Share

17. Mimpi Mama Agni

Penulis: Sheila FR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-26 11:29:35

"Omaaaa, aku datang!"

Seruan seorang bocah perempuan yang berusia sekitar tiga tahunan membuat mama Agni yang tengah bersantai di ruang keluarga mengernyitkan dahinya. Ia menolehkan kepalanya ke pintu yang menghubungkan ke ruang tamu, menanti suara langkah kaki mungil yang terdengar semakin mendekat.

Setelah sekian detik, seorang bocah perempuan mengenakan gaun putih dengan rambut yang di kepang dua, tak lupa jepit mutiara terpasang di pangkal kedua kepangannya tersebut.

"Oma kok gak sambut aku sih? Oma gak kangen aku?"

Mama Agni masih diliputi kebingungan akan hadirnya bocah perempuan tersebut yang tiba-tiba dan memanggilnya Oma. Padahal ia tak mengenalnya sama sekali. Sesekali mama Agni bergantian memandang bocah tersebut dan pintu berharap seseorang yang membawa bocah itu muncul agar rasa penasarannya terjawab. Namun, yang di tunggu-tunggu tak kunjung datang.

"Kamu siapa, Cantik?" tanya mama Agni sambil mengusap kepala anak perempuan yang barusan memanggilnya Oma tersebut.

"Oma gak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   18. Kedatangan Mama Agni

    Kini mama Agni dan Hilmi sudah berada di sebuah restoran cepat saji yang kemungkinan besar tal ada yang mengenal mams Agni.Hilmi terpaksa mengiyakan permintaan mana Agni, dan tentu nanti setelah ia pulang, Hilmi harus siap dengan segala pertanyaan yang akan diajukan ibu-ibu tadi tentang siapa mama Agni."Kamu hamil?"Pertanyaan mama Agni membuat kedua pupil Hilmi melebar. Apa maksud dari pertanyaan mantan mertuanya tersebut?"Maksud mama?""Apa sekarang kamu sudah hamil?""Kenapa mama bertanya itu kepadaku, bahkan sudah sebulan lebih saya dan mas Arfan berpisah,""Aku tahu, tapi bukankah malam terakhir waktu itu kalian masih melakukannya?"Memori Hilmi kembali berputar pada malam disaat dia dan Arfan melakukan itu, dan ketika paginya dirinya yang di marahi oleh mama Agni karena hasil tes yang lagi-lagi negatif. Hingga malamnya Arfan memutuskan untuk menceraikan dirinya hanya karena tak mau rasa cinta arfan padanya semakin besar.Luka yang berusaha di sembuhkan oleh Hilmi, kini kembal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   19. Ketakutan Hilmi

    Semenjak keluar dari rumah sakit, Hilmi banyak merenung. Kesedihan terlihat dengan jelas di wajahnya. Berbagai ketakutan menghantui pikiran Hilmi membuat ia tak merespon perkataan mama Agni."Kamu kenapa? Kamu gak senang kalau hamil sehingga kamu terlihat sedih seperti itu?"tanya mama Agni sambil menepuk pundak Hilmi yang tampak mematung."Sa-saya gak papa, Ma,""Ma, apa perjanjian itu tetap berlaku untuk anak ini?""Aku inginnya seperti itu, tapi Arfan sudah memiliki anak yang ia adopsi dari panti. Mungkin Arfan tak akan peduli jika tak ada yang memberitahukan dirinya,"Ada rasa sakit di hati Hilmi, kala Arfan tak akan diberi tahu perihal kehamilannya. Namun, ada juga rasa bahagia karena dengan itu, kemungkinan anak dalam kandungannya akan tetap bersamanya. Haruskah anaknya tumbuh tanpa mengenal siapa sosok ayahnya? Tapi, kalau Arfan tahu, haruskah anaknya tak mengenal Hilmi karena diambil oleh ayahnya?"Kenapa mama gak mau memberitahu mas Arfan?""Aku melihat Arfan sudah bahagia se

