Hujan turun deras membasahi tanah, mengurungkan niat Jelo untuk melakukan aktivitas akhir pekannya. Ia hanya duduk di atas sofa dengan secangkir cokelat panas ☕, memandang ke luar memperhatikan hujan yang turun lebat memenuhi langit yang mendung.
🎵 "Instagram - cover by Indahkus ft. Zhavanya Meidi" menjadi pilihan lagu yang ia putar sambil menikmati akhir pekannya.
Dering telpon Jelo terus saja berbunyi, menampilkan nama Yefta (Koko Ry) yang memenuhi layar ponselnya.📞"Halo" ucap yefta girang dibalik telpon.
Jelo tersenyum menyambut suara kokonya. "Hai ko, ada apa?" timbalnya lembut.
"Hey, i'm in your apartemen, can you open the door, please :)" ucap Yefta dibalik telponnya.
Jelo segera beranjak dari sofa ketika mendengar kokonya datang bertamu ke tempatnya. Ia dengan cepat meraih gagang pintu dan menariknya mendapati Yefta tengah berdiri tegap dengan se
✉️ 1MessageFrom:Koko Ry."Check your email,Koko udah kirim beberapa informasi,you've to know it. Koko tahu kamu cukup pintar untuk memahami segala sesuatunya. Jangan berlarut dalam keselapahaman. Semua yang koko kirim adalah bukti-bukti keterlibatan orang lain dalam kematian Ana. Segala yang kita tahu selama ini hanyalah sebuah keselahpahaman, Koko gak bisa tunggu kamu lebih lama lagi.Situasi yang terjadi melibatkan kamu, itupun sudah dalam sebuah rencana, Koko yakin setelah kejadian itu, akan banyak lagi kejadian-kejadian lain yang mungkin saja bisa mengancam keselamatan kamu, tidak hanya kamu mungkin juga koko atau bahkan seluruh keluarga kita.Jelo menatap isi pesan Yefta dengan perasaan bimbang, sekilas ia ingin membenarkan semua keyakinan yang selama ini ia pegang, namun, di sisi lain ia harus menghadapi kenyataan dengan fakta terbaru tentang k
Haruskah aku mengucapkan kata perpisahan untuk kehidupan rahasia yang selama ini merenggut banyak senyum dan kebahagianku. Lalu bagaimana aku menghadapi kehidupan baru yang akan ku jalani nantinya?- Jenifer Olivia Mahendra.#"Lalu?" Ucap Jelo.Ia ngin mendengar lebih informasi apa saja yang di ketahui Leo, sambil kembali menyantap makanannya ia menunggu untuk berita mengejutkan apa lagi yang akan ia dengar.*****"Kau bahkan terlihat tenang, apa kau sudah mengetahui kabar ini sebelumnya?" tanya Leo padanya.Jelo hanya menggeleng pelan sambil tetap menyantap nikmat makanan miliknya, "Aku sudah mendengar beberapa kabar mengagetkan untuk beberapa waktu belakangan ini, jadi aku mulai terbiasa. Kemarin koko Ry, memintaku untuk mengakhiri kehidupan rahasiaku dan kembali pada kehidupan nyata sebagai Jenifer Olivia Mahendra. Lalu hari ini, berita yang kau sampai
Bahkan jika harus membawamu meninggal Bumi sejenak untuk menghilangkan penatmu, aku bisa!Asalkan kau mau bersamaku.- Angga Dimas Purnomo.***Ting...Pintu lift terbuka, Dimas perlahan genggenggam tangan Jelo, menarik dengan lembut menuntunnya berjalan melewati sebuah pintu kecil keluar ke arah atap gedung. Angin menerpa kulit mereka berdua, menempatkan perasaan dingin dan sejuk dalam satu waktu.Jelo melihat pandangan disekeliling, hanya ada gedung-gedung tinggi dan juga langit biru dihiasi awan putih yang terlihat. Tempat mereka berada sekarang setidaknya tidak begitu bising dan juga cukup membuat nyaman. Dimas kemudian melepaskan genggamannya, menuntun Jelo duduk disebuah kursi panjang."Gw selalu kesini kalo lagi penat, disini kalo malam cerah bintangnya terlihat cantik!" jelas Dimas lembut sembari memperhatikan langit dan Jelo secara bergantian. Gadis itu terse
📞 Artha's Calling.. "Halo.. Artha, gw butuh bantuan lo. Kalau lo berkenan, gw mau titip beberapa materi pelajaran, ya? Gw bakalan gak masuk untuk seminggu kedepan,soI hope youcanhelp me." ucap Jelo dengan nada memohon. Artha dibuat sedikit terkejut dengan pengakuan sahabatnya itu melalui telepon, "wait...Okey!Tapi, lo mau kemana pakai izin segala?" tanya Artha. Jelo tersenyum dibalik telepon setelah mendengar nada penasraan yang di ajukan Artha, "Hm, ada deh! Nanti lo juga bakalan tahu. Btw,thankstha, kalau urusan gw selesai, gw bakalan ajak lodinnerbareng koko Ry.I promise, bye!" Jelo menutup telponnya segera sebelum Artha menjalarkan banyak pertanyaan padanya.
