Home / Romansa / SEDUCING HOT DUDA / 02 - Stimulasi Jadi Istri

Share

02 - Stimulasi Jadi Istri

Author: Rose Marberry
last update Last Updated: 2021-02-15 03:55:37

Verena bangun dengan keadaan lebih segar dan lebih baik dari semalam karena jet lag parah. 

Gadis itu melihat keadaan sekeliling dan baru ingat ia tengah berada di belahan dunia lain. Dengan langkah pelan Verena turun dari ranjang dan hendak membuka pintu mencari orang tuanya dan juga Om Tampan—Calon Suami Masa Depan. Begitu lengkap. Verena tak tahu jika orang tuanya punya rekan yang begitu tampan. Gadis itu terkikik geli dan akan terus menggoda David hingga laki-laki itu jadi suaminya walau mungkin dunia terbalik. 

"Selamat pagi dunia. Selamat pagi kamar masa depan. Nanti kita akan terbangun tanpa pakaian dan bercinta di semua sudut rumah." 

Merasa seperti rumahnya, Verena langsung menuju dapur dan ingin membuat sarapan, ia yakin Om Tampan takkan marah jika ia membuat sarapan sendiri daripada ia menyusahkan dirinya. 

Gadis itu sempat melihat keadaan flat ini, rumahnya di Jerman tiga kali lipat lebih besar dari ini, mungkin karena ia punya banyak saudara hingga orang tuanya membeli rumah yang besar. 

Verena melihat mesin pembuat kopi dan langsung menghidupkan. Buat toast rasanya lebih baik. Gadis itu membuka kulkas dan semua kitchen set tapi tak menemukan apa-apa. Berapa lama rumah ini ditinggal? 

Verena mendesah lelah masuk lagi ke kamar dan mencuci muka terlebih dan sikat gigi. Musim dingin adalah waktu terbaik buat memanjakan diri karena sesungguhnya Verena malas mandi. Ia berdalih. "Air itu susah, hargai penghuni manusia lain yang kekurangan air. Jadi aku bersimpati pada mereka dengan menghemat air jadi tak boleh mandi." Alasan mengada-ada yang membuat Rara hanya bisa geleng-geleng dan berkata. "Kalau gitu nggak usah makan juga. Sama karena ada orang yang kelaparan, dan juga buat apa makan jika nanti lapar lagi?" 

Verena merasa lebih segar, menggerakan tubuhnya sedikit dan berkaca lagi. Tentu saja wajahnya masih cantik, ia orang yang cukup percaya diri dengan penampilannya. Verena adalah orang yang benar-benar membawa positive vibes. Ia tak pernah berpikiran buruk pada orang. 

Verena mengambil ponselnya dan ingin menelpon orang tuanya, ia baru tersadar jika tak ada sambungan internet karena hilang jaringan. Bayangkan ia melewati ratusan negara, puluhan ribu pulau, beberapa benua. 

Verena akhirnya keluar lagi. Semoga orang tuanya masih mengingat dirinya hingga ia tidak mati kelaparan di sini. 

Karena bosan Verena melihat penyedot debu dan rajinnya kambuh. Verena adalah model orang yang rajinnya pakai musim, jika sedang masa rajin maka ia akan merapikan semuanya hingga tak ada satupun helai rambut tapi jika ia sedang malas bahkan sampah di depannya ia biarkan hingga ibunya sering mengamuk. 

Verena menyedot dari karpet di depan TV, ia juga menyedot di bawah sofa semua sudut ia bersihkan sambil menggoyangkan pinggulnya seperti lagu dangdut walau yang ia nyanyikan lagu latin. Selera musik Verena adalah lagu latin karena musik mereka itu tidak bosan di telinga. 

Pintu flat terbuka dan David masuk ke dalam. Verena tersenyum lebar, David hanya terdiam tak menyangka jumpa manusia ajaib seperti ini. 

"Lihat? Ini kita sedang stimulasi membangun rumah tangga bersama. Tenang saja, aku istri yang rajin." Verena berkata sambil menyeka wajahnya seolah itu adalah peluh yang besar-besar padahal tak ada. David masih terdiam di sana. 

"Itu apa Om? Oh pasti buat sarapan? Okay, sini aku lapar." Tanpa malu Verena langsung merampas bungkusan itu dan benar saja ada sandwich dua potong dan juga jus satu kotak. 

"Terima kasih suami." Verena berkata sambil mencium pipi David membuat laki-laki itu langsung membeku. Benar-benar anak Gerald yang tak bisa diprediksi. Sepertinya Gerald cetak anak ini pas lagi mabuk hingga produknya jadi gila seperti ini. 

Verena langsung terduduk di sofa dan makan. Padahal jika orang tuanya tahu ia akan dimarahi karena sofa bukan meja makan. 

"Kamu mau ke rumah sakit?"

