ampun, apakah mualku tempo hari menular?" ucap Hizkia begitu saja, menatap ke cermin menatap istrinya.Ruth membersihkan sisa cairan muntah di bibirnya."Atau k

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   111. AKU DI SINI

    Gegas Hizkia turun dari ranjang menuju kamar kecil. Pria itu kembali memuntahkan isi perutnya, tetapi yang keluar cairan sedikit saja. Hanya saja, ia perlu mengerahkan tenaga yang besar agar puas untuk tidak mual lagi. Rasa kaki Hizkia seperti jeli yang kenyal dan lemas. Kepalanya bahkan sampai menyentuh pinggiran wastafel agar tidak menumpu pada tubuhnya yang terasa goyah. "Aduh... mual terus, kapan berhentinya ini," gerutu Hizkia merasa tidak nyaman. Beberapa saat menunggu, mualnya terasa mulai mereda. Hizkia mendudukkan diri di lantai kamar mandi. Punggungnya menyender ke dinding, kepalanya ditumpu di lutut. Terasa oleh Hizkia, seseorang menyentuh punggungnya, lebih tepatnya mengusap-usap. Dengan sisa tenaga, diangkatnya kepala untuk mengetahui siapa gerangan pelakunya. "Mama El...," lirihnya. "Kamu nasih mual terus ya," ucap Ruth khawatir. "Coba lebih rileks nafasnya," saran Ruth. Perempuan itu masih setia mengusap tengkuk suaminya. "Tidak lagi," ucap Hizkia. Lagi-lagi Ruth

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   110. BENDERA PERANG

    Makan siang telah disediakan oleh Ruth. Elkana dan Magdalena di meja makan, sementara hidangan untuk Hizkia dibawa Ruth ke kamar.Bersamaan Ruth masuk, Hizkia terlihat sedang bangun dari tidurnya. "Kamu sudah bangun," ujar Ruth basa-basi. Hanya deheman dari Hizkia yang terdengar. "Aku bawakan makan siang kamu," tunjuk Ruth di nakas. "Setelah ini, kamu minum obat sesuai saran dokter," imbuhnya.Hizkia menerima nampan yang diambil Ruth dari nakas. Ia tidak banyak bicara. Saat Ruth menawarkan diri menyuapi makanan untuknya, Hizkia menolak."Tidak perlu, aku sendiri saja," sanggahnya.Ruth membiarkan suaminya untuk menyuapkan sendok demi sendok makanan. "Sudah cukup," ucapnya setelah enam sendok hitungan Ruth."Kenapa? Makanannya tidak enak? Ini makanan kesukaan kamu," kata Ruth menunjukkan rasa heran."Entahlah... kurang nafsu makan," sahut Hizkia."Ya sudah, kalau begitu obatnya diminum." Ruth meletakkan kembali nampan dan mengambil obat yang dibelinya dari apotek tadi.Pria itu meneri

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   109. NYAMAN BERSAMAMU

    Hizkia dan Ruth tertegun mendengar pertanyaan dokter Ridwan. Ruth menjawab, "Tidak, Dokter.""Oh... maaf Ibu untuk pertanyaan saya," ucap Ridwan. Setelahnya dokter berpamitan, Ruth mengantarkan hingga keluar pintu.Perempuan itu kembali ke ruangan, dilihatnya Hizkia sedang berusaha duduk dari posisi rebah. Gegas ia membantu suaminya.Saat duduk kembali pusing melanda, pria itu memejamkan matanya sembari punggungnya menyender di sofa."Masih pusing ya," ucap Ruth menyimpulkan. Hizkia hanya mengangguk dan berdehem."Tolong ambilkan handphone-ku," pintanya menjulurkan tangan.Ruth mengambil dan menyerahkan ponsel milik Hizkia. Pria itu mencari nomor kontak seseorang, lalu menghubunginya. "Halo Pak Danu, tolong ke ruangan ya, bantu saya. Saya mau pulang," suruh Hizkia. Pria itu kembali memejamkan matanya dan menarik nafas panjang."Kenapa harus Pak Danu, aku bisa bantu kamu turun ke mobil," resah Ruth merasa seperti tidak dianggap kehadirannya.Hizkia menoleh dengan kepalanya menyender d

DMCA.com Protection Status