Hari-hari aku menjalani hidupku dengan sendiri. Hingga suatu saat aku bertemu dengan orang yang membuatku benar- benar nyaman. Nyaman ketika aku bertatapan dengannya, nyaman ketika aku mendengar suaranya. Tapi aku tetap dengan pendirianku bahwa aku tak butuh siapapun dalam hidupku saat ini, karena aku sudah terbiasa dengan kesendirianku sejak ibu pergi meninggalkanku untuk selama- lamanya.
Orang itu berusaha mendekatiku, tapi tetap saja aku berusaha pada pendirianku meski ia berusaha semaksimal mungkin. Bagaimana caranya aku dapat melunturkan pendirian yang selama ini aku tananmkan pada diriku hanya karena lelaki yang mungkin ia membuatku nyaman hanya sesaat saja.
Aku bekerja dengan begitu keras, sehingga aku tak memperdulikan lagi tekanan demi tekanan di dalam kantorku. Bahka sekretaris simpanan ayahpun berusaha untuk mengambil perhatian pria yang telah membuatku nyaman.
Pria itu adalah seorang manager baru di kantorku,
Seiring berjalannya waktu, aku dan Romi semakin dekat tapi hanya sebatas teman karena aku memang tak memberi ia ruang lebih untuk masuk terlalu dalam di kehidupanku. Aku ingin ia tau batasannya sebagai seorang lelaki yang berteman dengan seorang wanita sepertiku, dan akupun harus tau diri ketika berteman denga seorang pria seperti Romi. Aku tidak ingin ada konflik karena Romi menganggap pertemanan kami lebih dari sebuah hubungan teman.Meski Romi berkali- kali nyatakan perasaannya terhadapku tapi berkali- kali juga aku menolaknya. Aku hanya mengatakan padanya jika ia masih ingin dekat denganku, tolong jangan membuat hubungan ini lebih dari sebuah pertemanan biasa. Jika ia setuju dengan apa yang telah menjadi kesepakatan tentu ia akan berusaha menepis perasaannya padaku, karena memang aku belum ingin menjalin hubungan lebih dengan seseorang. Itupun ia beruntung dapat menajdi temanku, tapi bukan berarti ia menjadi seorang teman yang akan mengetahui s
Sebuah konfilk baru datang menerpaku, aku di fitnah oleh wanita sekretaris kantorku sendiri. Aku di fitnah tentang pencurian dana kantor. Hal ini sangat tidak masuk di akal karena aku saja sendiri bukan bagian keuangan. Saat itu cctv kantor rusak dan aku tak memiliki bukti untuk menunjukan bahwa aku tidak bersalah. Bahkan Romi pun tak dapat mempercayaiku karena aku tak memiliki bukti yang dapat menunjukan bahwa aku tidak bersalah.Akhirnya aku di pecat dari kantor. Tidak masalah, karena aku akan mencari tau dalang dari semua ini. Aku memang terlihat lugu dan dingin di hadapan seluruh rekan- rekan kantorku tanpa terkecuali. Bahkan aku dan Romi pun jika di kalangan kantor kami saling cuek, hanya diluar lingkungan kantor saja kami akrab sebagai teman.Aku berusaha semampuku untuk mengetahui siapa yang mencuri uang perusahaan. Karena aku tidak menerima jika diriku di fitna seperti itu, karena ibu mendidikku menjadi seorang anak yang bertanggung
Tidaaaaaakkkkkkk………!!!Aku terbangun dari mimpi burukku. Aku melihat Romi di bunuh seseorang karena telah menolongku dari fitnah yang telah di sebar oleh wanita sekretaris itu. Jantung Romi di tusuk beberapa kali oleh orang suruhan wanita sekretaris itu. Darah Romi terciprak di wajahku yang sempat Shock melihatnya.Ini seakan sangat nyata, dan aku tidak mengetahui bahwa maksud dari mimpi tersebut itu apa. Aku beranjang dari tempat tidur untuk mengambil air minum yang selalu ku siapkan di atas meja riasku. Kulihat jam di smartphoneku ternyata masih pukul 02:15 dini hari.Aku berusaha memperbaiki perasaanku yang sedang tak enak karena mimpi tersebut. Aku duduk di teras kamar sambil menikmati angin malam yang dingin, lampu remang- remang mneghiasi taman mini rumah ini yang terlihat dari atas kamarku.Kegelapan malam ini mendekapku begitu erat seakan tau akan kegelisahaan hatiku saat ini. Ta
