Beranda / Rumah Tangga / SEMUA KARENA SUAMI KEDUA / 3. USAHA HIZKIA MENDEKATI RUTH

Share

3. USAHA HIZKIA MENDEKATI RUTH

Penulis: Novisi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-24 11:59:59

Hizkia diam dan menurunkan pandangannya ke meja makan seperti sedang merenungkan sesuatu.

Barangkali, hatinya mulai tergugah sebab perkataan Ruth.

"Abang sudah memberi banyak hal kepadaku. Bukan hanya bantuan uang, tapi juga tempat tinggal saat itu. Mendiang Abang sungguh baik. Bagi Abang, Kakak dan Elkana paling berharga. Maka, aku akan menjaga dengan baik," jelas Hizkia kembali menatap perempuan yang juga calon istrinya.

Kening Ruth mengernyit.

Hizkia bersedia mengorbankan diri untuk menghabiskan seluruh hidup bersamanya dan Elkana.

Menurut Ruth, tidak masuk akal rasional kelakuan Hizkia saat ini.

"Kami seperti barang buatmu," kata Ruth seraya mengalihkan pandangan. 

Hizkia terkekeh lagi, "Kalau itu barang, aku pasti akan menolaknya, Kak. Tidak sebanding."

Selalu saja ada jawaban Hizkia.

Tidak diragukan sebab ia sama seperti mendiang suami Ruth yang seorang pengusaha, lihai memilih kalimat demi kalimat.

"Lalu, bagaimana dengan kekasihmu, siapa itu namanya...?" tanya Ruth menyelidik.

"Naomi, Kak. Kami... Kami sudah putus baik-baik," jawabnya sambil mengendikkan bahu.

Tapi, siapa yang tahu mereka putus baik-baik atau ada yang patah hati?

Ruth tidak ingin berbuat kesalahan dengan menerima pernikahan ini. Dia tidak ingin ada penyesalan di kemudian hari. Ruth akan tetap kekeh menolak Hizkia.

"Kapan Abang memintamu untuk menjaga Kakak dan Elkana?" tanya Ruth mendalam.

"Sudah lama, Kak."

Ruth agak terkejut. 

"Seberapa lama?" selidik Ruth tidak sabar.

"Tiga tahun yang lalu, Kak." jawabnya.

"Apa???" Nafas Ruth tercekat di tenggorokan.

Tiga tahun yang lalu, mendiang suami Ruth sudah tahu akan meninggalkannya untuk selamanya. Tapi...

"Maksudmu, kamu tahu kalau Abangmu sudah sakit kanker sejak tiga tahun lalu? Mengapa kamu diam dan tidak memberitahukan Kakak? Kakak tahu setelah stadium akhir. Persekongkolan yang buruk. Kamu jahat!" Suara Ruth bergetar geram sambil menunjuk-nunjuk Hizkia. Matanya berkaca dan dada sesak.

Ruth tidak pernah semarah ini pada Hizkia.

Jangankan marah, berteriak padanya pun Ruth tidak pernah.

Mereka cenderung tidak banyak komunikasi saat tinggal bersama. Kini, Ruth sulit menerima kenyataan yang diungkap Hizkia. Semua ini membuatnya semakin yakin untuk menolak tawaran menikah dengan mantan adik iparnya itu.

"Saat itu, Kakak tengah mengandung. Abang tidak mau menyampaikannya sebab akan menjadi beban pikiran Kakak." Badan Hizkia menegak agar Elkana tidak melihat ibunya yang mulai mengeluarkan air mata.

"Kalian...." suara Ruth tercekat di tenggorokan. 

"Kak, jangan marah pada mendiang Abang." Kalimat Hizkia memutus ucapan Ruth.

Ruth mengangkat kepala dan memandang Hizkia yang merasa tak bersalah dengan kerjasama konyol antara abang adik keluarga Perkasa Alamsyah.

"Aku marah padamu! Kamu menuruti semua yang mendiang Abangmu katakan. Sampai tidak bisa memilah mana yang harus dilakukan mana yang tidak!" Ruth masih terus menggerutu.

"Kak, yang lalu telah terjadi. Elkana sekarang lahir dalam kondisi yang sehat. Namun, waktu kami mengetahui penyakit Abang, kakak sedang mengandung hamil enam bulan dan pernah mengalami insomnia dan flek," jelas Hizkia.

