awalnya hari ini saya akan upload tiga bab sekaligus namun karena kerjaan yang menumpuk, sepertinya saya hanya bisa dua bab untuk update di hari ini
Dia datang sendirian, tanpa ada ketua adat yang sudah mereka temui sebelumnya. Dia berkata kepada para peneliti itu dengan bahasa lokal untuk datang dan menjemput anak tersebut yang sudah di sembuhkan oleh sang ketua adat.Namun, dia memberitahu bahwa hanya ada satu orang yang boleh menjemputnya, dan dia juga berkata bahwa apapun yang dia lihat di dalam sana dia tidak boleh kaget ketika dia masuk dan mengambil anak tersebut dari tempat yang berada di ujung desa.Dia mengatakan bahwa Ketua Desa sudah melakukan apapun yang dirinya bisa untuk menyelamatkan anak itu, bahkan mungkin dirinya sudah menutup takdir kematian dari anak tersebut sehingga bisa melanjutkan hidupnya seperti biasa.Para peneliti yang mengerti akan bahasa yang dibicarakan saling bertatapan satu sama lain. Di satu sisi mereka senang bahwa mereka bisa menyembuhkan anak itu dalam waktu yang singkat.Namun, di satu sisi mereka heran dengan persyaratan yang diminta oleh ibu itu. Apalagi, ada beberapa hal yang tidak mereka
Rumah besar tempat tinggal anak tersebut, kini bermandikan darah. Bersamaan dengan terbunuhnya semua anggota keluarga yang ada di dalam sana.Cipratan-cipratan darah dari cakaran hewan buas serta gigitan gigi yang menyayat daging terlihat dengan jelas, sinar bulan purnama yang menembus dari jendela besar membuat bayangan-bayangan itu terlihat menakutkan.Ayah dan ibunya, serta pembantu-pembantunya tidak bisa melarikan diri disana. Mereka terbunuh dengan darah dimana-mana, mereka seperti sebuah santapan dari anaknya yang berubah menakutkan.Sebuah aura hitam tiba-tiba muncul dan menutupi seluruh rumah, kepribadian dirinya berubah menjadi menyeramkan, menjadi sesuatu yang tidak disangka-sangka. Dan diluar sana, banyak pasang mata merah melihat dari kejauhan, mereka seperti menikmati apa yang dilakukan oleh anak itu di dalam rumah.Mereka mengamati, memandangi, dan mencari tahu dengan senyuman-senyuman yang sumringah.Hati mereka yang awalnya sedih kini berubah menjadi sebuah rasa senang
‘Hihihihi.’‘Satriaaaaaa, kamu tidak akan bisa melenyapkan anak ini Satriaaaa!’‘Anak ini sudah bersamaku sangat lama, bahkan aku ingin membuat tempat ini seperti tempat tinggalku terdahulu.’‘Aku ingin membuat mereka menjadi tuselak seperti diriku.’‘Namun,’‘Rupanya itu tidak bisa terjadi, karena aku berada di tempat yang jauh.’‘Sehingga, aku akan menjadikan tempat ini menjadi tempat kematian dimana jiwa-jiwanya akan hidup bersamaku.’‘Dan aku akan menjadi pemimpin di tempat ini.’‘Tempat ini adalah tempat yang cocok, tempat yang jauh dari keramaian.’‘Jadi,’‘Jiwa mu adalah yang pertama yang akan aku tarik.’‘Karena kamu harus tahu, bahwa tuselak yang sangat kuat mengharuskan mereka untuk menarik jiwa-jiwa manusia.’‘Menebar teror, membuat manusia tunduk.’‘Bukan bersembunyi di dalam hutan dalam waktu yang lama.’‘Yang berakhir dengan pembantaian, hingga mereka harus bersembunyi di tengah-tengah manusia.’‘Jadi Satria, sekarang waktunya untukmu untuk mati.’‘Dan bergabung dalam du
[Semuanya semakin suram, kematian yang mendadak kini muncul satu persatu di tempat ini.Sebuah tempat harapan yang seharusnya menjadi sebuah tempat baru untuk memperbaiki hidup, kini berubah menjadi sebuah teror yang mengerikan di setiap malamnya.Pak Ridwan, Jeje, Iyo yang kini aku sendiri tidak tahu kabarnya seperti apa, juga Bu Cucu yang aku tahu masih terbaring dan belum sadarkan diri.Serta Adi, Tono dan Supri yang mendadak pendiam layaknya Ali yang kini lebih sering menyembunyikan dirinya di dalam rumah.Membuat suasana desa mendadak semakin berubah, tawa dan canda antar setiap tetangga ketika sedang bekerja seharian kini tidak terlihat kembali.Yang ada hanyalah sebuah pembicaraan yang mengarah kepadamu Satria. Bahkan kini bukan hanya dirimu saja yang dicurigai, karena omong kosong itu kini mengarah pada anakmu, Ayu.Beberapa kali wujud Ayu yang menyeramkan itu muncul di depan mereka, bahkan Bu Cucu pun berkata bahwa Ayu diliputi oleh kegelapan.Aku rasa itu tidaklah mungkin. B
