Setelah selesai syuting, Ella membawa Sarah mampir ke sebuah kafe yang dekat dengan lokasi mereka syuting.
"Apa di sini tempatnya Ella?" kata Sarah memandang ke dalam kafe yang baru saja mereka masuki. Kafe itu bernuansa minimalis lengkap dengan desain interiornya yang bernuansa coklat kayu."Boleh ya kita mampir sebentar Sarah, tadi malam aku sangat kurang tidur jadi boleh kan kita mampir minum kopi sebentar di sini?""Hm... bagaimana kalau kita take away saja Ella?" kata Sarah mencoba memberi saran."Aku takut jika aku menyetir sekarang tanpa minum kopi aku akan tertidur saat menyetir Sar. Lagi pula ini satu-satunya kafe terdekat sebelum kita masuk ke dalam tol." jawab Ella diplomatis."Okey kalau begitu cepat pesan saja Ella, aku akan menunggu di sana." Sarah menunjuk salah satu meja yang berada di sudut ruangan. Tidak lupa Sarah memakai sun glasses-nya takut jika beberapa pengunjung mengenalinya sebagai aktris terkenal.Setelah kopi mereka tiba, Ella pamiSeusai rapatnya dengan perusahaan yang ia menangkan tendernya tempo hari, Adrian memanggil kembali ke kantor. Selama di perjalanan ia duduk di belakang mobil dengan diam dan membuat Hendri yang duduk di samping pengemudi mereka merasa ikut gelisah juga. "Sialan! Bajingan, kurang terbuka!" Di tengah keheningan di mobil Hendri melihat bosnya memaki lalu menonjok kepalan mengarahkan tangan ke kaca mobilnya yang anti. Membuat tangan Adrian memerah dan terluka. Baik sang supir dan Hendri tidak ada yang berani mengajak bicara bos mereka yang lagi terbakar amarah.
Adrian menghujam Sarah begitu kasar dan membuat Sarah hampir menjerit karena rasa sakit yang dirasakannya tetapi mulut Adrian membungkamnya dengan ciuman.Dengan beringas bibir Adrian melumatnya. Menjelajahi mulutnya dengan lidahnya yang basah. Tangannya liar meremas kedua payudara Sarah yang sintal. Menggesek puting Sarah dengan ibu jarinya. Membuat sebuah lenguhan lolos dari mulut Sarah.Bibir Adrian kembali melumat tidak membiarkan Sarah menjerit ketika ia memeluntir kedua puncak payudara Sarah dengan keras.setelah puas menjamah tubuh Sarah ia kembali bergerak dengan kasar, memasukkan dirinya begitu dalam dan cepat membuat Sarah tersengal dan kepayahan. Adrian menghujam kejantanannya dengan cepat dan begitu kasar. Membuat Sarah berkali-kali memohon pada Adrian untuk memelankan gerakannya. Dan setelah menghujam begitu kasar akhirnya Adrian menghentikan gerakannya. Adrian terus menahan posisinya untuk tidak bergerak agar Sarah merasa tersiksa dengan ukur
Usai kepergian Adrian dari kamarnya, Sarah menangis semalaman. Ia merasa kecewa dengan perlakuan Adrian padanya. Esok paginya ketika ia hendak melihat suaminya, ternyata Adrian sudah pergi pagi-pagi sekali dari rumah.Sarah termenung sendirian di meja makan yang penuh dengan sarapan pagi yang enak-enak. Melihat hidangan di meja bukannya berselera, Sarah malahan merasa mual. Ia tidak berselera makan sama sekali. Tapi Ella yang datang ke rumahnya memaksanya untuk makan sedikit saja untuk bayinya"Makan Sar, untuk bayimu kasihan jika ia harus menanggung lapar karena ibunya nggak nafsu makan." kata Ella menyuapkan satu buah softroll ke arah sahabatnya itu."Aku nggak lapar Ell, sungguh.""Sudah makan dulu, nanti lagi kamu mikirin Adriannya!" kata Ella lagi pada Sarah."Kok kamu tahu aku lagi ribut sama Adrian?" tanya Sarah menduga-duga."Ya tahulah dari wajah kamu yang kusut begitu. Kalau masalah gosip kan aku tahu kamu sering hadapin gosip yang lebih berat lagi
"Hai Laura, apa kita bisa bertemu sore ini sepulang aku kerja?" kata Adrian mendahului menyapa Laura di telepon."Hai Adrian, of course dimana kita mau bertemu.""Aku akan memberikan sebuah alamat restoran dan kita bisa bertemu di sana, mengerti?""Okey, i will see you there. And Adrian...."Adrian diam tidak merespon kata-kata selanjutnya yang akan Laura utarakan padanya."I miss you!" kata Laura sebelum Adrian menutup teleponnya.Setelah Adrian menutup telepon Laura bersorak senang mengetahui Adrian mengajaknya berkencan. Ia bahkan mengabari Mike bahwa rencana Mike dan Laura berhasil memisahkan Sarah dengan Adrian karena sekarang Adrian mau menemuinya di sebuah restoran dengan inisiatifnya sendiri."Apa ini kencan? Atau ia akan langsung memintaku menggantikan Sarah sebagai istrinya! Oh my... oh my lord... Aku tidak sabar untuk bertemu dia malam ini hahaha...." Laura langsung berhalusinasi tingkat tinggi membayangkan Adrian melamarnya dengan bunga dan musik di
Perasaan gelisah dan cemburu membuat Sarah bergegas menuju kamar tamu. Tapi tepat di depan pintu ia enggan membuka pintu yang terbuat dari kayu tebal berharga puluhan juta itu. Sarah mondar mandir di depan pintu kamar tamu itu. Menimbang apa yang harus ia katakan jika ia masuk ke dalam kamar yang Adrian tempati itu.Dan ketika Sarah hendak mengetuk pintu kamar itu, Adrian membuka pintu kamarnya. "Masuk jika kamu ingin masuk. Jangan berjalan-jalan di depan kamarku tanpa tujuan seperti itu." kata Adrian dengan gayanya yang tenang. Gelisah semakin melanda Sarah melihat pembawaan Adrian yang tenang, ia tidak bisa membaca raut wajah Adrian saat ini. Apa yang ada di pikiran suaminya itu. "Duduklah Sarah." Adrian menawarkan Sarah untuk duduk di tepi ranjangnya. Sementara ia sendiri menuju mini bar di sudut kamar. Sarah melihat beberapa botol sudah kosong, rupanya selama menempati kamar ini, suaminya telah mengosongkan beberapa botol minuman keras di mini bar kamar tamu ini.