"Unggh.... Agkhu di flat aja. Tapi Om juga harus di sini." Verena berkata dengan pipi menggembung, mulut penuh makanan. 

David hanya menggeleng. Mungkin ia harus mengisi makanan di kulkas. Huh, Gerald datang bukannya meringankan dirinya malah semakin membuatnya repot dengan anak sebiji ini. 

"Mommy nanti kesini Om?" 

"Mereka menginap di rumah sakit atau mungkin mencari penginapan lain." 

"Oh yes itu keren Om. Karena aku mau tinggal berdua sama Om di sini, kita bisa buat anak Om." Verena tahu jika Mommy-nya yang mendengar perkataan ini mulutnya bisa dikoyak. Tapi Verena berkata dengan serius. 

Verena membuka kardus jus dan meneguknya dan melirik dengan ekor matanya baru sadar jika David berdiri dari tadi. Sebenernya yang tua rumah siapa di sini? Berhubungan dengan gadis seperti dunia terbalik. 

"Jadi Om mau kembali ke rumah sakit?" 

"Baiklah aku ikut, tapi Om janji harus bawa aku kembali kesini. Aku malas sama Mommy dan Daddy." David hanya bisa menghela napas, harusnya anak monyet ini tak usah kesini. 

Verena langsung berganti baju. Ngomong-ngomong ia membawa tiga pasang bikini, memakai bikini di hadapan David kendengarannya seru untuk menggoda laki-laki ini. Verena tahu jika ayahnya tahu kelakuannya yang binal seperti ini ia bisa digantung atau dibuang di sungai Am Main. 

Bahkan Verena memakai perona di pipi serta lipstik yang berwarna menyala. Ia tahu laki-laki normal pasti akan terpikat pada dirinya. 

"Ayo Om. Om harus nikahi aku ya." Verena langsung menggandeng tangan David keluar dari flat menuju ke bawah. Kepala David rasanya mau pecah, dia perpaduan anak monyet, anak ular juga karena begitu licin dan licik. 

Verena bernyanyi sepanjang perjalanan. Ia benar-benar gadis yang ceria seolah hidupnya tak mengalami kesedihan sama sekali. Berbeda dengan David yang bahkan ingin menyerah dengan hidupnya. Apalagi kondisi istrinya yang sedang sekarat. 

"I'm stuck with you Om. I'll be with you forever." Dengan gaya tangan kiri seolah memegang mic dan tangan kanan mencolek pipi David. Benar-benar anak yang tidak diajarkan manner sama sekali. David yakin orang tua Verena sudah mengajarkan semua manner pada anak ini hanya saja pabriknya memang sudah salah cetak di awal. Benar-benar tempelan Gerald. 

💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸

David hanya diam dan Verena yang terus mendominasi. Saat mendekati ruang perawatan Verena tak lagi bergelayut manja. Dulu ibunya malu-malu tai kucing tapi mau, sekarang anaknya seperti kuda binal kebelet kawin. 

David mendorong pintu berwarna putih melihat wajah orang tuanya yang muram. Verena bisa menduga jika mereka kurang tidur. Dirinya sudah segar sekarang. 

"Mommy sudah sarapan?" Rara mengangguk dan juga melotot karena suara Verena seperti pakai toa masjid. 

"Ya ampun Onty." Verena berkata lirih dan menoleh ke belakang ke arah David. Gadis itu mendekati seorang wanita yang tubuhnya sangat kurus, rasanya seperti sudah tak tertolongkan lagi. Jahat kah Verena jika berharap Onty ini mati dan ia bisa mendapati David? 

Gadis itu menatap orang tuanya, ke arah David dan kembali ke pasien. 

"Hi Onty." tegur Verena walau yang sakit sedang tertidur pulas atau jangan-jangan sudah mati?

Verena memegang tangannya dan memeriksa nadinya. Masih berdenyut. Ia senang dan juga takut karena jika wanita ia meninggal di hadapannya maka Verena sedang berhadapan dengan malaikat maut di sekitarnya. 

Verena mendekati ayahnya dan ingin bermanja-manja. Gadis itu mendekat dan melirik ke arah David, ingin mengejek dan menunjukkan jika mau David bisa mendapatkan semuanya ia bisa bermanja-manja pada laki-laki itu. 

"Daddy kasian." bisik Verena dan Gerald hanya mengangguk. Verena menempelkan kepalanya di lengan ayahnya dan langsung menjulurkan lidahnya ke arah David dan seolah berkata. "Cemburu ya?" Benar-benar kekanakan. 

"Mommy nanti nginap di mana? Flat Om Tampan kecil." Verena berbicara terlalu polos hingga tak sadar orang lain tersinggung. 

Rara langsung mencubit putri bungsunya karena gemas. Mulut Verena benar-benar seperti mulut Gerald. Verena adalah Gerald versi perempuan. 