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   20. Dua Wanita dengan Lukanya

    Sedangkan di kediaman mama Agni, Arfan dan Fika tengah menemani anak mereka bermain. Arfan mengadopsi anak yang berumur tiga tahun sesuai keinginan Fika. Kalau masih bayi, Fika tak mau dengan alasan ia tak tahu bagaimana cara merawat seorang bayi.Fika dan Arfan sangat menyayangi anak angkatnya yang bernama Rico Arkareksa. Mereka menyayangi Rico layaknya anak kandung mereka sendiri."Mama kemana ya, Mas, kok tumben bawa mobil sendiri?""Entahlah, aku juga gak tahu."Tak lama, terdengar suara mobil memasuki halaman rumah mama Agni. Keduanya bangun dengan Arfan yang menggendong Rico yang sedari tadi tak bisa diam."Tuyun, aku gak mau ndong, Papa!""Hei, kita ke depan, Nak. Oma datang, kita sambut Oma. Pasti Oma senang karena Rico ada disini,""Oma?""Iya, Oma,""Nah, itu Oma. Ayo panggil Oma!""Omaaaa! Yico datang!"Mama Agni yang hendak menaiki teras, melambaikan tangannya pada cucu angkatnya."Halo cucu Oma," sapanya dengan seulas senyum yang diberikan kepada Rico. Mengingat sebentar l

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   21. Ketakutan Rian

    ."Mbak, bukan yang itu maksud aku! Aku hanya tak ingin mbak semakin menderita. Sudah cukup penyesalanku karena mbak menderita demi aku, sekarang aku gak mau lagi, Mbak! Aku gak ingin diriku semakin menyesal karena aku melihat mbak kesusahan menjalani peran sebagai singgle parent. Aku ingin mbak menemukan kebahagiaan mbak yang lain,""Bayi ini, bayi ini kebahagiaan mbak, Re. Selain kamu, bayi ini yang menjadi penyemangat mbak. Jangan ungkit masa lalu. Jangan pernah ada penyesalan, karena mbak melakukan itu sesuai dengan keinginan mbak, itu murni kemauan mbak sendiri, Re. Tolong jangan tolak kehadiran keponakanmu ini, Re!" perlahan tubuhnya merosot hingga Hilmi terduduk di lantai.Terdengar suara tangis di balik pintu. Rian merasa serba salah. Ia meraup wajahnya dengan kasar. Ia tak ingin mbaknya terbebani dengan mengurus bayi seorang diri, tapi ia juga tak ingin Hilmi sedih karena pendapatnya itu."Mbak menyayanginya, Re, sungguh! Mbak tak ingin kehilangan untuk yang ketiga kali. Suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   22. Prahara di Pasar

    Pada akhirnya ummi Zakia menemani Hilmi berbelanja sampai selesai. Sedangkan Zidan sudah bermuka masam sejak ummi Zakia memutuskan untuk menemani Hilmi belanja dan enggan pulang. Entah kenapa Zidan merasa kurang menyukai Hilmi. Hanya melihat penampilan Hilmi yang tak menggunakan hijab, Zidan merasa keluargany tak pantas berakrab ria dengan Hilmi."Eh, Ummi Zakia. Mau belanja apa?" tanya pedagang sayuran yang mengenal ummi Zakia."Ini lagi nemenin mbak Hilmi," jawab Ummi Zakia sambil menunjuk Hilmi yang ada di sampingnya."Walah, ini Eneng yang sering belanja sayur ke saya, ya? Ini siapanya, Ummi? Apa calonnya mas Zidan?" ternyata ibu itu juga lumayan mengenali Hilmi yang memang kalau belanja sayur selalu kepada ibu tersebut."Ya, nggak mungkinlah, Dah. Mana mungkin calon mantunya ummi nggak berhijab gitu. Iya kan, Mi?" sela pedangan lainnya yang berada disebelah Bu Hamidah."Bener tuh, Mas Ridwan saja istrinya anak Kiai. Masak iya Mas Zidan calon istrinya kayak gitu!" pedagang sebelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   23. Jatuh Pingsan