Bagaimana Hizkia bisa tahu hal ini?

Melihat keraguan di wajah Ruth, Hizkia seolah dapat menebak isi hatinya. 

"Abang pernah bilang begitu padaku. Jadi, Abang minta agar jangan menambah beban pikiran Kakak. Abang mau Kakak sehat dan Elkana lahir selamat," lanjut Hizkia.

Mama Elkana tak menyangka mendiang suaminya setegar itu. Pria itu adalah orang baik dan perhatian. Memang, beberapa kali dalam masa kehamilan, mendiang meminta Hizkia yang mengantar Ruth untuk cek kandungan. Tak disangka, itu bagian rencana mendiang suaminya masa itu.

Dilanda rasa gusar di hati, Ruth mendatangi makam mendiang suaminya sehari setelah pertemuannya dengan Hizkia.

Siang itu hari Sabtu.

Ia bersama Elkana bersiap untuk ziarah. Baru akan menutup pintu gerbang rumah, sebuah mobil berhenti.

Hizkia keluar dari mobil. Pria itu sebelumnya tidak memberitahukan bakal datang ke rumah Ruth.

 "Mau ke mana, Kak?" tanya Hizkia. 

 "Mau ziarah," pendek Ruth.

 Elkana senang melihat adik mendiang ayahnya. Ia tersenyum dan minta digendong oleh Hizkia. Pria itu mengulurkan tangan.

 "Aku anter ya," sembari menawarkan jasa Hizkia berbalik menuju pintu depan penumpang untuk membuka pintu menyilakan Ruth masuk.

 Ruth bergeming di tempat. Kakinya kaku untuk melangkah ke dalam mobil Hizkia.

 "Ayo kak! Katanya mau ziarah," ajakan Hizkia menyadarkan Ruth.

 Akhirnya ia masuk dan menutup pintu.

Ruth memilih duduk di bangku penumpang bagian belakang, setelah mengambil Elkana dari gendongan Hizkia. 

Kini Hizkia yang terdiam. Senyum samar menghias wajah dinginnya.

Ditutupnya pintu, duduk di bangku driver lalu menyalakan mesin.

"Kita jalan ya Bu," ledek Hizkia dari spion dalam pada Ruth seperti seorang driver taksi.

Ruth melirik sekilas, ia hanya dapat melihat bibir Hizkia saja. Spontan ia mengalihkan pandangan ke arah Elkana.

Sesampainya di lokasi pemakaman, hati Ruth dilanda duka.

Sambil berjalan menuju makan kembali ingatannya terbang ke masa lalu, masa yang indah bersama mendiang suaminya.

 Setiba di makam mendiang suaminya, tangis tak terbendung keluar karena kesedihan hati Ruth. Ia tak mampu berkata-kata hanya isakan terdengar. Melihat mamanya menangis, Elkana pun turut menangis di gendongan Hizkia.

Pria itu mengambil inisiatif menjauh dari Ruth sejenak. Ia membawa Elkana keliling sebentar dan menenangkan anak mendiang abangnya itu.

Ruth menepuk dadanya, sakit di dalam hatinya.

Ia mengetahui bahwa seharusnya ia telah mengikhlaskan mendiang suaminya agar beroleh ketenangan. Namun, ia manusia biasa yang juga jatuh dalam kesedihan meski berupaya ikhlas.

"Aku datang lagi," sambil sesenggukan ia menebar bunga-bunga di makam mendiang suaminya.

"Aku harap kamu telah tiba di surga yang indah. Aku merindukan kamu dan kenangan kita." Angin semilir menerbangkan anak rambutnya.

"Elkana sudah besar, wajahnya makin mirip kamu." Ruth sedikit tertawa meski ia menangis.

"Aku... tidak mengerti maksud kamu...  sewaktu mendengar aku dilamar oleh adik kamu, rasanya sulit untuk percaya. Bahkan, aku tidak terpikir untuk menikah kembali." Ruth mengusap perlahan air matanya.

"Bahkan, aku menyusun rencana untuk kembali ke Palembang," Ruth melanjutkan, "tapi ... aku mencoba menerima wasiat kamu ini ... " Ruth terisak kembali.

"Semoga aku bisa hidup bahagia dalam perkawinanku nanti. Aku akan membesarkan anak kita, Elkana. Mungkin ... " Ruth tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.