Sudah satu minggu sejak skandal itu dan untuk memperlihatkan rumah tangganya baik-baik saja, Adrian mengadakan pesta meriah di rumahnya. Ia akan mengundang tamu penting bagi keluarga Darmawan dan juga para wartawan. Adrian akan meminta Sarah untuk berakting sebagai istri yang baik. Pagi itu Adrian berniat menyampaikan niatnya pada Sarah. Adrian sudah menunggu Sarah di meja makan untuk makan pagi bersama. Sarah terkejut ketika melihat Adrian sudah menunggunya di meja makan. Tidak seperti biasanya mereka makan bersama. Sejak Adrian tidur di kamar terpisah, ia selalu berangkat kerja lebih pagi dan pulang lebih malam dari Sarah keluar dari kamarnya. Dan Sarah tidak pernah melihat berbicara dengan Adrian secara langsung kecuali untuk pagi ini. Adrian sengaja berangkat ke kantor lebih lambat untuk menyarap dengan istrinya."Duduklah Sarah, makanlah bersamaku. Ada yang perlu aku bicarakan."Pagi ini Adrian begitu tampan dengan kemeja biru langitnya dan dasi yang berwarna senad
Sarah terbangun ketika gelenyar nikmat merasuki tubuhnya. Bibirmya lebih dulu mengerang nikmat sebelum kedua matanya terbuka. "Kamu begitu cantik Sarah, aku bisa gila kalau menahan ini lebih lama lagi sayang!" Bibir Adrian begitu dekat hingga nyaris menyentuh bibir Sarah ketika ia berkata dengan parau menyuarakan penderitaannya. Tangan Adrian sedang meremas kedua gundukan indah milik Sarah. Jari-jarinya menggesek, memilin dan memeluntir kedua puncaknya yang sudah kaku dan menegang. Menantang mulut Adrian untuk melumatnya."Katakan Sarah apa kamu merasakan hal yang sama? Mendamba bercinta denganku?" Desahan Adrian begitu berat sehingga membuat Sarah begitu menginginkan Adrian menyentuhnya.Adrian tidak perlu menunggu Sarah menjawab, ketika ia melihat kilat gairah yang sama di mata Sarah, Adrian mengerang parau. Ia melumat bibir Sarah yang penuh. Dengan satu tangan ia membantu meloloskan underware lace Sarah yang berwarna hitam. Membelai celah sempit milik
"Ayah?" Mata Sarah melotot penuh kengerian ketika melihat ayahnya dalam berjalan terhuyung ke salam ruangan pesta. Baju ayahnya terlihat sangat kumal dan tidak rapi, begitu juga dengan keadaan ayahnya yang tampak sangat mabuk dengan tangan kanannya yang memegang sebotol alkohol dan sesekali meminumnya."Ayah? Ayahmu? Di mana?" tanya Adrian ketika Sarah melepaskan pelukannya dan berjalan menghampiri seorang laki-laki yang Adrian pikir adalah seorang gelandangan pemabuk yang masuk tanpa izin ke rumahnya.Mata Adrian berkeliling mencari Hendri, tapi ia tidak menemukan asisten sialannya itu di saat ia paling membutuhkannya saat itu.Adrian yang sangat pintar, sudah bisa menduga resiko atau dampak yang akan diterimanya ketika wartawan mengetahui ayah mertuanya datang tanpa diundang ke pesta ini. Ia tidak bisa mengambil resiko saat ini. Tidak dengan banyak orang penting dan wartawan berkumpul di pestanya."Sarah, sebaiknya kita ajak ayahmu ke ruangan kerjaku dulu. Jangan s