    'Puk' sebuah pukulan mendarat di bahu Zidan setelah selesai berbicara. Ia menatap sang ummi hendak protes, "apaan sih, Mi, kok Zidan di pukul?""Kamu tuh ngomong kok sembarangan! Hilmi itu sudah punya suami, sudah bercerai juga, tapi waktu cerai mungkin belum ketahuan kalau hamil. Ibu itu mertuanya mungkin,""Di cerai karena ketahuan selingkuh pastinya itu. Dan anak itu pasti anak selingkuhannya, tapi minta tanggung jawabnya ke suami. Dasar wanita sekarang!""Duuhhh, sakit, Ummi!" pukulan kembali mendarat di bahu Zidan, tapi kali lebih keras dari yang pertama.Ummi Zakia sungguh tak habis pikir dengan pikiran negatif yang ada di otak anaknya. Bagaimana bisa Zidan berpikir sebegitu negatifnya terhadap wanita yang bahkan baru hari bertemu dengannya."Kamu kok makin buruk sih omongannya! Ummi dan Abah gak pernah ngajarin kamu untuk negatif thinking pada orang lain, apalagi pada wanita yang seharusnya di muliakan. Selama sebulanan ini ummi mengenal mbak Hilmi, tak sekalipun ummi menemukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   24. Pendarahan

    Semua heboh melihat Hilmi yang tiba-tiba pingsan. Kompor dimatikan, aktifitas semua berhenti karena pingsannya Hilmi. Ada yang benar-benar khawatir hingga heboh, ada yang hanya sebatas melihat dan berlalu lagi. Ada juga yang tak peduli sama sekali, walau hanya sekedar melihat kondisinya saat ini. Hilmi di gotong oleh beberapa ibu-ibu dan di baringkan di atas tikar yang sudah di gelar di lantai ruang tengah.Ummi Zakia mengambil minyak kayu putih yang ada di dalam kamarnya lalu mengoleskan di perut Hilmi serta bagian bawah hidungnya. Ada yang mengipas Hilmi, Ada juga yang memijat kaki Hilmi. Ada pula sebagian yang melanjutkan pekerjaan yang tadi sempat tertunda.Hampir satu jam, Hilmi tak jua sadarkan diri membuat yang ada di sana semakin khawatir, apalagi kondisi Hilmi saat ini sedang hamil muda. Mereka takut terjadi apa-apa pada kandungan wanita yang sudah tak punya suami tersebut."Bagaimana ini, Ummi?" tanya Bu Rahmi yang sedari tadi menemani ummi Zakia yang menunggui kesadaran Hil

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   25. Tegang

    "Ma, kenapa mama tegang begitu? Siapa yang menelpon?""Fan, ah, nggak nggak. Gak papa!"Hampir saja mama Agni keceplosan mengatakan tentang Hilmi."Ma, mama kenapa sih? Sekarang mama kayak yang cemas gitu, tapi bilangnya gak apa-apa,"Arfan merasa ada yang disembunyikan oleh mama Agni. Dia paham betul bagaimana sifat dan karakter dari wanita yang sudah melahirkan nya itu.Sedangkan mama Agni hatinya diliputi kebimbangan. Dia ingin melihat keadaan Hilmi secara langsung, tapi disisi lain, saat ini mama Agni sedang bersiap untuk menghadiri pesta ulang tahun perusahaan milik Arfan."Ma, ada apa?" tanya Fika yang turut memerhatikan gelagat tak biasa pada mertuanya tersebut."Gak apa-apa. Oh, ya, kalian berangkat duluan saja, mama masih ada urusan.""Satu jam lagi udah mulai loh, Ma. Tolong jujur pada Arfan, siapa yang menelpon mama dan apa yang dia katakan sehingga mama langsung cemas seperti itu.""Nggak, gak ada apa-apa. Tadi, teman mama, Jeng Imah menelpon katanya dia tak bisa menghadir