"Kapan-kapan aku datang lagi ya."

Ia memanjatkan doa dalam hati untuk ketenangan mendiang suaminya. Menaruh buket bunga di depan nisan.

Bab terkait

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   4. BERSEDIA

    Dari kejauhan, Hizkia dapat melihat bahwa Ruth mulai lebih tenang dibandingkan awal kedatangannya. Ia berjalan mendekati makam abangnya.Hizkia ikut duduk di pinggiran makam. Kemudian, Ruth mengambil Elkana dari gendongan Hizkia. Pria itu bercakap dalam hatinya dan memanjatkan doa."Ayah... ini Elkana datang. Elkana mendoakan Ayah tenang di sana. Elkana di sini baik-baik Ayah." Ruth menirukan suara anak kecil sebagai ganti Elkana."Kapan-kapan Elkana datang lagi, ya, Ayah."Sewaktu Ruth berdiri dan akan beranjak dari makam. Hizkia berbicara di hadapan makam abangnya, "Abang, terimakasih untuk semua kebaikan Abang padaku. Aku telah melamar Mama El, tinggal menunggu jawaban iya. Aku juga telah berjanji untuk menjaga Elkana dan mamanya." Hizkia berdiri menoleh pada Ruth. Perempuan itu melongo mendengar penuturan mantan adik iparnya itu. Dihadapan makam itu ia berani mengatakan hal seperti itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-24
  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   5. RUTH INGIN PERGI, HIZKIA RESAH

    Mereka berpisah di parkiran kantor. Sebelum Hizkia masuk ke dalam mobilnya, Naomi berbisik, "Mimpikan aku ya." Senyum merekah di wajahnya yang cantik. Tidak ada respon berarti dari Hizkia. Tubuh yang lelah memengaruhi ekspresinya malam ini. Hizkia melesat menuju rumahnya. Tiba di rumah, ia tidak mendengar suara istri dan anaknya. Pasti mereka telah tidur. Pria itu berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air di dalam kulkas. Didapatinya makanan yang dibuat oleh istrinya telah dingin. Ia tidak menepati janji untuk pulang lebih cepat. Hizkia ingin memakan masakan itu, tapi sayang perutnya telah kenyang. Tadi dirinya diajak makan malam oleh Naomi. Perutnya tak sanggup lagi menampung nasi dan lauk pauk. Hizkia menuju kamarnya. Saat ia masuk lampu telah remang. Ia melihat istrinya tidur meringkuk dalam selimut. Ia melangkah menuju kamar kecil, membasuh diri sebelum istirahat malam. Begitu melangkah keluar terasa se

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   6. RUTH PERGI JAUH

    Jelang sore hari Ruth telah menyiapkan barang bawaan untuk menjumpai bundanya, oma Elkana, di Palembang.Dia sempat sedikit kecewa karena Hizkia tidak menjelaskan kejadian tempo hari di kantor seperti apa. Padahal ia akan bersedia mendengarkan.Ruth juga enggan menanyakan langsung. Ini termasuk janji mereka sebelum menikah untuk tidak ikut campur dalam urusan pribadi pasangan.Ruth tersenyum melihat Elkana yang gembira bermain tanpa beban sedikit pun. Ia harus bertahan dalam pernikahan ini, sebab telah memilih maju sampai di titik ini.Hanya saja, ia perlu menepi untuk tahu sejauh mana hati telah terpengaruh oleh pesona suaminya. Dan bagaimana akan melanjutkan pernikahan ke depan."Sudah bersiap?" Tanpa disadari Ruth, Hizkia telah pulang saat ini berdiri di belakang tubuhnya."Sudah," jawab Ruth."Hari Sabtu aku akan menyusul kalian." Itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   7. HIZKIA MENYUSUL ISTRI