Malam yang seharusnya bertabur bintang kini terasa sangat gelap, mereka seperti tidak ingin menampakan dirinya karena tertutup oleh awan-awan hitam yang menutupi langit. Hanya ada cahaya dari sinar bulan yang terlihat dengan jelas, dan itu menjadi cahaya satu-satunya bagi semua orang yang masih belum terlelap tidur pada malam ini. Suasananya begitu mencekam, Desa Muara Ujung kini mendadak begitu sunyi, orang-orang memilih tidur lebih awal dan tidak ingin melakukan aktifitas di malam hari seperti hari-hari sebelumnya. Terbunuhnya beberapa warga secara mengenaskan membuat mereka memproteksi keluarganya dengan menutup rapat-rapat pintu dan jendela mereka. Apalagi, pada malam ini, tampaknya akan ada sesuatu yang akan mengejutkan mereka lagi. Karena tepat di ujung sana, ada sesuatu yang tampak melayang mendekati Ki Sakti yang berdiri di depan rumah Pak Dani pada malam itu. Sesuatu yang mendekatinya secara perlahan, disertai dengan senyumannya yang menyeringai. Bahkan, kini wajah sert
Tuselak.Mungkin banyak orang yang tidak tahu tentang makhluk ini, mereka pada pada dasarnya adalah seorang manusia yang memiliki kepribadian ganda, yang bisa membaur dengan orang lain pada umumnya.Menghilangkan keberadaan dan mengubah aura adalah keahlian mereka, apalagi mereka mempelajari keilmuan-keilmuan yang bisa menyembuhkan orang-orang, bisa membuat orang-orang terserang penyakit menular, bahkan bisa menimbulkan kematian bagi siapa saja yang berhadapan dengan mereka.Namun, di waktu-waktu tertentu, mereka akan menjadi liar, tubuh mereka akan berubah secara perlahan menjadi hewan buas, yang siap memangsa siapa saja yang ada disekitarnya termasuk golongannya sendiri.Karena, di dalam tubuh mereka, ada salah satu makhluk yang bersemayam di dalamnya, makhluk yang sangat jahat, makhluk yang sangat gelap.Yang merupakan tuselak itu sendiri, makhluk ini seperti parasit yang bisa dipindahkan ke tubuh yang lain. Sehingga kejadian pembantaian itu terjadi karena sang ketua desa memindahk
Apa yang terjadi antara Ki Sakti dan Ayu, rupanya membuat para warga Muara Ujung bisa tidur dengan tenang.Apalagi, Ali yang pada waktu itu tahu bahwa apa yang terjadi di desa ini bisa membuatnya terbunuh seperti temannya Iyo yang masih tidak tahu ada dimana, membuat dirinya hanya bisa berdiam diri di kamarnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya.Tubuhnya bergetar dengan sangat hebat, keringat dingin muncul terus-menerus karena dia takut suara-suara gaduh yang ada di luar rumah merupakan suara-suara yang bisa membunuh dirinya.Dia benar-benar ketakutan, dia tidak mau keluar rumah dalam beberapa hari ini karena dia tidak ingin menceritakan apapun termasuk dengan keluarganya sendiri, karena dia takut nasib mereka akan sama seperti Iyo dan Jeje yang mungkin diberitahu oleh Iyo pada saat itu.Begitu pula dengan Adi, Supri dan Tono. yang kini hanya berdiam diri di ruang tengah di rumah mereka. Memastikan semua pintu rumah dan jendela tertutup rapat dan terkunci.Juga, mereka memastikan t
Sebuah tangan tiba-tiba muncul secara perlahan, bersama dengan sebuah wajah yang bertaring dan menyeramkan.Sorot matanya yang tajam terlihat dengan jelas oleh kedua mata Ayu pada saat itu, sorot mata berwarna merah dengan gigi taringnya yang siap memangsa siapa saja yang ada di depannya pada malam itu.Sedangkan salah satu tangannya yang masih berada di dalam tanah pun muncul, dia berusaha mengangkat tubuhnya sehingga secara perlahan tubuh besarnya yang berwarna hijau muncul dari dalam tanah.Sebuah makhluk besar berwarna hijau tua tanpa sehelai benang muncul di hadapan Ayu, makhluk yang menjadi penghuni di hutan ini sebelum desa-desa transmigrasi ada.Makhluk yang seringkali ditemukan di dalam hutan yang gelap dan rimbun meskipun matahari menyinari hutan tersebut dengan sinarnya yang sangat terik.Makhluk yang benar-benar mengerikan, tubuh hijaunya bisa menyelinap dan berbaur dengan pepohonan di dalam hutan, dia yang sering muncul dan mengawasi para manusia yang masuk ke dalam wilay