ini dia saatnya. Pukulan besar untuk mereka."***Leo berlari menyambut Jelo tepat di depan gedung perusahaan milik keluarga Mahendra. Ia tersenyum simpul ke arah gadis yang tampil sangat cantik dan terlihat lebih memukau hari itu. Leo menekukkan lengannya yang segera disambut Jelo dengan rangkulan tangan. Mereka berjalan dengan elegan, menyelaraskan langkah menuju ke dalam ruangan dimana semua wartawan serta penulis-penulis media cetak terkenal telah berkumpul.Semua mata tertuju ketika mendengar bunyi deruh langkah heels milik Jelo. Kini Leo terlebih dulu mengambil alih perhatian pers dengan memberikan sepatah-dua patah kata sambutan, sembari menyampaikan tujuan MH Group mengadakan jumpa pers saat ini. Semua flash kamera terarah ke podium dimana Leo sedang berdiri. Beberapa dari mereka fokus ke laptop dan menuliskan berita besar mengenai kembalinya putri bungsu pemilik MH group. Beberapa jam dari sekarang berita
"Berjuang dan menempati kembali sesuatu yang seharusnya menjadi milikku terasa begitu berat, tanpa bisa mengabaikan rasa sakit yang terus saja kembali. Cara satu-satunya aku bertahan hanya dengan mengubah penderitaan itu menjadikannya kekuatan untukku melangkah."- Jenifer Olivia Mahendra.*****"Koko, Jeni akan pindah ke apartemen lain, bisakah koko mencarikan apartemen baru untukku?" ucap Jelo yang sudah berganti pakaian cassual dengan kaos putih dan celana jeans serta sepatu ketz putih, miliknya. Ia duduk di kursi kebesaran Yefta, kokonya yang terlihat sedang sibuk dengan sebuah laptop."Tenang saja, koko sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari, bahkan sebelum kamu memintanya. Koko tahu kamu akan kembali." ucap Yefta sembari tersenyum, namun tetap pandangannya memperhatikan layar laptop yang ada di depan mata."Jen, you know? Kemunculanmu di publik menaikkan harga saham perusahaa
"Aku izin seminggu, paman Franz menandatangani surat izinku secara langsung. Untuk enam hari kedepan, bisakah koko mencarikanku asisten pribadi?" tutur Jelo. Yefta menatap adiknya lekat, "apa kau yakin seminggu cukup untukmu?" tanyanya penasaran dengan apa yang sedang Jelo rancangkan. "Aku akan bersenang-senang selama seminggu, Jeni rasa itu cukup! Bisa koko mengaturkan schedule untukku?" timpalny lagi dengan tenang sembari memainkan pena yang ada diatas meja dengan jarinya. "Apa yang akan kamu lakukan?" elak Yefta mencoba menyelidiki ekspresi wajah adiknya, membuat Jelo tersenyum menertawai mimik dan gestur berlebih dari kokonya itu. "What you want to know? Hm?" Yefta menyeringai bangga. Ia tahu betul jika adiknya tidak akan bertindak sesuka hati, tanpa planning dan tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang untuk dirinya sendiri. "Haruskah kita be
"Bagaimana tuan kecil? Sejauh ini berapa jumlah perusahaan yang bergerak area modeling, yang berani mengajukan kontrak kerjasama dan merekrutku?" tanya Jelo, tidak butuh waktu lama untuk Leo menjawab dan menyodorkan beberapa selembaran pada gadis itu."Aku cukup terkejut, kemampuan mu yang ku kenal dari dulu hingga sekarang, makin hari makin membuatku takjub. Instingmu sungguh diluar nalar dan ekspektasiku." timpal Leo memberi pujian dengan senyum manis yang terpajang di wajahnya.Jelo menanggapi dengan senyuman kecil sembari menatap Leo, kemudian beralih membaca Lembaran yang diberikan padanya. Ia tampak sejenak berpikir, dengan sudut bibir yang kembali tertarik ke atas, Jelo menatap Leo dengan perasaan puas."Thank you, Leo. Sekarang, tarik kembali pengumuman yang sudah di edarkan." ucapnya santai, namun tidak dengan Leo yang terlihat mengernyitkan alisnya, heran."Bagaimana mungkin?!" timpal pria itu de