Siang ini aku dan Romi akan ke sebuah rumah makan untuk makan siang. Bukannya kami tak mampu makan siang di tempat yang sedikit bagus, tapi aku memaksa Romi makan siang di warung pinggir jalan. Langganan ibu dulu. Di tempat itu di sediakan prasmanan dan rasanya tak kalah dengan menu tempat makan setingkat di atas warung makan tersebut.Ketika Romi menjemputku dan hendak kami hendak pergi, terlihat dari kejauhan sosok pria yang seperti sok salah satu kakaku. Aku melihatnya sedang mengintai sebuah rumah dekat rumah ibu yang aku tinggali. Gerak- geriknya sangat mencurigakan, dan entah apa yang ingin ia lakukan dengan rumah tersebut.Aku memberi tau Romi untuk memperhatikan pria yang seperti sosok salah satu kakak ku tersebut dari balik pagar rumah, untuk memastikan bahwa dugaan ku salah bahwa yang mengintai salah satu rumah di dekat rumah Ibu yang ku tinggali adalah salah satu kakak ku.Tak lama kemudian orang itu masuk di rumah yang ia intai dengan cara mengendap-
Tak terasa hubungan pertemananku dengan Romi sudah memasuki tahun ke 5. Dan akupun sudah mendapatkan pekerjaan yang sangat layak dan gaji yang sangat lumayan, di tambah lag tabungan saat aku bekerja berapa tahun lalu di perusahaan goblok itu. Ups, maapin ye, bukannya aku ngatain perusahaannya goblok maksudnya orang- orang yang terlibat di dalam perusahaan tersebut goblok semua karena berbagai macam karakter “MANUSIA” yang terdapat di dalamnya yang mebuat perusahaan tersebut bangkrut seketika akibat ulah mereka sendiri. Aku sih sempat goblok juga karena aku sempat tak memakai indraku untuk mengetahui akal busuk mereka yang membuatku di fitnah tempo hari di perusahaan tersebut. Dan gobloknya lagi si Romi seorang manager perusahaan dengan muda terkena hasutan yang membuatnya menjauhiku.Aku perlahan menata kembali hidupku dan memulai memasuki zona kehidupan baru. Sang fajar yang baru saja datang menampakan wajahnya yang bersinar dengan lembut menerangi
Baju turtleneck berwarna hitam tanpa lengan dan celan jeans hitam ketat dengan sepatu booth kulit hitam yang saat ini ku kenakan dengan tatanan rambut yang ku kuncir tinggi membuat sedikit selaras dengan pakaian yang di kenakan Romi. Jas beludru hitam dengan baju dalaman rajut turtleneck berwarna senada denganku dan jelana jeans hitam di tambah sepatu pantofel hitam terlihat selaras denganku dan menambah kesan misterius.Aku dan Romi memang memiliki banyak persamaan tapi belum tentu ia dapat tempat yang special di dalam hatiku. Saat itu kami berdua ingin menghadiri pertemuan penting yang akan menambah wawasanku tentang merancang strategi. Dan pertemuan ini sangat tertutup dari awak media. Entah Romi dapat kabar dari mana sehingga ia menyuruhku ikut dengannya untuk mengikuti pertemuan tersebut.Menurutku boleh juga, karena hal inilah yang aku cari selama ini. Memiliki ilmu pengetahuan yang lebih untuk sebuah strategi.Ket