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   Bangkit

    "Ma, bagaimana kabar Naila?" Lagi, Hilmi mengulang pertanyaannya dengan tatapan penuh harap saat melihat mama Agni tak kunjung menjawab pertanyaannya.Sedangkan mama Agni tak tahu harus menjawab apa. Ia takut Hilmi akan sedih dan akan kembali bermasalah dengan mentalnya jika ia mengatakan yang sejujurnya.Menghela nafas dengan panjang, mama Agni menatap lekat wajah mantan menantu yang sudah memberikannya cucu ini."Mama gak tahu." ujarnya lirih yang hampir saja tak di dengar oleh Hilmi.Tentu ucapan itu memancing kernyitan di dahi Hilmi, "Maksud mama?"Hingga pada akhirnya, cerita itu mengalir dari mama Agni setelah sebelumnya di pastikan Hilmi akan baik-baik saja. Semua mama Agni ceritakan kepada Hilmi dengan tangis yang tak bisa lagi di bendung. Tentang kepergian Arfan dan keluarga kecilnya, tentang Arfan yang pergi tanpa pamit, bahkan meninggalkan perusahaan begitu saja, hingga membuat perusahaan mengalami kerugian besar akibat Arfan yang pergi begitu saja tanpa meninggalkan persia

  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   Kesembuhan Hilmi

    Sikap diam Aina selama makan malam dianggap biasa saja oleh Ummu Zakia, karena mengira kalau Aina belum terbiasa bergabung bersama keluarganya. Padahal yang sesungguhnya, wanita itu tengah menahan sakit hatinya atas sikap suaminya sore tadi.Zidan bukannya memberi penjelasan entah jawaban iya atau sanggahan atas pertanyaan Aina, justru memilih menghindar ke kamar mandi dan setelahnya memilih menyibukkan diri dengan laptopnya dari pada berusaha menenangkan hati Aina yang gundah."Aina sudah selesai, dan Aina permisi ke kamar duluan, Ummi, Abi, Abang."Setelah Aina beranjak, barulah Ummi Zakia menyadari kalau ada sesuatu yang beda dari menantunya tersebut. Meskipun baru sehari ini mereka tinggal bersama, tapi dalam acara makan bersama seperti ini, Ummi Zakia sedikit banyak sudah hapal kebiasaan sang menantu yang tak akan beranjak sebelum yang lain juga selesai."Ada apa dengan istrimu, Zidan?""Gak apa-apa, Umi. Aina hanya kelelahan saja."Ummi Zakiah mengangguk, meskipun hatinya merasa

  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   45. Hati Yang Tertinggal?

    Tak ada yang terjadi di malam pertama bagi kedua pengantin itu. Keduanya masih sama-sama belum siap untuk melangkah ke hal yang lebih intim itu. Pacaran setelah menikah, mungkin itu yang terjadi di antara keduanya saat mereka berbincang-bincang berdua semalam. Sehabis sholat subuh pertama di rumah mertuanya, Aini memutuskan untuk pergi ke dapur dan membantu sang mertua untuk membuat sarapan. "Mau kemana, Dek?" tanya Zidan yang melihat Aini sudah memakai kembali hijabnya selepas sholat subuh."Mau ke dapur, Bang. Mau membantu Ummi masak buat sarapan." "Oh." jawab Zidan singkat diiringi anggukan kecil. Aini memaklumi jika suaminya masih bersikap kaku kepadanya. Maklum pernikahan ini di mulai dari ta'aruf dan perkenalan yang singkat, bukan sebab mengenal lama dan saling jatuh cinta. Meskipun Aini juga belum mencintai sang suami, tapi Aini akan berusaha mencintai suaminya dan akan berusaha menjadi istri yang baik buat Zidan. Aini memutuskan untuk keluar dari kamar mereka setelah di r