Bandar Udara Internasional Halifax, Canada. 🍁 5 Tahun Kemudian... "📞I'm ready to go back." ucap Jelo mengakhiri telponnya. Setelah lima tahun ia meninggalkan Indonesia dan menetap di kanada sembari menyembuhkan diri dan membantu ayahnya mengurus cabang perusahaan keluarga, kini ia memutuskan untuk kembali dan sampai detik ini hanya Yefta yang mengetahui kepulangannya. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. - Pukul 08.30 AM Setelah mengecek barang-barang yang dibawahnya, Jelo memutuskan untuk sarapan, mengisi perut pagi ini dikarenakan perjalanan yang panjang dan cukup lama banyak menguras tenaganya. Nada dering ponsel Jelo terus berbunyi, sembari ia menikmati sarapan dan secangkir Coffe yang ters
"sudah dapat info tentang dia?" ucap Dimas."Belum, sulit untuk melacak secara terang-terangan dimana gadis itu berada. Terlebih keluarganya menutup segala akses yang ada."Dimas menghembuskan nafas dengan kasar sembari nenggepalkan tangannya, terlihat raut wajah kekecewaan seketika menyelimuti pria tersebut. Setelah sekian lama ia mencoba untuk mencari tahu keberadaan gadis pujaannya, namun belum juga menemui titik terang.Segala cara sudah Dimas lakukan, dimulai dengan meminta bantuan Artha untuk menanyakan secara langsung keberadaan Jelo pada Yefta, hingga membayar mahal seseorang untuk menyelidiki kemana gadis itu pergi. Tetapi sampai detik ini, semuanya nihil, segala hal yang berhubungan dengan gadis itu tidak dapat disentuhnya sama sekali, bak lenyap dan menghilang dari permukaan bumi.Meski demikian, Dimas meyakini jika suatu saat, ia akan bertemu kembali dengan Jelo bagaimanapun caranya. Ia merasa jika akses untuk bertemu dengan sang gadis,
Hari senin, genap seminggu untuk menandai masa cuti Jelo yang telah berakhir, ia bersiap untuk kembali bersekolah dan kembali menggandrungi status sebagai siswi SMA. Namun kali ini, bukan hanya untuk sekedar menunaikan tugasnya sebagai murid, tetapi juga mengenai perihal yang harus segera ia selesaikan.Mobil Tesla putih berhenti tepat di halaman SMA Rajawali, membuat semua mata memperhatikan siapa yang hendak keluar dari mobil tersebut. Artha sudah sangat excited menunggu sahabatnya, yang kabarnya hari ini akan kembali bersekolah."Jeni..." Artha berlari dengan langkah kecil ke arah mobil mewah yang terparkir di halaman sekolah mereka. Seseorang dengan segera turun dan membukakan pintu mobil untuk sang pemilik. Semua mata memandangnya kagum. Namun, tidak bisa dipungkiri beberapa dari mereka juga memandang dengan rasa iri sekaligus terkesima dengan fakta yang mereka terima mengenai Jelo. Gadis ansos yang berubah menjadi prince
"If i love you was a promise, would you break it if you're honest? - Artha."***Artha duduk disamping Jelo dengan disuguhi pemandangan yang menarik hati. Namun tetap saja pikirannya sedikit tidak tenang mengingat Yefta belum saja muncul dalam jarak lingkar pandangannya.Jelo jelas menangkap gelagat aneh dari sahabatnya, "Tha..." panggil Jelo lembut sambil menyentuh ujung gelasnya."Hm?" sahut Artha menoleh mengumpulkan fokusnya agar tetap terlihat tenang di hadapn Jelo. Belum sempat Jelo mengeluarkan ucapannya. Yefta sudah terlihat dari kejauhan berjalan menghampiri mereka.Seketika wajah Artha memerah, ia tertunduk malu dengan sikap saltingnya yang membuat Jelo tertawa kecil, menertawakan kekonyolan sahabatnya."Maaf, ya, telat." ucap Yefta sembari melempar senyum ke arah Artha dan juga Jelo. Tak lupa juga ia memberikan seikat bunga mawar untuk Artha sebagai permintaan m
Siang ini Jelo begitu menikmati makan siang yang baru kali ini terasa sangat menyenangkan selama dua tahun yang ia lalui. Ayah dan ibu Jelo banyak mempertanyakan apa yang selama ini ia lakukan, bagaimana kesehariannya dan juga rencananya ke depan. Ia masih merasakan suasana hangat keluarganya seperti dulu, hanya saja kali ini tetap terasa kurang tanpa kehadiran adiknya. "Ana.." ucap Jelo dalam hati, menyebut nama adiknya. Dimomen seperti inilah dia akan sangat merindukan Ana. Setelah acara makan siang berakhir, Jelo & Yefta izin pamit pada kedua orang tua mereka untuk kembali ke kantor dan menyelesaikan beberapa urusan yang harus mereka kerjakan. Jelo berjanji akan sering-sering mengunjungi orang tuanya, dan juga setelah semua permasalahan ini kelar ia berjanji pada dirinya sendiri akan kembali dan memulai segala sesuatunya dari awal. "Mommy - daddy, Jeni pamit, ya. Besok Jeni ke sini lagi. Sekali