    "Ruth ya..." Mama Elkana memindai wajah pria di hadapannya ternyata teman lamanya sewaktu SMA di Palembang.Bunda yang mengenali sosok Kris membalas sapaan."Nak Kris... iya ini Ruth. Nak Kris, ketepatan jumpa di sini," sambut Magdalena."Iya Tante, saya sedang cari hadiah untuk kelahiran ponakan saya. Pas setelah jam meeting tadi saya ke sini," jawab Kris ramah sesekali melirik Ruth.Mama Elkana tidak banyak bicara hanya tersenyum samar. Dirinya tiba-tiba teringat pada masa lalu banyak peristiwa konyol sewaktu SMA yang mereka lakukan, seperti mengerjai teman sekelas yang berulang tahun atau yang terlambat masuk kelas."Kapan-kapan saya boleh main ke rumah, Tante?" tanya Kris dengan berani tanpa basa-basi.Tidak menunggu jawaban Kris melanjutkan, "Bos kecil ini anak kamu, Ruth?"Ah, hampir saja Elkana terabaikan dalam pembicaraan mereka. Setelah beberapa menit bercakap-cakap, mereka bertukar nomor ponsel dan melanjutkan langkah

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA    8. RUTH DAN HIZKIA RIBUT DI RUMAH BUNDA

    Entah telah sejauh apa hubungan antara Hizkia dan Naomi. Kerja sama antarperusahaan akan membuat mereka hampir setiap hari bertemu. Menerka-nerka hal itu tidak baik bagi pikiran mama Elkana, rasa tidak percaya diri pun kian mendominasi Ruth.Ruth kembali ke kamarnya sekitar pukul dua puluh dua setelah menidurkan Elkana. Sempat ingin beristirahat bersama Elkana saja namun ia ingat ini bukan di rumah mereka. Tentu saja tidak tepat bersikap egois dan kekanakan saat ini.Ternyata Hizkia belum tidur dan sedang duduk melipat kaki dengan tangan terangkat di sandaran sofa kamar menunggu istrinya. Mama Elkana masuk lalu menutup pintu. Ia mengerling cepat dan menemukan suaminya tengah menatapnya.Ruth berjalan melewati suaminya menuju ranjang tanpa sapaan sedikit pun. Hizkia yang menunggu istrinya tapi dicuekin benar-benar habis kesabaran. Perlakuan mama Elkana semenjak di Jakarta sampai tiba di Palembang bikin Hizkia geram.Beranjak dari duduknya, Hizkia men

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   9. RUTH MELAWAN

    Kembali ke Jakarta membuat Ruth berpikir keras untuk menyusun rencana terkait pernikahannya. Ruth perlu mempertimbangkan perkataan bunda, ia telah memutuskan sesuatu hal dalam benaknya.Ruth kembali dalam aktivitas hariannya sebagai istri dan ibu. Ia mempersiapkan segala keperluan suami dan anaknya. Tetap irit bicara. Sementara perasaan Hizkia lebih tenang bila istrinya berada di rumah dalam pantauannya.Teringat tentang masakan, ternyata Hizkia telah melewati banyak hari untuk tidak mencicipi masakan istrinya yang lezat. Alasan kesibukan dipakainya dengan maksud supaya istrinya tidak perlu repot-repot memasak.Padahal Ruth tak pernah merasa kerepotan, ia memang senang memasak. Kali ke depan Hizkia tidak mau melewatkan kesempatan menikmati hidangan yang disajikan istrinya."Boleh siapin bekal makan siang buat aku, ngga?"Itu permintaan Hizkia telah beberapa minggu setelah kembali dari Palembang."Boleh." Ruth mengangguk.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   10. KEBERANIAN

    "Hei! Kamu perempuan, tidak sadar yang kamu dekati pria beristri? Tidak laku atau tidak bermoral?" Ruth beralih melancarkan serangan pada Naomi. "Saya tahu kalian rekan kerja dan pernah menjalin hubungan romantis. Tapi sikap kalian sangat rendah dan tidak layak," berang Ruth pada Hizkia dan Naomi. Ruth menepis rasa hormat pada suaminya. Naomi seketika berdiri dan tersinggung dengan ucapan mama Elkana. "Yang tidak laku aku atau kamu. Menikah dengan pria jauh lebih muda, memangnya kamu mampu melayaninya?" Naomi yang dikenal lembut tersulut api amarah. "Hhh... sudah tanyakan pada pria ini, siapa yang meminta menjadi istrinya? Berkali-kali ditolak, tetap ingin menikahiku bahkan keluarga besarnya turut andil. Hhm... apa itu disebut tidak laku?" Ruth melirik respons Hizkia sebentar, ia berlagak sombong. Ruth melipat tangan di dada dan menegakkan dagunya menandakan ia lebih diinginkan dari Naomi meski sebenarnya dada Ruth berdetak cepat.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   11. MENDAMPINGI HIZKIA