Seiring berjalannya waktu, aku mulai merasa ada getaran dalam hatiku terhadap Romi, sepertinya ada sesuatu yang salah padaku. Aku harus bisa menepisnya karena aku tak ingin hatiku hancur karena hal goblok tersebut. Lagi pula aku belum menceritakan yang sebenaranya tentang keluargaku yang sebenarnya pada Romi dan keluargnya.Aku tidak dapat seperti ini terus menerus, dan aku tak boleh di kuasai dengan perasaan goblok ini. Hari demi hari getaran itu makin besar, aku berusaha mencari cara agar ia tak mengetahui apa yang sedang aku rasakan. Aku berusaha bersikap sewajarnya seperti biasa meski aku tak mampu. Aku terus menerus mencoba untuk berusaha menepisnya hingga di batas kemampuanku untuk menahan getaran tersebut. Entah apa yang terjadi denganku ini. Aku tidak ingin menjadi bodoh hanya karena getaran goblok tersebut.Aku meminta Romi untuk sementara tidak menemuiku dulu dengan alasan tak jelas, dan tentu Romi tak menerimanya begitu saja. Mesk
Saat ini adalah dimana aku dan Romi sudah enam tahun lebih menjalin pertemanan. Berdasarkan pengalaman yang selama ini aku dapatkan dan dari pelajaran yang tempo hari telah kudapatkan dari pertemuan itu, aku dan Romi komitmen untuk saling terbuka satu sama lain. Entah dari segi getaran yang selama ini aku rasakan dan dari segala hal yang belum keceritakan padanya, Romi pun demikian, ia akan membuka semua hal yang aku belum ketahui sebelumnya tentangnya.Aku membiarkan Romi yang deluan membuka apa yang belum aku ketahui darinya, karena aku memegang komitmen jika aku sudah mengatakan bahwa aku akan memberitahunya maka aku pasti akan memberi tahunya. Dan Romi pun setuju dengan kesepakatan yang telah kami buat bahwa yang akan terlebih dahulu menceritakan segala sesuatu yang belum aku ketahui adalah Romi.Romi mengatakan bahwa ia sangat mengenal keluargaku yang asli, dan ibu, ayah Romi pun sebenarnya mengetahuinya. Tapi mereka menjaga perasaanku
Disisi lain Romi tak memiliki anak dari selingkuhan yang ia nikahi secara siri, dan kehidupannya pun kini semakin merosot. Romi dan selingkuhan nya kini hidup semakin sulit, di tambah lagi selingkuhan yang ia nikahi itu memiliki pria lain.Usaha mantan mertuakupun kian merosot dan orang kepercayaan Romi telah menggelapkan dana perusahaan lalu menghilang. Romi seakan gila akibat tak memiliki aset lagi sama sekali.Oleh sebab itu selingkuhan Romi yang ia nikahi kini berpaling karena Romi tak memiliki apa-apa lagi. Dan itu semua aku ketahui dari salah satu mantan karyawan Romi yang di pecat saat aku tak sengaja bertemu di sebuah swalayan ketika hendak berbelanja untuk kebutuhan putriku.Namu berbanding terbalik denganku, saat ini masalah materi bukan menjadi masalah utama dalam kehidupanku karena putriku memiliki rezeki yang bagus. Tapi yang menjadi masalah utamaku dalam kehidupanku adalah aku hanya takut putriku kecewa ter
Seiring berjalannya waktu tak terasa usia putriku sudah 5 tahun. Ia pun semakin menganggap bahwa dokter Pras adalah ayahnya, namun perasaan akan takut kekecewaan putriku terhadap ku semakin besar.Aku tak ingin putriku kecewa karena mengetahui bahwa dokter Pras sebenarnya hanyalah ayah angkatnya. Setelah Ki diskusikan kepada dokter Pras tentang hal ini, iapun menanggapi nya dengan santai. Entah apa yang ada di dalam pikiran dokter Pras ini.Hari demi hari telah terlewati, putriku begitu sangat manja terhadap dokter Pras yang ia anggap sebagai ayahnya yang sebenarnya.Aku tak ingin Karena hanya masalah ini justru putriku membenciku, aku tak ingin putriku menganggap bahwa aku telah membohongi nya. Bagaimana tidak putriku sangat pandai menjebak dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak terduga.Di tambah lagi ketika putriku meminta untuk berfoto bersama dokter Pras dan denganku juga, memang sepeleh tapi itu
