Keesokan harinya setelah sarapan pagi, Adrian mengajak Sarah untuk berjalan-jalan pergi ke pantai. Mereka telah menyiapkan pakaian ganti karena Adrian ingin pergi surfing.Dengan mobil sportnya Adrian menyetir dengan membuka jendela mobil yang terbuka menikmati sinar matahari pagi Bali. Jalanan menuju pantai Canggu tidaklah terlalu ramai, namun mereka harus beberapa kaki menepi karena Sarah ingin mengambil foto upacara adat yang sedang berlangsung di Pura yang ada di tepi jalan.Adrian memandang istrinya yang cantik dengan dress pantainya bermotif bunga-bunga berwarna biru. "Istriku sangat cantik sekali, meski hanya memakai sendal jepit dan tanpa make up, wajah Laura yang ditutupi kacamata hitamnya yang penuh membuat penampilannya tetap memukau di mata Adrian."Apa kamu sudah selesai honey?" kata Adrian menghampiri Sarah yang sedang memandang ke salah satu anak kecil yang sedang berdoa di pura itu. Adrian memeluk tubuh Sarah lalu mengelus perutnya dengan mesra. "Kit
Mereka berkendara pulang kembali ke Villa. Jalanan sudah semakin padat dengan lalu lintas kendaraan yang lalu lalang. Jalanan yang ditempuh mereka juga semakin sempit karena ada pembangunan gorong-gorong air di sisi jalan.Adrian masih saja tersenyum di sepanjang perjalanan mereka karena mendengar Sarah mengomel tentang kejadian tadi. Apalagi ketika Sarah berhasil mengejar Adrian, laki-laki itu malahan membopong Sarah di pelukannya dan berteriak-teriak seperti orang gila."Ini istriku, dia sangat cantik kan kalau lagi marah. Aku sangat mencintainya dan aku tidak sabar untuk dihukumnya di kamar tidur!" Mendengar suaminya yang berteriak-teriak seperti itu Sarah menjadi kesal benaran karena malu. Ia memukul pelan dada Adrian lalu bersembunyi malu di pelukan suaminya."Lihatkan dia juga begitu mencintaiku. Dia sudah tidak sabar memelukku sekarang." mendengar Adrian yang berbisik Sarah kembali menepuk dadanya dan mencubitnya gemas. "Sudah jangan menggodamu lagi Adrian!"
"Hannah jangan tidak sopan dengan tuan Adrian?" kata ibu Panti dengan nada tinggi. "Maafkan tuan Adrian, biasanya Hannah ini sangat sopan sekali!" kata ibu Panti meminta maaf untuk Hannah."Kenapa aku harus minta maaf kalau dia juga tidak sopan bu." kata Hannah memberi argumen."Hannah, ayo minta maaf!" kata ibu panti menyuruh Hannah segera."No, maaf bu aku nggak mau. Maaf ya Bu." kata Hannya mendelik kasar pada Adriannlalu berlalu pergi dari ruangan itu."Maaf ya tuan Adrian itu Hannah dia besar di panti ini sekarang membantu saya mengelola panti ini. Maaf ya.""Tidak apa-apa kok bu, itu ibu saya datang saya permisi dulunya bu. Mau ke kamar kecil!" kata Adrian berbohong, padahal ia ingin mengejar gadis muda itu.***Setelah mencarinya ke seluruh panti dan bertanya pada orang-orang akhirnya Adrian menemukan gadis itu sedang bermain bersama anak-anak panti di halaman belakang."Hallo... Hai!" kata Adrian menyapa ramah pada Hannah dan anak-anak kecil di se
Hannah begitu cantik menunggu Adrian di depan pintu pant di hari sabtu yang sudah mereka janjikan. Dengan memakai mini dress berwarna hitam yang ia rancang sendiri dan sebuah tas jinjing berwarna senada, ia menggandeng tangan Adrian menuju mobilnya. "Apa kamu suka masakam Italia nona?" kata Adrian melajukan mobilnya menuju pusat kota."Sejak kecil aku tidak dibiasakan untuk memilih-milih makanan tuan, sehingga aku selalu menikmati nikmat dari makanan yang Tuhan berikan." kata-kata Hannah yang tidak terdengar seperti menggurui membuat Adrian tersentuh. Ia tahu Hannah adalah anak yatim piatu tapi ia tidak tahu bagaimana ia dibesarkan di panti itu. Tapi dari cara Hannah bersikap selama ini Adrian bisa menebak kalau hidup tidak selalu berlaku adil pada gadis cantik di di sebelahnya. Dengan pemikiran itu, ingin rasanya ia membawa Hannah hidup di rumahnya alih-alih dibesarkan di panti asuhan itu."Tidak usah mengasihaniku Adrian, hidupku tidak melulu keras. Aku punya ibumu,