Verena berdiri di samping ibunya dan merasa ia lebih tua hanya karena ibunya begitu pendek hanya sebatas bahunya. Di keluarga mereka ibunya yang paling pendek, bahkan Asher saja tingginya sudah sama seperti Gerald. 

"Onty sakit apa?" 

"Kanker darah." Verena hanya melototkan matanya, andai dia seorang dokter atau orang medis untuk mengetahui penyakit apa yang sebenarnya menimpa istri calon masa depan walau Verena ingin bermain licik dan curang jika ia akan suntik mati. 

Otaknya terlalu banyak menonton kriminal. 

"Mommy ini kita nggak ada jalan-jalan?" Rara langsung mencubit lagi perut Verena karena kesal. 

"Om, antar aku jalan-jalan. Aku bosan di sini." Rara benar-benar geram. Harusnya ia tegas tak membawa anak ini karena tahu mulut Verena itu lemes. 

"Ayo." Verena langsung melototkan matanya dan bertepuk tangan. Benar-benar calon suami idaman. 

"David nggak usah! Maaf kalau kesini kami malah merepotkan." 

"Tidak apa Miss. Verena butuh hiburan." 

"Bye ..." Verena bersorak senang dan langsung melambai ke orang tuanya yang menatapnya dengan tatapan membunuh. Untuk marah atau hukuman urusan nanti, asal bersama Pak Tua tapi menggoda seperti ini. 

"Om memang calon suami idaman." Verena bergelayut lagi. David merinding merasa seperti pelihara sugar baby. 

"Berapa umurmu?" 

"20 tahun. Itu sudah cukup dewasa buat punya anak dan menikah sama Om." Verena berkata seolah benar-benar meyakinkan lawannya. 

David baru ingat jika anak ini hasil setelah orang tuanya berpisah. Proses cetak Verena adalah di Perth walau iatak tahu sama sekali. Huh benar-benar anak Gerald ajaib. 

"Kamu mau kemana sekarang?" 

"Sydney Opera House." 

"Itu di Sydney sekarang kamu di Perth." 

"Kita kesana Om." David menggeleng. Hell, perjalanan dari Perth ke Sydney memakan waktu sekitar 40 jam. Lebih jauh perjalanan dari Jerman ke Perth. 

Perth berada di barat Australia sedangkan Sydney berada di ujung timur. Ujung ke ujung. 

"Pergi ke taman?" 

"Baiklah." Walau cuaca dingin tak menyurutkan semangat mereka untuk melihat kota Perth. Sebenarnya Perth adalah kota yang hangat kebetulan sekarang sedang musim dingin. 

Verena terpukau dengan keindahan kota ini, sepertinya ia bisa berencana untuk tinggal di sini di masa mendatang. 

"Om prefer tinggal di sini atau negara lain?" 

"Udah puluhan tahun tinggal di Perth jadi sepertinya akan terus di sini." 

"That's cool. Karena aku berencana untuk tinggal di sini. Artinya kita tinggal berdua." 

"Kenapa kamu bersikap begitu?" 

"Bersikap bagaimana? Om pasti menuduhku murahan kan? Bukan! Aku itu bisa membaca apapun tentang keadaan, aku yakin kita bisa bersama. Cam kan itu!" 

Sudahlah salah sekarang ngotot. 

💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸

David hanya mengajak Verena ke sebuah restoran dengan banyak sekali pengunjung. Jika cuaca mendukung mereka bisa pergi ke Rottnest Island, pulau yang menawarkan kedamaian bisa bersepeda di sana. 

"Coba Om jujur, Om merasa kalau Onty bisa sembuh?" David diam, sejujurnya ia tak tahu. Bagaimana nasib Auri ke depan, walau David tetap berharap istrinya sembuh dan mereka kembali bersama melakukan banyak hal. Auri suka traveling dan mereka suka menginap di segala tempat apalagi musim panas atau musim semi saat bisa melihat banyak bunga bermekaran dan warna-warna yang memanjakan mata. 

"Ini waflenya enak. Tapi Om tahu, aku pernah makan wafle di Belgia langsung dari sumber pusat dan rasanya belum ada yang mengalahkan tapi di Perth aku menemukan kembali. Fix! Perth adalah tempat tinggalku nanti, kita akan jadi tetangga Om." Verena tersenyum menyebalkan tetangga yang ia maksudkan adalah tinggal satu atap. Segala cara akan gadis ini lakukan untuk mendapatkan laki-laki ini karena Verena yakin istri David usianya tidak panjang. 

Katakanlah Verena jahat, tapi melihat kondisi seperti itu bahkan Verena yakin orang tuanya pasti akan menyetujui. 

"Musim panas ke pantai dan aku akan pakai bikini. Padahal aku juga membawa bikini sekarang. Om mau lihat aku pakai bikini. Tenang saja akan cantik seperti Barbie." 

"Kamu tidak punya pacar?" 