    Di akhir bulan, pengasuh yang dicari telah dipekerjakan Ruth, sebenarnya tidak banyak kerja harian pengasuhnya. Hanya saja bila mereka bepergian lama ke luar rumah, peran pengasuh penting untuk membantu kebutuhan Elkana.Pengasuh tidak tinggal bersama mereka melainkan datang pagi pulang sore. Mama Elkana masih mengambil tanggungjawab untuk melayani suami dan anaknya. Ia merasa mampu.Jadwal kunjungan proyek tiba, Hizkia telah meminta Melina untuk memesan tiket menuju lokasi pembangunan resortnya. Ia akan turut serta meninjau lokasi. Naomi tentu saja turut serta dalam perjalanan karena ini kerjasama antara perusahaan mereka.Malam sebelum keberangkatan, Hizkia memberitahu Ruth jadwal penerbangan esok hari. Ruth tahu Naomi ikut serta di kunjungan kerja ini. Dari mana mama Elkana tahu? Melina. Melina telah menjadi sekutu baik Ruth. Sekalian menjadi mata-mata suaminya. Nampaknya, jiwa intelijen Ruth tumbuh bers

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30

Bab terbaru

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   117. BERSAMAMU

    Lima bulan berlalu. Sepanjang periode itu ada kabar mengejutkan dari Lidya. Perempuan itu membuat pengakuan melalui video yang dipublikasi pada media sosial miliknya.Sembari menangis perempuan itu berkata, "Saya Lidya Prameswardjo memohon maaf telah membuat masalah, keributan dengan pengusaha muda Hizkia Perkasa Alamsyah. Saya telah menuduhnya melakukan kejahatan penganiayaan dan asusila yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Adapun motivasi saya tidak lain karena memiliki kekaguman pada yang bersangkutan. Tidak ada pihak lain di belakang saya, seperti yang diberitakan beberapa media. Besar harapan saya, Hizkia berkenan memaafkan saya."Video itu telah sampai pada Hizkia, dikirim oleh Hidayat. Penasihat hukum Hizkia tahu bahwa kliennya tidak begitu aktif mengikuti pemberitaan di media sosial."Dasar Lidya! Malah melindungi orang-orang yang di belakangnya!" seru Hizkia tidak habis pikir. Pengakuan itu tidak mendapat maaf dari Hizkia, sebab bukan seperti itu yang dimaksud oleh Hizkia.

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   116. LIDYA AJAK DAMAI

    "Mama Elkana...," bisik Hizkia.Tidak ada sahutan dari Ruth, tadi dirinya langsung bertudung selimut dengan posisi membelakangi Hizkia. Perempuan itu tidak bersedia bicara padanya, maka Hizkia berusaha merayu dengan ucapan penjelasan."Aku bukannya tidak percaya sama kamu. Hanya antisipasi kalau-kalau ada yang masuk rumah tanpa izin," ucapnya perlahan sembari sedikit mengguncang tubuh Ruth. "Aku memang sudah menyediakan tenaga pengamanan untuk di rumah, tetapi aku tetap perlu waspada dengan CCTV tersembunyi itu, Ma," terangnya detail.Ruth masih bergeming, tidak menyahut sama sekali. Hizkia menyusun kembali kalimatnya. "Kamu jangan ngambek. Ini tandanya aku sayang kamu dan anak-anak. Tidak ingin terjadi hal buruk pada kalian," imbuhnya lagi. "Sini loh, bicara sama aku," tambahnya.Mama Elkana masih tidak bersedia membuka selimut yang membungkusnya. Lantas, Hizkia perlahan menyingkap dari arah kepala Ruth. Sebenarnya, ia agak ragu melakukannya, khawatir Ruth akan mengamuk.Saat Hizkia