📞Koko Ry.. "Jeni sudah selesai, ayo makan siang." ucap Jelo saat dalam perjalanan ke gedung MH'Group bersama dengan Leo. "Sebentar lagi Jeni tiba, sampai ketemu. Bye." tuturnya lagi sembari tersenyum menanggapi perkataan kokonya ditelepon. Leo hanya memperhatikan gadis itu sekilas dibalik kaca spion. Ada sedikit perasaan lega ketika melihat Jelo tersenyum setelah berbicara dengan Yefta. Gadis itu merasa canggung saat tahu, sedari tadi dirinya diperhatikan. Ia mencoba mengaligkan pandangan Leo dengan tingkahnya, "ehem.. lihat kedepan, Leo, nanti kita kecelakaan gimana?! Aku bahkan belum makan siang dan kecelakaan bisa saja menyita waktu makan siangku." ucapnya datar namun terdengar lucu di telinga Leo. "Haha, maaf! Aku hanya memastikan saja, kau terlihat sangat hebat hari ini. Pasti menguras banyak tenaga untuk melakukan hal hebat hari ini." timpal pria itu memecah rasa canggung yang ada. Jelo ha
"koko! Wait, wait. Jangan bilang gedung apartemen ini milik..." Jelo seketika terdiam, ucapannya terpotong dengan nalarnya yang menolak untuk percaya.Yefta menarik nafas panjang, menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak terasa gatal, "kamu baru sadar, ha?" balasnya sembari tersenyum. Sejenak mereka terdiam, kemudian Yefta mulai terkekeh memikirkan tingkah bodoh adiknya.***Keesokan hari, Jelo terbangun dengan segar, merilekskan badannya dan perlahan menikmati pantulan cahaya matahari yang merambat disela-sela jendela kamarnya. Dini hari menunjukan pul 06.15 AM, gadis itu bangkit dari tempat tidur miliknya menuju kamar mandi sembari berusaha mengumpulkan nyawa.Matanya menatap kaca lebar yang menampilkan jelas pantulan dirinya. "Jenifer Mahendra. Ah, hari pertama kembalinya Jenifer. Apa yang harus gw lakuin Jen?" ucap Jelo membatin. Semalam suntuk ia memikirkan keputusannya. Terlalu cepat jika ia mundur
"Koko.." panggil Jelo dengan gelagat manja."Ada maunya pasti nih, Ada apa?" ucap Yefta sembari berjalan mendekat kearah Jelo duduk. Ia bersender tepat disamping meja kerjanya."Besok koko ngapain?" tanya Jelo penasaran.***"Besok?" sanggah Yefta seraya sejenak berpikir."Ada meeting dan beberapa pertemuan penting diluar kantor, why?" balasnya.Jelo terdiam, seketika ia mengurungkan niat setelah mendengar jadwal padat kokonya. Sejujurnya ia ingin mengajak Yefta untuk menemaninya berkunjung ke makam Ana dan juga dinner bersama Artha."Oh, nope! Lupain aja." timpalnya sambil tersenyum ke arah Yefta yang terus saja menatap adiknya dengan pandangan menyelidik."Besok koko lowong sebelum jam makan siang dan pulang lebih cepat dari biasanya. Kamu mau ajak koko kemana?" tutur Yefta sembari membalikkan badan dan berjalan pelan menuju tem
Jelo menerima pesan Whatsapp dari Artha bertuliskan dua lelaki yang merindu disertai dengan foto editan suho yang disandingkan dengan dimas secara bersamaan.Saat menatap foto tersebut, terlihat tarikan senyum disudut bibir gadis itu, namun buyar ketika Yefta datang dan dengan tingkah konyolnya berusaha untuk mengagetkan Jelo."Cie, ehem!" sapanya membuat Jelo dengan segera berpaling dan mematikan layar ponsel pintarnya serta kembali memfokuskan pandangannya pada layar laptop yang berada tepat hadapannya."Don't pretend, i've seen the photo's before." tutur Yefta dengan raut wajah mengejek yang segera ditangkis oleh Jelo namun berhasil membuatnya salah tingkah."So tell me, who's your choice? Hm?" Jelo sedikit tersentak dengan pertanyaan yang diajukan Yefta. Jantungnya terasa abnormal dengan degupan yang berb