Verena menggeleng dengan sedih. Ia beberapa berkencan tapi selalu berakhir tidak mengenakan entah salah dirinya atau memang pasangannya yang tidak becus. Verena tak terlalu bagaimana kisah saudaranya yang lain menjalin hubungan tapi rasanya dirinya yang paling sial dalam menemukan pasangan walau ia yakin Tuhan sudah menunjukan siapa masa depan itu. 

"Dulu aku merasa sial, tapi saat melihat Om kau yakin Tuhan telah menunjukan siapa orangnya. Jadi, aku tak boleh lagi bersedih begitu juga Om. Onty boleh sakit tapi aku sekarang ada untuk Om. Om bisa menceritakan apa saja, bahkan kita bisa memadu kasih." 

"Kenapa kamu begitu percaya diri?" Verena mengedihkan bahunya ia merasa perasaan yang ditahan-tahan itu menyiksa lebih baik ia terbuka seperti ini agar orang tahu karakternya seperti apa, jika suka mari kita berteman jika tak suka go to the hell. Verena adalah salah satu dari manusia yang tak peduli omongan orang pada dirinya selama ia merasa melakukan hal yang benar maka ia akan terus mengalir mengikuti arus. 

"Maka nikahi aku Om. Kita akan punya banyak anak. Aku sudah jatuh cinta pada Om, Om begitu tampan. Padahal dulu Verena memuji Daddy, jika Daddy paling tampan sekarang Daddy tampan nomor dua, Om jadi yang ke satu di hati." 

"Bagaimana dengan saudarimu yang lain?" 

"Kami sibuk dengan hidup masing-masing. Biarkan mereka dengan hidupnya karena mereka punya hidup sendiri dan punya cerita sendiri, tidak asyik jika aku bercerita biarkan mereka menemukan sendiri cerita saudaraku yang lain."

David mengambil ponsel dari saku jaket saat merasakan ponselnya berdering. 

"Halo. Iya. Wait! Kami segera kesana." 

"Kita ke rumah sakit sekarang. Onty sepertinya membutuhkan kita." 

Verena langsung berdiri separuh bersimpati sisanya berharap agar cepat mati karena ia mengharapkan laki-laki ini menjadi suaminya walau Verena harus menentang takdir. Verena bahkan rela menentang orang tuanya karena ia akan terus mengejar David. 

"Sementara lagi kita akan jadi suami istri, Om." Verena langsung memeluk lengan David, walau David rasanya ingin menampar mulut jahanam ini. 

Dan pada hari itu, jam itu, tempat itu. Auri meninggalkan David untuk selamanya. Laki-laki itu langsung menyandang status duda.    

💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸

Sorry part-part akhir agak aneh karena udah ngantuk. Muhehehe. 

Aku lagi suka dengan pasangan ini jadi kita naikan dulu. Aku nulis sesuai mood cerita mana yang lagi mood akan naikan. 

Kalian udah tahu cerita saudara Verena yg lain? Boleh dicek dong. 

Cek nama pena Rose Marberry dan temukan puluhan cerita menarik yang tak bisa ditebak. 

See you 🤩🤩🤩🤩. 

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Robiatul
semangat rena
goodnovel comment avatar
Sri Ningsih
bener2 cewek ajaib .....
goodnovel comment avatar
Bunga Lily
perjuangan Verena dimulai😍
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SEDUCING HOT DUDA   03 - Semua Hanya Tentang Waktu

    "Aku masih ada di sini, kau tak perlu merasa sendiri. Aku adalah belahan jiwamu yang sejati."Bukannya menenangkan, Verena makin meresahkan. Jika nih anak bukan anak kerabat, David sudah mencampakkan Verena ke dalam kandang buaya biar dia berteman dengan para buaya.Laki-laki itu hanya terdiam di kuburan istrinya yang masih basah. Kanker pernapasan benar-benar mengakhiri nyawa Auri. Terlalu banyak hal yang telah mereka lewati selama 20 tahun terakhir dan kini istrinya pergi untuk selamanya, David masih terpukul tentu saja. Perpisahan paling menyakitkan adalah kematian. Itu jelas, bagaimana kamu tak tahu bagaimana menyalurkan rasa rindu yang dirasakan, di saat kamu terpisah raga dan berada dalam portal dunia yang berbeda dengan mereka.Verena melihat Mommy-nya menangis juga, dan Daddy-nya yang mengelus-elus lengan isterinya menenangkan. Terakhir kali mereka melihat Auri, wanita cantik yang memberi warna di hidup mereka dan juga kisah percintaan

    Last Updated : 2021-02-26
  • SEDUCING HOT DUDA   04 - Verena, Si Kelinci Binal!