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   115. PERKARA CCTV

    Sorenya, Hizkia pulang ke rumah setelah berdiskusi di kantor bersama tim kuasa hukum yang dikoordinatori oleh Hidayat. Sementara, Ruth dan Elkana telah menanti kedatangan dirinya."Sepertinya kamu lelah sekali," ujar Ruth di depan teras."Sangat," sahutnya pendek. Hizkia berjongkok menyapa Elkana yang sangat senang melihat papanya pulang dari kantor."Papa punya hadiah buat kamu, El," ucap Hizkia menyerahkan bungkusan dalam tas jinjing."Hore...," respon Elkana. Ia melonjak senang mendapat bingkisan dari papanya. "Apa ini, Papa?" tanyanya."Yang waktu itu pernah kamu bisikin ke Papa," sahut Hizkia, "buka di dalam ya, Nak," imbuhnya."Siap, Papa." Lantas, Elkana masuk ke dalam rumah menuju ruang keluarga untuk membuka hadiah dari papanya.Kini, tinggal Ruth dan Hizkia di teras. "Aku senang kasus kamu tidak terbukti, tadi aku sempet nonton berita," jelas Ruth.Mereka bergerak masuk ke dalam rumah. "Ya, pihak berwajib menghentikan kasus ini karena tidak ada unsur tindak pidana. Dan... ya

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   114. HASIL PIHAK BERWAJIB

    Setelah menunggu proses yang cukup alot dari pihak berwajib, hari ini ditetapkan bahwa dugaan penganiayaan dan kekerasan seksual yang dialami oleh Lidya tidak terbukti dilakukan oleh Hizkia."Kita telah memeriksa saksi dan bukti CCTV tidak ada bukti pendukung ke arah sana." Begitu berita yang diliput oleh salah satu media televisi. Ruth sedang duduk menonton berita di televisi setelah suaminya pergi ke kantor. Ia mengelus dada menandakan kelegaan.Ruth sebenarnya tidak diperbolehkan oleh Hizkia untuk mengonsumsi berita terkait dirinya yang berkonflik dengan Lidya. Pria itu tidak menginginkan sang istri banyak pikiran dan berimbas pada kehamilannya."Syukurlah, kebenaran yang menang," ujar Ruth mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Ia pun merasa lebih lega karena apa yang dilihatnya di apartemen bukanlah seperti yang dipikirkannya saat memergoki Lidya dan Hizkia.Nama Hizkia telah kadung buruk di tengah masyarakat, pria itu pernah menyatakan rencana pada Ruth untuk melaporkan Lidya.

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   113. INDAH

    Ruth mendengar suara kendaraan suaminya memasuki halaman rumah. Ia sedang duduk di ruang tamu sambil mengecek ponsel, ada banyak berita terkait suaminya.Perempuan itu menyambut kepulangan suaminya. Dengan wajah kurang semangat, Hizkia memasuki rumah."Papa El, sudah pulang. Tidak jadi ke kantor?" tanya Ruth heran.Hizkia mendesah sembari menjatuhkan bokongnya di sofa ruang tamu. "Aku dikejar-kejar pemburu berita. Nama baikku jatuh, susah payah aku membangunnya," sesalnya.Ruth hanya diam menatap suaminya. "Mau bagaimana... harus kamu hadapi," sahut Ruth.Hizkia menoleh pada istrinya, "Ini salah aku sama kamu... dari awal harusnya aku dengerin kamu untuk waspada terhadap suster itu," sesalnya lagi. Ia menyentuh tangan istrinya. "Menyesal aku tidak gubris intuisi kamu, Mama El," tambahnya lagi.Ruth tersenyum mendengar penuturan suaminya. Belum pernah ia mendengar suaminya mengakui kebenaran nalurinya sebagai istri. Perkataan itu membuat satu rasa yang istimewa dalam diri Ruth. Darahny

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   112. MENULAR

    Pagi ini Ruth telah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan. Setelah semua beres, ia kembali ke dalam kamar untuk membangunkan suaminya.Hizkia semalam berpesan untuk dibangunkan pagi hari, ia ada janji bertemu dengan kuasa hukumnya setelah beberapa hari lalu mengalami kondisi badan yang kurang fit. Saat Ruth akan membangunkan suaminya, mendadak perut perempuan itu bergejolak hebat. Lantas, ia beralih ke kamar kecil untuk menuntaskannya.Hizkia terbangun saat mendengar suara Ruth yang asing dari kamar kecil. Segera saja ia menyingkap selimut dan gegas menuju sumber suara."Heh, kamu kenapa?" tanya Hizkia khawatir, ia hanya bisa menyentuh punggung istrinya tanpa tahu harus berbuat apa. Ruth tidak menjawab karena tenggorokannya terasa penuh dan harus dikeluarkan.Huek...Ruth kembali memuntahkan isi perutnya yang kosong. "Ya ampun, apakah mualku tempo hari menular?" ucap Hizkia begitu saja, menatap ke cermin menatap istrinya.Ruth membersihkan sisa cairan muntah di bibirnya."Atau k