Hari demi hari aku kembali pulih dan dokter Pras tak pernah berubah sama sekali padaku meski aku tak lagi menjadi pasien nya. Dokter Pras makin intens berkunjung ke rumah untuk bermain sejenak bersama putriku. Bahkan dokter Pras memberi nama putriku dengan nama Ratu Wani. Aku tak menjadi masalah mengenai nama pemberian dokter Pras untuk putri ku, mungkin hal itu dapat mengobati kerinduan dokter Pras kepada sang istri yang di mana mereka berdua dulu sangat menginginkan anak. Dokter Pras memperlakukan Ratu layaknya sebagai anak sendiri, bahkan terkadang dokter Pras memenuhi segala keperluan Ratu meski akupun sudah menolaknya berkali-kali karena ketidak enakan ku pada dokter Pras, tapi tetap saja ia melakukannya dengan alasan itu adalah rejeki Ratu yang tak boleh di tolak. Dokter Pras tak ingin melewatkan tumbuh kembang Ratu sedikit pun, dokter Pras sudah sangat menyayangi Ratu layaknya anaknya
Setelah melewati perjuangan demi perjuangan, kini aku sudah menjadi seorang ibu. Rasa haru, bahagia, sedih bercampur jadi satu. Tepat tanggal 10 September pukul 05.00 pagi anak perempuan semata wayangku lahir dan ku beri nama ia Nur yang artinya cahaya, agar ia dapat menguatkan siapapun itu termasuk aku ibunya dengan cahaya yang ia miliki. Aku berharap dengan lahirnya Nur ke dunia yang kejam ini aku dapat kuat menghadapi ujian hidup yang silih berganti. Meski Romi saat ini benar-benar tak ada di sisiku lagi, paling tidak Nur adalah kekuatan ku saat ini. Aku berjuang dengan seorang diri untuk merawat dan membesarkan anak semata wayangku. Aku tak peduli lagi dengan apa yang di lakukan Romi terhadap ku. Penghianatan Romi yang selama ini ia berikan kepadaku, kini aku berusaha melupakan nya demi anakku. Aku tahu saat ini Romi sedang menikmati kebahagiaan nya bersama Desi, ta
Saat ini aku menunggu hari untuk melahirkan anak pertamaku dari Romi, aku harap dengan kesendirianku ini aku bisa tegar melewati proses persalinanku. Aku sudah tak tau lagi di mana keberadaan Romi, sepertinya ia sudah bahagia hidup bersama Desi dengan sebuah ikatan sakral.Aku pikir mungkin setelah aku melahirkan anakku aku akan mengurus gugatan cerai terhadap Romi agar aku tak merasakan kepedihan yang amat dalam lagi. Tak mengapa jika aku seorang diri membesarkan anakku, dan kelak ketika anakku dewasa ia akan tahu dengan sendirinya siapa ayahnya yang sebenarnya. Aku tak akan melarang Romi jika ia ingin menengok anak semata wayangku, karena biar bagaimanapun juga Romi tetap ayah kandungnya. Kecuali ia ingin mengambilnya dariku mungkin aku akan bertindak tegas, sebab aku akan mengurus hak asuh anakku.Semuan yang ku lalui tidaklah muda, banyak hal yang membuat air mataku jatuh berkali- kali meski aku berusaha untuk menahannya namun tetap juga