    "Aku pasti akan merindukan Mommy dan Daddy. Daddy jangan nangis malam-malam ya karena merindukan aku." Refleks Rara langsung mencubit perut putri bungsunya karena gemas.Hari ini mereka akan berpulang ke Jerman, karena sudah satu minggu berada di sini, dan pekerjaan yang menumpuk sudah menanti. Tentu saja Verena memilih tinggal gadis itu banyak beralasan dan ayahnya mengizinkan waktu satu minggu agar Verena menemani David karena laki-laki itu kesepian dan tak punya keluarga.Verena punya waktu satu minggu untuk membuat David jatuh cinta padanya. Ia yakin tak butuh waktu lama pada akhirnya laki-laki itu yang akan mengejar dirinya."Mommy ... Aku sedih, Mommy pasti kesepian di rumah. Tapi Om David lebih sedih lagi, jadi temanin ya." Verena menangis dengan air mata buaya yang dibuat-buat, dan seolah bersimpati padahal ia ingin modus. Gadis itu memeluk ibunya dan tersenyum."Daddy kesayangan aku. Daddy rindu aku, bisa lihat Asher. Ada

    Last Updated : 2021-03-05
  • SEDUCING HOT DUDA   05 - Menggoda David

    "Kau tidak melihat cuaca di luar sangat mendukung untuk kita berbagi keringat?"Diam-diam Verena menyusup dalam kamar David. Laki-laki itu baru bisa menutup matanya karena begitu lelah dan merasa begitu capek mengahadapi kenyataan sial yang menimpa hidupnya, tapi si kelinci binal itu tidak mau berhenti. Dia hanya ingin beristirahat dan berpikir atau berlapang dada menerima jika istrinya telah pergi untuk selamanya, mereka berpisah alam."David." Verena menguncang tubuh David dan mencium pipi laki-laki itu. Dia naik ke atas tubuh David dan mencium aroma tubuh laki-laki itu, wangi tubuh yang enak, walau wangi tubuh ayahnya lebih Verena suka.Verena akhirnya memeluk David dan masuk dalam selimut. Karena tak bisa tidur, gadis itu mulai menganggu laki-laki itu. Pertama, Verena membuka selimut putih tebal itu, gadis itu naik lagi ke tubuh laki-laki itu dan bermain-main dengan rambut David. "Ingatkan aku jika kau sudah tua! Tapi kenapa kau terlalu tam

    Last Updated : 2021-08-31
  • SEDUCING HOT DUDA   06 - Dosa Apa Ini, Tuhan?

    Andai dia berjenis kelamin perempuan, dan anak muda, pasti dia bisa merajuk dan guling-guling di lantai.Sayangnya, dia hanya laki-laki matang yang tengah berduka, karena kehilangan istri tercinta. David ingin menghibur dirinya, dan mengenang tempat-tempat yang ia habiskan bersama Auri dulu. Laki-laki itu hanya memandang ke luar jendela pesawat, dengan perasaan tak lega sama sekali, dengan perasaan gondok luar biasa.Anak ulat bulu di sampingnya, terus memeluk lengannya, dan dia yakin tidak akan dilepaskan."Terima kasih, Pak Tua! Kau sangat pengertian." ucap Verena percaya diri, menyandarkan kepalanya di bahu David. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Indonesia. Verena tentu aja akan terus menganggu laki-laki itu, Verena akan ikut ke manapun David.Gadis itu terus tersenyum, di saat David hanya diam, dan tak ikhlas berada di dekatnya."Pak Tua, peluk aku. Kau tahu, aku sebenarnya takut dengan ketinggian." ucap Veren

    Last Updated : 2021-09-15
  • SEDUCING HOT DUDA   07 - David, Sugar Daddy

    "Pak Tua, betapa aku merindukan kau." Verena langsung berlari norak, memeluk David. Laki-laki itu hanya berdiri kaku, tak menyangka kembali dibuat pusing gadis kecil ini."Aku tahu, kau sudah menganggapku gila, tapi aku mencintaimu, Pak Tua. Okay, baiklah terlalu cepat membicarakan cinta, tapi kau harus jadi pasanganku. Aku akan memaksa Tuhan." David hanya menoleh pada gadis berisik ini, masih bertanya-tanya bagaimana Gerald membuat anak ini? Selain diberi makan ubi jalar liar di hutan, mungkin dia juga senang diberi belut, hingga jadi seperti ini."Ayo, masuk, Pak Tua!" David kembali terdiam, di saat Verena yang menyeret dirinya ke dalam rumah laki-laki itu. Rumah besar, yang terlihat menyeramkan jika tidak ada yang menempatinya."Pak Tua, kau harus memasak yang enak untukku. Kita bisa Netflix and chill, setelah itu kita bisa berjalan-jalan, sebelum Mommy kembali mengamuk dan aku kembali sibuk dengan kuliah. Kau tahu, Pak Tua, aku sangat sedih

    Last Updated : 2021-10-13
  • SEDUCING HOT DUDA   08 - Perasaan Ini Terlarang!