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   111. AKU DI SINI

    Gegas Hizkia turun dari ranjang menuju kamar kecil. Pria itu kembali memuntahkan isi perutnya, tetapi yang keluar cairan sedikit saja. Hanya saja, ia perlu mengerahkan tenaga yang besar agar puas untuk tidak mual lagi. Rasa kaki Hizkia seperti jeli yang kenyal dan lemas. Kepalanya bahkan sampai menyentuh pinggiran wastafel agar tidak menumpu pada tubuhnya yang terasa goyah. "Aduh... mual terus, kapan berhentinya ini," gerutu Hizkia merasa tidak nyaman. Beberapa saat menunggu, mualnya terasa mulai mereda. Hizkia mendudukkan diri di lantai kamar mandi. Punggungnya menyender ke dinding, kepalanya ditumpu di lutut. Terasa oleh Hizkia, seseorang menyentuh punggungnya, lebih tepatnya mengusap-usap. Dengan sisa tenaga, diangkatnya kepala untuk mengetahui siapa gerangan pelakunya. "Mama El...," lirihnya. "Kamu nasih mual terus ya," ucap Ruth khawatir. "Coba lebih rileks nafasnya," saran Ruth. Perempuan itu masih setia mengusap tengkuk suaminya. "Tidak lagi," ucap Hizkia. Lagi-lagi Ruth

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   110. BENDERA PERANG

    Makan siang telah disediakan oleh Ruth. Elkana dan Magdalena di meja makan, sementara hidangan untuk Hizkia dibawa Ruth ke kamar.Bersamaan Ruth masuk, Hizkia terlihat sedang bangun dari tidurnya. "Kamu sudah bangun," ujar Ruth basa-basi. Hanya deheman dari Hizkia yang terdengar. "Aku bawakan makan siang kamu," tunjuk Ruth di nakas. "Setelah ini, kamu minum obat sesuai saran dokter," imbuhnya.Hizkia menerima nampan yang diambil Ruth dari nakas. Ia tidak banyak bicara. Saat Ruth menawarkan diri menyuapi makanan untuknya, Hizkia menolak."Tidak perlu, aku sendiri saja," sanggahnya.Ruth membiarkan suaminya untuk menyuapkan sendok demi sendok makanan. "Sudah cukup," ucapnya setelah enam sendok hitungan Ruth."Kenapa? Makanannya tidak enak? Ini makanan kesukaan kamu," kata Ruth menunjukkan rasa heran."Entahlah... kurang nafsu makan," sahut Hizkia."Ya sudah, kalau begitu obatnya diminum." Ruth meletakkan kembali nampan dan mengambil obat yang dibelinya dari apotek tadi.Pria itu meneri

  • SEMUA KARENA SUAMI KEDUA   109. NYAMAN BERSAMAMU

    Hizkia dan Ruth tertegun mendengar pertanyaan dokter Ridwan. Ruth menjawab, "Tidak, Dokter.""Oh... maaf Ibu untuk pertanyaan saya," ucap Ridwan. Setelahnya dokter berpamitan, Ruth mengantarkan hingga keluar pintu.Perempuan itu kembali ke ruangan, dilihatnya Hizkia sedang berusaha duduk dari posisi rebah. Gegas ia membantu suaminya.Saat duduk kembali pusing melanda, pria itu memejamkan matanya sembari punggungnya menyender di sofa."Masih pusing ya," ucap Ruth menyimpulkan. Hizkia hanya mengangguk dan berdehem."Tolong ambilkan handphone-ku," pintanya menjulurkan tangan.Ruth mengambil dan menyerahkan ponsel milik Hizkia. Pria itu mencari nomor kontak seseorang, lalu menghubunginya. "Halo Pak Danu, tolong ke ruangan ya, bantu saya. Saya mau pulang," suruh Hizkia. Pria itu kembali memejamkan matanya dan menarik nafas panjang."Kenapa harus Pak Danu, aku bisa bantu kamu turun ke mobil," resah Ruth merasa seperti tidak dianggap kehadirannya.Hizkia menoleh dengan kepalanya menyender d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status