Adrian melumat mulut Hannah, menyusuri kehangatan mulutnya dengan lidahnya. Adrian mencoba merasai bibir Hannah dengan lidahnya yang basah. Adrian lalu beralih ke leher Hannah yang indah dan gundukan payudara Hannah yang membuncah. Adrian kembali melumat puncak payudara Hannah yang tegak meruncing. Mencecap dengan lidahnya dan mengisap dengan mulutnya dari satu puncak payudaranya ke puncaknya yang lain. Lumatan Adrian yang rakus membuat Hannah bergerak gaduh dan mendesah-desah. Ia mengerang panjang, menikmati hangat mulut Adrian yang melumat habis payudaranya.Adrian menyusuri perut Hannah yang begitu langsing dan seksi. Pinggulnya yang berlekuk seperti gitar Spanyol, membuat Adrian terus mendesah. Ia ingin tahu bagaimana rasanya diguncang oleh bokong Hannah yang montok.Hannah mendesah keras, sentuhan dan lumatan mulut Adrian padanya saat ini sangat luar biasa nikmat. Begitu bergairah dan menuntut sehingga menimbulkan sensasi luar biasa pada tubuh Hannah. Tubuhnya suda
"Adrian, my baby kamu kenapa?" suara Sarah tidak didengar Adrian. Ia masih begitu syok sehingga dirinya sedang larut di dalam masa lalu bersama Hannah. Mulai dari awal pertemuan mereka, kencan pertama mereka sampai ketika Adrian memuthskan untuk menikahi Hannah. Lalu kecelakaan mereka yang membuat pikiran Adrian terus berkutat di situ.Mobilnya yang disalip, mobilnya yang berputar dan terguling, suara teriakan Hannah. Kengerian pemandangan mobil yang terpelanting lalu ketika ia melihat dirinya dan Hannah terbentur sisi-sisi mobil dan kegelapan yang cepat meliputinya ketika mobil itu sudah terpenuhnya terbalik.Tidak ada yang diingat Adrian lagi selain ia bangun dengan luka-luka di sekujur tubuhnya dan ibunya yang menangis mengetahui ia sudah tersadar. Lalu ia melihat Hendri berdiri dengan wajah yang sangat sedih, seolah ada sedeorang yang meninggal di ruangan itu. Tapi Adrian hidup dan ia hanya menderita luka-luka saja, tapi di mana Hannah. Sejak ia tersadar ia tidak melihat
"Siapa Hannah, perempuan yang dipanggil-panggil terus oleh suamiku?" tanya Sarah langsung terus terang pada Hendri."Maaf Nyonya, bukan saya bermaksud untuk kurang ajar tapi saya tidak bisa menjawabnya Nyonya. Mungkin Nyonya bisa bertanya lansung pada Tuan.""Bagaimana aku bisa bertanya jika Adrian saja tidak merespon semua pertanyaanku dan perlakuanku padanya. Ia sedang mengalami syok yang berat Hendri!" kata Sarah dan mulai menangis terisak."Ia tidak tahu harus mengadu pada siapa tentang kondisi suaminya ini selain pada Hendri. Sejak ibunya Adrian mengata-ngatainya Sarah tidak merasa nyaman untuk bercerita pada Nyonya Eliza. Apalagi Adrian dalam kondisi seperti ini ketika mereka sedang berlibur bersama di Bali."Pak Adrian syok? Apa yang sebenarnya terjadi Nyonya?" tanya Hendri mulai merasa khawatir ini berhubungan dengan trauma Adrian terhadap Hannah tunangannya dulu. Apalagi di awal Sarah menyebutkan nama Hannah yang terus disebut-sebut Adrian katanya.
Setelah selesai menemani Sarah sarapan dan berbincang, Adrian masuk ke kamar mandi dan mengisi air jacuzzi sampai penuh. Ia kembali ke kamar tidurnya dan mengendong Sarah dari tempat tidur masuk ke dalam kamar mandi."Apa yang kamu lakukan Adrian?" tanya Sarah tertawa kecil ketika Adrian menurunkannya duduk di tepian jacuzzi itu."Ini pelayanan super komplit Nyonya, sarapan, mandi dan bercinta seharian penuh." kata tertawa nakal dan mulai membuka pakaian tidur istrinya. Ia sempat-sempatnya memilin dan memeluntir puncak payudara Sarah yang menonjol. Setelah puas memeluntir, Adrian lalu membuka pakaiannya sendiri, sampai Sarah bisa melihat kalau kejantanan suaminya sudah sangat terangsang. Setelah terbebas dari semua pakaian Adrian bersandar di dalam jacuzzi dan menatap Sarah dengan tatapan penuh minat."Ke sinilah baby, mendekatlah padaku Sarah!" Ia meraih tangan Sarah yang duduk di depannya dan menarik gadis itu mendekat.Adrian melumat mulut Sarah dengan bernafsu da