    "Pokoknya kau harus menjadi jodohku! Persetan dengan Daddy, dengan Mommy, bahkan dengan Tuhan. Kalau pun tak berjodoh, izinkan aku untuk menjambak jalang yang berani mengusik kebahagiaanku. Siapa pun yang menjadi jodohmu, izinkan aku untuk menjambaknya terlebih dahulu."Verena berkata pada dirinya sendiri, dia bertekad agar laki-laki dewasa itu menjadi miliknya. Verena tak pernah serius seperti ini demi mengejar laki-laki, dengan wajah khas blasteran, mata coklat terang, rambut keriting berwarna brunette, membuat dia sangat cantik, tapi tak pernah dianggap serius oleh Verena, dia hanya ingin menikah dengan ayahnya.Saat bertemu David, dia bisa merasakan sosok ayah itu dalam diri David, ditambah fakta David yang single sekarang, dan laki-laki matang itu begitu tampan."Ouh, Pak Tua! Bahkan aku sudah orgasme sekarang." Verena bangkit dari tempat tidurnya, dia sedang berada di rumah Kelsea sekarang. Kelsea menikah dengan Fynn sekarang, mereka seda

    Last Updated : 2021-10-14
  • SEDUCING HOT DUDA   09 - Verena Bikin Pusing

    "Verena, liburan sudah selesai! Pulang!"Verena hanya menelungkupkan kepalanya ke atas bantal, setelah ini dia akan berpisah dengan David, dan Verena merasa dia tak sanggup melakukan ini.Gadis itu mengangkat wajahnya, kembali menatap ke layar ponsel di depan, ibunya yang sedang sibuk. Ada saja memang dilakukan wanita pendek itu."Verena! Dengar Mommy ngomong?""Yes." Verena menjawab lesu, Rara sedang memegang pisau, sibuk di dapur."Mommy masak apa?""Mallorcan Tumbet, ini resep baru. Mommy baru belajar resep, dari teman Mommy, Aunty Catalina, teman Mommy kursus bahasa." Verena hanya terdiam, membayangkan banyak makanan enak yang akan disajikan ibunya. Selain mengurus tanaman yang banyak, ibunya juga kursus bahasa sekarang, sekarang ibunya sedang bersemangat kursus bahasa Perancis."Okay."Verena terdiam, membayangkan hari-hari monoton yang akan dia jalani, membayangkan berpisah

    Last Updated : 2021-10-17
  • SEDUCING HOT DUDA   10 - Persetan!

    Mata Verena menjelajah ke seluruh ruangan kamar David, walau laki-laki itu menguncinya dari dalam dia tidak akan kehabisan akal. Pandangan gadis itu menyapu seluruh ruangan, jika bisa memanjat tembok akan dia lakukan, dan akhirnya hanya bisa mendesah lelah.Gadis itu duduk di atas kasur, sambil memainkan ponselnya. Berpikir bagaimana untuk memperkosa David, atau bagaimana laki-laki itu tergoda padanya, dengan begitu dia akan mengikat laki-laki tua itu menjadi miliknya selamanya."Huh, Pak Tua menyusahkan!" gerutu Verena, masih terduduk diam.Diam-diam, Verena sudah berpikir untuk membuat kunci duplikat agar dia bebas masuk dalam kamar laki-laki ini, dan bisa memperkosa David."Aku tak sabar, Pak Tua itu mau bercinta denganku." Saat Verena mendesah kasar, pintu dibuka. Wajah gadis itu mendadak cerah, tidak dengan David yang memasang tampang ingin memakan orang lain."Aku sudah beli makanan." Verena langsung meloncat dar

    Last Updated : 2021-10-18

Latest chapter

  • SEDUCING HOT DUDA   END

    Tiga tahun sudah mereka tinggal di London. Verena sudah melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan sama persis seperti David. Mereka menjalani hari-hari mereka di London. Awalnya hanya setahun atau dua tahun di London tapi atasannya menyuruh mereka untuk stay setahun lagi. Sebenarnya, sekarang sudah terbiasa jika seandainya sang suami pindah ke mana saja karena dia dan anaknya terlahir dari keluarga lintas budaya dan lintas negara, jadi mereka dengan cepat menyesuaikan keadaan.Nama anak kedua mereka, London. Lahir tiga tahun yang lalu setelah mereka tinggal di London. Ide ini dicetuskan oleh Verena. Dia ingin menamai anaknya sesuai dengan negara yang mereka kunjungi, walau nama London masuk daftar list nama anaknya.Saat ini lagi, Verena sedang hamil anak ketiga mereka. Selama tiga tahun di London mereka tetap sering ke luar negri entah liburan atau kerjaan David. Sydney mulai memaklumi itu dan menerimanya."London sangat tampan dan pintar," ucap Sydney. Sydney sangat menyangi adi