“Bu……. Ibu……… bangun bu…. Bangun……..”“Romiiiiii……………… ibu Rom…………….. ibu…………..”“Ibu meninggal…….. Rom…. Kamu di mana? cepat pulang…. Ibu meninggal…”Aku histeris melihat ibu meninggal ketika aku bersihkan badan ibu mertuaku. Aku menelpon Romi yang baru saja berangkat ke kantor, tapi Romi hanya membentakku di telpon. Ibu benar- benar meninggalkan aku dan meninggalkan kita semua.Romi benar- benar tak memiliki hati, hatinya sudah di butakan oleh Desi. Anak macam apa Romi ini, ibunya meninggal malah ia membentakku di telpon.Bukannya ia langsung pulang untuk mempersiapkan pemakaman ibunya, malah ia pergi bersama Desi dengan alasan ada pekerjaan penting
Senja seakan ikut merasakan apa yang menjadi kesedihanku saat ini. Ketika senja datang pancaran warnanya tak secerah seperti hari- hari kemarin saat ia datang menyapaku.Entah mengapa ini belum berakhir! Aku sangat terpukul, mungkin ada saat di mana aku akan pulang ke rumah ibu untuk menenangkan perasaanku. Aku tak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada kandunganku hanya karena tingkat stresku yang tinggi akibat menghadapi situasi yang semakin hari semakin membuatku rapuh.Jika bukan karena aku merawat ibu mertuaku, mungkin aku sudah pamit pulang ke rumah peninggalan ibuku. Mungkin untuk sementara aku harus menguatkan diriku bertahan di rumah ini untuk mengurus ibu mertuaku sampai sembuh total. Tak ada lagi yang dapat di harapkan dari Romi, ia sudah masa bodoh denganku, dengan rumah tangga kami, dengan bayi yang ada di dalam kandunganku dan terlebih lagi dengan ibunya sendiri. Dan itu semua karena Desi yang berusaha mengalihkan perhatian Romi
Tak terasa usia pernikahanku dengan Romi sudah memasuki 3 tahun. Dan belum ada perubahan sama sekali dengan sikap Romi hingga aku mengandung anaknya sendiri.Saat ini aku sedang mengandung 3 bulan anak Romi, namun perasaanku semakin hari semakin hancur menghadapi sikap Romi yang menurutku sudah sangat keterlaluan. Ia benar- benar tak menganggapku sebagai seorang istri, Romi hanya meluangkan waktunya bersama Desi.Ibu mertuaku pun sudah mulai sakit- sakitan karena adik Romi lari dari rumah dengan seorang pria, dan ayah mertuaku baru saja meninggal 2 bulan yang lalu. Situasi ini benar- benar sangat sulit bagiku. Aku sedang mengandung, suamiku Romi semakin parah dengan sikapnya yang berubah drastis.Situasiku sangat rapuh saat ini, dan masalah mama pun hampir terlupakan karena hal- hal bodoh yang berusaha merusak rumah tanggaku semenjak Romi mengurus perusahaan ibu mertuaku. Perlahan- lahan rumah tanggaku goyah hanya karena
Hari demi hari kehidupan rumah tanggaku sedikit rumit. Aku pikir, sejak kesalah pahamanku dengan suamiku tentang salah satu karyawan ibu, sekarang muncul masalah baru yang menyelimuti lika- liku rumah tanggaku.Semakin besar usaha ibu mertuaku yang di kembangkan oleh suamiku Romi, semakin besar pula tantangan dalam rumah tanggaku.Sekarang banyak wanita di luar sana yang mulai mendekati suamiku. Dari karyawannya sendiri hingga client suamiku. Aku terkadang ingin menyerah dengan semua ini, tapi aku di kuatkan dengan perjuangan Romi pertama kali mendekatiku. Namun kini aku merasa benar- benar sangat sulit untuk berpikir jernih karena memang semua yang aku jalani saat ini adalah sesuatu yang menurutku bisa membuatku kehilangan kendali dan terkadang membuat emosiku tidak terkontrol dengan baik.Aku berusaha untuk tetap tenang menghadapi tantangan demi tantangan dalam rumah tanggaku, namun terkadang sangat sakit kurasa. Meski