  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   44. Pernikahan Zidan

    "Buat apa ibu datang ke sini?" Tanya Rian sinis."Rian, kenapa ngomong gitu? Tentu aku kesini untuk mengunjungi Hilmi. Hari ini biarkan aku yang menjaga Hilmi, kamu bisa pulang dan istirahat." ujar mama Agni.Pagi ini, selepas Rian membeli sarapan, ia mendapati mama Agni yang udah berdiri di depan pintu ruang rawat Hilmi."Tak perlu. Aku tak butuh orang lain untuk menjaga kakakku. Silahkan ibu pergi dari sini karena kehadiran ibu tidak diharapkan!" Sanggah Rian sarkas.Bukan bermaksud untuk tidak sopan kepada orang tua, tapi Rian sungguh benci melihat keluarga lelaki bajing*n itu berkeliaran di sekitarnya.Kenapa kamu ngomong begitu, aku bukan orang lain. Aku adalah ...""Ibu dari lelaki baji***n yang sudah membuat kakakku seperti ini hingga depresi! Bukan begitu nyonya Agni?" Sinisnya."Rian,ngomong apa kamu ini, kenapa semakin ngelantur gitu!""Sudahlah, Bu, lebih baik anda pulang saja! Gak usah berpura-pura baik lagi kepada kami, toh sekarang Naila ada bersama anak dan mantu ibu."

  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   43. Wanita yang Dihakimi Massa

    "Mas, bangun ih! Ini Naila kenapa gak berhenti nangis dari tadi?"Kepanikan tergambar jelas di wajah Fika ketika sedari tadi ia berusaha menenangkan Naila yang menangis, tapi tak kunjung reda juga.Arfan yang masih merasakan kesakitan pada sekujur tubuhnya tak dapat bergerak dengan leluasa. Lelaki itu bangun dengan perlahan sambil meringis menahan sakit. Tulang-tulangnya terasa mau patah setelah kemaren di hajar habis-habisan oleh Rian."Coba sini aku yang gendong." Pinta Arfan saat dirinya sudah berhasil berdiri dengan tegak.Fika pun gegas memberikan Naila kepada Arfan. Arfan berusaha menimang Naila sambil bersenandung kecil dengan menggoyang-goyangkan badan mungil Naila. Namun, sudah hampir satu jam, Naila tak kunjung berhenti jua menangis."Coba panggil di Mbok, siapa tahu dia bisa menenangkan Naila!" titah Arfan yang langsung disetujui oleh Fika.Wanita itu gegas keluar dari kamarnya dan menuju ruang belakang tempat si mbok beristirahat. Di panggilan ke tiga, barulah si mbok memb

  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   42. Kepanikan

    Wanita itu berjalan mengendap dengan langkah yang diatur sedemikian rupa agar tak mengeluarkan suara. Ia tolehkan kepalanya ke kanan dan kiri guna memastikan bahwa tak ada yang melihatnya. Setelah merasa aman, barulah perempuan itu melanjutkan langkahnya dengan sangat pelan hingga ia keluar dari sebuah ruangan yang baru saja dihuninya.Tak ada yang tahu bahwa dia adalah pasien dari rumah sakit tersebut, karena ia sudah mengganti pakaian pasiennya dengan pakaian biasa yang ia ambil dari dalam lemari kecil di samping ranjangnya.Ya, wanita itu adalah Hilmi. Wanita yang kewarasannya sudah terganggu akibat ulah dari dua manusia yang tak punya hati. Tak ada lagi yang dipikirkan olehnya kecuali sang putri yang kini berada di tangan ayah kandungnya, yang di rebut paksa dari dirinya.Setelah melihat Rian yang sudah tertidur pulas, Hilmi bangun dan segera melepaskan selang infus di tangannya. Tak ia pedulikan rasa sakit di tangannya akibat jarum infus yang di buka secara kasar, kesakitan itu t

  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   41. Postpartum Depression