  • SEDUCING HOT DUDA   82 - London

    Verena turun mobil dan duluan masuk ke dalam. David membiarkan saja Verena lebih dulu. Tidak mau menambah kekesalan istrinya. Sebenarnya, masih meraba-raba apa yang salah dengan mood istrinya.Sampai di dalam Verena langsung mengantarkan Sydney masuk ke kamarnya. Ganti baju lalu menidurkan anaknya. Wanita itu sedang muak untuk melihat wajah sang suami, kekesalannya sedang berada di ujung puncak."Sweeny tadi belajar apa di sekolah?" tanya Verena sambil melepas pakaian anaknya. Dia menengok ke belakang untung saja suaminya tidak mengikutinya. Dia lagi malas melihat suaminya itu."Belajar berhitung dan membaca, Bubu. Lalu, pulangnya kita bernyanyi." Wanita itu mengangguk, melihat keantusiasan sang putri yang semangatnya bisa diadu."Seru, ya?" tanya Verena lagi."Sangat seru, dan aku harus sekolah setiap hari agar bisa bermain, berlaja, dan bernyanyi.""Okay, bajunya sudah dilepas semua ini. Sydney cuci tangan, cuci muka sama cuci kaki, Bubu mau ambilin baju buat Sydney tidur siang.""A

  • SEDUCING HOT DUDA   81 - Ancaman dan Godaan

    Setelah hampir satu bulan di rumah Verena dan berlibur menjelajahi Australia. Keluarga Verena pamit untuk kembali pulang. Bahkan yang lain sudah pulang duluan, karena pekerjaan. Tersisa Rara yang lama karena dia tak pernah rela berjauhan dengan anak-anaknya, apalagi kepergian Verena benar-benar terasa, tak ada lagi Sydney cerewet yang merusuhnya saat kerja di dapur atau menemaninya memanen.Hanya tersisa anak-anak Skye yang dekat dengannya.“Terima kasih, ya, Verena, David sudah menemani dan berkeliling di Perth. Mommy sama Daddy pulang dulu ke rumah. Kalian jaga diri baik-baik. Kalau ada masalah juga diselesaikan baik-baik, ya. Pernikahan itu perlu komunikasi dua arah, jadi ada apa pun langsung komunikasikan, jangan disimppan sendiri,” nasihat Rara."Iya, Mom. Aku akan selalu mengingat itu, setelah aku melahirkan dan liburan gentian kami yang akan berlibur ke sana," ucap Verena tersenyum. Jika begini, Sydney akan semakin bersemangat untuk sekolah karena dia tidak sabar untuk berlibu

  • SEDUCING HOT DUDA   80 - Best Gift Ever (2)

    David yang melihat semua kejutan benar-benar terkejut. Sang istri di hadapannya memegang kue dengan mengucapkan selamat ulang tahun. Padahal, dia tidak ingat kalau hari ini dia ulang tahun. Dia terlalu fokus untuk bekerja setiap harinya. Maklum saja, bukan lagi usianya untuk mengingat ulang tahun seperti ini. "Baba ... Happy birthday...." teriak Sydney. David tersenyum. Dia mengangkat anaknya ke dalam gendongannya. Dia sangat menggemaskan dan begitu bersemangat "Verena, ini semua kamu yang nyiapin?" tanya David lagi. Dengan berkumpulnya semua keluarga jelas itu membuat David bahagia walaupun hanya keluarga Verena karena dia juga sudah tidak memiliki siapa-siapa. "Tidak aku dibantu dengan Megan. Megan adalah teman Leo. Jadi, semua kerjaan sibuk kamu hari ini memang sudah kita atur sedemikian rupa," ucap Verena. David menengok ke arah Leo. Tidak percaya bahkan Leo temannya ikut andil dalam acara ini. Padahal, dia tidak tahu fokus dengan kerjaannya saja. "Leo?" tanya David. Leo

  • SEDUCING HOT DUDA   79 - Best Gift Ever

    Besok adalah hari ulang tahun David. Verena mulai memikirkan kado apa yang bisa dia beri untuk sang suami, atau berencana untuk membuat kejutan untuknya. Wanita itu sudah membaik, dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Sakitnya beberapa waktu yang lalu memang benar adanya kalau dirinya memang sedang mengandung seperti dugaannya. Sejak sakitnya saat itu Verena belum memberitahu David kalau dirinya hamil. David pun sepertinya tidak menaruh curiga karena tidak ada tanda-tanda mual selama ini. Itu juga yang menjadi keuntungan bagi Verena. Dia berencana untuk memberi kado pada David setelah dipikir-pikir, dan semoga David tidak curiga sama sekali. "Bubu, kenapa melamun?" tanya David. Verena langsung menarik tangannya saat dia ketahuan sedang mengelus perutnya tanpa sadar. Kehadiran makhluk baru dalam perutnya membuat Verena lebih bahagia lagi. Sebentar lagi dia akan punya bayi dengan diberi nama kota yang lain. Verena masih menutupi kehamilannya karena dia ingin memberi kejutan pa

  • SEDUCING HOT DUDA   78 - Drama Pagi Hari

    Sydney kini sudah mulai sekolah. Sydney selalu ingin diantar berdua oleh orang tuanya. Jadi, setiap berangkat sekolah pasti ayahnya mengantarkannya. Dan Verena yang selalu menunggu anaknya. Verena belum memutuskan untuk mencari kerja atau mengurus anak, karena upah pengasuh anak kecil lebih besar dari gajinya. Dia juga masih menyesuaikan budaya yang terasa berbeda."Belajar yang rajin, Sweeny,” pesan David pada sang putri. Dia melupakan pasal kangguru dan semangat sekolah karena dengan cepat Sydney punya banyak teman karena semua orang suka padanya yang begitu cerewet."Iya, Baba. Baba, hati-hati ya berangkat kerjanya," balas Sydney. Di tempat terbaru dia juga banyak mengalami culture shock walau anak-anak lebih cepat menyesuaikan keadaan, apalagi meniru teman-temannya, Sydney lebih dewasa sekarang dan pengertian."Iya, Sweeny. Kiss, Baba dulu." David menunjuk pipinya untuk mendapatkan kiss dari anaknya. Sydney langsung bangkit dan mencium seluruh wajah David membuat David tersenyum

  • SEDUCING HOT DUDA   77 - Sydney dan Kangguru

    Setelah satu bulan menyiapkan segala dokumen untuk perpidahan Verena mengikut David ke Perth. Makin bersedih perasaan Rara semua anak-anaknya berjauhan, tapi ini yang harus bisa diterima jika mereka punya kehidupan masing-masing.Tak ada lagi bocah cerewet yang sering menganggu dan ada saja tingkahnya setiap weekend, paling mereka bertemu beberapa tahun kemudian. Verena, David, Sydney bersiap untuk pulang ke Perth. Di rumah kedua orang tuanya hanya ada Asher yang belum pulang. Verena beranit bertaruh setelah ini Asher tidak akan dibolehkan lagi untuk menetap berbeda, semenjak usia 20 Asher keluar dari rumah dan tinggal sendiri. "Say goodbye pada Opa dan Oma dulu, Sweeny. Kita mau pergi jauh," jelas Verena sebenarnya hatinya bersedih. Puluhan tahun dia akan tinggal di negara asing walau sudah beberapa kali melihat Perth tetap saja kampung halaman yang menjadi tempat berpulang dan melepas rindu. "Iya, Bubu." Sydney turun dari gendongan Babanya. "Opa, Oma, Uncle Asher aku haru

  • SEDUCING HOT DUDA   76 - Perkara Roti Buaya

    Siang menjelang. Sepasang kekasih yang baru saja melangsungkan pernikahan kemarin kini masih bergulung di bawah selimut setelah aktivitas mereka semalaman dan baru tidur di pagi hari menjelang siang. Verena membuka matanya. Melihat mata suaminya. Kini dia sudah bisa menyebutnya suami.Wanita itu mengangkat kepala dan tak dapat diungkapkan dengan kata-kata betapa dia bahagia sekarang. Apa yang sudah dia perjuangkan rasanya tidak sia-sia, laki-laki tua yang tidak terlihat sama sekali, apalagi di masalah ranjang. Jangan ditanya. Verena kembali terkikik dengan wajah memerah karena memikirkan pergulatan mereka semalam yang tidak ada habisnya, rasanya lebih puas setelah menjadi suami istri. "Sudah puas melihat wajah tampanku?" tanya David membuat Verena terkejut. Dia pikir David masih tidur oleh karena itu dia bisa memandangi wajah tampan suaminya. Pura-pura Verena kembali masuk dalam selimutnya karena tak mau ketahuan, tapi David membuka selimut miliknya membuat Verena merenggut kesal se

  • SEDUCING HOT DUDA   75 - Unboxing Bayi

    Hari pernikahan yang dinantikan telah tiba. Dengan banyaknya rintangan dalam mengadakan resepsi pernikahan ini akhirnya sampai juga di hari pernikahan mereka. Walau masih ditunda seperti perkiraan Kelsea, karena David yang harus bolak-balik dari Perth ke Frankrut untuk mengurus dokumen pernikahan mereka. "Terimakasih, Verena. Berkat kamu yang pemberani mendekati laki-laki tua sepertiku. Aku jadi bisa luluh denganmu," ucap David yang masih tidak percaya dia akhirnya menikah kedua kalinya bersama seorang perempuan yang lebih pantas dijadikan anak olehnya.Verena tertawa sambil merasakan matanya memanas, dia tak pernah merasa menyesal untuk jatuh pada pria tua seperti David. Dirinya sudah yakin jika pria tua ini adalah masa depannya dan nama anak-anak mereka sudah ada dalam list. "Aku yang juga harus berterimakasih kepadamu, David. Terimakasih telah sabar kemarin-kemarin menerima penolakan dari keluargaku. Bahkan kamu sampai rela babak belur demi bisa bersamaku,” balas Verena sambil

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status