    Tiba-tiba Rian keluar dari kamar Hilmi dan meminta tolong pada Zidan membuat Zidan berhenti merenung. Penampilan Rian sudah acak-acakan, bocah remaja itu tampak berpenampilan semarawut dengan wajah yang terlihat begitu kusut."Sama ibu saja, ibu akan mengantarkan kalian ke rumah sakit." tawar mama Agni yang memang sejak tadi tidak pulang.Jangankan menjawab, menoleh saja Rian enggan pada wanita paruh baya yang matanya terlihat begitu sembab itu.Zidan dan Ummi Zakia menoleh ke arah mama Agni, lalu bergantian pada Rian yang masih menatap Zidan seolah keberadaan mama Agni tak kasat mata bagi Rian."Ayo!" Jawab Zidan menyetujui ajakan Rian.Setelahnya, mereka berangkat ke rumah sakit dengan Zidan yang mengemudi motor, dan Rian berada di jok belakang dengan menggendong Hilmi. Rian benar-benar mengabaikan tawaran mama Agni untuk menggunakan mobil milik mantan mertua Hilmi tersebut.Meskipun mendapat penolakan dan mendapati sikap dingin dari Rian,mam Agni tetap mengikuti mereka menuju rumah

  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   40. Pengkhianatan

    "Fan, kenapa kamu diam? Jawab pertanyaan Mama!" Bentak mama Agni pada putranya tersebut."Maaf, Ma. Arfan minta maaf." Arfan menjeda ucapannya, "Awalnya Arfan tak menyetujui niatan Fika, tapi mendengar usulan Mama waktu di restoran tadi pagi membuat Arfan yakin untuk menyetujui permintaan Fika. Ini demi kebaikan kita bersama, Ma." penjelasan Arfan membuat Hilmi mematung."Ja-jadi, kamu sudah tahu maksud kedatangan Fika, Mas? Kamu mau misahin aku dari Naila?" Tanya Hilmi dengan suara yang gemetar.Arfan duduk berjongkok di hadapan Hilmi, kemudian ia memegang kedua tangan Hilmi sambil menatap lekat pada manik mata yang kembali mengeluarkan cairannya itu, "Dengerin aku dulu, percayalah padaku, Naila akan lebih baik bersamaku dan Fika. Naila akan terjamin kebahagiaannya dengan di asuh oleh orang tua yang lengkap sebagaimana saran mama. Aku akan ... ""Arfan! Orang tua yang lengkap maksud mama itu kamu dan Hilmi, orang tua Naila, bukan kamu dan Fika!" Bentak mama Agni memotong ucapan Arfan

  • SEBATAS ISTRI FIGURAN   39. Kedatangan Arfan

    Kemudian pandangan Fika berpusat pada Hilmi, "Ini adalah kompensasi yang akan di terima olehmu sebagai ganti dari bayi itu. Jumlah keseluruhan uang yang ada di dalam koper ini senilai 1 Miliar sesuai yang tertera dalam lembaran perjanjian itu. Jadi, dengan uang ini kamu akan hidup lebih layak lagi dan kamu pasti bisa membeli rumah yang jauh lebih bagus dari rumah yang bagaikan kandang kambing ini." ujarnya dengan kalimat ejekan di akhirnya membuat ibu pemilik kontrakan yang juga ada disana menahan geram akan ucapan Fika yang sangat merendahkan rumah kontrakan miliknya."Cih!" Hilmi meludah ke hadapan Fika, "Sekalipun seluruh isi dunia ini kamu berikan sebagai pengganti bayiku, jangan harap aku akan memberikannya!""Sebaiknya lekas berikan bayi itu, atau aku telepon polisi sekarang, tak hanya dirimu, mereka semua," tunjuk Fika pada orang-orang selain para pengikutnya, "Akan ikut terseret ke dalam penjara!" Lanjutnya menakuti Hilmi.Braakkk!!!Suara pintu yang di dobrak oleh salah satu

DMCA.com Protection Status